Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIOLOGI, FORMASI, DAN DEGRADASI METABOLIT

HASIL PERAIRAN

“FISIOLOGI, FORMASI DAN BIODEGRADASI IKAN SIDAT


(Anguilla sp.)”

Disusun oleh :

Jelena Angel Visakhadevi 141911233067

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Fisiologi, Formasi dan Biodegradasi Ikan
Sidat (Anguilla sp.)” ini dengan baik. Penulisan makalah ini dilakukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi, Formasi dan Biodegradasi tepat pada
waktunya. Makalah Fisiologi, Formasi, Dan Degradasi Metabolit Hasil Perairan
ini telah penulis buat berdasarkan ide pemikiran dan referensi lainnya.

Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bidang perikanan.


Tidak lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada dosen pada mata kuliah
Fisiologi, Formasi, Dan Degradasi Metabolit Hasil Perairan yang telah
memberikan tugas ini sehingga saya mendapatkan pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari bahwa makalah Fisiologi, Formasi, Dan Degradasi


Metabolit Hasil Perairan ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saya memohon maaf jika masih terdapat kesalahan.

Sidoarjo, 14 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Fisiologi Ikan Sidat (Anguilla sp.)............................................................3
2.2. Formasi Ikan Sidat (Anguilla sp.)..............................................................4
2.3. Biodegradasi Ikan Sidat (Anguilla sp.)......................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1. Kesimpulan................................................................................................7
3.2. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
CONTOH SOAL..................................................................................................10

iii
DAFTAR SINGKATAN

EPA : Eikosapentaenoat

DHA : Dokosaheksaenoat

LNA : Asam alfa-linolenat

PV : Peroxide Value

Cm : Centimeter

O2 : Oksigen

pH : Power of Hydroge

RH : lemak tidak jenuh

R* : radikal bebas

ROO* : radikal perolsida

ROOH : hidroperoksida

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan salah satu spesies ikan yang
berpotensi sebagai komoditas ekspor dan banyak dikonsumsi di berbagai
negara karena memiliki kandungan gizi yang tinggi. Ikan sidat merupakan
ikan dari famili Anguillidae yang hidup di perairan Indonesia, mempunyai
karakteristik habitat yang unik yaitu dapat mendiami beberapa kondisi
perairan tawar, estuari, dan laut. Siklus hidup ikan sidat adalah
katadromus, yaitu bermigrasi ke laut untuk memijah, larvanya bermuara
ke sungai, kemudian hingga mencapai usia dewasa di perairan tawar. Saat
akan bereproduksi, ikan sidat akan kembali ke laut untuk memijah
(Indrawati dan Anggoro, 2016).
Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan ikan dari ordo Anguilliformes.
Siklus hidup ikan sidat terdiri dari lima tahapan, yaitu leptocephalus, glass
eel, elver eel, yellow eel, dan silver eel. Saat Ikan sidat memijah di laut,
ikan akan menghasilkan larva (leptocephalus), dan terbawa oleh turbulensi
arus ke arah tepi laut. Leptocephalus berkembang menjadi glass eels yang
mulai memiliki perubahan pigmen tubuh, kemudian berkembang menjadi
elvers dan mulai memasuki daerah sungai atau estuari. Elvers berkembang
menjadi yellow eels. Selama pematangan, ikan sidat berkembang menjadi
silver eels dan kembali ke laut untuk memijah dan mati. Ikan sidat fase
glass eel dan elver eel merupakan sidat pada stadia muda, sedangkan fase
yellow eel dan silver eel merupakan stadia dewasa. Persebaran ikan sidat
terdapat di daerah tropis maupun sub tropis. Terdapat 22 spesies ikan sidat
yang ditemukan di dunia dan sembilan spesies terdapat di Indonesia, yang
diantaranya yaitu Anguilla bicolor bicolor, Anguilla nebulosa nebulosa,
Anguilla bicolor pacifica, Anguilla interioris, Anguilla borneensis,
Anguilla celebesensis, Anguilla marmorata, Anguilla obseura, dan

1
Anguilla megastoma. Daerah penyebaran ikan sidat di Indonesia antara
lain meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua (Hakim, dkk., 2015).

1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain yaitu mahasiswa mampu
mengetahui fisiologi dari Ikan Sidat (Anguilla sp.), mengetahui formasi dari
Ikan Sidat (Anguilla sp.), dan mengetahui biodegradasi dari Ikan Sidat
(Anguilla sp.).

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain yaitu dapat
meningkatkan dan memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa
mengenai fisiologi, formasi dan biodegradasi dari Ikan Sidat (Anguilla sp.),
memudahkan mahasiswa dalam mengetahui informasi mengenai fisiologi,
formasi dan biodegradasi dari Ikan Sidat (Anguilla sp.).
1.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Fisiologi Ikan Sidat (Anguilla sp.)


Ikan sidat (Anguilla sp.) memiliki bentuk tubuh bulat memanjang.
Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular ini dapat memudahkan ikan
sidat untuk berenang diantara celah-celah kecil dan lubang sempit didasar
perairan. Ikan sidat memiliki panjang tubuh antara 50-125 cm (tergantung
jenisnya). Ikan ini memiliki 3 sirip yang meliputi sirip punggung, sirip
dubur dan sirip ekor yang menyatu pada badan. Selain itu, ikan ini
memiliki sisik yang sangat kecil berada di bawah kulit pada sisi lateral.
Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan spesies yang kuat terhadap perubahan
berbagai kondisi perairan seperti suhu, pH, dan salinitas yang
memungkinkan mereka untuk melakukan ruaya atau bergerak ke muara
sungai untuk tumbuh sampai dewasa dan kembali lagi menuju laut dalam
untuk reproduksi (Tsukamoto dan Kuroki, 2014).
Ikan sidat (Anguilla sp.) memiliki kemampuan bernafas dengan kulit
dan hampir sebagian pernafasan kulit dapat digunakan ketika ikan ini
berada pada kondisi hipoksia. Ikan sidat mampu menyerap oksigen dari
udara oleh kulit sekitar 60% dari total respirasi dalam air pada suhu 22°C.
Respons ikan sidat pada media dengan kandungan oksigen rendah yaitu
dengan mengeluarkan lendir. Secara eksperimental, lendir yang dilepaskan
menyebabkan ikan sidat bertahan sampai tujuh hari pada kelembaban
udara yang normal dan suhu rendah. Ikan sidat memiliki struktur kulit
yang tebal sehingga pada kondisi hipoksia semua kebutuhan oksigen dapat
dipenuhi secara cepat dengan respirasi kulit (Harianto, dkk., 2020).
Ikan sidat (Anguilla sp.) dalam fase ruaya ke muara sungai (perairan
tawar) sering berhadapan pada kondisi hipoksia. Kondisi tersebut terjadi
pada saat ikan sidat bermigrasi ke hulu (air tawar) atau pada saat ikan sidat
menggali lubang untuk bersembunyi. Selama pada kondisi tersebut, ikan

3
sidat menggunakan sistem pernafasan udara dengan gelembung renang
dan saluran pneumatik untuk bertahan hidup (Harianto, dkk., 2020).

2.2. Formasi Ikan Sidat (Anguilla sp.)


Ikan sidat memiliki keunggulan gizi atau nutrisi yang tinggi seperti
vitamin A, EPA (Eikosapentanoat acid) dan DHA (Dokosaheksanoat
acid) (Sudaryono, 2013). Asam lemak merupakan bagian dari minyak
lemak yang bermanfaat sebagai pelarut obat, kosmetik maupun bahan
tambahan. Asam lemak dibagi menjadi dua golongan yaitu asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh, asam lemak jenuh merupakan asam
lemak yang normal yang dibuat oleh tubuh yang bermanfaat untuk
melawan virus, bakteri, dan protozoa serta mendukung sistem kekebalan
tubuh. Sedangkan asam lemak tak jenuh, bermanfaat untuk membantu
tumbuh kembang otak, perkembangan indra penglihatan, dan sistem
kekebalan tubuh (Jamaluddin, dkk., 2018).

(Khamidina., dkk., 2017)

Asam lemak omega 3 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang
mempunyai ikatan rangkap banyak, ikatan rangkap pertama terletak pada
atom karbon ketiga dari gugus metil omega, ikatan rangkap berikutnya
terletak pada nomor atom karbon ketiga dari ikatan rangkap seblumnya.
Gugus metil omega adalah gugus terakhir dari rantai asam lemak. Asam
lemak omega-3 ini turunan dari (prekursor pendahulu nya), asam lemak
esensial linoleat dan linolenat. Asam lemak esensial tidak bisa dibentuk
dalam tubuh dan harus dipasok langsung dari makanan. Kemudian

4
prekursor itu masuk dalam proses elongate dan desaturate yang
menghasilkan tiga bentuk asam lemak omega 3 yang antara lain yaitu
LNA (asam alfa-linolenat (C 18 :3,n-3)), EPA(eikosapentaenoat (C20:5,n-
3)), serta DHA (dokosaheksaenoat (C22 : 6, n-3). (diana, 2012).

2.3. Biodegradasi Ikan Sidat (Anguilla sp.)


Biodegradasi adalah proses dimana senyawa organik pada makhluk
hidup yang bersifat kompleks kemudian diuraikan menjadi senyawa yang
lebih sederhana dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme tanpa
merusak lingkungan sekitar. Mikroorganisme memanfaatkan senyawa
kompleks sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhannya sehingga
menyebabkan senyawa tersebut terdegradasi (Dwicania, 2019).
EPA dan DHA merupakan asam lemak yang mempunyai banyak
ikatan rangkap sehingga mudah mengalami oksidasi dan mengakibatkan
rusaknya kedua asam ini. Reaksi oksidasi akan dipercepat oleh pemanasan
yang biasanya merupakan bagian dari prosedur pengolahan ikan sebelum
dikonsumsi. Kerusakan lemak di dalam bahan pangan dapat terjadi selama
pengolahan, proses pemanasan maupun penyimpanan. Kerusakan lemak ini
menyebabkan bahan pangan berlemak memiliki bau dan rasa yang tidak
enak, sehingga menurunkan mutu dan nilai gizinya. Penyebab kerusakan
lemak dibedakan atas tiga golongan, yaitu ketengikan karena oksidasi,
enzim, dan hidrolisis. Proses ini dapat terjadi dalam suhu kamar maupun
selama pengolahan menggunakan suhu tinggi. Reaksi oksidasi asam lemak
berlangsung dalam tiga tahap antara lain :
1. Inisiasi : RH → R* + H*
2. Propagasi : R* + O2 → ROO*
ROO* + RH → ROOH + R*
3. Terminasi : ROO* + ROO* → ROO* + O2
ROO' + R' → ROOR
R' + R' → R-R
Keterangan:
RH : lemak tidak jenuh
R* : radikal bebas

5
ROO* : radikal perolsida
ROOH : hidroperoksida

(Khamidina., dkk., 2017)

Senyawa tahap pertama hasil oksidasi lemak yang dapat dideteksi


adalah hidroperoksida. Hidroperoksida ini terbentuk pada tahap propagasi.
Produk oksidasi tersebut dapat diuji dengan uji bilangan peroksida
(Peroxide Value/PV), PV sering digunakan sebagai indikator tingkat
oksidasi yang telah terjadi (Fahmi, dkk., 2015) Bahan pangan berlemak
dengan kadar air dan kelembaban udara tertentu merupakan medium yang
baik bagi pertumbuhan jamur. Jamur tersebut mengeluarkan enzim yang
dapat mengurai trigliserida menjadi asam lemak bebas dan ghserol. Enzim
lipoksigenase secara tidak langsung dapat menyebabkan ketengikan pada
lemak karena mempunyai kemampuan mengkatalis reaksi oksidasi lemak.
Pada daging ikan segar, enzim lipida peroksidase masih dapat aktif
meskipun dibekukan sampai suhu -18°C. Dengan adanya air, lemak dapat
terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dipercepat oleh
adanya asam, basa, maupun enzim-enzim. Hidrolisis oleh enzim lipase
dapat terjadi pada semua jaringan yang mengandung minyak. Enzim ini
dapat mengurai lemak menjadi asam lemak bebas sampai dengan 10 % dari
total jaringan lemak (Khamidina., dkk., 2017).
Oksidasi asam lemak pada ikan yang tidak hanya akan menyebabkan
ketengikan tapi juga dapat menyebabkan turunnya nilai gizi karena
terjadinya reaksi antara senyawa-senyawa yang dihasilkan dengan asam
amino. Senyawa-senyawa hasil oksidasi lemak bahkan dapat menyebabkan
kanker (Fahmi, dkk., 2015).

6
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah yaitu
ikan sidat merupakan ikan berbentuk bulat memanjang yang merupakan golongan
katadromus. Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan spesies yang kuat terhadap
perubahan berbagai kondisi perairan seperti suhu, pH, dan salinitas. Ikan sudat
merupakan ikan laut yang kaya nutrisi yang salah satunya terdapat asam lemak
essensial didalam tubuhnya yaitu Omega 3 (EPA dan DHA). Namun, asam lemak
ini dapat rusak karena adanya oksidasi. Penyebab kerusakan lemak dibedakan atas
tiga golongan, yaitu ketengikan karena oksidasi, enzim, dan hidrolisis. Oksidasi
asam lemak pada ikan dapat menyebabkan ketengikan dan turunnya nilai gizi
karena terjadinya reaksi antara senyawa-senyawa yang dihasilkan dengan asam
amino.

3.2. Saran
Saran pada makalah ini yaitu diharapkan mahasiswa tidak hanya
mengetahui lebih banyak tentang fisiologi, formasi, serta biodegradasi ikan sidat
(Anguilla sp.) saja, tetapi diharapkan mahasiswa dapat mengetahui fisiologi,
formasi, dan biodegradasi pada bidang perikanan seperti hewan laut maupun
tumbuhan laut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Diana, F. M. 2012. Omega 3. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(2): 113-117.

Dwicania, E. 2019. Biodegradasi Limbah Plastik Oleh Mikroorganisme.


Universitas Trisakti, Jakarta.

Fahmi, A. S., W. F. Ma’ruf, dan T. Surti. 2015. Laju Oksidasi Lemak dan Mutu
Organoleptik Ikan Teri Nasi Kering (Stolephorus spp.) selama Penyimpanan
Dingin. 65-77.

Hakim, A. A., M. M. Kamal, N. A. Butet, dan R. Affandi. 2015. Komposisi


Spesies Ikan Sidat (Anguilla spp.) di Delapan Sungai yang Bermuara ke
Teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Indonesia. Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis. 7(2): 573-586.

Harianto, E., E. Supriyono, T. Budiardi, R. Affandi, dan Y. Hadiroseyani. Kinerja


Produksi dan Respons Fisiologis Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor
McClelland, 1844 yang Dipelihara dengan Ssistem Basah, Lembap, dan
Kering. Jurnal Iktiologi Indonesia. 20(2): 117-132.

Indrawati, A., dan Anggoro. 2016. Pemetaan Potensi Ikan Sidat (Anguilla bicolor
bicolor) pada Perairan Sungai di Kabupaten Purworejo. Prosiding Seminar
Nasional Tahunan Ke V 2015 Hasil Hasil Penelitian Perikanan dan
Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP. pp. 669-679.

Jamaluddin, P. Amelia, dan A. Widodo. 2018. Studi Perbandingan Komposisi


Asam Lemak Daging Ikan Sidat (Anguilla marmorata (Q.) Gaimard) Fase
Yellow Eel Dari Sungai Palu Dan Danau Poso. Jurnal Farmasi Galenika
(Galenika Journal of Pharmacy). 4(1): 73-78.

Khamidinal, N. Hadipranoto, dan Mudasit. 2017. pengaruh Antioksidan Terhadap


Kerusakan Asam Lemak Omega-3 pada Proses Pengolahan Ikan Tongkol.
Kaunia. 3(2): 120-138.

8
Sudaryono, A., Sapto, P., Putro, S. 2013. Tinjauan Potensi Pengembangan dan
Aplikasi Teknologi Budidaya Sidat. Semarang: Konferensi Akuakultur
Indonesia.

Tsukamoto K, Kuroki M. (ed.). 2014. Eels and humans. Humanity and the sea.
Springer. Japan. 186 p.

9
CONTOH SOAL
1. Ikan sidat memiliki kemampuan bernafas dengan kulit dan hampir
sebagian pernafasan kulit dapat digunakan ketika ikan ini berada pada
kondisi …
a. Kekurangan air
b. Ruaya
c. Hipoksia
d. Mati
e. Kekurangan makanan
2. Asam lemak tidak jenuh ganda yang mempunyai ikatan rangkap banyak,
ikatan rangkap pertama terletak pada atom karbon ketiga dari gugus metil
omega, ikatan rangkap berikutnya terletak pada nomor atom karbon ketiga
dari ikatan rangkap sebelumnya adalah…
a. Omega 3
b. Asam laurat
c. Asam miristat
d. Asam palmitat
e. Omega 6
3. Dibawah ini merupakan tahapan berlangsungnya reaksi oksidasi,
kecuali…
a. Inisiasi
b. Propagasi
c. Terminasi
d. Marinasi
e. Jawaban a, b, dan c benar

10

Anda mungkin juga menyukai