Kelompok 7
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesisir)
Anggota Kelompok :
● Mahfudzoh Az Zahra (25000120140252)
● Tasya Ramadhani (25000120140264)
● Rahmatu Hadijah (25000120140269)
● Adjie Prassetyo (25000120140270)
● Nayla Ayuni Nadhira (25000120140275)
● Vitara Thermyastuti (25000120140276)
● Cheryl Aqillah Putri Santoso (25000120140295)
Kelistrikan
Peralatan daya besar dan proses-proses dalam kapal menggunakan
tegangan tinggi. Perubahan energi listrik, mekanik, termal, dan kimia
menghasilkan operasi yang diinginkan. Nilai tegangan, arus, daya, suhu,
gaya, tekanan, dll yang sangat tinggi menciptakan kemungkinan
bahaya pada sistem engineering.
1. 2. 3.
Penolong memutuskan
Putuskan aliran listrik yang
aliran listrik dengan Jika luka tersengat
terkena tubuh korban.
menggunakan alat yang listrik terlihat cukup
Perhatikan cara memutuskan
tidak dapat dialiri listrik parah, secepatnya di
aliran listrik, jangan sampai
seperti kayu, handuk bawa ke fasilitas
penolong menjadi korban
kering dan memakai alas kesehatan terdekat.
berikutnya.
kaki kering.
4..
Sambil menunggu datangnya ambulans Jika dalam waktu 5 detik tidak ada tanda-
segera lakukan pertolongan pertama pada tanda, tekan dadanya sebanyak 5 kali
korban dengan cara lihat dan dengar dengan kedua telapak tangan anda
nafasnya, jika korban dalam keadaan tidak (telapak kiri berada di atas dada dan
bernafas, segera beri nafas bantuan. Coba tangan kanan berada di atas punggung
tekan hidupnya dengan jari anda dan tangan kiri, posisi tangan anda berada
tiupkan udara ke dalam mulutnya dua kali satu garis dengan putingnya) periksa lagi
hingga dadanya mengembang, kemudian denyut nadinya, jika tetap tidak ada,
dengan udara) atau 10 m bila penyelam kedalaman 30 meter atau lebih (PN2 =
bernapas dengan oksigen murni. Gejalanya 3,2 ATA), di mana gejalanya seperti
perut mual/muntah, kepala pusing halusinasi orang mabuk alkohol akibat minum-
Biasanya pasien keracunan akan mengalami dehidrasi. Pemberian cairan rehidrasi bukan hanya
untuk mengganti cairan yang telah/sedang hilang saja, tetapi juga untuk mengkompensasi defisit
elektrolit (natrium, kalium, klorida, magnesium) yang hilang terbawa muntah dan diare. Jika pasien
keracunan bahan aktif seperti jamur atau ikan, pembilasan lambung dan pemberian arang aktif
merupakan langkah pertama, tetapi jika pasien keracunan dengan masa inkubasi pendek, tidak ada
penanganan spesifik kecuali dehidrasi. Jika ada seseorang yang dirasa keracunan setelah
menghirup zat tertentu dan pertolongan pertama seperti mengenali gejala dan mencari udara
segar sudah dilakukan, segera lakukan CPR (resusitasi jantung paru) yang dapat membantu sirkulasi
darah dan oksigen dalam tubuh serta menjaga otak dan organ vital tetap hidup. Selanjutnya adalah
membawa pasien keracunan ke rumah sakit terdekat.
Peraturan Terkait
1. Menyiramkan air panas pada bagian yang terkena sengatan mulai dari suhu 40°C yang dapat
mengurangi gejala awal, seperti rasa terbakar, tanda merah atau gatal-gatal.
2. Menggunakan arang. Zat toksin yang ada pada ubur-ubur bila dicampurkan dengan arang yang
mengandung kalsium dan phosfat yang bersifat basa atau pH tinggi hingga dapat merusak
struktur protein. Kerusakan struktur protein ini menyebabkan aktivitas toksin dapat berkurang
atau hilang sama sekali.
3. Memberikan tumbukan daun katang-katang atau tapak kuda, tanaman merambat berbunga
merah yang biasa ditemukan di pantai, untuk meredakan rasa panas dan gatal akibat racun ubur-
ubur penyengat.
4. Menggunakan asam cuka untuk mengurangi efek dari sengatan.
Peralatan yang diperlukan dalam
Peraturan Penyelamatan :
Dalam hal penjagaan laut dan • Penyelamat menggunakan APD seperti
pantai (sea and coast guard) di sarung tangan atau handuk
Indonesia diatur dalam Pasal 276 – • Air panas dan cuka
Pasal 281 Undang-Undang Nomor • Siapkan obat-obat pereda sakit/nyeri seperti
17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. paracetamol atau ibuprofen
Pertolongan Pertama
• Segera jauhkan bagian tubuh dari air asin atau air laut agar rasa sakit tidak
semakin parah.
• Basuh area yang terkena sengatan dengan air cuka (asam asetat) untuk
menonaktifkan sel nematosit dan menghentikan aliran racun.
• Lepaskan tentakel yang menempel di kulit secara perlahan sambil terus
membasuh area sengatan dengan air cuka.
• Gunakan sarung tangan, plastik, atau pinset agar tidak ikut terkena racun dari
ubur-ubur.
Lanjutan …
• Rendam bagian tubuh yang disengat ubur-ubur ke dalam air hangat dengan suhu
45 derajat Celcius selama 20 menit - 40 menit.
• Jangan menggaruk lokasi sengatan karena hal ini justru akan melepaskan lebih
banyak racun ke dalam tubuh.
• Setelah itu, Anda bisa mencuci bekas luka sengatan dengan air mengalir dan
sabun. Jika rasa nyeri semakin kuat, gunakan kompres dingin untuk meredakan
gejala.
Daftar Pustaka :
● Adam, Arya Fauzan. 2021. Pertolongan Pertama Jika Keracunan Zat Kimia Melalui Hidung . Dalam
(http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/644-pertolongan-pertama-jika-
keracunan-zat-kimia-melalui-hidung). Diakses pada 18 Maret 2022.
● Fitriana, Nurul Fatwati. 2021. GAMBARAN PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA
KERACUNAN MAKANAN. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2 (3) : 173 - 178.
● Nurhayati. 2019. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) PENYELAMAN
● Prianto, E., Ismara, K,. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan (electrical
safety).
● Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan
dan Perikanan
Daftar Pustaka :
● Muntasib, Harini, dkk. 2018. Potensi Bahaya Bagi Keselamatan Pengunjung Di Kawasan Wisata
Pantai Pangandaran Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. 8(1). 15-25
● Juniarti, Neti, dkk. 2019. Health Conditions and Dangers Due to Work for Fishers in
● Pangandaran District, West Java. Global Medical and Health Communication. 7(3). 177-83
● Basuki, Ari. 2020. Identifikasi Pengetahuan Asli Masyarakat Orang Laut Untuk Pembelajaran Sains.
Jurnal Pendidikan Pesisir. 4(1). 4-12
● Achjar, Komang Ayu Henny, dkk. 2021. Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Penjaga Pantai Melalui
Pelatihan Terkait Keselamatan Wisatawan Pantai. Jurnal Keperawatan. 13(1). 61-70
● Kadarusman, dkk. 2019. Buku Besar Maritim Indonesia. Jakarta Pusat: AMAFRAD PRESS
● Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2016). Panduan penanganan kondisi gawat darurat .
3