Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Peneliti Madrasah Ibtidaiyah
Pada Fakultas Tarbiyah dan Kepenelitian
UIN Alauddin Makassar
Oleh
manusia, karena di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan.
manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia atau untuk memuliakan
dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam bagaimana
harusnya pendidikan itu dilaksanakan. Ilmu yang menjadi dasar tersebut haruslah
yang telah di uji kebenaran serta keampuhannya. Ilmu tersebut adalah ilmu
pendidikan.1
sekolah inilah terjadi proses pembelajaran yang melibatkan peneliti dan peserta
1
Syafril dan Zulhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok; Kencana, 2017), h.
25.
2
Republik Indonesia, Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Jakarta: Citra Umbara, 2006), h. 76.
ada pada peserta didik. Proses pembelajaran adalah salah satu langkah dalam
suatu usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, peneliti dan peserta didik
proses pembelajaran dan tidak menjadikan peserta didik hanya sebagai objek.
Akan tetapi, peneliti harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, edukatif
dan inovatif dalam belajar serta mampu membimbing sehingga terjadi perubahan
positif tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik pada peserta didik.
Terjemahnya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan kepadamu:
"Berdirilah kamu",maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajatdi antaramu dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.3
Pada ayat di atas menjelaskan tentang pendidikan. Yaitu Allah akan
meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang yag menuntut ilmu.
Jika di perhatikan, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
sehari-hari. Ketika peserta didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara
Kementerian Agama RI, Kitab Al- Qur’an Al- Fatih dengan Alat Peraga Tajwid Kode
3
mengorganisir antara kompetensi yang harus diraih oleh peserta didik, materi
Sumber belajar sangat banyak, bahkan segala yang ada didunia ini dapat
dijadikan sebagai sumber belajar. Salah satu sumber belajar dalam pendidikan
meski peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangat penting.
tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang sedang disampaikan menjadi
pembelajaran dituntut untuk lebih aktif secara fisik, intelektual maupun emsional.
Dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan keaktifan peserta didik maka
dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik
peserta didik, serta situasi atau kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan
4
Rusman, Model-Model Pembelajara Mengembangkan Profesionalisme Peneliti, (Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2010), h. 132.
pembelajaran, metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang
lebih aktif dari peserta didik sehingga teori yang didapatkan peserta didik tidak
didik lebih aktif dalam peroses pembelajaran, model pembelajaran inquiry adalah
proses pembelajaran yang membuat peserta didik untuk bisa mencari dan
Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V-IV di
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan
dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar
5
Rusman, Model-Model Pembelajara Mengembangkan Profesionalisme Peneliti, h. 133.
6
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan (Cet. 3; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), h.
22.
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa
individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak
didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin
kompetensi yang harus diraih peserta didik, materi pembelajaran, pokok bahasan,
pengorganisasian kelas, dan penilaian. Dan salah satu yang termasuk ke dalam
proses berpikir sistematis. Kata kunci pembelajaran ini salah satunya adalah
konsep, konsep ke fakta, namun juga penerapan teori. Istilah inquiry sering
Kebutuhan akan pendidikan dari semula telah melekat pada fitrah manusia
daya serap yang tersimpan pada diri setiap peserta didik. Peneliti juga mempunyai
hak otonom untuk mengarahkan anaknya, serta berkewajiban secara kodrat untuk
dapat mengembangkan daya serap yang dimiliki oleh peserta didik. Sebaiknya
bagi peserta didik, keluarga juga merupakan tempat pertama yang dikenal anak
dalam memberi fasilitas pembelajaran. Sebagai mana yang kita ketahui adalah
orang tua merupakan pendidik utama dan pertama, di dalam keluarga anak mulai
mendapatkan pendidikan. 8
Dalam proses pembelajaran kita ketahui bahwa ada satu perangkat jiwa
peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti juga berpengaruh
7
Muhammad Yaumi, Belajar dan Mengajar dengan Media dan Teknologi (Cet. 1;
Penerbit Syahadah, 2017), h. 90.
8
Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Cet. 1: Depok: Kencana, 2017), h. 90.
model pembelajaran inquiry, dimana mengikutsertakan serta mengembangkan
pemikiran peserta didik dalam suatu pembelajaran agar materi yang disampaikan
oleh peneliti dapat diserap dengan baik oleh peserta didik tersebut.
mengasuh anak didik menguasai kelas merupakan salah satu tantangan yang
paling sulit dan paling mendesak yang dihadapi oleh hamper semua peneliti.
Bahkan dalam keadaan yang baik pun, kebanyakan peneliti mempunyai persiapan
yang sangat minim dalam menjalani proses mendidik peserta didiknya. Karena
kepada siswa.9
hasil observasi dan ingatan mengenai bagaimana dahulu peneliti mengasuh serta
mendidik peserta didik sehingga daya serapnya dapat berkembang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
pembelajaran menggunakan metode ceramah atau peneliti yang lebih aktif dari
peserta didik sehingga teori yang didapatkan peserta didik yang kurang
9
Rudono Hasranto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 9.
pembelajaran inquiry inilah yang dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
membuat peserta didik untuk mampu mencari dan menyelidiki suatu masalah.
Kabupaten Bulukumba?
Kabupaten Bulukumba?
C. Hipotesis
peneliti dan berasal dari jawaban teoretis yang bersifat sementara serta jawaban
tersebut belum berasal dari fakta yang empiris yang diperoleh melalui
dari hasil telaah pustaka sehingga bentuk rumusannya harus sejalan dengan hasil
telaah pustaaka atau bahasan teoretik yang relevan dena rumusan masalah. 11
Berdasarkan kajian teoretik dan penelitian yang telah dijelaskan oleh peneliti
tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam memahami konteks judul skripsi ini,
dan kiranya bagi peneliti memberikan batasan dan penegasan istilah dari judul
tersebut:
menekankan agar peserta didik dapat berfikir kiritis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu persoalan yang diberikan oleh pendidik.
Hasil belajar adalah merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
telah dilakukan oleh peneliti.Penilaian hasil belajar yakni proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu. Hal
ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku ini sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, dalam penilaian hasil
belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah
laku yang diinginkan dikuasai peserta didik menjadi unsur penting sebagai dasar
dan acuan penilaian. Penilain proses belajar merupakan upaya memberi nilai
terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh peserta didik dan peneliti
dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana
12
Dimyati dan Mudjiono, Belajar & Pembelajaran (Jakarta:Rineka Cipta,2013), h. 3.
tingkah laku peserta didik. Oleh karena itu, penilaian hasil dan proses belajar
saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat sebuah proses.13
Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Rerata selisih skor pada
sebesar r = 0,59 termasuk kategori efek besar atau setara dengan 34,
81%.14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XIII; Bandung: PT.
13
14
Agustina Niki Safitri, “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar
siswa kelas IV Muatan IPA Tentang Morfologi Tumbuhan di SDN Deresan”, Skripsi (Yogyakarta:
Fakultas Kepenelitian dan Ilmu Pendidikan, 2018), h. 8.
bahwa siswa yang memiliki kategori sangat rendah tidak adasiswa dengan
0%, kategori sedang tidak ada siswa dengan presentasenya 0%, dengan
katogori tinggi terdapat 29 orang siswa presentasenya adalah 90, 62%, dan
adalah 9,375%. Karena nilai t hitung≥ dari t tabel maka H0 ditolak sehingga Ha
adalah jenis penelitian quasi eksperimen tipe non equivalen control group
model inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan hasil uji
pengaruh sebesar = 0,61 atau setara dengan 25% termasuk kategori besar.
15
Sitti Magfira, “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Fisika
Kelas VII SMP Negeri 32 Makassar”, Skripsi (Makassar: Fakultas Tarbiyah dan Kepenelitian
2016), h. 13.
model pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar IPA . Dengan demikian
Model Inquiry terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Pokok Bahasan
Gerak”. Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis
pada taraf signifikan 5% dan dk= 61,dengan uji prasyarat normalitas dan
perhitungan statistic didapatkan harga t hitung sebesar 2,52, dan t tabel pada
taraf signifikan 5% dan dk= 61 adalah 1,99, maka pada penelitian ini
didapatkan hasil t hitung ≥ t tabel hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol
(H0) ditolak dan hipotesis penelitian (Ha) diterima. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
inquiry lebih tinggi daripada hasil belajar fisika siswa yang diajarkan
F. Tujuan Penelitian
16
M Khaerul Rizal “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar IPA
pada Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur” Skripsi (Lampung:
Fakultas Kepenelitian dan Ilmu Pendidikan, 2018), h. 2.
17
Ade Yusman, “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa pada Pokok Bahasan Gerak” Sripsi (Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Kepenelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2010), h. 4.
1. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam penggunaanmodel
Kabupaten Bulukumba.
Kabupaten Bulukumba.
Kabupaten Bulukumba.
G. Kegunaan Penelitian
mengajar.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Model Pembelajaran
pembelajaran tertentu yang dapat diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dan dapat dicapai dengan lebih efektif
dan efesien. Model inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
Ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu menekankan kepada
siswa sebagai subjek belajar), seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) serta
peserta didik sebagi subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran dari penjelasan peneliti secara
verbal, akan tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
diarahkan untuk mencari atau menemukan jawaban dari suatu yang dipertanyakan
atau dikerjakan sehingga dapat diharapkan menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief). Oleh karena itu model pembelajaran inquiry tidah hanya menempatkan
peneliti sebagai sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator dan motivator dalam
karena itu, dalam model pembelajaran inquiry pada peserta didik yang dituntut
berorientasi pada hasil belajar, dan juga berorientasi pada proses belajar. Oleh
model inquiry bukan ditentukan oleh sejauh mana peserta didik menguasai materi
menemukan sesuatu.
b. Prinsip interaksi
didik maupun interaksi peneliti bahkan interaksi peserta didik dengan lingkungan
bukan hanya sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri. Peneliti mengarahkan agar peserta didik mampu
c. Prinsip bertanya
18
Jumanta Hamdayama, Motodologi Pengajaran(Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2017),
h. 132.
didik untuk dapat menjawab setiap pertanyaan yang sudah termasuk dalam bagian
proses berpikir. Oleh karna itu kemanpuan peneliti dalam setiap langkah
e. Prinsip keterbukaan
Oleh karena itu, peserta dididk perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai
a. Orientasi
didik untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini merupakan
b. Merumuskan masalah
yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang pada peserta didik untuk untuk dapat berpikir dan memecahkan teka
teki. Dikatakan teka teki dalam perumusan masalah yang akan dikaji disebabkan
masalah tersebut tentu ada jawabannya, kemudian peserta didik didorong untuk
c. Mengajukan hipotesis
kebenarannya. Dan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti untuk
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan hasil
pengumpulan data.
f. Merumuskan kesimpulan
19
Jumanta Hamdayama, Motodologi Pengajaran, h. 136.
Pendekatan inqury terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya
intervensi peneliti terhadap peserta didik atau besarnya bimbingan yang diberikan
oleh peneliti kepada peserta didiknya. Ketiga jenis pendekatan inquiry tersebut
yaitu:
belajar dengan pendekatan inquiry karena dalam pendekatan inquiry bebas ini
mendapatkan peserta didik seolah olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Peserta
bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topic untuk diselidiki
peneliti.
diajarkan oleh peneliti agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
belajar.
7) Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat
tentukan.
b. Sebuah aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan
peserta didik.
hipotesisnya.
hanya dituntuk agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaiamana mereka
berpikir siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi yang akan
sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih
baik.
b. Membantu dan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
c. Membantu peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
belajar.
22
Nurfadillah,”pengaruh model inquiry gulded inquiry dan discovery learning terhadap
hasil belajar fisika siswa kelas XI ipa SMAN 1 Bulupaddo “(skripsi sarjana,fakultas tarbiyah dan
kepenelitian uin alauddin Makassar,2015/2016), h.12-23
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental.
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik berupa
angka atau skor setelah menyelesaikan tes yang diberikan. Untuk mengetahui
belajar yang diperoleh peserta didik. Oleh sebab itu hasil belajar dapat dijadikan
proses pembelajaran.23
peserta didik akan menghasilkan suatu perubahan pada diri peserta didik sebagai
hasil dari kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri peserta didik
Hasil belajar menggolongkan hasil belajar itu menjadi tiga tahap yaitu
kognitif, efekti dan psikomotor. Hasil belajar kognitif yaitu hasil hasil yang
evaluasi, dan kreatif. Hasil belajar ranah efektif yaitu menunjuk pada hasil belajar
yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Jenis belajar ranah ini terdiri dari lima
jenis, yaitu: kepekaan yaitu sentivitas mengenai situasi dan kondisi tertentu serta
23
M. Yusuf T. dan Mutmainnah Amin, “Pengaruh Mind Map dan Gaya Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa.”Jurnal, Vol.1, No. 1, (Juni 2016), h. 87.
24
S. Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Cet. VI; Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2014), h. 25.
sikap, mencakup menerima suatu niat, menghargai, mengaku, dan menentukan
sikap.
didik yang selalu berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Menurut Wandah
Wibawanto dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Internal
Fakto internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik.
a) Faktor kesehatan
Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan
pembelajaran.26
b) Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar. Dan peserta didik
2) Faktor Psikologis
dan kesiapan.
25
Wandah Wibawanto, Desain dan Pemrograman Multimedia Pembelajaran
Interaktif(Jember: Cerdas Ulet Kreatif, 2017), h. 2.
26
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Cet.VI; Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 55.
a) Intelegensikecakapan yang terdiri dari tiga jenis yakni kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau
sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka
jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik, maka timbullah
menghasilkan prestasi yang tinggi, dan sebaliknya minat belajar kurang akan
belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari peserta didik sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan
menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, namun tetapi untuk mencapai
tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat yaitu motif
27
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 57.
f) Kematangan merupakan suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang,
g) Kesiapan yakni kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan itu
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika peserta didik belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik,
1) Faktor Keluarga
cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya
kedua orang tua, akrab atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya
hubungan orang tua dengan anak, tenang atau tidaknya suasana rumah, semuanya
2) Faktor Sekolah
sarana, metode mengajar, kurikulum, relasi peneliti dengan peserta didik, relasi
peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, serta metode belajar dan tugas rumah.
C. Peserta Didik
28
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, h. 59.
Istilah peserta didik dapat digunakan berdasarkan pada pandangan bahwa
makhluk manusia yang dididik yaitu makhluk yang berkepribadian istilah tersebut
masalah.
lingkungan.
didik itu pada tiap-tiap. Seorang pendidik harus memahami tahap-tahap pada
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
O1 X O2
Keterangan :
a. Variabel Penelitian
1. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan perilaku, kepandaian,
atau kemampuan seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap
demi tahap. Hasil belajar erjadinya perubahan perilaku, kepandaian
atau kemampuan seseorang pada mata pelajaran fisika.
2. Operasional
Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa melalui tes pilihan
ganda setelah mengalami proses belajar mengajar. Sehingga hasil
belajar fisika merupakan hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran
fisika setelah mengalami proses mengajar dan ditandai dengan adanya
perubahan – perubahan.
C. Instrumen Penelitian
Tes hasil belajar diberikan untuk mengukur hasil belajar siswa pada
ranah kognitif terhadap materi yang telah dipelajari. Tes hasil belajar
diberikan secara bersamaan kepada seluruh siswa dalam bentuk tes obyektif
(pilihan ganda).Tes tersebut disusun sesuai rumusan indikator yang
dikembangkan pada materi. Tes ini terbagi atas dua macam yaitu:
a. Pre test, adalah tes yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengukur hasil belajar sebelum penerapan Model Pembelajaran
inquiry.
b. post test adalah untuk mengukur hasil belajar yang diberikan kepada
peserta didik setelah penerapan Model Pembelajaran inquiry.
Satu ukuran statistik yang menunjukkan jarak penyebaran data antar nilai
berikut:
R = X t - Xr
Keterangan:
R = Range
Xt = Nilai Tertinggi
Xt = Nilai Terendah.29
29
Hartono, Staistik Untuk Penelitian (Cet. VI; Yogyakarta: Zanafa Publishing, 2012), h.
53-54.
2) Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
N = Jumlah data
Log = Logaritma.30
∑ f i xi
x= i=1k
∑ fi
i=1
Dimana:
x = Rata-rata.
f i = frekuensi ke –i.
x i = nilai tengah.32
32
Muhammad Arif Tiro.Dasar-Dasar Statistika (Cet. I; Makassar: Andira Publisher,
2015), h. 127-128.
Keterangan:
P = Angka persentase
S=
√ ∑ f i ( x i−x )2
( n−1 )
d. Kategorisasi
Tinggi X > M + 1 SD
Sedang M – 1 SD ≤ x ≤ M + 1 SD
Rendah X < M – 1 SD
tentang populasi yang diteliti berdasarkan kepada data yang diperoleh dari
dibuat sebelumnya.
33
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 154.
sampel besar, serta berlandaskan pada ketentuan bahwa datayang akan dianalisis
menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal, jumlahsampel kecil, dan
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Sebelum analisis perbedaan dilakukan, maka peneliti harus melakukan
pengujian normalitas data mengenai pengaruh penggunaan model pembelajaran
inquiry dan data daya serap peserta didik. Pengujian normalitas ini bertujuan
untuk mengetahui statistik apa yang akan dipakai, apakah statistik parametris atau
statistik nonparametris.
D hitung =max |F 0 ( X )−S n ( X )|
Keterangan:
F 0 ( X )= Distribusi frekuensi kumulatif teoritis
. Dengan kriteria pengujian adalah jika Dhitung < Dtabel , maka H 0 diterima.34
bawah 0,05 berarti data tersebut tidak normal dan jika signifikansi di atas 0,05
2) Uji Homogenitas
Jika datanya normal, maka peneliti menggunakan statistik parametris yaitu uji
independent sample t test. Tapi sebelum melakukan uji independent sample t test,
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika (Cet. I; Jakarta: PT
34
yang mana yang akan digunakan. Pengujian uji homogenitas varian digunakan uji
b. Uji Hipotesis
keputusan tentang populasi yang diteliti berdasarkan kepada data yang diperoleh
dari sampel.35
interval dan rasio, jumlah sampel besar, serta berlandaskan kepada ketentuan
35
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 154.
Sedangkan statistik nonparametris yaitu digunakan untuk menganalisis
data yang berbentuk nominal dan ordinal, jumlah sampel kecil, dan tidak harus
berdistribusi normal.
terdapat beberapa rumus t test yang digunakan untuk pengujian, dan berikut ini
a) Bila jumlah anggota sampel sama (n1 =n2) dan varians homogen (σ 1 =σ 2 ),
2 2
maka dapat digunakan t-test baik untuk separated maupun pool varians.
b) Bila (n1 ≠ n2) dan varians homogen (σ 1 = σ 2 ), dapat digunakan t-test dengan
2 2
d) Bila (n1 ≠ n2) dan varians tidak homogen (σ 1 ≠ σ 2 ). Untuk ini digunakan t
2 2
test dengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t tabel dihitung dari
selisih harga t tabel dengan dk = (n1 −1¿ dan dk =( n2−2) kemudian dibagi 2,
√
2 2
s1 s 2
+
n1 n2
36
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, h. 139.
x X 1−x X 2
t=
√
2 2
n n1 + nn 2−2 (n )
( n S1−1 ) S + ( nX 2−1 ) s S 2 1
1
+
1
n2
kecil atau sama dengan ttabelmaka H0 diterima dan bilathitunglebih besar dari
ttabelmakaH0 ditolak.
Peneliti juga bisa menggunakan SPSS untuk melakukan uji t. Nilai ttabel
pada taraf kepercayaan 95 % (α =5 % , karena uji bersifat dua sisi, maka nilai α
yang dirujuk adalah α /2=5 % / 2=0,025 ¿ ¿ dan derajat bebas (dk =n−2¿ . Dengan
kriteria pengambilan keputusan pada uji dua arah yaitu jika −t tabel ≤t hitung ≤+t tabel,
maka H 0 dit erima dan jika t hitung > t tabel , maka H 0 ditolak,37 atau jika Sig> α , maka
Hipotesis:
H 0: μ1=μ 2
H 1: μ1 ≠ μ2
sampel.
H 1 =Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
sampel.
F. Prosedur Penelitian
Data yang terkumpul dalam penelitian ini bersumber dari hasil kajian
37
sRiduwan, Dasar-Dasar Statistika (Cet. XIII; Bandung: Alfabeta, 2015), h. 216.
38
Triton Prawira Budi, SPSS 13.0 Terapan (Cet. I; Yogyakarta: Andi, 2006), h. 175.
pustaka. Data yang bersumber dari kajian pustaka diperoleh dengan membaca
buku- buku ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh kerangka berpikir atau sebagai landasan
untuk berargumen dalam memaparkan sesuatu yang erat kaitannya dengan
penelitian ini.
Dari hasil bacaan tersebut, diadakan kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung yang dimaksud adalah kutipan yang diambil dari
buku tanpa merubah redaksi kalimatnya, sedangkan kutipan tidak langsung
kutipan yang diambil dari buku dengan merubah redaksi kalimatnya, namun
mempunyai maksud dan arti yang sama.
36
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti menpenelitis surat izin penelitian dari fakultas
kemudian membuat surat tembusan kegubernuran, bupati dan kesekolah.
Kemudian peneliti meminta izin kepihak sekolah SMP Negeri 32 Makassar
sekaligus melakukan observasi. Selanjutnya mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran saat penelitian
berlangsung berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, format
kerja peserta didik dan alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Perangkat
pengajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, format kerja
peserta didik dan instrument dikonsultasikan kepada pembimbing 1 dan
pembimbing 2.
2. Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran
penelitian.
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, akan dibahas hasil penelitian secara rinci dengan pendekatan
analisis statistik. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitin ini yaitu analisis
deskriptif dan analisis inferensial.
Analisis deskriptif merupakan analisis statistik yang tingkat pekerjaannya
mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan,
dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas,
dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa, atau keadaan. Dengan kata lain, statistik
deskriptif merupakan statistik yang memiliki tugas mengorganisasi dan menganalisis
data agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai
sesuatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna
tertentu ( Sudijono, 2009 : 4 ).
Analisis inferensial merupakan statistik yang menyediakan aturan atau cara yang
dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang
bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah. Selain itu, statistik
inferensial juga menyediakan aturan tertentu dalam rangka penarikan kesimpulan
(conclusion), penyusunan atau pembuatan ramalan (prediction), penaksiran (estimation),
dan sebagainya.Dengan demikian statistik inferensial sifatnya lebih mendalam dan
merupakan tindak lanjut dari statistik dekriptif ( Sudijono, 2009 : 5 ).
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama dan kedua yaitu bagaimana gambaran hasil belajar kelas V siswa
Mis Laikang sebelum diterapkan model pembelajaran Inquiry dan bagaimana gambaran
hasil belajar fisika kelas MIS Laikang V MIS Laikang setelah diterapkan model
pembelajaran inquiry. Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yang ketiga yaitu apakah terdapat pengaruh model pembelajaran
inquiry terhadap hasil belajar kelas V MIS Laikang. Selain itu, analisis inferensial juga
digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya apakah diterima
atau ditolak.
42
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen, subyek penelitian
ini adalah kelas V MIS Laikang. dengan jumlah siswa 30 orang. Lokasi penelitian ini
adalah di kelas V MIS Laikang V MIS Laikang. Teknik pengumpulan datanya
menggunakan instrumen hasil belajar siswa untuk mengukur hasil belajar kelas V MIS
Laikang. dan lembar observasi kegiatan peneliti, untuk mengukur proses pembelajaran
kelas V MIS Laikang.
Hari senin tanggal 16 November 2020 peneliti masuk di kelas V MIS Laikang.
untuk pertama kalinya, siswa menyambut peneliti dengan baik menjawab salam
semuanya serentak, setelah proses perkenalan peneliti melakukan penelitiannya dengan
mengajarkan siswa dengan model pembelajaran inquiry, melaksanakan sesuai langkah-
langkah yang ada pada model pembelajaran inquiry yaitu Peneliti menjelaskan tujuan
pembelajaran, Peneliti dapat mengaitkan materi dengan kejadian sehari-hari, Peneliti
menjelaskan materi seputar materi umum,
Setelah 2 kali pertemuan di kelas V siswa SD Negeri 102 Laikang peneliti
masuk sekali lagi (pertemuan ke 3) yaitu untuk membagikan hasil belajar siswa untuk
diisi sesuai keadaan yang sudah dialami dan dirasakan selama proses pembelajaran
untuk dilakukan analisis apakah respon siswa positif atau tidak terhadap model
pembelajaran Inquiry. Selanjutnya dilakukan analisis sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Peserta didik Sebelum Penerapan Model Pembelajaran
Inquiry di kelas V Siswa MIS Laikang (pretest).
NO NAMA NILAI PESERTA DIDIK
1 NURDIANSAH 60
43
2 AHSAN 55
3 SITTI RAMPE 45
4 MUHAMMAD ARHAM 40
5 HENKI KURNIAWAN 35
6 MUHAMMAD FADIL 50
7 ANDIKA EDIL 40
8 EDIL 45
9 SRI ASRIANA NUR 35
10 REZA 40
11 RANDI ALFERTAMA 30
12 ANDI NURUL ASYIFA KASDI 65
13 ADE KHUSNUL KHATIMAH 70
14 MUHAMMAD AMRI 30
15 FITRI 60
16 ROSLINDA 50
17 MUHAMMAD RISWAN 65
18 YUSDAR 40
19 ZAIDAN JUSFAH 35
20 ERIL 40
21 FIKA 40
22 NURHIDAYAH AMRI 55
23 IRWANSYAH 30
24 RIFIATUL AZIZAH 30
25 ERIL SAPUTRA 30
26 NURLELA 25
27 ADRIAN 35
28 HAIKAL 35
29 ALIYA RAMDANI 40
30 ZUL FIKRAM 40
Sumber: Data hasil penelitian peserta didik kelas V siswa MIS Laikang
Tabel diatas menujukkan hasil pretest siswa sebelum model pembelajaran inquiry di
terapkan. Tabel tersebut meneujukkan bahwa hasil tes siswa menujukkan nilai berada dibawah
rata-rata secara general. S
1. Hasil Belajar Peserta didik Sesudah Menggunakan Model
Kabupaten Bulukumba
Kabupaten Bulukumba
B. Pembahasan
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Ade Yusman. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa pada Pokok Bahasan Gerak.Sripsi, Jakarta: Fakultas Tarbiyah
dan Kepenelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010.
Arikunto Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program
Pendidikan. Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Dalyono.Psikologi Pendidikan. Cet.VI; Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Hamdayama, Jumanta. Motodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Harianto Yatim.Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet. X; Surabaya: SIC, 2010.
Hartono.Staistik Untuk Penelitian. Cet. VI; Yogyakarta: Zanafa Publishing, 2012.
Hasan Ikbal M. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Cet. V; Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008.
Hasranto Rudono.Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Jalaluddin.Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
Jumanta Hamdayama.Motodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Kementerian Agama RI. Kitab Al- Qur’an Al- Fatih dengan Alat Peraga Tajwid
Kode Arab. Jakarta: Insan Media Pustaka, 2012.
46
Khaerul Rizal. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar IPA
pada Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
Skripsi, (Lampung: Fakultas Kepenelitian dan Ilmu Pendidikan, 2018.
Mudjiono dan Dimyati.Belajar & Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta,2013.
Mutmainnah Amin, dan Yusuf.“Pengaruh Mind Map dan Gaya Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa.”Jurnal, Vol.1, No. 1, (Juni 2016).
Nurfadillah.”Pengaruh model inquiry gulded inquiry dan discovery learning
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI ipa SMAN 1 Bulupaddo
“skripsisarjana,fakultas tarbiyah dan kepenelitian uin alauddin
Makassar,2015/2016.
Prawira Triton Budi.SPSS 13.0 Terapan. Cet. I; Yogyakarta: Andi, 2006.
Republik Indonesia. Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara, 2006.
Rusman.Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Bandung: Media Kencana, 2017.
Safitri Niki Agustina. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil
Belajar siswa kelas IV Muatan IPA Tentang Morfologi Tumbuhan di SDN
Deresan. Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Kepenelitian dan Ilmu Pendidikan,
2018.
Sarwoko.Statistik Inferensi untuk Ekonomi dan Bisnis. Cet. I; Yogyakarta: ANDI,
2007.
Siregar Syofian. Statistika Terapan untuk Perpenelitian Tinggi. Cet. II; Jakarta:
Kencana, 2017.
Sitti Magfira. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Fisika
Kelas VII SMP Negeri 32 Makassar.Skripsi, Makassar: Fakultas Tarbiyah
dan Kepenelitian 2016.
Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. XIII; Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Kombinasi (mixed methods). Cet. V; Bandung:
Alfabeta, 2014.
Sugiyono.Metodologi Untuk Penelitian Pendidikan. Cet. XXV; Bandung:
Alfabeta, 2016.
Sugiyono.Statistika Untuk Penelitian. Cet. XXV; Bandung: Alfabeta, 2014.
Sukardi.Evaluasi Pendidikan. Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Sukardi.Metedologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Cet. IX;
Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 54.
Syaodih Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009.
Tiro Arif Muhammad.Dasar-Dasar Statistika. Cet. IV; State University Of
Makassar: Makassar, 2008.
Triwiyanto Teguh. Pengantar Pendidikan. Cet. 3; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017.
Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.Pengantar Statistika. Cet. I; Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2006.
47