%
% Target 2021
Indikator Target Realisasi Capaian
No Satuan Capaian Renstra/
Kinerja 2021 2021 Renstra/
2021 RPJKMD
RPJMD
Indeks Desa
1 Indeks 0,672 0,672 100 100 0%
Membangun
Data : Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
- Teknik Penghitungan :
-
Setiap indikator memiliki skor. Nilai skor yaitu 0 – 5. Penetapan skor berdasarkan
hasil FGD Analitycal Hierarchy Process (AHP). Perhitungan indeks pada setiap dimensi
dilakukan dengan metode skoring yang kemudian ditransformasikan menjadi sebuah
indeks prosedur untuk menghasilkan Indeks Desa Membangun adalah sebagai berikut :
1. Setiap indikator memiliki skor antara 0 sd 5, dimana semakin skor
mencerminkantingkat keberartian. Missal : skor untuk indikator akses terhadap
Pendidikan sekolah dasar, bila sekolah A memiliki akses fisik < 3 Km, maka desa
A memiliki skor 5 dan desa B memiliki akses fisik > 10 Km, maka memiliki skor
1. Ini berarti penduduk desa A memiliki akses yang lebih baik dibandingkan
dengan penduduk desa B.
2. Setiap skor indikator dikelompokkan ke dalam variable, sehingga menghasilkan
skor variable. Misalnya variable Kesehatan terdiri dari indikator :
a. Waktu tempuh ke pelayanan Kesehatan < 30 menit;
b. Ketersediaan tenaga Kesehatan dokter, bidan dan nakes lain;
c. Akses ke poskesdes, polindes dan posyandu;
d. Tingkat aktifitas posyandu; dan
e. Kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS).
Total skor variable selanjutnya dirumuskan menjadi indeks :
n
lx =
∑ Skor X
1
nx X 5
Lx = Indeks
N = jumlah indikator
Misalkan : Indeks Ketahanan Lingkungan terdiri dari 3 indikator, yaitu indikator
kualitas lingkungan, indikator rawan bencana dan indikator tanggap bencana.
Nagari Batu Bajanjang memiliki skor kualitas lingkungan 4, skor rawan bencana
5 dan skor tanggap bencana 3. Maka nilai indeks ketahanan lingkungannya
adalah sebagai berikut :
4+ 5+3 12
Indek Lingkungan = = = 0,8
3 x5 15
1.3 Analisis Penyebab Kenaikan Kinerja serta Alternative solusi yang telah
dilakukan.
Capaian Kinerja untuk Indikator Indeks Desa membangun dapat dicapai pada
tahun 2021, dikarenakan adanya peningkatan status Nagari Cupak dari Desa
Maju menjadi Desa Mandiri, dan juga peningkatan status nagari dari Desa
Tertinggal menjadi Desa Berkembang dan juga dari Desa Berkembang menjadi
Desa Maju. Peningkatan status Desa Mandiri tersebut dapat tercapai karena
dalam penyusunan perencanaan pembangunan di Nagari Cupak, baik itu
pembangunan yang bersifat fisik maupun bersifat non fisik sesuai dengan hasil
rekomendasi dari Indeks Desa Membangun, sehingga seluruh dimensi dari
indikator dapat terpenuhi.
Tabel 1.3
Nagari Maju dan Mandiri di Kabupaten Solok pada Tahun 2020 dan 2021
Tahun 2020 Tahun 2021
No
Nagari Maju Nagari Mandiri Nagari Maju Nagari Mandiri
1 Muaro Paneh Muaro Paneh Cupak
2 Cupak Aie Batumbuak
3 Jawi-Jawi Batang Barus
4 Koto Gadang Koto Gadang
Guguak Guguak
5 Talang Jawi-Jawi
6 Paninggahan Talang
7 Koto baru Paninggahan
8 Panyakalan Koto Baru
9 Selayo Panyakalan
10 Sirukam Selayo
11 Supayang Alahan Panjang
12 Singkarak Surian
13 Sumani Sirukam
14 Tikalak Supayang
15 Kacang
16 Singkarak
17 Sumani
18 Tikalak
Sumber : Dokumen DPMN Kab. Solok
Demikian juga pada tahun 2021 telah terjadi peningkatan status dari Desa
Tertinggal menjadi Desa berkembang, dimana pada tahun tersebut Nagari yang
telah meninggalkan status Desa Tertinggal menjadi desa berkembang adalah
sebanyak 6 Nagari dari 17 Nagari tertinggal pada tahun 2020. Dengan kondisi
tersebut meningkatkan Indeks Desa Membangun Tingkat Kabupaten.
Pada indikator ini dapat kita lihat bahwa untuk Persentase Peningkatan
Status Desa Mandiri hanya memiliki anggaran sebesar Rp. 79.772.300,- dan
anggaran tersebut berbagi untuk beberapa kegiatan lainnya, seperti Fasilitasi
Pengukuran Indeks Desa Membangun, Penyusunan Profil Nagari, Epdeskel
dan juga untuk fasilitasi kegiatan Musrenbang Nagari, dimana pada
Musrenbang Nagari tersebut DPMN mengarahkan Nagari untuk pelaksanaan
kegiatan yang anggarannya bersumber dari Dana Desa untuk meningkatkan
status Nagari tersebut.