Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASA DEWASA NABI MUHAMMAD SAW.


MATA KULIAH:KONSEP DASAR SKI MI
DOSEN PENGAMPU: Mohamad Din Hadi,S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun oleh:
LUTFI WAHYU HIDAYAH
NPM MAHASISWA:211402013

PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-MA’ARIF WAY KANAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
curahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan
tugas yang diberikan oleh dosen kepada penulis untuk menghadirkan sebuah
makalah dengan judul “MASA DEWASA NABI MUHAMMAD SAW” .

Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut
beliau sampai akhir zaman.

Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan dalam


bentuk yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis menyadari adanya
kekurangan dan keterbatasan penyampaian materi di dalam makalah ini.
Karenanya penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak terutama dari
Bapak Mohamad Din Hadi,S.Pd.I.,M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah
Konsep Dasar SKI MI demi kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi
pelajaran dikemudian hari.

Wasalamualaikum wr.wb.

ii
DAFTAR ISI

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Histografi Masa Deawasa Nabi Muhammad SAW 3


B. Cara Berdagang Nabi Muhammad SAW 7
C. Sejarah Gelar Al-Amin Nabi Muhammad SAW Saat Dewasa 7
D. Peristiwa dan Kejadian Masa Dewasa Nabi Muhammmad SAW 8

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ` 11

SARAN 11

DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Nabi Muhammad lahir di kota Makkah, sebuah daerah di bagian tengah


Jazirah Arab yang merupakan salah satu tempat paling terbelakang pada saat
itu. Terlahir dalam suasana masyarakat jahiliyah, Muhammad dikenal memiliki
sifat yang berbeda dengan orang-orang disekitarnya. Beliau dijuluki Al-Amin
yang berarti “orang yang dapat dipercaya” karena beliau memang dikenal
sebagai orang yang sangat jujur di kalangan masyarakat Makkah.

Nabi Muhammad adalah seorang manusia pilihan yang dilahirkan dengan


penuh kemuliaan hingga akhir hayatnya. kehidupan Muhammad sebelum
diangkat menjadi Rasul sudah memiliki akhlak yang baik dan tidak pernah
menyembah berhala-berhala yang di sembah kaum Quraisy.

Sebelum Muhammad di angkat menjadi Rasul beliau telah di juluki Al-


Amin. Oleh karena itu, penulis mempersembahkan sebuah makalah yang
berisikan tentang kehidupan Nabi Muhammad sebelum menjaadi Rasul.
mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah rasa kecintaan
kita terhadap Nabi Muhammad SAW.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana kehidupan Nabi Muhammad SAW setelah menikah?


2. Kenapa rasulullah dijuluki al-Amin?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi saat Nabi Muhammad SAW dewasa?

1
C.Tujuan Penulisan

Atas kumpulan rumusan masalah di atas yang telah saya paparkan, maka
berikut adalah tujuan dari penulisan makalah ini yang semoga dapat dijadikan
dasar kita memahami dengan mudah point-point penting dalam makalah ini
adalah agar pembaca dapat mengetahui kisah MASA DEWASA NABI
MUHAMMAD SAW.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Histografi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad lahir di kota Makkah, sebuah daerah di bagian tengah


Jazirah Arab yang merupakan salah satu tempat paling terbelakang pada saat
itu. Terlahir dalam suasana masyarakat jahiliyah, Muhammad dikenal memiliki
sifat yang berbeda dengan orang-orang disekitarnya. Beliau dijuluki Al-Amin
yang berarti “orang yang dapat dipercaya” karena beliau memang dikenal
sebagai orang yang sangat jujur di kalangan masyarakat Makkah.

Pada saat itu kejujuran dan kesederhanaannya membuat seorang janda


saudagar bernama Khadijah mempercayakan barang dagangannya kepada
Muhammad. Seiring dengan berjalannya waktu, Khadijah dan Muhammad pun
menikah. Pada saat itu Khadijah sudah berumur 40 tahun, sedangkan
Muhammad baru berusia 25 tahun. Selama Nabi Muhammad Saw.berdagang
bersama pamannya, Nabi Muhammad Saw. banyak mendapatkan ilmu dalam
berniaga. Sifatnya yang jujur dan mulia menjadikan orang lain percaya dan
mengajak untuk bekerja sama dalam berdagang. Salah satu orang yang simpati
adalah Siti Khadijah, seorang saudagar kaya di kotaMakkah saat itu. Khodijah
menginginkan Nabi Muhammad Saw.

Pada usia 25 tahun bekerja padanya dengan menjualkan barang-barang


dagangannya ke Syam. Nabi Muhammad Saw. dipercaya untuk berdagang dan
ditemani oleh Maisyarah. Peristiwa tentang cara dagangnya Nabi Saw. itu
diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus
Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan
Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan
disetujuinya akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad Sawdengan
mas kawin 20 ekor Onta Muda. Usia Khadijah waktu itu 40 tahun dan Nabi
Muhammad Saw. 25 tahun. Dalam perkawinannya Nabi dianugerahi 6 putra-

3
putri yaitu Qāsim, Abdullāh, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulṡum dan Fāṭimah.
Semua anak laki-laki Nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya
yang masih hidup sampai Nabi wafat adalah Fāṭimah.

1.Kehidupan Nabi Muhammad setelah menikah

Dengan 20 ekor unta muda sebagai maskawin Muhammad


melangsungkan perkawinanya itu dengan Khadijah. Ia pindah kerumah
Khaddijah dan memulai hidup barunya, hidup suami-istri dan ibubapak,
saling mencintai cinta sebagai pemuda berumur 25 tahun. Muhammad
yang telah mendapat karunia tuhan dalam perkawinanya dengan Khadija
itu berada dalam kedudukan yang tinggi dan harta yang cukup. Seluruh
penduduk Mekkah memandangnya dengan rasa gembira dan hormat.

Pergaulan Muhammad dengan penduduk Mekkah tidak terputus,


juga partisipasinya dalam masyarakat. Pada waktu itu masyarakat sedang
sibuk karena bencana banjir besar yang turun dari gunung, pernah
menimpa dan meretakkan dinding-dinding Ka’bah yang memang sudah
rapuk. Sebelum itupun pihak Quraisy memang sudah memikirkanya.
tempat yang tidak beratap itu menjadi sasaran pencuri mengambil barang-
barang berharga di dalamnya, merekapun memperbaiki bangunan Ka’bah.

Sudut-sudut ka’bah itu oleh Quraisy dibagi empat bagian, tiap


kabilah mendapatkan satu sudut yang harus dirombak dan dibangun
kembali. setelah mereka berusaha membongkar batu hijau yang terdapat di
situ dengan pacul tidak berhasil, dibiarkanya batu itu menjadi fondaasi
bangunan. Dari gunung-gunung sekitar tempat itu sekarang orang-orang
Quraisy mulai mengangkut batu-batu granit yang berwarna biru, dan
pembangunanpun segera dimulai. Setelah bangunan itu setinggi orang
berdiri dan tiba saatnya meletakkan Hajar Aswad yang disucikan
ditempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di
kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan

4
meletakkan batu itu di tempatnya. Demikian memuncaknya perselisihan
itu sehingga hampir saja timbul perang saudara karenanya.

Abu Umayya bin’I-Mughira dari banu Makhzum, adalah orang


yang tertua di antara mereka, dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat
keadaaan serupa itu ia berkata kepada mereka: “serahkanlah putusan kamu
ini di tangan orng yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini”. Tatkala
mereka melihat Muhammad adaalah orang pertama memasuki tempat itu,
mereka berseru: “ini Al-Amin, kami dapat menerima keputusanya”. Lalu
mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun
mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api
permusuhan itu. Ia berpikir sebentar. Kemudian berkata: “kemarikan
sehelai kain”. Setelah kain dibawkan dihamparkanya dan di ambilnya batu
itu lalu diletakkanya dengan tangan sendiri. Kemuudian katanya
“hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini”.

Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu itu


akan diletakkan. Lalu Muhammad mengeluaarkan batu itu dari kain dan
meletakan di tempatnya. Dengan demikian perelisihan itu berahir dan
bencana dapat dihindarkan. Quraisy kemudian melanjutkan pembangunan
Ka’bah hingga selesai dan ka’bah kembali berdiri kokoh.

Selama bertahun-tahun Muhammad tetap bersama-sama penduduk


Mekkkah dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Ia menemukan dalam
diri Khadijah teladan wanita terbaik, waanita subur dan penuh kasih,
menyerahkan seluruh dirinya kepadanya, dan telah melahirkan anak-anak
seperti Zainab, Ruqayya, Umm Kulthum dan Fatimah. Tentang Al-Qasim
dan Abdullah tidak banyak yang diketahui, kecuali disebutkan bahwa
mereka mati kecil pada zaman jahiliah dan tak ada meninggalkan sesuatu
yang patut dicatatat. Tetapi yang pasti kematian itu meninggalkan bekas
yan mendalam ada orang tua mereka. Demikian juga ppadaa diri Khadijah
terasa sangat memedihkan hatinya.

5
Dikalangan masyarakat Mekkah Muhammadlah yang paling
banyak berpikir dan merenung, jiwa yang kuat dan berbakat ini. Jiwa yang
sudah mempunyai persiapan kelak akan menyampaikan risalah tuhan
kepada ummmat manusia, serta mengantarkanya kepada kehidupan rohani
yang hakiki, jiwa demikian tidak mungkin berdiam diri saja melihat
manusia yang sudah hanyut kedalam lembah kesesatan. Sudah seharusnya
ia mencari petunjuk dalam alam semsta ini, sehingga tuhan nanti
menentukanya sebagai orang yang akan menerima risalahnya. Begitu besar
dan kuatnya kecenderungan rohani yang ada padanya. Ia tidak ingin
menjadikan dirinya sebangsa dukun atau ingin menempatkan diri sebagai
ahli pikir seperti dilakukan oleh Waraqa bin naufal daan sebangsanya.

Sudah menjadi kebiasaaan orang-orang Arab masa itu bahwa


golongan berpikir mereka selama beberapa waktu tiap tahun menjauhkan
diri dari keramaian orang, berkhalwat dan mendekatkan diri pada tuhan-
tuhan mereka dengan bertapa dan berdo’a, mengharapkan diberi rejeki dan
pengetahuan. Pengasingan untuk beribadat semacam ini merekaa namakan
thannuf dan thannuuuth.

Di tempat ini rupanya Muhammad mendapat tempat yang paling


baik guna mendalami pikiran dan renungan yang berkecamuk dalam
dirinya. Juga di tempat ini ia mendapatkan ketenangan dalam dirinya serta
obat penawar hasrat hati yang ingin menyendiri, ingin mencari jalan
memenuhi kerinduanya yang semakin besar ingin mencapai Ma’rifat serta
mengetahui rahasia alam semesta.

Di puncak gunung Hira sebelah utara Mekkah terdapat sebuah gua


yang baik sekali buat tempat menyendiri dan tahannuth. Sepanjang bulan
ramadan tiap tahun ia pergi disana dan berdiam di tempat itu, ia bertekun
dalam renungan dan ibadat, jauh dari segala kesibukan hidup dan
keributan manusia. Ia mencari kebenaraan, dan hanya kebenaraan semata.

6
Ketika usia Rasulullah 40 tahun, 13 tahun sebelum hijrah tepatya
tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agustus 661 M,Nabi Muhammad sedang
berada dalam gua Hira,Allah mengutus beliau kepada seluruh manusia
untuk memberi kabar gembira dan peringatan serta menjadi rahmat
sekalian Alam.untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya
kebenaran daan untuk mewujudkan mereka kepada jalan yang lurus.

B. Cara Berdagang Nabi Muhammad Saw.

Selama berdagang untuk Khadijah, Nabi Muhammad Saw. mendapatkan


keuntungan yang besar. Hal ini didapatkan karena selama berdagang ia sangat
tekun, jujur, ramah, dan murah senyum kepada pembeli yang datang. Nabi
Muhammad Saw. tidak pernah membohongi pembeli. Jika ia melihat ada
barang dagangan yang cacat, maka ia tunjukkan kecacatannya.

Jika barang tersebut berharga murah, maka ia tidak akan menjual dengan
harga yang mahal. Apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. dalam
berdagang tidak membuatnya rugi. Bahkan, ia mendapatkan keuntungan yang
besar, sebab cara berdagang yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. banyak
orang yang senang dan banyak membeli barang yang didagangkan sehingga
barang yang dijual Nabi Muhammad Saw. tidak tersisa. Mereka merasa senang
karena menjumpai pedagang yang benar-benar jujur.Mereka senang
mendapatkan barang yang baik dan tidak tertipu.

C.Sejarah Gelar Al-Amin Nabi Muhammad Saw. Saat Dewasa

Pada usia 35 tahun lima tahun sebelum keNabian ada suatu peristiwa yaitu
Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke Baitul Haram. Dengan
peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka’bah dan
yang menjadi arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum. Ketika
pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih
tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan
ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi pertumpahan
darah. Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang pertama

7
kali masuk lewat pintu masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar
Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah Swt menghendaki ternyata
yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah Saw. dan yang berhak
adalah Rasulullah. Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar
Aswad. Rasulullah meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah
supaya memegang ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama.
Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan
meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada
berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.

D.Peristiwa dan Kejadian Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW

1.Rasulullah Menerima Wahyu Pertama

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu


pertama dari Allah SWT melalui malaikat Jibril. Ada berbagai pendapat
mengenai kapan tepatnya peristiwa ini terjadi. Namun, pendapat yang paling
banyak menyebutkan bahwa peristiwa turunnya wahyu pertama kepada
Nabi Muhammad SAW ini jatuh pada tanggal 17 Ramadhan 610 Masehi.
Peristiwa ini kemudian diperingati oleh kaum muslimin setiap tahunnya
sebagai peringatan Nuzulul Quran.

Saat itu, Rasulullah SAW sedang berada di dalam Gua Hira di Jabal
Nur untuk berkhalwat atau menyendiri. Kemudian malaikat Jibril datang
atas perintah Allah SWT untuk menyampaikan wahyu berupa surat Al-'Alaq
ayat 1 – 5, yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq: 1 – 5)

Para ulama berpendapat bahwa melalui surat tersebut, Allah SWT


memerintahkan agar manusia senantiasa menyebut nama Allah SWT ketika

8
memulai setiap kegiatan, keharusan manusia untuk membaca baik Al-Quran
atau buku pengetahuan, dan juga selalu berserah diri kepada Allah SWT
sebab hanya Dia lah Yang Maha Mengetahui apa yang tidak diketahui
manusia.

2.Periode Dakwah Nabi Muhammad SAW

Rasulullah memulai proses panjang dakwah untuk menyerukan


Islam pada bangsa Arab selama 23 tahun masa kerasulannya. Dalam periode
waktu tersebut, Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktu selama 13
tahun berdakwah di kota Makkah, sedangkan 10 tahun sisanya dihabiskan di
Madinah Al-Munawwaroh.

Seorang sejarawan Muslim Arab bernama Ibn Ishaaq menjelaskan


bahwa pada tiga tahun pertama, Rasulullah SAW berdakwah secara
sembunyi-sembunyi (dakwah sir). Beberapa tokoh terkenal yang memeluk
Islam pada fase dakwah sembunyi-sembunyi ini antara lain: Khadijah binti
Khuwailid, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Utsman bin ‘Affan, serta Bilal
bin Rabah, salah satu budak yang memeluk agama Islam.

Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah secara terang-


terangan (dakwah jahr) setelah turun wahyu Allah SWT berupa Q.S Al-Hijr
ayat 94, yang artinya:

“Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan


segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-
orang yang musyrik.” (Q.S. Al-Hijr 15 : 94) Dakwah terang-terangan beliau
memicu kemarahan kaum kafir Quraisy, termasuk paman Nabi yaitu Abu
Lahab. Mereka berusaha menghalangi dan menolak ajaran Rasulullah,
bahkan berniat membunuh beliau. Sampai kemudian turunlah perintah Allah
SWT untuk hijrah ke Habasyah, lalu turun lagi perintah untuk hijrah ke kota
Madinah. Di kota Madinah, Nabi dan para sahabat membangun Masjid
Quba yang merupakan masjid pertama yang didirikan Rasulullah SAW. Di

9
kota Madinah pula, kaum muslimin bertambah banyak jumlahnya dari
kalangan Anshar.

3.Peristiwa Isra’ Mikraj Isra’ Mikraj

merupakan peristiwa bagi umat Islam yang diperingati setiap tanggal


27 Rajab. Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah
dari Allah SWT berupa kewajiban melaksanakan shalat lima waktu. Kisah
Isra’ Mikraj tertuang di dalam Al Quran surat Al-Isra ayat 1 yang artinya:

"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya


(Muhammad) pada malam hari dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang
telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha
Melihat." (QS. Al Isra': 1)

Peristiwa Isra' Mikraj hanya terjadi dalam waktu satu malam saja.
Isra' memiliki makna perjalanan malam, yaitu peristiwa ketika Nabi
Muhammad SAW berangkat dari Makkah ke Baitul Maqdis di Yerusalam.
Sementara itu, Mikraj bermakna kenaikan, adalah peristiwa saat Nabi
Muhammad dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha,
melewati 7 langit. Rasulullah SAW ditemani oleh Malaikat Jibril menaiki
Buroq, kendaraan super cepat berupa hewan putih dengan dua sayap.

Dalam perjalanannya menuju langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW


dipertemukan dengan para malaikat dan para nabi terdahulu, yaitu Nabi
Adam, Nabi Isa, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, Nabi Musa, dan Nabi
Ibrahim. Kemudian Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Allah SWT
untuk menerima perintah shalat lima waktu.

10
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPUL;AN

Nabi Muhammad lahir di kota Makkah, sebuah daerah di bagian tengah


Jazirah Arab yang merupakan salah satu tempat paling terbelakang pada saat
itu. Terlahir dalam suasana masyarakat jahiliyah, Muhammad dikenal memiliki
sifat yang berbeda dengan orang-orang disekitarnya. Beliau dijuluki Al-Amin
yang berarti “orang yang dapat dipercaya” karena beliau memang dikenal
sebagai orang yang sangat jujur di kalangan masyarakat Makkah

Peristiwa yang terjadi saan Nabi Muhammad SAW dewasa yaitu:

1. Rasulullah menerima wahyu pertama


2. Periode dakwah Nabi Muhammad SAW
3. Peristiwa isra’ mikraj

B. Saran

Saran penulis semoga dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca


dapat mengaplikasikan akhlak-akhlak Nabi Muhammad SAW dalaam
kehidupan sehari-hari. Karena betapa pentingnya mencontoh perilaku dan
akhlak rasulullah seperti akhlak siddiq, amanh, fatonah dan tabligh. Sehingga
apabila perilaku tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
pastinya kita akan terhindar dari sifat-sifat tercela yang dapat menimbulkan
kerusakan di dunia ini

11
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, sejarah peradaban islam, Jakarta: RajaGrafindo Yatim, 2000

Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Tintamas, 1984.

Ratu Suntiah & Maslani, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Insan Mandiri,
2010.

http://ikhwansiyamto.blogspot.com/2013/05/kisah-bertemunya-nabi-muhammad-
saw.html

http://riyanafisah.blogspot.com/2017/12/masa-dewasa-nabi-muhammad-
saw.html?m=1

http://mda-misbahul-munir.blogspot.com/2018/05/masa-dewasa-nabi-
muhammad-saw.html?m=

https://widyawicara.com/article/read/rangkuman-5-peristiwa-penting-dalam-
hidup-nabimuhammad-SAW

12

Anda mungkin juga menyukai