Anda di halaman 1dari 19

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Oleh:
Prof. Dr. Tajudin Nur, M.Hum
7.1 Pengertian Ilmu pengetahuan
Dalam bahasa Inggris ada yang disebut knowledge (pengetahuan) dan
science (ilmu pengetahuan). Knowledge merupakan pengetahuan biasa.
Masyarakat umum memiliki knowledge, tetapi hanya ilmuan yang memiliki
ilmu pengetahuan.

Setiap ibu rumah tangga dapat mengetahui kenaikan harga barang di


pasar, namun hanya ahli ekonomi yang menjelaskan secara sistematis
dan metodologis mengapa harga suatu barang naik atau turun. Jadi,
perbedaan nyata antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah
dalam hal sistematika dan metodologi.
Max Schiller (1874-1928) membedakan tiga macam ilmu pengetahuan.

Pertama herrschafis und leistungfsweiswn, yaitu pengetahuan tentang


penguasaan dan prestasi. Pengetahuan ini mengantarkan pemiliknya
dapat mengendalikan lingkungan, terutama lingkungan alamiah.

Kedua, buildungsweissen, yaitu pengetahun kultural. Yang dimaksud


dengan macam pengetahuan ini bukan pengetahuan tentang kultur,
melainkan pengetahuan yang membuka kemungkinan pemiliknya untuk
melakukan perubahan, baik pada tingkat individu maupun kolektif.

Ketiga, erlosungswiessen, yaitu pengetahuan yang membebaskan


pemiliknya dari cengkeraman dunia lahir. Pengetahuan ini membimbing
kearah hikmah dan kebahagiaan sejati (Anshari, 1987).
7.2 Pengertian Teknologi
Teknologi modern adalah ilmu pengetahuan yang ditransformasikan ke dalam produk,
proses, jasa dan struktur organisasi. Sebagai hasil, teknologi perlu menempuh suatu
proses yang terdiri dari rangkaian subproses penelitian dan pengembangan, invensi
(penemuan), rekayasa dan desain manufaktur, serta pemasaran (Sahari, 2003).

The Liang Gie, mengumpulkan tujuh perbedaan ilmu dan teknologi:


Pertama ilmu bertujuan untuk memahami dan menerangkan fenomena fisik, biologis,
psikologis, dan dunia sosial manusia secara empiris, sedangkan tujuan teknologi
adalah memecahkan masalah-masalah material manusia.

Kedua, ilmu berkaitan dengan pemahaman dan bertujuan untuk meningkatkan daya
pikir manusia, sedangkan teknologi memusatkan diri pada manfaat dan tujuannya
untuk menambah kapasitas kerja manusia.

Ketiga, tujuan ilmu adalah untuk memajukan pembangkitan pengetahuan, sedangkan


tujuan teknologi adalah memajukan kapasitas teknis dalam membuat barang atau
layanan.
Keempat, ilmuwan diharapkan mencari pengetahuan murni dari jenis tertentu,
sedangkan teknologi untuk tujuan tertentu. Ilmuwan “mencari tahu”, teknologi
“mengerjakan”.
7.2 Pengertian Teknologi
Kelima, ilmu bersifat “supranasional” (melintasi batas Negara), sedangkan teknologi
harus menyusuaikan diri dengan lingkungan tertentu.

Keenam, input teknologi bermacam-macam jenis, yaitu material alamiah, daya


alamiah, keahlian, teknik, alat, dan mesin. Sementara input ilmu adalah pengetahuan
yang telah tersedia.

Ketujuh, output/hasil dari ilmu adalah pengetahuan baru, sedangkan teknologi


menghasilkan produk berdimensi tiga (Tim Dosen Filsafat Ilmu Universitas Gajah
Mada. 2001).
7.3 Ulul Albab
7.3.1 Apa itu Ulul Albab
Dalam kitab-kitab terjemahan Alquran, kata ulul albab seringkali
dimaknai dengan "orang-orang yang berakal atau berpikir", karena
merujuk pada ayat dalam surat Ali Imran ayat 191:
“Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi".
Kemudian banyak yang menafsirkan bahwa "orang-orang yang
berpikir" tersebut adalah para cendekiawan sebagai pemikir atau
ilmuwan.
Apakah setiap orang yang melakukan aktivitas berpikir seperti mereka
otomatis termasuk di dalam golongan ulul albab? Jawabannya adalah
belum tentu, karena dalam ayat di atas sudah dipaparkan dengan
begitu jelas, bahwa definisi dari ulul albab adalah meliputi:
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi."
7.3.2 Tanda-Tanda Ulul Albab

1. Sungguh-sungguh mencari ilmu


ِ ‫فَالْعِْل َِمَي ُقولُو َنَآمنَّاَبِِوََ ُكلََِم َنَ ِعْن َِدَربِّنَاَوماَي َّذ َّك َرَإََِّّلَأُولُو ْاْلَلْب‬
َ‫اب‬ َ ِ َ
‫ن‬ ‫و‬‫خ‬ ِ ‫الر‬
ُ َّ ‫َو‬
‫اس‬
َ ُ َ ََ َ ْ َ َ
„Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata. “kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami” dan tidak
dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan ulul albab.‟ (Q.S. Ali
Imran: 7)
Di antara tanda kesungguh-sungguhan ulul albab dalam mencari ilmu adalah
kesenangannya mentafakuri ciptaan Allah di langit dan di bumi. Allah
berfirman:
ِ ‫ُولَ ْاْلَلْب‬
َ‫اب‬ َ ِ ‫ْل‬ ٍَ ‫فَاللَّي َِلَوالنَّها َِرَََلي‬
َِ‫ات‬ َِ ‫ضَواختِ ََل‬
َِ ‫َر‬
‫اْل‬
ْ ‫و‬َ َِ ‫السماو‬
‫ات‬ َّ َ َ
‫ق‬ِ ‫ل‬
ْ ‫خ‬ ََ
‫ف‬ َِ َّ
َ
‫ن‬ ِ
‫إ‬
َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ََ َ
„Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantiannya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.‟ (Q.S.
Ali Imran: 190)
2. Mampu memisahkan kebaikan dari keburukan
َِ َ‫ُولَ ْاْلَلْب‬
َ‫ابَلَ َعلَّ ُك َْم‬ َِ ِ‫اْلَب‬
َ ِ ‫يثَفَاتَّ ُقواَاللََّوََيَاَأ‬ ْ َُ‫كََ َكثْ َرَة‬ َُ ِ‫اْلَب‬
َُ ِّ‫يثَ َوالطَّي‬
ََ َ‫بَ َولَ َْوَأ َْع َجب‬ ْ َ‫قُ َْل ََّلَيَ ْستَ ِوي‬
‫تُ ْفلِ ُحو َن‬
„Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya
yang buruk itu menarik hatimu. Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-
orang berakal, agar kamu menmdapat keberuntungan.‟ (Q.S. Al-Maidah: 100)

3. Bersikap Terbuka
Yakni mau menerima hal-hal yang baik yang datang dari pihak lain untuk
melengkapi dan memperbaiki yang sudah ada. Allah berfirman:
ََ ‫ادَالَّ ِذ‬
َ‫ينَيَ ْستَ ِم ُعو َن‬ َِ َ‫لَاللََِّوَ ََلَُُمَالْبُ ْشَرىََفَبَ ِّش َْرَ ِعب‬
ََ ِ‫وىاَ َوأَنَابُواَإ‬ ‫د‬
ُ ‫ب‬ ‫ع‬
َ ُْ َ َ ‫ي‬ َ َ
‫ن‬
ْ َ
‫أ‬ َ َ
‫وت‬ ‫غ‬
ُ ‫ا‬َّ
‫ط‬ ‫ال‬ َ ‫ا‬
‫و‬ ‫ب‬َ‫ن‬ ‫ت‬
َ ‫اج‬
ُ ْ َ َ َ َ
‫ين‬ ِ َّ‫وال‬
‫ذ‬
َِ َ‫كَ ُى َْمَأُولُو ْاْلَلْب‬
‫اب‬ ََ ‫كَالَّ ِذ‬
ََ ِ‫ينَ َى َد ُاى َُمَاللََّوَُ َوأُولَئ‬ ََ ِ‫َح َسنََوَُأُولَئ‬ْ ‫الْ َق ْوََلَفَيَتَّبِ ُعو َنَأ‬
„Dan orang-orang yang menjauhi thagut (yaitu) tidak menyembahnya dan
kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah
berita itu kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu
mengikuti apa yang terbaik. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.‟ (Q.S. Az-
Zumar:17-18)
4. Memiliki Spirit Tabligh
َِ َ‫اح ٌَدَ َولِيَ َّذ َّكََرَأُولُوَ ْاْلَلْب‬
‫اب‬ ِ ‫َّاسَولِي ْن َذرواَبَِِوَولِي علَمواَأَََّّنَاَى َوَإِلََوَو‬
َ ٌ َُ ُ َْ َ ُ ُ َ َِ ‫ن‬ ‫ل‬ِ‫ى َذاَب ََلغٌََل‬
َ َ
„(Alquran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberi peringatan dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan
yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.‟ (Q.S.
Ibrahim: 52)
5. Takut Hanya Kepada Allah
َِ ‫اْلِ َس‬
‫اب‬ ْ ََ‫وء‬
َ ‫َوََيْ َش ْو َنَ َربَّ ُه َْمَ َوََيَافُو َنَ ُس‬
„Dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.‟ (Q.S. Ar-
Ra‟d: 21)
6. Rajin Bangun Malam
ََ ‫اج ًدا َ َوقَائِ ًما َ ََْي َذ َُر َ ْاَل ِخَرَة َ َويَ ْر ُجو َ َر ْْحََة َ َربَِِّو َقُ َْل َ َى َْل َيَ ْستَ ِوي َالَّ ِذ‬
َ‫ين‬ ِ ‫اء َاللَّي َِل َس‬
َ ْ َ َ َ‫ن‬ ‫آ‬ َ ‫ت‬
ٌَ
ِ‫أ ََّم َن َى َو َقَان‬
َُ ْ
ََ ‫يَ ْعلَ ُمو َنَ َوالَّ ِذ‬
َِ َ‫ينَََّلَيَ ْعلَ ُمو َنَإََِّّنَاَيَتَ َذ َّكَُرَأُولُوَ ْاْلَلْب‬
‫اب‬
„Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang
beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.‟ (Q.S. Az-
Zumar: 9)
7. Rajin Berdzikir
ََ ‫ابَالَّ ِذ‬
َ‫ينَيَ ْذ ُكُرو َن‬ َ ِ ‫اتَِْل‬
َِ َ‫ُولَ ْاْلَلْب‬ ٍَ َ‫َّها َِر َََلي‬
‫الن‬‫و‬
َ َ ْ َ َ
‫ل‬ِ ‫ي‬َّ
‫ل‬ ‫ال‬ َ َ
‫ف‬ِ ‫ضَواختِ ََل‬
ْ َِ
َ ْ َ ََ ‫َر‬‫اْل‬
ْ ‫و‬َ َِ ‫السماو‬
‫ات‬ َّ َ َ
‫ق‬ِ ‫ل‬
ْ ‫خ‬
َ َ َ
‫ف‬ َِ َّ
َ
‫ن‬ ِ
‫إ‬
َ‫ت َ َى َذا‬ َِ ‫الس َم َاو‬
َِ ‫ات َ َو ْاْل َْر‬
ََ ‫ض ََربَّنَا َ َما َ َخلَ ْق‬ َ َِ ‫ودا َ َو َعلَىَ َ ُجنُوِبِِ َْم َ َويَتَ َف َّكُرو َن‬
َّ َ ‫ف َ َخ ْل َِق‬ ‫ع‬ ‫ق‬
ُ‫و‬ َ ‫ا‬ ‫ام‬ ‫ي‬ِ‫اللََّو َق‬
ً ُ َ ًَ َ
ََ ‫كَفَِقنَاَ َع َذ‬
‫ابَالنَّا َِر‬ ََ َ‫َلَ ُسْب َحان‬ ًَ ‫اط‬ِ‫ب‬
َ
„Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih berguntinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulul albab. (Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka.‟ (Q.S. Ali Imran:190-191)

8. Memiliki Hikmah
ِ ‫ُوتَ َخْي راََ َكثِرياَوماَي َّذ َّك َرَإََِّّلَأُولُوَ ْاْلَلْب‬
َ‫اب‬ َ ِ ‫أ‬ َ َ
‫د‬
ْ ‫ق‬
َ ‫ف‬
َ َ َ
‫ة‬ ‫م‬ ‫ك‬
ْ ِ‫اْل‬
ْ ََ
‫ت‬َ ‫ؤ‬
ْ ‫ي‬ َ َ
‫ن‬ ‫م‬‫و‬ ََ
‫اء‬ ‫ش‬
َ ‫ي‬ َ َ
‫ن‬ ‫م‬ َ َ
‫ة‬ ‫م‬ ‫ك‬
ْ ِ
‫اْل‬
ْ ََ
‫ت‬ ِ‫يُ ْؤ‬
َ ُ َ َ ًَ ً َ َ ُ ْ َ َُ َ ْ َ َ
„Allah menganugerahkan Al-Hikmah (kepahaman yang dalam tentang Alquran
dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan barangsiapa yang
dianugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran.‟ (Q.S. Al-Baqarah: 269)
9. Menguasai Sejarah
ِ ‫ُولَ ْاْلَلْب‬
َ‫اب‬ َ ِ ٌَِ‫ص ِه َمَ ِعب رَة‬
‫ْل‬ ِ ‫فَقَص‬
َ َِ‫لََق َْدََ َكا َن‬
َ ْ
َ ْ َ
„Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal.‟(Q.S. Yusuf: 111)

7.3.3 Tanggung Jawab Ulul Albab


1. Memiliki komitmen pada nilai Ilahiyah dan menjadi integrator/ pemersatu
“Hanya ulul albablah yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang
memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang
menyambungkan apa-apa yang Allah perintahkan”. Menurut para mufassir, yang
dimaksud dengan menyambungkan apa-apa yang diperintah Allah adalah
silaturahmi untuk mempersatukan kelompok-kelompok yang berselisih.
Termasuk menghubungkan apa yang diperintah Allah adalah menyatukan iman
dengan ibadah dan amal shaleh.

2. Penjaga moral dan pemberi teladan akhlak mulia


Dalam perbendaharaan keilmuan Islam dikenal ungkapan “Perkara yang wajar
bagi kebanyakan orang bisa menjadi sebuah keburukan bagi orang-orang yang
bermartabat tinggi”.
3. Merujuk ilmu kepada ahlinya
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menyembunyikan ilmu dari ahlinya, maka
pada hari kiamat dia akan dipasangi kendali dari api neraka”. (HR. Ibnu „Adi).

7.3.4 Etika Ilmiah Ulul Albab


1. Etika Referensi
Referensi (rujukan) merupakan sebuah kemestian dalam keilmuan. Referensi
harus dilakukan untuk menunjukkan siapa yang telah berjasa menemukan suatu teori
atau pendapat. Nabi Muhammad saw bersabda:
.‫َْلَ َم َوَُاللََّوَُبِلِ َج ٍَامَِم َْنَنَا ٍَرَيَ ْوََمَالْ ِقيَ َام َِة‬
ْ ‫َم َْنَ َسئَ ََلَ َع َْنَ ِع ْل ٍَمَفَ َكتَ َم َوَُأ‬
„Barang siapa yang bertanya tentang suatu ilmu pengetahuan lalu (yang ditanya)
menyembunyikannya, maka pada hari kiamat dia akan dipasangi kendali dari api
neraka.‟

2. Merujuk Suatu Teori Kepada Ahlinya


Ilmu Allah itu sangat luas. Tidak mungkin seorang ulul albab ahli di semua bidang,
ulul albab hanya ahli dalam bidang tertentu saja. Demi keabsahan ilmiah, maka suatu
ilmu harus dirujuk kepada ahlinya. Alquran memberi petunjuk:
َ‫الذ ْك َِرَإِ ْنََ ُكْنتُ َْمَ َّلَتَ ْعلَ ُم ْون‬
ِّ َ‫اسئَ لُ ْواَأ َْى َل‬
َ ْ َ‫ف‬
„Maka tanyakanlah kepada ahlinya, jika kalian tidak tahu.‟ (Q.S. An-Nahl: 43).
3. Tidak Memutarbalikkan Kebenaran
Allah berfirman:
ِ ‫ايَفَاتَّ ُق‬
َ‫ون‬ ًَ ِ‫اتَََثَنًاَقَل‬
ََ َّ‫يَلَ َوإِي‬ َ ِ َ‫ َوََّلَتَ ْشتَ ُرواَبِآي‬...
„.....Janganlah kalian menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah, dan
takutlah kepada-Ku.‟ (Q.S. Al-Baqarah: 41).

4. Bersikap Kritis
Sikap kritis dapat dikatakan pembeda antara kelompok ulul albab dan bukan
ulul albab. Islam mengajarkan dengan kuat pentingnya sikap kritis,
sedemikian kuatnya sehingga seorang Matematikawan Amerika Serikat
Jeffry Lang memeluk Islam. Ia menulis sebuah buku berjudul “Even Angels
Ask (Bahkan malaikatpun bertanya).
Dalam banyak hal, Islam tidak menghendaki sesuatu diterima begitu saja.
Alquran menegaskan:

َ ِ‫صََرَ َوالْ ُف َؤ ََادََ ُكلََأُولَئ‬


َ‫كََ َكا َنَ َعْن َوَُ َم ْسئُ ًوّل‬ ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬‫و‬َ َ
‫ع‬ ‫م‬‫الس‬
َّ َ َّ
َ
‫ن‬ ِ
‫إ‬ َ َ
‫م‬ ‫ل‬
ْ ِ َ‫كَبَِِو‬
‫ع‬ ََ َ‫سَل‬
ََ ‫فَ َماَلَْي‬
َُ ‫َوََّلَتَ ْق‬
َ َ َ َْ ٌ
„Dan janganlah kalian mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati akan diminta
pertanggungjawaban.‟ (Q.S. Al-Isra: 36).
7.3.5 Kedudukan Ulul Albab/Orang
Berilmu di hadapan Allah
7.3.5 Kedudukan Ulul Albab/Orang Berilmu di hadapan Allah
Kita perhatikan sejumlah ayat Alquran dan Al-hadits berikut ini yang menunjukkan
bahwa para ulul albab memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan Allah.
ِ ‫ينَََّلَي ْعلَمو َنَإََِّّنَاَي تَ َذ َّك َرَأُولُوَ ْاْلَلْب‬
َ‫اب‬ َ ِ َّ‫ينَي علَمو َنَوال‬
‫ذ‬ َ ِ َّ‫قُ َلَى َلَيست ِويَال‬
‫ذ‬
َ ُ َ ُ َ َ َ ُ َْ َ َْ َ ْ َ ْ
„Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.‟ (Q.S. Az-Zumar: 9)
ََ ِ‫سَفَافْ َس ُحواَيَ ْف َس َِحَاللََّوَُلَ ُك َْمَ َوإِ َذاَق‬
َ‫يلَانْ ُشُزوا‬ َِ ِ‫فَالْ َم َجال‬ َ َِ‫يلَلَ ُك َْمَتَ َف َّس ُحوا‬ ََ ِ‫ينَ َآمنُواَإِ َذاَق‬ََ ‫يَاَأَي َهاَالَّ ِذ‬
ََ ‫ينَ َآمنُواَِمْن ُك َْمَ َوالَّ ِذ‬
ٍَ ‫ينَأُوتُواَالْعِْل ََمَ َدَر َج‬
‫اتَ َواللََّوَُِِبَاَتَ ْع َملُو َن َخبِ ٌَري‬ ََ ‫فَانْ ُشُزواَيَ ْرفَ َِعَاللََّوَُالَّ ِذ‬
„Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah
dalam majlis”. Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”. Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang berilmu diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.‟ (Q.S. Al-Mujadilah: 11)
َ‫ب َفِ َِيو َ ِع ْل ًما‬ َُ ُ‫ك َطَ ِري ًقا َيَطْل‬ َُ ‫صلَّى َاللََّوُ َ َعلَْي َِو َ َو َسلَّ ََم َيَ ُق‬
ََ َ‫ول َ َم َْن َ َسل‬ َ َ ِ َّ‫ول َالل‬
َ
‫و‬ ََ ُ َ ُ ْ َِّ ‫ال فَإ‬
‫س‬ ‫ر‬ َ َ
‫ت‬ ‫ع‬ َِ َ ‫ّن‬
‫َس‬ ِ ََ َ‫ق‬
َ‫ب َالْعِْل َِم َ َوإِ ََّن‬ َِ ِ‫ضا َلِطَال‬ ً ‫َجن َحتَ َها َ ِر‬
ِ ‫اْلن ََِّة َوإِ ََّن َالْم ََلئِ َك َة َلَتَض َع َأ‬
ْ ُ َ َ َ َ ُ ْ ْ َ َ
‫ق‬ِ‫ك َاللََّو َبَِِو َطَ ِري ًقا َِم َن َطُر‬
ُ ََ َ‫َسل‬
َ‫ض ََل‬ ْ َ‫اء َ َوإِ ََّن َف‬ َِ ‫ف َالْ َم‬ َِ ‫ف َ َج ْو‬ َ َِ ‫اْلِيتَا َُن‬ َِ ‫ف َ ْاْل َْر‬
ْ ‫ض َ َو‬ َ َِ ‫ات َ َوَم َْن‬ َِ ‫الس َم َو‬
َّ َ ‫ف‬ َِ ‫الْ َع‬
َ َِ ‫الَ َلَيَ ْستَ ْغ ِفَُر َلََوُ َ َم َْن‬
َ‫اءَ َ َوَرثََةُ َ ْاْلَنْبِيَ َِاء‬ َِ ِ‫ض َِل َاْل َق َم َِر َلَْي لََة َالْبَ ْد َِر َ َعلَى َ َسائَِِر َالْ َك َواك‬
َ ‫ب َ َوإِ ََّن َالْ ُعلَ َم‬ ‫ف‬ ‫ك‬
َ َ َ ِ
َ
‫د‬ ِ
‫ب‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ َ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ َ َِ ‫الْع‬
‫ال‬
ْ َ َ َ َ
‫َخ َذَِِبَظَ َوافِ ٍَر‬ ‫أ‬ َ َ
‫ه‬ ‫ذ‬
َ
َ ُ َ َْ َ ‫َخ‬ ‫أ‬ َ َ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ف‬
َ َ َ
‫م‬ ‫ل‬
ْ ِ‫اءَ َلَي وِّرثُواَ ِدينَاراَوََّلَ ِدرََهاَوَّرثُواَالْع‬
َ ًْ َ ً َُ ْ َ َ َ ‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫اْل‬
ْ َ َّ
َ
‫ن‬ ِ
‫َوإ‬
„Abu Darda berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan
sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan
dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar
laut. Kelebihan seorang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan
rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah
pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka
hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah
mengambil bagian yang banyak." (H.R Abu Daud:3157)
Di lain hadis Rasulullah saw bersabda:
„Kelebihan orang-orang berilmu atas hamba-hamba yang lain
adalah tujuh puluh derajat. Jarak antara masing-masing derajat
adalah seperti langit dan bumi.‟ (HR. Abu Ya‟la)

Mengingat terhormatnya kedudukan orang-orang berilmu, maka


Nabi Muhammad saw berpesan:
„Jadilah kamu orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau
pendengar, atau pecinta ilmu, dan janganlah kamu menjadi orang
yang kelima.‟ (Dari Abu Darda)
7.4 Mengintegrasikan Ilmu-ilmu Agama
ke dalam Sains
Tidak jarang ditemukan sains dianggap tidak sejalan atau bahkan
bertentangan dengan agama. Menurut Ian G. Barbour, hubungan antara
sains dengan agama telah melewati empat tahap: konflik, independensi,
dialog, dan integrasi (Pranggono, 2005).

Konflik terjadi ketika sains dianggap menentang agama yang diterjemahkan


secara harfiah pada masanya. Tragedi ilmuwan Galileo Galilie yang dihukum
mati tahun 1663 ketika melontarkan teori teosentris dari Nicolaus Copernicus
merupakan contohnya. Hal ini terjadi karena saat itu gereja memberitahukan
paham geosentris.

Indepedensi terjadi ketika sains dan agama berjalan sendiri-sendiri;


menjawab persoalan yang berbeda, memakai metode yang berbeda dan
melayani fungsi yang berbeda. Sains menelusuri hubungan sebab akibat
antara fenomena alam dan berurusan dengan fakta-fakta objektif, sedangkan
agama berurusan dengan nilai-nilai dan makna yang luhur.
Dialog berlangsung ketika sains menyentuh persoalan di
wilayahnya dan agama menawarkan jawaban. Misalnya, ketika teori
Big Bang memunculkan pertanyaan yang tidak terjawab oleh sains
itu sendiri: mengapa ada alam semesta.

Integrasi terjadi ketika teori ilmiah digunakan untuk mendukung


kebenaran kitab suci. Diakui ada kalangan yang keberatan dengan
integrasi ini karena teori ilmiah bisa berubah. Kalangan lain
berpendapat bahwa perubahan terjadi dalam rangkaian gerak maju
yang semakin mendekati titik temu antara sains dan agama.

Sebagai contoh, kata zarrah pada jaman Nabi diartikan biji sawi.
Kemudian, zarrah diartikan sebagai atom, mengikuti gambaran
model Niels Bohr, yakni inti yang dikelilingi elektron. Belakangan,
pengertian ini berubah lagi menyusul prinsip ketidakpastian
Hiesenberg dalam teori kuantum. Ini bukan berarti kebenaran
Alquran yang berubah-ubah, tetapi pemaknaan kreatif yang
bergeser secara dinamis.

Anda mungkin juga menyukai