Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIKUM SENSOR dan TRANDUSER


PERCOBAAN 3

SENSOR CAHAYA
(PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

NAMA : Suwita Ningsih


NIM : 190534646447
TGL PRAKTIKUM : 19 - Oktober - 2020

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Tahun 2020
PERCOBAAN 3
SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

I. Tujuan
1. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap
besaran fisis
2. Menguji sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap
besaran fisis
3. Menganalisis karakteristik sensor LDR, phototransistor, dan photodioda

II. Dasar Teori


Sensor adalah komponen yang dapat digunkan untuk mengonversi suatu
besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu
rangkaian elektronik atau sensor merupakan sistem yang melengkapi agar sensor
tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca
pada keluaranya. Salah satu jenis resistor yang peka terhadap perubahan cahaya
dalah LDR. Resistansi LDR akan berubah seiring dengan intensitas cahaya yang
mengenainya. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi
saklar otomatis.
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang
ada disekitar kita, maka LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Prinsip
inilah yang digunakan untuk mengaktifkan transistor untuk menghidupkan LED
lampu taman otomatis, menggerakkan motor DC pada hand dryer, sensor pada
alam branks, sensor pada tracker cahaya matahari, sensor pada control arah solar
cell, sensor pada robot line follower dan menghidupkan buzzer pada alarm
otomatis. Macam-macam sensor cahaya adalah sebagai berikut :

1. LDR
LDR atau yang biasa disebut photoresistor pada prinsipnya yaitu sebuah resistor
yang nilai resistansinya bergantung pada seberapa banyak cahaya yang jatuh pada
permukaan sesnor LDR. LDR berfungsi untuk menngubah intensitas cahaya menjadi
hambatan listrik semakin besar.Prinsip kerja LDR ini adalah nilai resistansinya akan
bertambah besar apabila tidak terkena cahaya dan akan berkurang apabila terkena
cahaya.
Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu :
 Laju Recovery
 Respon Spektral
 Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya
tertentu kedalam ruangan yang gelap sekali, maka bisa kita mati bahwa nilai resistansi
dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap
tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga dikegelapan setelah
mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatua ukuran praktis dan
suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K
ohm/detik. Untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200 K ohm/detik (selama
20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih
tinggi pada rah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan
level cahaya 400 lux.
 Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang
gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan
sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas, dan perak. Dari
kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak digunakan
karena mempunyai daya hantar yang baik. Sensor ini sebagai pengindera yang
merupakan elemen yang pertama-tama menerima energi dari media untuk memberi
keluaran berupa perubahan energi.

Sensor terdiri dari berbagai macam jenis serta media yang digunakan untuk melakukan
perubahan. Media yang digunakan misalnya: panas, cahaya, air, angin, tekanan, dsb.
Sedangkan pada rangkaian ini menggunakan sesnor LDR yang menggunakan intensitas
cahaya atau yang peka terhadap cahaya (photo conductivecell). Pada rangkaian elektronika,
sensor harus dapat mengubah bentuk – bentuk energi cahaya ke energi listrik, sinyal listrik ini
harus sebanding dengan besar energi sumbernya. Dibawah ini merupakan karakteristik dari
sensor LDR.

Pada karakteristik diatas dapat dilihat bila cahaya mengenai sensor itu maka harga tahanan
akan berkurang. Perubahan yang dihasilkan ini tergantung dari bahan yang digunakan serta
kekuatan cahaya yang mengenainya.
2. Photodioda
Sensor photodioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda
akan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas cahaya dan akan
mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada umumnya. Sensor
photodioda adalah salah ssatu jenis sensor peka cahaya (photodetector). Jenis sensor peka
cahaya lain yang sering digunakan adalah phototransistor. Photodioda akan mengalirkan arus
yang membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumnya
teratur terhadap power density (Dp).

Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut sebagai current
responsivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor ketika photodioda tersebut disinari dan
dalam keadaan dipanjar mundur. Tanggapan frekuensi sensor photodioda tidak luas. Dari
rentang tanggapan itu, sensor photodioda memiliki tanggapan paling baik terhadap cahaya
infra merah, tepatnya pada cahaya dengan panjang gelombang sekitar 0,9 μm . Kurva
tanggapan sensor photodioda ditunjukkan pada gambar berikut.

Hubungan antara keluaran sensor photodioda dengan intensitas cahaya yang diterimanya
ketika dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier. Hubungan antara
keluaran sensor photodioda dengan intensitas cahaya ditunjukkan pada gambar berikut.

Sebagai contoh aplikasi photodioda dapat digunakan sebagai sensor api. Penggunaan sensor
photodioda sebagai pendeteksi keberadaan apididasarkan pada fakta bahwa pada nyala api
juga terpancar cahaya infra merah. Hal ini tidak dapat dibuktikan dengan mata telanjang
karena cahaya infra merah merupakan cahaya tidak tampak, namun keberadaan cahaya infra
merah dapat dirasakan yaitu ketika ada rasa hangat atau panas dari nyala api yang sampai ke
tubuh kita.
3. Phototransistor
Phototransistor merupakan jenis transistor yang bias basisnya berupa cahaya infra
merah. Besarnya arus yang mengalir diantara koletor dan emitor sebanding dengan intensitas
cahaya yang diterima phototransistor tersebut. Simbol dari photo transistor ditunjukkan pada
gambar berikut.

Gambar 1.6 Bentuk dan simbol Phototransistor


Phototransistor sering digunakan sebagai saklar terkendali cahaya infra merah, yaitu
memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off) Struktur phototransistor mirip
dengan transistor bipolar (bipolar junction transistor). Pada daerah basis dapat dimasuki sinar
dari luar melalui suatu celah transparan dari luar kawasan transistor. Celah ini biasanya
dilindungi oleh suatu lensa kecil yang memusatkan sinar ditepi sambungan basis emitor.

Prinsip Kerja Photo Transistor


Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam catu balik dan berfungsi
sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar dari luar. Bila tak ada sinar yang masuk,
arus yang melalui sambungan catu balik sama dengan nol. Jika sinar dari energi photon
cukup dan mengenai sambungan catu balik, penambahan pasangan hole dan elektron akan
terjadi dalam depletion region, menyebabkan sambungan menghantar. Jumlah pasangan hole
dan elektron yang dibangkitkan dalam sambungan akan sebanding dengan intensitas sinar
yang mengenainya. Sambungan antara basis emitor dapat dicatu maju, menyebabkan piranti
ini dapat difungsikan sebagai transistor bipolar konvenssional. Arus kolektor dari
phototransistor diberikan oleh : Terminal basis dari photo transistor tidak membutuhkan
sambungan (no connect) untuk bekerja. Jika basis tidak disambung dan VCE adalah positif,
sambungan basis kolektor akan berlaku sebagai fotodioda yang dicatu balik. Arus kolektor
dapat mengalir sebagai tanggapan dari salah satu masukan, dengan arus basis atau masukan
intensitas sinar L1.

Aplikasi komponen ini sebagai sensor peraba adalah digunakan bersama dengan LED
Infrared yang dipancarkan ke permukaan tanah. Apabila permukaan tanah atau lantai
berwarna terang, maka sinyal infrared akan dikembalikan ke sensor dan diterima oleh ST8-
LR2. Namun bila permukaan tanah atau lantai berwarna gelap, maka sinyal infrared akan
diserap dan hanya sedikit atau bahkan tidak ada yyang kembali.

III. Alat dan Bahan


1. Modul Trainer Sensor Cahaya
2. Jobsheet praktikum sensor cahaya
3. Avometer
4. Power Supply
5. Jack Banana

IV. Gambar Rangkaian


V. Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang telah ditentukan pada bagian “Alat dan Bahan”
2. Siapkan catudaya DC dengan AVO meter dan atur menjadi +12V.
3. Pasang VCC sebesar +12VDC ke port banana VCC (Merah) pada trainer dan
pasang ground pada port banana ground (Hitam) yang terletak disebelah VCC.
4. Pasang male jack banana pada utput sensor photodioda dan masukan salah
satu sisi male jack banana tersebut ke input buffer.
5. Pasang male jack banana pada output buffer dan salah satu kabel male jack
banana pada input positif diferensial (Merah).
6. Atur timmer sehingga lampu menjadi gelap (mati), redup, terang.
7. Tiap stage (gelap-redup-terang) hitung output pada buffer dan diferensialnya
dengan cara menaruh probe positif (Merah) AVO meter pada output yang
akan diukur dan probe negatif (hitam) pada ground.
8. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil percobaan.
9. Lakukan langkah-langkah tersebut pada sensor phototransistor dan LDR.
VI. Hasil Percobaan
 Percobaan Pertama
Cahaya Tegangan LDR (V) Tegangan Tegangan
Photodioda (V) Phototransistor (V)
Sensor Diff Sensor Diff Sensor Diff
Gelap 4.99 V 10.8 V 5V 10.8 V 4.99 V 10.99 V
Redup 4.76 V 10.5 V 4.41 V 9.72 V 2.47 V 5.45 V
Terang 1.67 V 3.67 V 2.94 V 6.48 V 349.07mV 1.97 V

 Tabel Pengukuran Resistansi


Cahaya Resistansi ( )
LDR Photodioda Phototransistor
Gelap 1M 120k 2.3M
Redup 10k 119.94k 26k
Terang 500 543.42 19k

VII. Analisa Data


Lakukan analisa terhadap data yang telah anda peroleh dari pengukuran tegangan
dan resistansi dari sensor cahaya. Kemudian jawab pertanyaan berikut ini.
1. Berapa kali penguatan pada penguat (OP-Amp) diferensiasi ?
V out
Jawab : A v =
V¿
 Sensor LDR
1) Keadaan Gelap
Diket : V_out=10.8 volt
V_in =4.99 volt

10.8
A v=
4.99
A v =2.1643 kali

2) Keadaan Redup
Diket : V_out=10volt
V_in =4.55 volt
10
A v=
4.55
A v =2.1978 kali

3) KeadaanTerang
Diket : V_out=3.67 volt
V_in =1.67 volt

3.67
A v=
1.67
A v =2.1976 kali

 Sensor Photodioda
1) Keadaan Gelap
Diket : V_out=10.8 volt
V_in =5volt

10.8
A v=
5
A v =2.16 kali

2) Keadaan Redup
Diket : V_out=9.03 volt
V_in =4.10 volt

9.03
A v=
4.10
A v =2.2024 kali

3) KeadaanTerang
Diket : V_out=6.48 volt
V_in =2.94 volt

6.48
A v=
2.94
A v =2.204 kali

 Sensor Phototransistor
1) Keadaan Gelap
Diket : V_out=10.99 volt
V_in =4.99 volt
10.99
A v=
4.99
A v =2.16 kali

2) Keadaan Redup
Diket : V_out=5.45 volt
V_in =2.47 volt

5.45
A v=
2.47
A v =2.2024 kali

3) KeadaanTerang
Diket : V_out=0.77327 volt
V_in =0.34907 volt

0.77327
A v=
0.34907
A v =2.2152 kali

2. Hitung dan bandingkan penguatan yang seharusnya terjadi (menggunakan


rumus penguatan diferensial) dengana data yang anda peroleh dari tegangan
output penguat diferensial !
Jawab :

A. LDR

V out =
Rf
R¿ 1 ( ) (
R
( V ¿2 −V ¿1 )V out =−V ¿1 f +V ¿ 2
R¿1
Rg
R ¿2 + Rg )( R ¿1+ R f
R¿1 )
1) Keadaan Gelap
2.2 k 2.2 k
V out = ( 4.99−0 )V out = ( 4.99 )V out =10.978V
1k 1k
2) Keadaan Redup
2.2 k
V out = ( 4.55−0 )
1k
2.2 k
V out = ( 4.55 )
1k
V out =10.01V

3) Keadaan Terang
2.2 k 2.2 k
V out = (1.67−0 )V out = (1.67 )V out =3.674 V
1k 1k

Pada percobaan diatas dapat dilihat bahwa pada sensor LDR (Light Dependent
Resistor) nilai resistansi-nya sebanding dengan intensitas yang mengenai sensor.
Perubahan resistansi ini dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diberikan, karena
cahaya tersebut akan berpengaruh terhadap tegangan output baik pada tegangan
sensor maupun tegangan diferensial. Ketika intensitas cahaya tinggi maka
resistansi pada LDR akan rendah dan Tegangan output yang dihasilkan juga kecil.
Namun ketika intensitas cahaya rendah, maka resistansi pada LDR akan besar
sehingga tegangan output yang dihasilkan juga besar. Tegangan output yang
dihasilkan akan berpengaruh terhadap tegangan diferensialnya, semakin besar
tegangan output yang dihasilkan maka semakin besar pulan tegangan
diferensialnya.

B. Photodioda
1) Keadaan Gelap
2.2 k 2.2 k
V out = (5−0 )V out = (5 )V out =11V
1k 1k

2) Keadaan Redup
2.2 k
V out = ( 4.10−0 )
1k
2.2 k
V out = ( 4.10 )
1k
V out =9.02V

3) Keadaan Terang
2.2 k 2.2 k
V out = ( 2.94−0 )V out = ( 2.94 )V out =6.468V
1k 1k

Pada hasil percobaan sensor photodioda memiliki nilai perbandingan yang


sama dengan LDR. Saat photodioda terkena cahaya, maka akan bersifat
sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya menjadi kecil. Sedangkan
ketika photodioda tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar.
Nilai resistansi ini akan berpengaruh pada tegangan outpput dan tegangan
diferensialnya. Intensitas cahaya yang diterima oleh photodioda akan
diteruskan menjadi arus listrik seperti dioda biasa.
C. Phototransistor

1) Keadaan Gelap
2.2 k 2.2 k
V out = ( 4,99−0 )V out = ( 4,99 )V out =10.978V
1k 1k
2) Keadaan Redup
2.2 k
V out = ( 2.47−0 )
1k
2.2 k
V out = ( 2.47 )
1k
V out =5.434 V
3) Keadaan Terang
2.2 k 2.2 k
V out = ( 349.07 mV −0 )V out = ( 349.07 mV ) V out =767.954 mV
1k 1k

Berdasarkan teori, Pada percobaan transistor dikatakan bahwa intensitas cahaya


berpengaruh terhadap arus yang yang mengalir pada rangkaian. Semakin terang/
semakin besar intensitas cahaya yang mengenai phototransistor maka semakin
besar arus yang melewati rangkaian, namun pada percobaan diatas perubahan arus
yang mengalir pada rangkaian tidak terlalu signifikan, hal ini dikarenakan
lemahnya respon transistor dalam menanggapi perubahan intensitas cahaya yang
masuk melalui basis transistor yang mengalirkan arus kecil.Cara kerja
Phototransistor hampir sama dengan Transistor normal pada umumnya, dimana
arus pada Basis Transistor dikalikan untuk memberikan arus pada Kolektor.
Namun khusus untuk Phototransistor, arus Basis dikendalikan oleh jumlah cahaya
atau inframerah yang diterimanya. Oleh karena itu, pada umumnya secara fisik
Phototransistor hanya memiliki dua kaki yaitu Kolektor dan Emitor sedangkan
terminal Basisnya berbentuk lensa yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi
cahaya. Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada Phototransistor menerima
intensitas cahaya yang tinggi, maka arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor
akan semakin besar.

VIII. Kesimpulan
Dari Percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
- LDR (Light Dependent Resistor) merupakan jenis resistor yang nilainya
berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komonen tersebut.
- Pada percobaan sensor LDR diperoleh, semakin jauh jarak penyinaran atau
intensitas cahaya yang semakin kecil, resistansi yang diperoleh semakin besar.
- Saat photodioda terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan
dan nilai resistansinya menjadi kecil. Sedangkan ketika photodioda tidak
terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar.
- Pada percobaan sensor photodioda saya menggunakan aplikasi Circuit Wizard
(CW) karena jika menggunakan proteus tegangan output yang dihasilkan akan
mirip dengan tegangan output nya photodioda, jadi hasilnya kurang spesifik.
- Phototransistor merupakan jenis transistor yang bias kaki berasal dari cahaya
infraerah yang diterimanya. Besarnya arus yang mengalir diantara kolektor
dan emitor sebanding dengan cahaya yang diterima oleh phototransistor.
- Rangkaian buffer dalam rangkaian tersebut digunakan sebagai penyangga
sinyal hasil pengukuran yang dihasilkan oleh sensor.
- Rangkaian Opamp dalam rangkaian tersebut digunakan sebagai penguata
diferensial yang digunakan untuk menguatkan sinyal hasil pengukuran dari
sensor cahaya.

IX. Lampiran Gambar


 Percobaan Sensor LDR
1. Cahaya Gelap

2. Cahaya Redup

3. Cahaya Terang
 Percobaan Sensor Photodioda

1. Cahaya Gelap

2. Cahaya Redup
3. Cahaya Terang

 Percobaan Sensor Phototransistor


1. Cahaya Gelap (0 lux)

2. Cahaya Redup (500 lux)

3. Cahaya Terang (1000 lux)

Anda mungkin juga menyukai