Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PENELITIAN

PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT KETUMPANG AIR (Peperomia


pellucida) OLEH MASYARAKAT DESA DOYOT

Oleh
NAMA : Melda Rosmiyati
NIM.G1011181333

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman Ketumpang Air (Peperomia pellucida) atau sering dikenal dengan
sirih cina ini merupakan tumbuhan obat kaya manfaat, tumbuhan ketumpang air
memiliki kandungan antioksidan. Umumnya bagi petani atau masyarakat
tumbuhan ini adalah gulma yang menganggu tanaman. Ketumpang air banyak
ditemukan di celah-celah batuan basah dan juga di tempat yang lembab seperti
tempat yang tidak terpapar sinar matahari yang lama. Tumbuhan ini biasanya
digunakan masyarakat sebagai pengobatan tradisional. Di Kalimantan, oleh
penduduk lokal, banyak digunakan dengan cara direbus dan air rebusannya
diminum untuk mengatasi sakit reumatik karena asam urat tinggi. Selain itu, juga
dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi penyakit ginjal, sakit perut, abses,
bisul, jerawat, radang kulit, luka bakar, batuk, diare, masuk angin, anti oksidan
serta hipertensi (Purba, dkk., 2007; Abere A. Tavs, et.al., 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Tumbuhan ketumpang air ini memiliki kandungan kimia , sehingga sangat
efektif digunakan untuk pengobatan tradisional oleh masyarakat. Sebagaian
masyarakat menggunakan nya sebagai obat herbal sesuai dengan
keperluannya, tapi tidak banyak yang tahu kandungan yang terdapat dalam
tumbuhan ketumpang air ini, sehingga perlu dilakukan research zat aktif yang
terdapat di tumbuhan tersebut.
Selain pemanfaatan nya sebagai tanaman obat tanaman ini memiliki efek
samping jika digunakan dengan dosis tertentu.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan Penelitian ini :
1. Mengetahui kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ketumpang air
2. Mengetahui efek samping konsumsi pada tumbuhan ketumpang air.
3. Cara penggunaan serta pemanfaatan tanaman obat ketumpang air oleh
masyarakat setempat
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat dalam
mengetahui khasiat dan manfaat serta efek samping konsumsi dan kandungan
kimia tanaman herba tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi tanaman suruhan (Peperomia pellucida ) menurut United States


Departement of Agriculture Natural Resources Conservation Service (2011)
sebagai berikut :

Kingdom : Plants
Subkingdom : Tracheobionta - Vascular plants
Superdivision : Spermatophyta - Seed
Division : Magnoliophyta - Flowering
Class : Magnoliopsida - Dicotyledons
Subclass : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Peperomia
Species : Peperomia pellucida

Nama daerah atau nama lain dari tanaman suruhan (Peperomia pellucida)
yaitu Suruhan. Sladanan, Rangu-rangu (Jawa). Saladaan (Sunda),
Ketumpangan ayer (Sumatera) Gofu doroho (Ternate). (Heyne, 1987).
2.2 Deskripsi Tumbuhan Ketumpang Air
Tumbuhan Ketumpang Air (Peperomia pellucida) tanaman yang berasal dari
Amerika Tropis. Umumnya tumbuhan obat ini, memiliki tinggi 6-45 cm dengan
batang dasar yang tegak, namun terkadang lurik, epifit (tanaman yang dapat
tumbuh menumpang dengan tanaman lain, tanpa mengambil unsur hara pada
tanaman lain). Daunnya sederhana, dengan panjang yang sama dengan lebar
sekitar 0,3-4 cm, tangkai daun bulat dengan galur yang membujur dengan
panjang sekitar 0,1-0,7 cm, berdaging, oval, bersegitiga, daun melebar pada
pangkal dan mengerucut pada ujungnya bertepi secara keseluruhan, 3-5 urat
daun dari pangkal, bunga tumbuh tegak ke atas berlawanan arah dengan
tumbuhnya daun, dengan panjang sekitar 0,8-9,2 cm (Htet and Khaing, 2016).
2.3 Budidaya, Ekologi, dan Penyebaran
Tumbuhan herba Ketumpang Air berasal dari Amerika tropis, penyebarannya
melalui Amerika Tengah, Amerika selatan dan Asia Tenggara. Tumbuhan ini
dapat tumbuh dengan mudah pada kondisi tanah yang lembab atau dibawah
naungan yang tinggi dengan cahaya matahari yang cukup. Budidaya tanaman
ini belum banyak dilakukan karena tanaman ini mudah ditemukan di berbagai
tempat. Tetapi saat ini tanaman ketumpang air atau sirih cina mulai
dibudidayakan dengan cara perbanyakan biji. Karna sifatnya merupakan
tanaman liar, dalam membudidayakan nya cukup mudah yaitu menjaga
kelembapan tanah dengan menyiram tanaman atau sekitarnya secara berkala
serta bias dilakukan pemupukan pada tanaman tersebut. ( Arief Ariana, 2013 )
2.4 Khasiat dan Kegunaan
Secara empiris tanaman herba ini digunakan untuk pengobatan diabetes dan
asam urat dengan cara meminum air rebusan seluruh bagian tanaman, sebagai
lalapan atau dengan cara menggiling seluruh bagian tanaman kemudian
ditempelkan pada bagian yang sakit untuk sakit kepala dan demam, sakit perut
atau dengan memeras serta menyaring, meminum sari hasil gilingan tersebut (
Kinho at all., 2011 )
Seluruh bagian tanaman dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi
beragam penyakit seperti, luka bakar dan terpukul, penyakit ginjal, sakit kepala,
dan deman (Hariana, 2015).Tanaman ini juga memiliki efek farmakologis lainnya
yaitu, sebagai antihiperglikemik, dalam penelitian yang dilakukan oleh Salma
dkk., (2013), melaporkan bahwa tanaman ini dapat menurunkan kadar glukosa
darah tikus yang hiperglikemia akibat diinduksi sukrosa. Tanaman ketumpang air
ini juga memiliki kemampuan menurunkan kadar asam urat pada ayam kampung
jantan (Yunarto, 2013) ekstrak daun dari tanaman ini juga dapat dimanfaatkan
sebagai antikanker dan antibakteri (Wei et al., 2011). Daun ketumpang air yang
memiliki aktivitas antibakteri ini mampu menghambat pertumbuhan Aeromonas
hydrophila, Edwardsiella tarda, Escherichia coli, Flavobacterium sp., Klebsiella
sp., Pseudomonas aeruginosa, Salmonella sp., Vibrio alginolyticus, Vibrio
cholera, Vibrio parahaemolyticus (Wei et al., 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan yaitu bulan
November 2021 sampai Desember 2021 di Desa Doyot Kecamatan Lumar
Kabupaten Bengkayang.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis menulis , kuisioner
untuk mengisi daftar pertanyaan serta kamera untuk dokumentasi dan perekam
suara.

3.3 Jenis Data


Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder sebagai berikut:
a. Data Primer
Data Primer yaitu data yang didapat atau dikumpulkan langsung dari objek
yang diteliti
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yangdiperoleh secara tidak langsung dari objek
atau subjek penelitian.
3.4 Metode Penelitian
1. Wawancara yaitu mewawancarai informan kunci serta masyarakat Desa
Doyot dengan mengambil beberapa responden melalui kuesioner
2. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung, mencatat
dan mengambil dokumen responden sebanyak 30 orang.
3. Studi Pustaka dengan membaca dan mencatat karya tulis berbagai penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan tumbuhan obat.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi, kemudian
dianalisis secara deskriptif sederhana. Pengumpullan data tentang
kandungan serta zat zat yang terdapat pada tumbuhan obat ddilakukan
dengan studi pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Abere, T. A., Agoreyo, F. O., & Eze, G. I. (2013). Phytochemical, Antimicrobial and
Toxlicological evaluation of the leaves of Peperomia Pellucida (L.) HBK
(Piperaceae). Journal of Pharmaceutical and Allied Sciences. 9(3), 1637-
1652.

Hariana, A. (2015). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Heyne, K.,1987,Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan Sarana Wana


Jaya : Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Htet, Y. M. and Khaing M. M. 2016. Botanical Studies and Phytochemical Screening
of Peperomia pellucida ( L .) Kunth ( Thit-Yay-Gyi ). Hinthada University
Research Journal . 7(1) , 106-111.
Kinho, J, dkk. (2011). Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara Jilid I. Manado:
Balai Penelitian Kehutanan Manado
Purba, Ritson & Nugroho D. S. (2007). Analisis Fitokimia dan Uji Bioaktivitas Daun
kaca (Peperomia pellucida (L.) Kunth). Jurnal Kimia Mulawarman. 5(1), 5-8.
Wei, S.L., Wee, W., Siong, J.Y.F., dan Syamsumir, D.F. 2011. Characterization of
Anticancer, Antimicrobial, Antioxidant Properties and Chemical Compositions of
Peperomia
pellucida Leaf Extract.
Yunarto, N., 2013, Efek Ekstrak Air dan Heksan Herba Suruhan Peperomia pellucida
(L) Kunth) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Serum Darah Ayam
Kampung, Media Litbangkes 23:8-14, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai