Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL PENELITIAN

PERSEPSI KONSUMEN MENURUT GOLONGAN USIA


TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS INSTAGRAM
SEBAGAI MEDIA PEMASARAN SAYURAN SECARA
ONLINE

Oleh:

Yuliani
1810514120010

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
PERSEPSI KONSUMEN MENURUT GOLONGAN USIA
TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS INSTAGRAM
SEBAGAI MEDIA PEMASARAN SAYURAN SECARA
ONLINE

Oleh:

Yuliani
1810514120010

Proposal Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
Judul Usulan Skripsi : Persepsi Konsumen Menurut Golongan Usia Terhadap
Karakteristik Teknis Instagram Sebagai Media Pemasaran
Sayuran Secara Online
Nama : Yuliani
NIM : 1810514120010
Program Studi : Agribisnis

Menyetujui Tim Pembimbing:

Anggota, Ketua,

Prof. Dr. Ir. H. Luthfi Fatah, M.S Dr. Ir. Hairin Fajeri, M.P
NIP 19621205 198803 1 003 NIP 19581120 198403 1 001

Diketahui Oleh:

Ketua Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian

Mira Yulianti, S.P., M.Si.


NIP 19770714 200212 2 002
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena


berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
yang berjudul “Persepsi Konsumen Menurut Golongan Usia Terhadap
Karakteristik Teknis Instagram Sebagai Media Pemasaran Sayuran Secara
Online” yang diajukan sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pertanian.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Dr. Ir. Hairin Fajeri, M.P dan Bapak Prof. Dr. Ir. H. Luthfi Fatah,
M.S selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, saudara,
teman-teman serta segenap pihak yang membantu hingga proposal skripsi ini
dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Penulis berharap semoga proposal
skripsi ini nantinya dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya mulai dari
pelaksanaan hingga penyusunan laporan agar bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................iv
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6
Kegunaan Penelitian............................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7
Teknologi Informasi dan Komunikasi ................................................................... 7
Social Media Marketing ......................................................................................... 8
Karaktristik Teknis Instagram ................................................................................ 9
Perilaku Belanja Online ....................................................................................... 11
Persepsi Konsumen .............................................................................................. 13
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 18
Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 18
Jenis dan Sumber Data ......................................................................................... 18
Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 18
Hipotesis............................................................................................................... 19
Analisis Data ........................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24
ORGANISASI PENELITIAN .......................................................................................... 27
RENCANA PENELITIAN ............................................................................................... 28
LAMPIRAN...................................................................................................................... 30
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1. Alternatif Jawaban Kuesioner ................................................................. 19


DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1. Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2021 ......................................... 2


Gambar 2. Pertumbuhan Digital Tahunan .............................................................. 2
Gambar 3. Jangkauan Pemasar Menggunakan Iklan di Instagram ........................ 4
Gambar 4. Proses Persepsi .................................................................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1. Kuesioner .......................................................................................... 31


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan komunikasi saat ini tidak terlepas dari perkembangan


teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri. Dengan kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi maka perkembangan internet juga semakin pesat.
Perkembangan teknologi menjadikan internet dan perkembangan metode
komunikasi sosial tidak dapat dipisahkan begitu juga dengan metode interaksi
kelompok sosial. Internet dapat menghubungkan pengguna dari seluruh dunia
melalui jaringan kapan saja dan di mana saja. Perkembangan Teknologi
Informasi dan komunikasi yang terus berkembang saat ini berdampak pada sektor
lain, termasuk pengembangan agribisnis. Pengaruh Pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi dalam agribisnis di Indonesia salah satunya
mengembangkan pertanian elektronik (e-agribusiness). Di mana Menurut
Soekartawi (2007) e-agribusiness merupakan aktivitas e-commerce, terutama
(lebih dari 50%) bergerak di bidang pertanian.
Transisi dari sektor bisnis tradisional ke e-commerce dan sektor agribisnis
ke bisnis e-agrikultur juga berdampak pada pilihan media yang digunakan untuk
propaganda. Pada era sebelumnya, media komunikasi pemasaran yang digunakan
dalam kegiatan usaha komersial dan pertanian adalah media tradisional seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, brosur, dan lainnya. Oleh karena itu, dalam
implementasi e-commerce dan e-agricultural enterprise, media yang digunakan
sebagai media propaganda adalah media baru (sosial media, website, blog, dan
berbagai situs lainnya). Pelaku bisnis sekarang cenderung memilih media baru,
karena asumsi lebih praktis dan efisien. Dampaknya para pebisnis memiliki lebih
banyak keuntungan dalam memilih media baru sebagai ajang promosi produknya.
Seperti sosial media, salah satu media baru yang terbanyak digunakan sebagai
media promosi di Indonesia.
2

Gambar 1. Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2021 (Datareportal, 2021)

Gambar 2. Pertumbuhan Digital Tahunan (Datareportal, 2021)


Indonesia termasuk salah satu Negara teraktif di media sosial, menurut
hasil penelitian We Are Social pada januari 2021 dalam laman datareportal.com,
pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 Juta pengguna. Dan 170 juta
diantaranya adalah pengguna aktif media sosial. Selain sebagai pemenuhan
kebutuhan informasi, saat ini UKM dan start-up Indonesia banyak memanfaatkan
media sosial sebagai media penggerak perekonomian. Hal ini karena
3

dibandingkan dengan media tradisional, biaya penggunaan media sosial sebagai


media komunikasi pemasaran seringkali lebih murah.
Sejak Maret 2020, penyebaran Covid-19 di Indonesia juga menyebabkan
pergeseran kuat perilaku konsumen, yang dulunya berbelanja langsung di toko
atau pasar kini beralih ke saluran online. Data menunjukkan bahwa hampir 60%
konsumen telah mencoba belanja secara online atau digital. Pemenuhan
kebutuhan buah dan sayur tetap menjadi prioritas. Hal ini karena masyarakat
percaya bahwa makan buah dan sayur dapat menjaga kesehatan saluran
pencernaan, sehingga menjaga daya tahan tubuh dan terhindar dari penyakit
menular di masa pandemi (McKinsey & Company, 2020).
Pandemi COVID-19 telah membatasi aktivitas manusia. Masyarakat perlu
melakukan lebih banyak aktivitas sehari-hari di rumah. Hal ini untuk
menghindari kontak fisik antar manusia sehingga mengurangi risiko penyebaran
virus Covid-19. Akibat social distancing, situasi ini membentuk gaya hidup baru,
yakni stay at home untuk aktivitas work-life-recreation. Belanja online juga
sudah menjadi kebiasaan baru untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk
membeli buah dan sayur.
Salah satu media sosial yang populer untuk jual beli barang dan jasa
adalah Instagram. Setelah sukses menjadi aplikasi yang diminati banyak orang,
Instagram dimanfaatkan oleh pengguna sebagai peluang bisnis selain penggunaan
pribadi, juga digunakan untuk memasarkan dan menjual produk atau jasa tidak
ketinggalan untuk produk-produk pertanian khususnya sayuran.
4

Gambar 3. Jangkauan Pemasar Menggunakan Iklan di Instagram (Datareportal,


2021)
Kebaruan ini dapat membawa ketidakpastian bagi pengguna potensial.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penyuluh pertanian kesulitan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, dan hanya 35,7% responden
yang “puas” atau “sangat puas” dengan kemampuan menggunakannya. Secara
umum, faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, dan pengalaman juga
menentukan respons terhadap penggunaan inovasi (Agunga, et al., 2016). Karena
Instagram terkait dengan penggunaan teknologi baru atau fitur baru, konsumen
yang lebih muda cenderung bereaksi positif terhadap keberadaan Instagram.
Dan lebih dalam, persepsi terhadap karakteristik inovasi itu sendiri
merupakan salah satu faktor utama yang memprediksi respon pengguna. Persepsi
adalah kompleksitas proses mental subjektif, yang melibatkan kesadaran
lingkungan atau kepercayaan pada karakteristik objek berdasarkan berbagai
pengalaman atau pemikiran (Severin & Tankard, 2001). Persepsi berguna untuk
memprediksi perilaku pribadi, dalam konteks penelitian ini digunakan untuk
memprediksi pembelian sayuran organik secara online oleh pengguna Instagram.
Salah satu karakteristik yang menonjol dari teknologi inovatif adalah
kompleksitas, yaitu sejauh mana suatu inovasi dapat dengan mudah dipahami dan
digunakan oleh calon pengadopsi. Faktor teknis penting lainnya adalah
5

"observabilitas", dan inovasi yang karakteristiknya mudah diamati cenderung


diadopsi dengan relatif cepat.
Penelitian pemanfaatan media sosial khususnya Instagram untuk
memasarkan produk pertanian khususnya sayuran masih terbatas. Penggunaan
Instagram sebagai inovasi teknologi atau metode transaksi baru menarik untuk
dikaji. Salah satu penyebabnya adalah inovasi teknologi yang dilakukan
Instagram bagi penggunanya, khususnya persepsi konsumen terhadap jual beli
sayuran online.
Pemanfaatan Instagram sebagai media pemasaran sudah diterapkan oleh
beberapa penjual sayur online diantaranya freshsayurmarket.banjarmasin ;
herbby_fresh.bjm ; acil.sayurku. akun Instagram freshsayurmarket.banjarmasin
dibuat sejak 2014 hingga kini jumah followers sebanyak > 5.000. Akun
Instagram herbby_fresh.bjm dibuat sejak 2017 dengan jumah followers sekarang
sebanyak > 3.000. Akun Instagram acil.sayurku telah ada sejak 2019 dengan
jumlah pengikut sebanyak > 1.500. Pada penelitian ini akun Instagram
freshsayurmarket.banjarmasin menjadi pilihan utama sebagai tempat untuk
penelitian dikarenakan dari beberapa akun yang ada
freshsayurmarket.banjarmasin sudah berdiri lebih dulu dan memiliki jumlah
followers terbanyak sehingga di harapkan variasi responden pada penelitian ini
dapat terpenuhi. Selain itu hasil observasi pada 3 akun tersebut menunjukan pada
akun Instagram freshsayurmarket.banjarmasin interaksi antara penjual dengan
pembeli terbangun dengaan baik.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan


permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian adalah apakah terdapat
perbedaan persepsi konsumen menurut golongan usia terhadap karakteristik teknis
instagram sebagai media pemasaran sayuran secara online.
6

Tujuan Penelitian

Mengetahui perbedaan persepsi konsumen menurut golongan usia


terhadap karakteristik teknis instagram sebagai media pemasaran sayuran secara
online.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai wadah pengembangan dan penerapan keilmuan yang diperoleh


mahasiswa dalam sarana pengabdian civitas akademika serta sebagai
penambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan bagi pembaca.
2. Bagi para pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
strategi pemasaran pada usaha yang sedang atau telah dirintis, termasuk
pemanfaatan internet.
3. Bagi pemerintah dan instansi-instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan pemikiran dan pertimbangan dalam menetapkan program
pengembangan usaha kecil dan menengah (IKM) ke depannya.
4. Sebagai bahan informasi dan referensi tambahan dalam melakukan penelitian
selanjutnya maupun terkait.
TINJAUAN PUSTAKA

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi tidak lepas dari hadirnya


internet. Internet adalah jaringan longgar yang terdiri dari ribuan jaringan
komputer, mencakup jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah untuk
memberikan para peneliti cara untuk mengakses data dari banyak komputer.
Namun sekarang internet telah berkembang menjadi platform komunikasi yang
sangat efektif, sehingga telah melenceng dari misi aslinya (LaQuey, 1997). Oleh
karena itu, Internet adalah jaringan komputer yang di dalamnya dapat dilakukan
komunikasi interaktif. Jutaan orang di dunia dapat terhubung di sini dan menjadi
komunitas baru dalam jaringan multimedia yang tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu. Menurut data E-commence Indonesia 2021, jumlah koneksi handphone
(HP) tidak meningkat signifikan, justru pengguna internet mengalami peningkatan
drastis hingga 15,5%.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah istilah umum yang mencakup
semua peralatan teknis yang digunakan untuk memproses dan mengirimkan
informasi. Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek, yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi mencakup
segala sesuatu yang berhubungan dengan proses, alat, operasi, dan manajemen
informasi. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan penggunaan alat untuk mengolah data dan mentransfer data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan
teknologi komunikasi merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Sehingga, teknologi informasi dan komunikasi mencakup pengertian yang luas,
yaitu segala kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan, manipulasi, pengelolaan,
dan transmisi informasi (Budiman, 2017).
8

Social Media Marketing

Komunikasi pemasaran membantu para pelaku bisnis dalam memberikan


pengetahuan kepada calon konsumen, memahami jenis produk apa yang akan
dipilih, bagaimana cara memperolehnya, manfaat apa yang akan diperoleh, dan
segala informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa yang diberikan. Kotler
dan Keller (2008) percaya bahwa komunikasi pemasaran adalah sarana dimana
pelaku usaha mencoba untuk secara langsung atau tidak langsung
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen tentang produk dan
merek yang mereka jual. Karena itu komunikasi pemasaran memainkan peran
yang sangat penting dalam menyampaikan segala sesuatu tentang produk tersebut,
sehingga komunikasi pemasaran menjadi inti dari bagaimana perusahaan
menggunakan strategi, perencanaan, implementasi, dan evaluasi untuk
mempertahankan atau mengembangkan perusahaan di dunia bisnis (Reza, 2016).
Disatu sisi penggunaan media sosial sudah mulai sering digunakan dalam
pemasaran, komunikasi publik, kantor atau departemen yang berhubungan
langsung dengan konsumen atau pemangku kepentingan. Dalam bisnis,
dibandingkan dengan menjual langsung ke pasar, media sosial juga merupakan
salah satu saluran komunikasi yang mendukung pemasaran produk, cepat dan
menguntungkan. Integrasi media sosial dan pemasaran untuk mendukung kinerja
pemasaran dengan perkembangan teknologi dan informasi. Social media
marketing adalah proses yang memungkinkan individu dan perusahaan untuk
mempromosikan situs web, produk, atau layanan mereka secara online dan
berkomunikasi dengan komunitas yang lebih besar melalui saluran sosial, yang
tidak mungkin dilakukan melalui saluran periklanan tradisional (Rizal, 2014).
Dikutip dari Jurnal As'ad, H. Abu Rumman (2014), social media
marketing merupakan salah satu strategi pemasaran yang digunakan oleh para
pelaku bisnis untuk membangun jaringan dengan masyarakat melalui internet atau
online. Menurut Zarella (2010) social media marketing adalah strategi yang
menggunakan situs media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan
9

Youtube untuk kegiatan pemasaran. Media sosial adalah cara ampuh untuk
mempromosikan barang dan jasa yang kita miliki melalui pemasaran internet.
Caranya sederhana, namun memiliki hasil yang luar biasa.

Karaktristik Teknis Instagram

Instagram adalah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan


pengguna untuk mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan
berbagi di berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri.
Fitur unik Instagram adalah memotong foto menjadi kotak, sehingga terlihat
seperti kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Instagram berasal dari kata
"insta" atau "instan", sama seperti kamera Polaroid dulu disebut "foto instan".
Instagram juga dapat langsung menampilkan foto dalam tampilannya. Adapun
kata “gram” dari kata “telegram”, cara kerja Telegram adalah mengirimkan pesan
ke orang lain dengan cepat. Begitu juga dengan Instagram, dapat mengunggah
foto melalui internet sehingga informasi yang disampaikan dapat dengan cepat
diterima, itulah sebabnya Instagram berasal dari istilah “telegram instan” (Putri,
2013).
Menurut Atmoko (2012), Instagram adalah aplikasi ponsel pintar yang
didedikasikan untuk media sosial. Media sosial merupakan media digital yang
fungsinya hampir sama dengan Twitter, namun perbedaannya adalah pengambilan
gambar digunakan untuk berbagi informasi dengan pengguna dalam satu bentuk
atau tempat. Instagram juga dapat memberikan inspirasi bagi penggunanya, dan
juga dapat meningkatkan kreativitas, karena Instagram memiliki fitur yang dapat
membuat foto menjadi lebih indah, lebih artistik dan lebih baik.
Karakterisik teknis Instagram tidak lepas dari fitur-fitur yang dimiliki,
Instagram memiliki lima menu utama yang semuanya terletak dibagian bawah
(Atmoko, 2012) yaitu sebagai berikut :
a) Home Page
10

Home page adalah halaman utama yang menampilkan (timeline) foto-foto


terbaru dari sesama pengguna yang telah diikuti. Cara melihat foto yaitu hanya
dengan menggeser layar dari bawah ke atas seperti saat scroll mouse di komputer.
Kurang lebih 30 foto terbaru dimuat saat pengguna mengakses aplikasi, Instagram
hanya membatasi foto-foto terbaru.
b) Comments
Sebagai layanan jejaring sosial Instagram menyediakan fitur komentar,
foto-foto yang ada di Instagram dapat dikomentar di kolom komentar. Caranya
tekan ikon bertanda balon komentar di bawah foto, kemudian ditulis kesan-kesan
mengenai foto pada kotak yang disediakan setelah itu tekan tombol send.
c) Explore
Explore merupakan tampilan dari foto-foto populer yang paling banyak
disukai para pengguna Instagram. Instagram menggunakan algoritma rahasia
untuk menentukan foto mana yang dimasukkan ke dalam explore feed.
d) Profil
Profil pengguna dapat mengetahui secara detail mengenai informasi
pengguna, baik itu dari pengguna maupun sesama pengguna yang lainnya.
Halaman profil bisa diakses melalui ikon kartu nama di menu utama bagian paling
kanan. Fitur ini menampilkan jumlah foto yang telah diupload, jumlah follower
dan jumlah following.
e) News Feed
New feed merupakan fitur yang menampilkan notifikasi terhadap berbagai
aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram. News feed memiliki dua jenis
tab yaitu “following” dan “news”. Tab “following” menampilkan aktivitas
terbaru pada user yang telah pengguna follow, maka tab “news” menampilkan
notifikasi terbaru terhadap aktivitas para pengguna Instagram terhadap foto
pengguna, memberikan komentar atau follow maka pemberitahuan tersebut akan
muncul di tab ini.
Pada konteks penelitian ini karakteristik teknis Instagram melalui fitur-
fitur yang dimiliki Instagram digunakan untuk memprediksi perilaku pengguna
11

instagram dalam pembelian sayur organik secara online, penilaian diukur melalui
tingkat kompleksitas (kerumitan) dan observabilitas (inovasi yang
karakteristiknya dapat diamati dengan mudah berpeluang untuk diadopsi dengan
relatif cepat) (Rogers, 2003). Pemasaran produk online menggunakan Instagram
dengan fitur-fitur yang dimiliki membantu produsen memaksimalkan pemasaran
produk yang dijual. Melalui Instagramlah produk barang/jasa ditawarkan dengan
meng-upload foto atau video singkat, sehingga para calon konsumen dapat
melihat jenis-jenis barang/jasa yang ditawarkan. Promosi visual yang dihadirkan
Instagram dapat menarik pembeli dengan jangkauan pengguna Instagram di
seluruh dunia, tentu hal ini sangat berbeda dengan proses pemasaran secara
offline. Komunikasi antara penjual dengan pembeli juga dikemas melalui
interaksi kolom komentar pada postingan produk yang di jual, hal ini turut
berkontribusi berkelanjutan pada calon pembeli yang berkunjung ke akun
Instagram pejual sebagai pertimbangan keputusan pembelian produk.

Perilaku Belanja Online

Konsumen didefinisikan sebagai orang yang membeli produk atau


menggunakan jasa yang disediakan. Konsumen menggunakan produk, termasuk
barang atau jasa yang dijual oleh produsen untuk tujuan tertentu. Konsumen
dibagi menjadi dua kategori, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi.
Konsumen individu adalah individu yang membeli barang atau jasa untuk
digunakan sendiri. Konsumen organisasi adalah perusahaan, instansi pemerintah,
atau organisasi nirlaba dan nirlaba lainnya yang membeli barang, jasa, dan
peralatan lainnya untuk tujuan organisasi (Dewi, 2013).
Belanja online adalah bagian dari e-commerce, yang mengacu pada
kegiatan komersial dengan menggunakan teknologi komunikasi seperti internet
sebagai media (Grant & Meadows, 2008). E-commerce dapat didefinisikan
sebagai segala bentuk perdagangan barang dan jasa atau transaksi perdagangan
yang menggunakan media elektronik. Belanja online merupakan salah satu media
12

yang banyak digunakan untuk mempermudah berbelanja, salah satunya fasilitas


belanja yang berada di komunitas internet (Bourlakis et al., 2008).
Keuntungan dari belanja online adalah memberikan informasi dan
informasi yang detail serta memberikan pilihan kepada konsumen sehingga
mereka dapat membandingkan produk dan harga. Semakin banyak pilihan dan
kemudahan yang ada, semakin mudah untuk menemukan apa yang anda cari
secara online.
Menurut Cheng Ye, Chan. (2014), perilaku pembelian online adalah
proses pembelian produk atau jasa melalui internet. Ada beberapa langkah yang
berbeda dalam proses pembelian online, seperti perilaku pembelian fisik. Ciri dari
proses pembelian melalui internet adalah calon konsumen menggunakan internet
dan mencari informasi terkait barang atau jasa yang mereka butuhkan. Menurut
Forsythe et al (2006) perilaku pembelian online saat ini meliputi tiga hal, yaitu:
1. Visit (pencarian): Calon pembeli terlebih dahulu mengunjungi website e-
commerce. Kunjungan ini dilakukan setelah menentukan produk yang
perlu dibeli. Namun, ada beberapa orang yang hanya ingin menghabiskan
waktu untuk melihat produk, layanan, atau promosi yang ditawarkan oleh
semua pihak di e-commerce.
2. Purchasing (pembelian): Setelah seseorang mengunjungi atau mencari dan
menemukan produk atau layanan yang cocok untuk mereka, mereka akan
membelinya. Ada beberapa alasan di balik seseorang berbelanja di situs
web e-commerce. Pertama, orang membeli karena mereka sangat
membutuhkan barang atau jasa. Kedua, sebagian orang membeli karena
tertarik dengan promosi yang ditawarkan oleh penyedia layanan e-
commerce.
3. Multi-channel shopping: Ini adalah fungsi yang disediakan oleh situs web
e-commerce dalam bentuk menyediakan berbagai cara atau cara untuk
membeli kepada konsumen. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan nilai
belanja konsumen. Konsumen yang mau membeli dapat membeli produk
dengan cara yang mereka sukai. Misalnya, dalam e-commerce Salestock.
13

Konsumen Salestock dapat melakukan pembelian tidak hanya melalui


website, tetapi juga melalui aplikasi di smartphone, Whatsapp, Line, Chat
Facebook dan Instagram.

Persepsi Konsumen

Menurut Solomon (2002), persepsi dapat dikatakan didasarkan pada


pengalaman masa lalu dan makna yang dihubungkan oleh rangsangan yang
diterima melalui panca indera. Persepsi adalah proses di mana orang memilih,
mengatur, dan menafsirkan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang
bermakna. Persepsi digambarkan sebagai proses seleksi pribadi, organisasi, dan
transformasi rangsangan menjadi makna yang konsisten dengan semua peristiwa
dunia. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu objek. Oleh
karena itu, persepsi bersifat subjektif. Kebutuhan dan keinginan konsumen
sangat berbeda dan akan berubah karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelian konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), persepsi objek
berasal dari interaksi antara dua jenis faktor:
1. Stimulus, yaitu karakteristik fisik yang diketahui panca indera dapat
digunakan, seperti ukuran, berat, warna atau bentuk.
2. Faktor individu yang meliputi proses tidak hanya dalam panca indera, tetapi
juga dalam proses mendorong persepsi pengalaman dan niat yang sama.
Gambar 4 menggambarkan bagaimana stimulus ditangkap oleh indera dan
kemudian diproses oleh penerima stimulus (persepsi).

Gambar 4. Proses Persepsi (Nugroho, 2008)


Tahap pertama dari proses perseptual adalah adanya satu atau lebih
rangsangan, rangsangan tersebut berupa satu atau lebih indera penglihatan,
14

pendengaran, penciuman dan perabaan. Konsumen akan mencari informasi yang


dapat membantu mencapai tujuan tertentu, baik itu penggunaan langsung maupun
penggunaan jangka panjang. Kemudian, perhatian terjadi ketika stimulus
diaktifkan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan mental. Stimulus yang menarik
perhatian menunjukkan bahwa perhatian terfokus pada stimulus dan bersedia
memproses lebih banyak informasi untuk mempelajari lebih lanjut tentang
produk. Mendapatkan perhatian adalah salah satu perhatian utama pemasar,
karena pelanggan mungkin penasaran dan ingin mempelajari lebih lanjut tentang
produk. Langkah terakhir dalam proses persepsi adalah bereaksi terhadap
perasaan seseorang. Selain itu, jawabannya menjelaskan bagaimana individu
memahami produk dan memahami bagaimana hal itu dipengaruhi oleh situasi di
sekitarnya.
Usia atau umur yang merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi atau membentuk persepsi konsumen didefinisikan sebagai satuan
waktu yang digunakan untuk mengukur waktu keberadaan suatu benda atau
makhluk baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya, dikatakan bahwa usia
seseorang adalah lima belas tahun sejak kelahirannya hingga perhitungan usia
tersebut. Oleh karena itu, umurnya adalah dari lahir sampai sekarang. Manakala
umurnya diukur dari sejak kejadian itu bermula (kandungan) hingga masa kini
dapat dikatakan usianya adalah enam belas tahun (Fitriana, 2015).
Pengkategorian usia pada penelitian ini didasarkan kategori pengguna internet di
Indonesia menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yaitu 17 – 34
tahun yang dikemudian disebut golongan muda dan 35 - 71 tahun yang kemudian
disebut golongan tua.
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan hubungan antara
persepsi konsumen dan tentang instagram sebagai media pemasaran. Septiawan
dan Suryani (2017) dengan judul “perbedaan persepsi penilaian pelanggan antara
konsumen loyal dengan konsumen pendatang baru pada PT. Asrta Internasional”.
Metode analisis yang digunakan uji independent t-test. Hasil Uji beda t pada
variabel pelayanan menunjukkan bahwa pelayanan yang dirasakan oleh konsumen
15

baru memiliki nilai rata-rata sebesar 11,07, nilai rata-rata tersebut lebih rendah
dari pada nilai rata-rata pelayanan yang dirasakan konsumen loyal yaitu sebesar
12,50 dengan perbedaan rata-rata sebesar 1,430. Nilai signifikan sebesar 0,045
(sig 2-tailed) lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis ada perbedaan yang
signifikan antara konsumen loyal dan konsumen pendatang baru dalam kaitannya
dengan pelayanan diterima. Hasil Uji beda T pada variabel pembelian produk
menunjukkan bahwa pembelian yang dirasakan oleh konsumen baru memiliki
nilai rata-rata sebesar 11,30, nilai rata-rata tersebut lebih rendah dari pada nilai
rata-rata pembelian produk yang dirasakan konsumen loyal yaitu sebesar 13,07
dengan perbedaan rata-rata sebesar 1,769. Nilai signifikan sebesar 0,006 (sig 2-
tailed) lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis ada perbedaan yang signifikan
antara konsumen loyal dan konsumen pendatang baru terkait dengan pemesanan
produk diterima. Dimana konsumen yang loyal merasakan pemesanan produk
lebih baik dibandingkan dengan konsumen baru. Dan Uji beda T pada Variabel
fasilitas menunjukkan bahwa fasilitas servis motor yang dirasakan oleh konsumen
baru memiliki nilai rata-rata sebesar 10,95, nilai rata-rata tersebut lebih rendah
dari pada nilai rata-rata fasilitas servis motor yang dirasakan konsumen loyal yaitu
sebesar 12,50 dengan perbedaan ratarata sebesar 1,547. Nilai signifikan sebesar
0,028 (sig 2-tailed) lebih kecil dari 0,05 yang berarti hipotesis ada perbedaan yang
signifikanantara konsumen loyal dan konsuemn pendatang baru dalam kaitannya
dengan keluhan fasilitas. Konsumen yang loyal merasakan pemesanan produk
lebih baik dibandingkan dengan konsumen baru.
Penelitian Indika dan Jovita (2017) “media sosial Instagram sebagai sarana
promosi untuk meningkatkan minat beli konsumen”. Untuk melihat seberapa
besar pengaruh media sosial Instagram terhadap minat beli pengunjung Floating
Market digunakan metode verifikatif berdasarkan data primer yang dilakukan.
Ukuran yang digunakan adalah analisis regresi sederhana untuk mengetahui
koefisien korelasi antara dua variabel yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti bagaimanakah variabel independen (media sosial Instagram)
memengaruhi variabel dependen (minat beli), untuk menjawab tujuan penelitian
16

tersebut adalah dengan menggunakan Uji Koefisien Korelasi. Untuk menentukan


kuatnya tingkat hubungan antara variabel X dan Y, maka dapat dilihat dari
Interval Koefisien dan tingkat hubungan. Dari hasil pengolahan data yang
dilakukan, diketahui bahwa nilai korelasi antara media sosial Instagram dengan
minat beli sebesar 70.9%. Nilai korelasi bertanda positif, yang berarti hubungan
yang terjadi antara dua variabel adalah searah di mana semakin efektif media
sosial Instagram, maka semakin tinggi minat beli konsumen. Dari hasil
pengolahan menggunakan SPSS didapatkan hasil nilai t-hitung sebesar 10,917
dengan alpha sebesar 10% dan derajat kebebasan (dk) = n-2 yaitu 120-2 = 118,
maka berdasarkan tabel distribusi t dua pihak, didapatkan hasil t-tabel sebesar
2,35837. Nilai t hitung > t tabel yaitu 10,227 > 2,35837, maka pernyataan H0
ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
antara media sosial Instagram terhadap minat beli pengunjung Floating Market.
Berdasarkan pengolahan data koefisien korelasi sebesar R = 0,709. Angka pada R
dalam tabel koefisien determinasi adalah angka yang menunjukkan kuatnya
hubungan antara variabel X dan variabel Y. Secara deskriptif kuatnya pengaruh X
terhadap Y berada pada tingkat kuat. Berdasarkan hasil pengolahan data, koefisien
korelasi adalah 0,709, maka dapat dikategorikan bahwa pengaruh yang diberikan
variabel Instagram terhadap minat beli adalah pengaruh yang kuat. Selain itu,
diperoleh koefisien determinasi: R2 = 0.502 = 50,2%. R2 adalah angka yang
menunjukkan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Secara
deskriptif, pengaruh X terhadap Y sebesar 50,2% dan sisanya 49,8% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain diluar media sosial Instagram.
Hasil penelitian Tuty dkk (2017) dalam “korelasi faktor pembentuk
persepsi dengan persepsi konsumen terhadap media pemasaran online
(www.goodplant.co.id)”. Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui
karakteristik pembentuk persepsi konsumen menggunakan metode analisis
deskriptif. Untuk menguji hubungan antara karakteristik pembentuk persepsi
dengan persepsi konsumen terhadap goodplant.co.id sebagai media pemasaran
online menggunakan Korelasi rank Kendall. Hasil penelitiannya menjelaskan
17

Umur yaitu, jumlah tahun yang dihitung sejak responden lahir hingga penelitian
ini dilakukan. Responden termasuk dalam kategori umur 17 – 34 tahun dengan
jumlah sebanyak 66 responden. Kategori usia 17 – 34 tahun termasuk dalam usia
muda, mempunyai kemampuan fisik dan mental yang optimal dalam menerima
hal-hal yang baru. Menurut kategori pengguna internet usia 17 – 34 tahun
termasuk dalam kategori digital native. Digital native adalah pengguna internet
yang berada pada usia dibawah 34 tahun serta generasi yang lahir dan hidup
dalam era internet terdigitalisasi dan terkoneksi. Hubungan antara umur dengan
persepsi konsumen terhadap goodplant.co.id sebagai media pemasaran online.
Nilai τ sebesar 0,161 pada dengan t-hitung sebesar (1,614) < ttabel (1,986) maka
Ho diterima. Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur
dengan persepsi konsumen terhadap goodplant.co.id sebagai media pemasaran
online pada tingkat kepercayaan 95%. Artinya kualitas goodplant.co.id sebagai
media pemasaran online dipersepsikan baik pada berbagai golongan umur
responden.
METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada usaha sayur online dengan nama
akun instagram @freshsayurmarket.banjarmasin pemilihan tempat tersebut
didasarkan hasil review beberapa akun instagram penjual sayur online dimana
usaha tersebut sudah lama berdiri dan memiliki pengikut dengan jumlah terbanyak
serta rutin melakukan penjulan secara online. Penelitian ini dilakukan dari bulan
Oktober 2021 sampai selesai yaitu mulai dari penyusunan proposal, pengambilan
data, sampai dengan tahap penyusunan laporan skripsi.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei secara online dengan
menggunakan instrumen kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan
data sekunder dikumpulkan dari berbagai dinas atau instansi terkait dengan
penelitian ini, serta literatur-literatur yang juga berhubungan dengan penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu
survei secara online dengan menggunakan instrumen kuesioner, dimana nantinya
konsumen dihubungi melalui direct message yang merupakan salah satu fitur
yang tersedia diInstagram kemudian konsumen yang memenuhi kriteria responden
akan diminta mengisi kuesioner secara online melalui gform (Cahyono, et al.,
2018). Populasi penelitian adalah seluruh pengikut (followers) akun
@freshsayurmarket.banjarmasin 5000 followers, namun tidak semuanya
pernah membeli sayuran tersebut secara online. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konsumen golongan muda dan Konsumen golongan tua
19

masing-masing sebanyak 15 responden. Pengambilan responden dilakukan


dengan metode non-probability sampling yaitu purposive sampling. Teknik
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan dan syarat-syarat tertentu (Sugiyono,
2016). Adapun pertimbangan dalam penelitian ini adalah konsumen sudah
melakukan pembelian sayuran setidaknya 1 kali pembelian.

Hipotesis

H1: Terdapat perbedaan persepsi konsumen menurut golongan usia terhadap


karakteristik teknis Instagram sebagai media pemasaran sayuran secara online.
H0 : Tidak terdapat perbedaan persepsi konsumen menurut golongan usia terhadap
karakteristik teknis Instagram sebagai media pemasaran sayuran secara online.

Analisis Data

Kuesioner diukur dengan skala likert, skala likert digunakan untuk


mengukur persepsi responden terhadap karakteristik teknis dari penggunaan
Instagram dalam melakukan transaksi sayuran secara online. Dengan skala likert
maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok untuk menyusun item-item
instrument berupa pertanyaan maupun pernyataan. Adapun alternatif jawaban
dengan menggunakan skala likert yaitu dengan memberikan skor pada masing-
masing jawaban pernyataan alternatif:
No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai
1. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2. Tidak Setuju (TS) 2
3. Cukup Setuju (CS) 3
4. Setuju (S) 4
5. Sangat Setuju (SS) 5
Tabel 1. Alternatif Jawaban Kuesioner
20

Uji Validitas menurut Sugiyono (2016) menunjukan derajat ketepatan


antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan
oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, mengkorelasikan skor item
dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara item dengan total item
sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika nilai
korelasinya dibawah 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk
mencari nilai koefisien, maka peneliti menggunakan rumus Pearson Product
Moment sebagai berikut :

Keterangan :
r = Korelasi product moment
∑Xi = Jumlah skor suatu item
∑Xtot = Jumlah total skor jawaban
∑xi² = Jumlah kuadrat skor jawaban suatu item
∑xtot² = Jumlah kuadrat total skor jawaban
∑XiXtot = Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor
Uji Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2012). Apabila nilai keseluruhan Cronbach’s Alpha ≥ 0,6 menunjukkan bahwa
pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subjek yang sama pada waktu yang berbeda.
Adapun rumus untuk mencari reliabilitas adalah sebagai berikut.

Dimana :
21

r = koefisien korelasi
n = banyaknya responden
A = skor item pertanyaan ganjil
B = skor pertanyaan genap
Sebelum masuk ke dalam analisis data, melakukan Uji Normalitas dan
bertujuan untuk melihat apakah data sudah berdistribusi normal. Jika asumsi
kenormalan data tidak dipenuhi maka akan berdampak pada kesalahan dalam
melakukan penafsiran. Pengujian normalitas harus dipenuhi agar data yang diuji
memuhi syarat uji asumsi klasik. Pengujian asumsi kenormalan dan dilakukan
dengan One sample Kolmogrov Smirnov test dengan D = 5%. Data berdistribusi
normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) ≥ 0,05. Selanjutnya, data yang didapat
ditabulasi, dimana statistik diskriptif digunakan untuk menghitung frekuensi dari
jawaban responden.
Pengujian Homogenitas data bertujuan untuk mengukur tingkat variance
yang sama untuk data pada setiap variabel. Pengujian Homogenitas data
menggunakan Levene’s Test. Levene’s Test adalah tes yang paling populer dan
sering digunakan untuk melakukan uji homogenitas. Menurut Starkweather
(2010), Levene’s Test memiliki tujuan utama untuk mengetahui perbedaan dari
dua kelompok data dengan varians yang berbeda. Hasil perhitungan dari tes ini
akan menunjukkan nilai signifikansi ( ) dari dua kelompok data yang berbeda.
Nilai signifikansi ( ) > 0,05 menandakan bahwa kelompok data berasal dari
populasi dengan varians yang sama (homogen). Di sisi lain, nilai signifikansi ( )
< 0,05 menandakan bahwa kelompok data berasal dari populasi dengan varians
yang berbeda (heterogen).
22

Keterangan:
n = jumlah responden
k = banyaknya kelas
𝑍𝑖𝑗 = |𝑌𝑖𝑗 − 𝑌𝑡 |
𝑌𝑖 = rata-rata dari kelompoki i
𝑍 𝑖 = rata-rata kelompok dari 𝑍𝑖
𝑍= rata-rata menyeluruh dari 𝑍𝑖j
Untuk membuktikan apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan antara
konsumen golongan muda dengan konsumen golongan tua terhadap karakteristik
teknis Instagram maka akan dibandingkan menggunakan Uji beda t-test.
Sugiyono (2016) berpendapat, ”bila jumlah anggota sampel 𝑛1 = 𝑛2 dan varians
homogen, maka dapat digunakan rumus t-test baik Separated Varians maupun
Polled Varians”. Pada penelitian ini, jumlah sampel maing-masing golonan sama,
maka penulis memilih menggunakan Uji t dengan rumus Separated Varians, yaitu:

Keterangan :
23

n1 = jumlah data pertama


n2 = jumlah data kedua
x1 = nilai rata-rata hitung data pertama
x2 = nilai rata-rata hitung data kedua
= variansi data pertama
= variansi data kedua.
Untuk pengambilan keputusan, bandingkan nilai hitung t dengan tabel t
dengan taraf signifikansi = 5%, dengan df = n1 + n2 - 2. Jika –ttabel  t-hitung 
ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada perbedaan dari
kedua sampel tersebut. Sebaliknya, jika selainnya maka H0 ditolak dan Ha
diterima yang artinya ada perbedaan dari kedua sampel tersebut. Pengujian yang
digunakan adalah Independent-sample T test.
DAFTAR PUSTAKA

______. 2021. Instagram. Retrieved October 13, 2021, from


https://www.apkmirror.com/apk/instagram/instagram-instagram/

Afriani, U. F. 2011. Strategi Komunikasi Pemasaran Rown Division Dalam


Memanfaatkan Jejaring Sosial facebook Sebagai Sarana Promosi Secara
Online. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Agunga, A., Cahyono, E.D., Buck, E., & Scheer, S. 2016. Challenges of
implementing participatory extension in Indonesia. The Journal of
Communication and Media Research. 8 : 21-45.

As'ad, H. Abu-Rumman. 2014. The Impact of Social Media marketing on Brand


Equity: An Empirical Study on Mobile Service Providers in Jordan.
Journal Society of Interdisciplinary Business Research. 3(1) : 315-326.

Atmoko, Bambang Dwi. 2012. Instagram Handbook. Media Kita. Jakarta.

Bourlakis, M., Papagiannidis, S. and Fox, H. 2008. E-consumer behaviour: Past,


present and future trajectories of an evolving retail revolution.
International Journal of E-Business Research. 4(3) : 64-76

Budiman, H. 2017. Peran Teeknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pendidikan. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Cahyono, E.D., & Agunga, R. 2016. Policy and practice of participatory
extension in Indonesia: A case study of extension agents in Malang
District, East Java Province. Journal of International Agricultural and
Extension Education (JIAEE). 23(3) : 38-57.

Cahyono, E.D., Safitri, R., & Pradesti, E. 2018. Persepsi Tentang Karakteristik
Teknis Instagram Sebagai Media Inovatif Dalam Transaksi Sayuran
SecaraOnline. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Pertanian III |
Sumberdaya dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Era Revolosi
Industri 4.0. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Cheng Yee, Chan. 2014. How Customer Perception Shape buying online
Decision. Global Journal USA. 14(2) : 13-20.

Fadila, Dewi dan Sari Lestari Zainal Ridho. 2013. Perilaku Konsumen. Citrabooks
Indonesia. Palembang.

Fitriana, Benita. 2015. Pengaruh Usia, Pendidikan , Pendidikan, Pendapatan,


Faktor Sosial Budaya, Pribadi dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumen
25

Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Barat. Universitas Islam


Negeri Jakarta. Jakarta.

Forsythe, S., Liu, C., Shannon, D., & Gardner, L., C. 2006. Development of A
Scale to Measure The Perceived Benefits and Risks of Online
Shopping. Journal of Interactive Marketing. 20(2) : 55-75.

Grant, A. E. & Meadows, J. H. 2008. Communication Technology Update and


Fundamental. Focal Press. Boston.

Hootsuite (We are Social). 2021. Indonesian Digital Report 2021. Retrieved from
https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

Indika, D., R & Jovita, C. 2017. Media Sosial Innstagram Sebagai Sarana
Promosi Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen. Universitas
Padjadjaran. Bandung.

LaQuey, Tracy. 1997. Public Internet. Penerjemah: Hans Wospakrik. Institut


Teknologi Bandung. Bandung.

McKinsey & Company. 2020. How Covid-19 is Changing Consumer


Behaviornow and Forever. USA.

Nugroho., J., Setiadi 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Cetakan Pertama,
Penerbit Kencana. Jakarta.

Philip Kotler, Kevin Lane Keller. 2008. Marketing Management, Thirteenth


edition. Erlangga.

Putri, Ayu Eryta. 2013. Aplikasi Instagram Sebagai Media Komunikasi


Pemasaran Online Shop (Studi Deskriptif Kualitatif Aplikasi Instagram
Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online Shop). Program Studi Ilmu
Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur. Surabaya.

Reza, Faisal. 2016. Strategi Promosi Penjualan Online Lazada.co.id. Jurnal


Kajian Komunikasi (JKK). Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas
Padjadjaran. Sumedang. 4(1) : 64-74 Retrieved from
(http://jurnal.unpad.ac.id).

Rizal, Veby Zilfania.2014. Pengaruh Social Media Marketing Twitter Terhadap JOM
Terbentuknya Brand Image Restoran Burger Gaboh Pekanbaru. Universitas
Riau. Pekanbaru.

Rogers, E. M. 2003. Diffusion of innovations. The Free Press. New York.

Schiffman, Leon G. dan Lesli Lazar Kanuk, 2000, Consumer Behavior, 7th
Edition. Prentice Hall Inc. Upper Saddle River, New Jersey.
26

Septiawan, I., P., E., & Suryani , A. 2017. Perbedaan Persepsi Penilaian
Pelanggan Antara Konsumen Loyal Dengan Konsumen Pendatang Baru
PT. Astra Internasional. Universitas Udayana. Bali.

Severin, W. J., & Tankard, J. W. 2001. Communication theories: Origins,


methods, and uses in the mass media. Pearson College Division.

Soekartawi. 2007. E-agribisnis: Teori dan aplikasinya. Seminar Nasional


Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta

Solomon, Micahel R, Bamossy dan Elnora W, Askrgaard, 2002, Marketing Real


People Real Choice, 2rd Edition. Prentice Hall Inc, Upper Saddle River,
New Jersey.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.


Bandung.

Tuty, D. W. N., Widiyanti, E., & Utami, W. B. 2017. Korelasi Faktor Pembentuk
Persepsi dengan Persepsi Konsumen Terhadap Media Pemasaran Online
(www.goodplant.co.id). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Zarella, Dan. 2010. The Social Media Marketing Book. Serambi Ilmu Semesta
Anggota IKAPI. Jakarta.
ORGANISASI PENELITIAN

Susunan organisasi penelitian terdiri dari:


Dosen pemimbing :
Ketua : Dr. Ir. Hairin Fajeri, M.P
Anggota : Prof. Dr. Ir. H. Luthfi Fatah, M.S
Pelaksanaan penelitian :
Nama : Yuliani
NIM : 1810514120010
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Program studi : Agribisnis
RENCANA PENELITIAN

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Social Media Marketing
Karakteristik Teknis Instagram
Perilaku Belanja Online
Persepsi Konsumen
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Hipotesis
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Hasil Uji Validitas Data
Hasil Uji Reliabilitas Data
Hasil Uji Normalitas Data
Statistik Diskriptif Data
Hasil Uji Homogenitas Data
Hasil Uji Beda T-Test
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN
31

Lampiran 1. Kuesioner
Kuesioner ini digunakan sebagai instrumen penelitian “Persepsi
Konsumen Menurut Golongan Usia Terhadap Karakteristik Teknis Instagram
Sebagai Media Pemasaran Sayuran Secara Online”. Data yang diberikan oleh
responden melalui kuesioner online ini akan dijamin kerahasiaannya. Jangan ragu
untuk memberikan pendapat Anda melalui kuesioner online ini. Karakteristik
khusus responden, yaitu responden berusia minimal 17 tahun dan pernah
melakukan pembelian sayuran pada @freshsayurmarket.banjarmasin secara
online. Jika ada pertanyaan terkait kuesioner ini, Anda dapat menghubungi:
+62 816-4933-1470 (WA)
Terimakasih

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Pengalaman mengunakan media sosial : < 1 tahun/1-3 tahun/> 3 tahun
6. Frekuensi Pembelian Online : Lebih dari sekali sebulan/ 1x
sebulan/Pada waktu tertentu

B. Pernyataan Terkait Pesepsi Konsumen


Pernyataan yang diajukan kepada responden berupa kondisi-kondisi yang
kemungkinan mengakibatkan keputusan pembelian sayuran secara online melalui
Instagram. Berikan tanggapan Anda pada setiap pernyataan dibawah ini dengan
memberikan tanda (√) pada salah satu kategori.
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Kurang Setuju
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
32

NO. Pernyataan Jawaban


1. Saya tidak perlu keluar rumah untuk membeli Sangat Sangat
sayuran dengan adanya Instagram tidak setuju
setuju
2. Instagram mudah penggunaannya Sangat Sangat
tidak setuju
setuju
3. Melalui Instagram, mudah melihat pendapat Sangat Sangat
pembeli/calon pembeli melalui fitur comment tidak setuju
setuju
4. Melalui Instagram, mudah berkomunikasi Sangat Sangat
dengan penjual tidak setuju
setuju
5. Menu/tampilan pada Instagram mudah Sangat Sangat
dipahami dan memudahkan dalam pencaharian tidak setuju
produk yang diinginkan setuju
6. Transaksi melalui Instagram bisa kapan saja Sangat Sangat
dan dari mana aja (fleksibel) tidak setuju
setuju
7. Belanja melalui Instagram dapat menghemat Sangat Sangat
biaya dan waktu tidak setuju
setuju
8. Mudah melakukan transaksi (dibandingkan Sangat Sangat
dengan membeli sayur secara offline) tidak setuju
setuju
9. Saya ingin kembali membeli sayuran melalui Sangat Sangat
Instagram tidak setuju
setuju

Anda mungkin juga menyukai