Anda di halaman 1dari 18

HADITS TENTANG KEWAJIBAN SHALAT, WAKTU SHALAT DAN TATA

CARANYA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Ahkam


Yang diampuh oleh bapak Abdul Haq Syawqi, S.HI.,M.HI.

Disusun oleh
Faiqoh Salsabila (20382012123)
Fajar Anshori (20382011015)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah hirobbil alamin, puja dan puji


syukur kami sampaikan kehadirat Allah swt, yang mana telah melimpahkan rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan makalah ini dengan baik.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita,
nabi besar Muhammad Saw. Yang telah mengangkis kita dari alam kegelapan menuju
alam yang terang benderang, yakni dengan adanya islam wal iman.

Adapun dalam penulisan makalah ini, materi yang akan dibahas


adalah”Hadits tentang kewajiban shalat, waktu shalat dan tata caranya.” Kami
menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan.Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang
bersangkutan .Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari “Hadits Ahkam” serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Pamekasan 22september 2021

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .....................................................................................................i

Kata Pengantar ........................................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................................iii

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II : Pembahasan

A. Apa haditskewajiban shalat.................................................................................3


B. Kapan waktu shalat.............................................................................................5
C.Bagaimana tata cara melaksanakan shalat...........................................................9
BAB III : Analisis
A. Analisis sanad.....................................................................................................13
B. Analsis matan .....................................................................................................13
BAB IV : Penutup

A. Kesimpulan ........................................................................................................14
B. Saran ...................................................................................................................14

Daftar Pustaka .........................................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hukum Islam, hadits menjadi sumber hukum kedua setelah al-Qur`an.
Penetapan hadits sebagai sumber kedua ini ditunjukan oleh tiga hal, yaitu al-Qur`an
sendiri, kesepakatan (ijma`) ulama, dan logika akal sehat (ma`qul).

Al-Quran menekankan bahwa RasulullahSAW. berfungsi menjelaskan


maksud firman-firman Allah (QS. 16:44). Karena itu apa yang disampaikan Nabi
harus diikuti, bahkan perilaku Nabi sebagai rasul harus diteladani oleh kaum
Muslimin.

Sejak masa sahabat sampai hari ini para ulama telah bersepakat dalam
penetapan hukum didasarkan juga kepada sunnah Nabi, terutama yang berkaitan
dengan petunjuk operasional.

Keberlakuan hadits sebagai sumber hukum diperkuat pula dengan kenyataan


bahwa Al-Qur`an hanya memberikan garis-garis besar dan petunjuk umum yang
memerlukan penjelasan dan rincian lebih lanjut untuk dapat dilaksanakan dalam
kehidupan manusia. Karena itu, keabsahan hadits sebagai sumber kedua secara
logika dapat diterima

Imam Ahmad menandaskan bahwa seseorang tidak mungkin bisa memahami


al-Qur`ân secara keseluruhan tanpa melalui al-hadîts. Imam Al-Syatibi
jugaberpendapat bahwa kita tidak akan bisa mengistinbath atau mengambil
kesimpulan dari hukum al-Qur`ân tanpa melalui al-hadîts. Dengan demikian
jelaslah fungsi al-hadîts terhadap al-Qur`ân itu cukup penting, yaitu sebagai bayân
atau penjelas.

1
Dengan adanya salah satu sifat manusiawi yaitu tingkat kepahaman sebuah
hukum yang ada di Al Quran,ada beberapa hal yang perlu diungkapkan dari
beberapa shariat islam yang berkaitan dengan kewajiban shalat, waktu shalat dan
tatacaranya. Oleh karena itu hal tersebut sangatlah menarik untuk dijadikan bahan
lembahasan untuk menambah pengetahuan dan lemahaman yang lebih dalam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hadits tentang kewajiban shalat ?

2. Kapan sajakah waktu shalat ?

3. Bagaimana tata caranya melaksanakan shalat ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hadits tentang kewajiban shalat

2. Untuk mengetahui kapan saja waktu shalat

3. Untuk mengetahui tata cara melaksanakan shalat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. HADIST TENTANG KEWAJIBAN SHALAT

Didalam perihal hadits tentang kewajiban shalat, ada dasarnya kewajiban


mendirikan sahalat itu dengan mengetahui dan memahami terlebih dahulu salah satu
ayat Al-Quranulkarim tentang perintah atau tuntutan peribadatan seorang hamba
kepada sang Khaliq(pencipta).Karena sesungguhnya keberadaan dan kedudukan
hadits hadits tentang kewajiban shalat bisa kita ketahui bahwasanya hadist tentang
kewajiban shalat merupakan penegasan hukum atau syariat islam oleh Nabi
Muhammad SAW. dan salah satu perkembangan dari sebuah dasar dasar tentang
kewajiban shalat yang melalui proses atau dengan cara memperhalus teori teori atau
pernyataan sebelumnya supaya lebih dipahami, dan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari hari yang tidak lain bertujuan dan berlandasan pada hal peribadatan
kepada Allah SWT. Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam. 1
Sholat juga menjadi pemisah antara keislaman dengan kekufuran dan kemunafikan.
Begitu banyak dalil dari Alquran dan hadits yang membahas tentang keutamaan
ibadah sholat. Salah satunya disebutkan dalam Al Quran surat Adz Dzariyat ayat 56:

َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬


‫س اِال لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

yang artinya: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka menyembah-Ku". {QS.AZ ADZARIYAT 27 ayat 56}

Dari penggalan ayat tersebut jika dilihat dari penafsiran maka, Allah SWT.
menciptakan dua mahkluk yaitu jin dan manusia dengan tidak lain tujuannya supaya
menyembah sang penciptan-NYA dengan cara beribadah sesuai ketentuan yang
memang sudah diperintahkan kepada hambanya. Didalam konteks pernyataan ayat
tersebut kita sebagai umat dari golongan manusia dengan berkeyakinan agama islam
1
Al utsmaini, “koleksi fatwa dan risalah” jilid XIII1998

3
yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW. telah di tetapkan tata cara menyembah
kepada Allah SWT. Dalam bentuk peribadatan yang salah satunya adalah shalat. 2

Sholat adalah amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab di hari
Kiamat. Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Abu
Daawud no: 864, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shohabat
Abu Hurairoh ra. dimana beliau berkata bahwa Nabi muhammad SAW. bersabda:

‫ان اول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من اعما لهم الصال ة قل يقول ربنا جل وعزالمال ىكته و هو اعلم انظروا‬
‫في صال ة عبدي اتمها ام نقصها فا نكانت تامة كتبت له تامة وان كان انتقص منها شىيا قل انظرو ا هل لعبدي‬
‫من تطوع فا ان كان له تطوع قل اتموا لعبدي فريضته من تطوعه شم تو خذ اال اعماله على ذاكم‬

Artinya: “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia
pada hari kiamat adalah sholatnya. Robb kita ‘Azza wa Jalla berfirman kepada para
malaikat-Nya -sedangkan Dia lebih mengetahui-, “Perhatikan sholat hamba-Ku,
sempurnakah atau justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan
baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allooh berfirman,
“Perhatikan lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan sholat sunnah?” Jikalau terdapat
sholat sunnahnya, Allooh berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada
sholat wajib hamba-Ku itu dengan sholat sunnahnya.” Kemudian semua amal
manusia akan dihisab dengan cara demikian.”

Dalam agama islam Allah SWT. menjanjikan surga kepada hambanya yang
mematuhi perintah dan menjauhi serta tidak melakukan larangannya begitu pula
sebaliknya Allah SWT. menjanjikan neraka kepada hambanya yang melanggar
perintah dan larangannya. Mengenai hal surga dan neraka kita sebagai hamba-NYA
harus menanamkan hal hal kebajikan untuk dijadikan amal baik kita sebagai bekal
ketika sudah menjalani kehidupan di akhirat kelak. Kahidupan di akhirat akan
menentukan nasib seseorang dari perbuatan seseorang tersebut disaat hidup didunia

2
Mardani, Hadits Ahkam, (Jakarta: Rajawali pers,2012)

4
yang sekarang kita tempati, perbuatan kita didunia ini akan menjadi cerminan
diakhirat nanti.3

Oleh karena itu kita masih berkesempatan dalam berbuat kebaikan yang
banyak di dunia ini. Hal peribatan yang memiliki nilai banhak kebaikannya adalah
Keutamaan sholat juga dapat memberikan kebaikan yang banyak bagi umat Islam.
Berdasarkan hadist riwayat Ahmad;

َ‫ ثم قال ؛ منْ َحافَظ‬، ‫ ذكر النبي صلى هللا عليه وسلم الصالة يو ًما ما‬، ‫من عبد هللا بن عمر رضي هللا عنه أنهما‬
ْ ِ‫ َو َم ْن لَ ْم ي َُحاف‬،‫ َونَ َجاةً يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬،‫ َوبُرْ هَانًا‬،‫َت لَهُ نُورًا‬
ٌ ‫ َواَل بُرْ ه‬،ٌ‫ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُور‬
، ٌ‫ َوال ن ََجاة‬،‫َان‬ ْ ‫َعلَ ْيهَا َكان‬
‫ َوُأبَ ِّي ْب ِن خَ لَف رواه احمد‬، َ‫ َوهَا َمان‬، َ‫ َوفِرْ عَوْ ن‬، َ‫َو َكانَ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َم َع قَارُون‬

Artinya:
'Abdullahbin'Umarradhiyallahu'anhuma,Nabishallallahu'alaihiwasallammengingatkan
tentangsholatpadasuatuhari,kemudianberkata; "Siapa saja yang menjaga sholat maka
dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat.
Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga sholat, dia tidak akan mendapatkan cahaya,
petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan
bersama dengan Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf." {HR. Ahmad}4

B. HADITS TENTANG WAKTU SHALAT

Shalat fardhu hanya sah dan boleh dikerjakan pada waktu-waktu yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Bila shalat itu dikerjakan di luar waktu yang telah
ditetapkan dengan sengaja, tanpa udzur syar'i, maka hukumnya tidak sah. Semua itu
dengan pengecualian, yaitu bila ada uzur tertentu yang memang secara syariah bisa
diterima. Seperti mengerjakan shalat dengan dijama' pada waktu shalat lainnya. Atau
shalat buat orang yang terlupa atau tertidur, maka pada saat sadar dan mengetahui ada
shalat yang luput, dia wajib mengerjakannya meski sudah keluar dari waktunya.

3
Ad-Dur Al-mukhtar jilid 1 hlm 331-343
4
Al-Qawanin Al-Fiqhiyah hlm 43

5
Adapun bila mengerjakan shalat di luar waktunya dengan sengaja dan di luar
ketentuan yang dibenarkan syariat, maka shalat itu menjadi tidak sah.5

Namun yang lebih spesifik menegaskan waktu-waktu shalat yang lima waktu adalah
hadits-hadits Rasululah SAW yang shahih dan qath'i. Tidak kalah qath'inya dengan
dalil-dalil dari Al-Quran Al-Kariem. Diantaranya adalah hadits-hadits berikut ini :

‫عن جابر بن عبدهللا ان النبي جاءه جبريل عليه السال م فقال له؛ قم فصلى الظهر حتى زالت الشمس ثم خاءه‬
‫العصر فقال؛ قم فصله فصلى العصر حين صار ضل كل شيء مشله شم جااه المغرب فقال؛ قم فصله فصلى‬
‫المغرب حين وجبت الشمس شم جااه العساء فقال ؛ قم فصله فصلى العشاء خين غاب الشفق شم جااه الفجر خين‬
‫برق الفجر او قل حين طلع الفجر فقال؛ قم فصله فصلى الصبج حين برق الفجررواه أحمد ونسائي وترمزي‬

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi SAW didatangi oleh Jibril
‘alaihissalam dan berkata kepadanya,"Bangunlah dan lakukan shalat". Maka beliau
melakukan shalat Zhuhur ketika matahari tergelincir. Kemudian waktu Ashar
menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan shalat". Maka beliau SAW
melakukan shalat Ashar ketika panjang bayangan segala benda sama dengan panjang
benda itu. Kemudian waktu Maghrib menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan
lakukan shalat". Maka beliau SAW melakukan shalat Maghrib ketika mayahari
terbenam. Kemudian waktu Isya' menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan lakukan
shalat". Maka beliau SAW melakukan shalat Isya' ketika syafaq (mega merah)
menghilang. Kemudian waktu Shubuh menjelang dan Jibril berkata,"Bangun dan
lakukan shalat". Maka beliau SAW melakukan shalat Shubuh ketika waktu fajar
menjelang. (HR. Ahmad, Nasai dan Tirmizy)

Di dalam kitab Nailul Authar karya Al-Imam Asy-Syaukani disebutkan bahwa Al-
Bukhari mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang paling shahih tentang
waktu-waktu shalat. Hadits ini berbicara tentang Jibril yang shalat menjadi imam bagi
Nabi SAW.

5
Asy-syarhu Ash-Shaghir jilid 1 hlm 219-338

6
1. SHALAT DZUHUR

Batas awal shalat dzuhur Dimulai sejak matahari tepat berada di atas kepala namun
sudah mulai agak condong ke arah barat. Istilah yang sering digunakan dalam
terjemahan bahasa Indonesia adalah 'tergelincirnya' matahari, dan batas akhir waktu
shalat dzuhur ini berakhir ketika panjang bayangan suatu benda menjadi sama dengan
panjang benda itu sendiri.

‫عن أنس بن مالك رضي هللا عنه قال ؛ ان البي صلي هللا عليه وسلم ؛ اذاشتد البرد بكر با لصال ة واذا اشتد الحر‬
‫ابرد با لصال ة رواه البخاري‬

Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallambersabda " bila dingin sedang menyengat, menyegerakan shalat. Tapi bila
panas sedang menyengat, beliau mengundurkan shalat." (HR. Bukhari)

2. SHALAT ASAR

Waktu shalat Ashar dimulai tepat ketika waktu shalat Zhuhur sudah habis, yaitu
semenjak panjang bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan panjang
benda itu sendiri.

‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال ؛ قل رسول الل ؛ وقت العصر ما لم تصفر الشمس رواه ابودودوالتر مذي‬

Dari Abi Hurairah radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Dan


orang yang mendapatkan satu rakaat shalat Ashar sebelum matahari terbenam, maka
dia termasuk mendapatkan shalat Ashar". (HR. Muttafaq ‘alaihi)..

3. SHALAT MAGHRIB

Sudah menjadi ijma' (kesepakatan) para ulama bahwa waktu shalat Maghrib
dimulai sejak terbenamnya matahari. Terbenamnya matahari adalah sejak hilangnya
semua bulatan matahari di telan bumi dan berakhir hingga hilangnya syafaq (mega
merah). Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW.

7
‫عن عبد هللا بن عمرو رضي هللا عنه قال رسول هللا وقت صال ة المغرب مالم يغب الشفق رواه مسلم‬

Dari Abdullah bin Amar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Waktu


Maghrib sampai hilangnya shafaq (mega)". (HR. Muslim).
Istilah 'syafaq' menurut para ulama seperti Al-Hanabilah dan As-Syafi'iyah adalah
mega yang berwarna kemerahan setelah terbenamnya matahari di ufuk barat.

4. SHALAT ISYA'

Waktu shalat Isya’ dimulai sejak berakhirnya waktu maghrib, dan terus berlangsung
sepanjang malam hingga dini hari tatkala fajar shadiq terbit.

‫عن جابر قل؛ والعشاء احيان واحيان اذا راهم اجتمعوا عجل واذا راهم ابطوا اخر والصبخ ؛ كن النبي‬
‫يصليهابغلس رواه البخاري ومسلم‬

Dan waktu Isya’ kadang-kadang, bila beliau SAW melihat mereka (para shahabat)
telah berkumpul, maka dipercepat. Namun bila beliau melihat mereka berlambat-
lambat, maka beliau undurkan. (HR. Bukhari Muslim).

5. SHALAT SUBUH

Seringkali orang terkecoh dengan dua istilah, yaitu shalat Fajr dan shalat shubuh.
Padahal sesunguhnya keduanya adalah satu. Shalat Fajr itu adalah shalat shubuh dan
shalat shubuh adalah shalat Fajr. Orang-orang di Hijaz (Jazirah Arabia) terbiasa
menyebut shalat shubuh dengan istilah shalat Fajr. Sedangkan bangsa Indonesia
terbiasa menggunakan istilah shalat shubuh. Namun keduanya satu juga, itu itu juga.
Waktu shalat Fajr atau shalat shubuh dimulai sejak terbitnya fajar shadiq hingga
terbitnya matahari. Fajr atau dalam bahasa Indonesianya menjadi fajar bukanlah
matahari. Sehingga ketika disebutkan terbit fajar, bukanlah terbitnya matahari. Fajar
adalah cahaya putih agak terang yang menyebar di ufuk Timur yang muncul beberapa
saat sebelum matahari terbit.

8
‫من عبدهللا بن عمر رضي هللا عنه قل؛ رسول هللا صل هللا عليه وسلم وقت صال ة الصبح من طلوع الفجر ما لم‬
‫تطلع الشمس رواه مسلم‬

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Dan


waktu shalat shubuh dari terbitnya fajar (shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari".
(HR. Muslim).

C. HADITS TENTANG TATACARA SHALAT

1. SHOLAT DENGAN BERDIRI / DUDUK / BERBARING :

Apabila ia tidak sanggup untuk berdiri akibat suatu udzur (antara lain sakit, dan
sebagainya) maka ia dapat sholat dengan duduk ataupun berbaring, sebagaimana
dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 1117, dari Shohabat
‘Imron bin Hushoin ,beliau berkata:

‫كاتة بي بواسيرهفسالت رسوهللا صل هللا عليه وسلم ؟ فقل؛ صلى قا ىمن فاان لم تستطع فاقعدا فا ن لم تستطع‬
‫فعلى جنب‬

Artinya: “Aku menderita wasir, maka aku bertanya pada Rosuulullooh SAW.
kemudian beliau menjawab, “sholatlah engkau dengan berdiri , jika kamu tidak
mampu duduklah. Dan jika kamu tidak mampu maka berbaringlah.”6

2. MENGHADAP KIBLAT :

sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 6251 dan Imaam
Muslim no: 397, dari Shohabat Abu Hurairoh ra ,bahwa Rosuulullooh
SAW.bersabda:

‫اذا قمت الى الصال ة فا سبغ الو ضواء استقبل الثبلة فكبر‬

Artinya: “Jika kamu berdiri sholat, maka sempurnakanlah wudhu kemudian


menghadaplah ke Kiblat, kemudian bertakbirlah.”
6
Ach.Rofi’i” dalil tentang cara shalat sesuai alqur’an dan sunnah”bandung,2014

9
3. TAKBIIROTUL IHROM :

Mengangkat kedua tangan saat Takbiirotul Ihroom dijelaskan dalam Hadits Riwayat
Imaam Abu Daawud no: 753 dan Imaam At Turmudzy no: 240, dari Shohabat Abu
Hurairoh ra ,dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany:

‫كان رسول هللا صل هللا عليه وسلم اذا دخل فى الصال ة رفع يدي̧ه مدا‬

Artinya: "Bahwa rasululloh SAW. Jika memasuki waktu shalat beliau mengangkat
kedua tangannya sembari menjulurkannya.”

4. RUKU’ :

Mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahu, ketika bertakbir untuk
rukuu’ dan ketika bangun dari rukuu’ adalah dijelaskan di dalam Hadits Riwayat Al
Imaam Al Bukhoory no: 735 dan Imaam An Nasaa’I no: 1059, dari Shohabat
‘Abdullooh bin ‘Umar ra.

‫ان رسول هللا صل هللا عليه وسلم كان يرفع يديه حذو منكبيه اذ ا افتتح الصال ة واذا كبر للر كوع واذا رفع راسه‬
‫من الر كوع رفعهما‬

Artinya: “Rosuulullooh mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua


bahunya ketika memulai sholat dan ketika bertakbir untuk rukuu’ dan ketika beliau
bangun dari ruku'"

5. I’TIDAL :
Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 498 dari ‘Aa’isyah
ra.bahwa:

‫وكان اذا رفع رأسه مناالركوع لم يسجد حتى يستوى قا اما‬

Artinya:“Adalah Rosuulullooh SAW. apabila mengangkat kepalanya dari rukuu’,


tidak bersujud sehingga berposisi berdiri tegak lurus.”
6. SUJUD :

10
Kemudian apabila seorang Muslim hendak bergerak menuju sujud maka ia
mengangkat kedua tangan terlebih dahulu sebagaimana gerakan takbiirotul ihroom
yang dijelaskan dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 390, dari Shohabat
‘Abdullooh bin ‘Umar ra.berikut ini bahwa beliau berkata:

‫اذا افتتح الصال ة رفع يديه حتى يخاذى منكبي̧ه وقبل ان ير كع واذا رفع من الركوع وال ير فعحما بين السجدتين‬

Artinya:“Aku melihat Rosuulullooh apabila membuka sholat, maka beliau


mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, dan ketika akan
ruku,’ dan ketika bangun dari ruku’. Tetapi tidak mengangkat kedua tangannya
diantara dua sujud.”

7. TASYAHHUD:

Dalam Tasyahhud Awal hendaknya seorang yang sedang sholat memposisikan


dirinya dalam sikap Iftirosy, sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim
no: 498, dari aisyah ra. Bahwa:

‫وكان يفرش رجله اليسرى وينصب رجله اليمنى‬

Artinya: “Nabi ‫ وسلم عليه هلال صلى‬menghamparkan kaki kirinya dan menegakkan kaki
kanannya.”

Dalam Tasyahud Akhir ini, seorang yang sedang sholat hendaknya memposisikan
dirinya dalam sikap Tawarruk, sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim
no: 579, dari Shohabat ‘Abdullooh bin Az Zubair ra.beliau berkata:

‫كان رسول الل صل الل عليه وسلم اذا قعدا فى الصل ة جعل قد مه اليسرى بين فجذه وسا قه وفرش قذمه اليمنى‬
‫ووضع يده اليسر ى على ركبته اليسرى ووضع يده اليمنى عل فخذه اليمنى واشار يا صبعه‬

Artinya:“Bahwa Rosuulullooh SAW. apabila duduk dalam sholat (Tasyahhud Akhir),


beliau SAW. mengedepankan kaki kirinya (mengeluarkan kaki kirinya) diantara
pahanya dan betisnya, dan menghamparkan kaki kanannya dan meletakkan tangan

11
kirinya diatas lutur kirinya. Dan meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya,
sembari memberi isyarat dengan telunjuknya.”

8. SALAM
Adapun ketika Salam, hendaknya seseorang memalingkan kepalanya ke kanan hingga
putih pipinya terlihat, kemudian memalingkan kepalanya ke kiri hingga putih pipinya
terlihat oleh orang dibelakangnya. Hal tersebut adalah sebagaimana dijelaskan dalam
dalil berikut ini: Hadits Riwayat Al Imaam An Nasaa’i dalam As Sunnan Al Kubro
no: 1248, dan dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam Shohiih
Sunnan An Nasaa’i no: 1324, dari Shohabat ‘Abdullooh bin ‘Umar ra.

‫انه كان يسلم عن يمينه وعن يسا ره؛ السال م عليكم ورحمة هللا السال م عليكم ورحمة هللا حتى ير ى بياض خذه‬
‫من ها هون وبياض خذه من ها هون‬

Artinya:“Bahwa Nabi SAW. bersalam ke kanan dan ke kiri dengan mengatakan


“Assalamu’alaikum Warohmatullooh”, “Assalamu’alaikum Warohmatullooh”
sehingga terlihat putih pipinya dari sini dan putih pipinya dari sini.

12
BAB III

ANALISIS MATAN DAN SANAD

Umumnya, hadits yang kita ketahui sekarang sudah dalam bentuk ringkasnya.
Namun, suatu dihadits dapat dikatakan shahih atau tidaknya adalah adanya
ketersambungan sanadnya sampai ke Rasulullah SAW.

Analisis sanad

‫عن عبد هللا بن عمرو رضي هللا عنه قال رسول هللا وقت صال ة المغرب مالم يغب الشفق رواه مسلم‬

Diriwayatkan oleh Muslim-Abdullah bin amar-hingga ke Nabi Muhammad SAW.

Analisis Matan

Dilihat dari segi kandungan maknanya, hadits tersebut sesuai dengan al-qur’an.
Bahkan bisa dikatakan hadits tersebut merupakan penjelasan terhadap ayat al-qur’an
Q.S Hud:144 yang berbunyi “Dan dirikanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan
petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus
kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat
Allah.

Adapun yang dimaksud dari “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi
siang( pagi dari petang) menurut Tafsir Ibnu Katsir: Ali bin Abi Thalhah berkata dari
Ibnu Abbas yakni Shalat Subuh dan Magrib. Begi juga yang dikatakan oleh Al-Hasan
dan Abdur Rahamn bin Zaid bin Aslam.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sholat adalah amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab di
hari Kiamat. Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Al Imaam
Abu Daawud no: 864, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari
Shohabat Abu Hurairoh ra. dimana beliau berkata bahwa Nabi muhammad SAW.
bersabda:

‫ان اول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من اعما لهم الصال ة قل يقول ربنا جل وعزالمال ىكته و هو اعلم انظ¸¸روا‬
‫في صال ة عبدي اتمها ام نقصها فا نكانت تامة كتبت له تامة وان كان انتقص منها ش¸¸ىيا ق¸¸ل انظ¸¸رو ا ه¸¸ل لعب¸¸دي‬
‫من تطوع فا ان كان له تطوع قل اتموا لعبدي فريضته من تطوعه شم تو خذ اال اعماله على ذاكم‬

Adapun waktu shalat yaitu ada 5 waktu yaitu duhur, ashar, magrib, isya’ dan
subuh. Untuk tata cara shalat mulai dari membaca niat, takbiratul ihram, membaca
do’a iftitah, membaca surah al-fatihah, membaca surah pendek, rukuk, bangkit dari
ruku’dengan melanjutkan gerakan iktidal, sujud pertama, duduk diantara 2 sujud,
sujud kedua, tahiyat awal, tahiyat akhir dan terakhir salam.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini menyadari banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan
nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran
mengenai pembahasan makalah diatas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al utsmaini, "Koleksi Fatwa dan Risalah" jilid XIII1998

Ach. Sarwat "Waktu Shalat" Rumah Fiqh Publishing no.53 Kemuning Setia Budi
2018.

Mardani, Hadits Ahkam, (Jakarta:RajawaliPers,2012).

Ad-Dur Al-Mukhtar jilid 1

Al-Qawanin Al-Fiqhiyah

Asy-SyarhuAsh-Shaghir jilid 1

M. Azami,Menguji Keaslian Hadis Hadis Hukum, (Jakarta:PustakaFirdaus,2004)

Ach.Rofi'i "Dalil Tentang Cara Shalat Sesuai Alquran dan As-sunnah"Bandung,2014

15

Anda mungkin juga menyukai