Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Penerapan Kombinasi Pijat Punggung Dan Dzikir


Terhadap Tingkat Stres Pada Penderita Hipertensi Di
Desa Seturi Kabupaten Batang

Riska Yustianika1*, Aisyah Dzil Kamalah2


1,2
Program StudiDiploma Tiga KeperawatanFalkutas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan, Indonesia
*email: yustianika86@gmail.com

Abstract
Hipertension is an increase of systolic blood pressure above 140 mmHg and diastolic above
90 mmHg. The patients get dizziness, anxiety, stress, restlessness, weakness, and worry
about their health. The purpose of this case study was to determine the application of a
combination of back massage and dhikr to stress levels in hypertension sufferers in Seturi
Village, Batang Regency. The method used in this paper was a case study with the subject of
two axienty clients. The focus of the intervention was providing non-pharmacological therapy,
relaxcation, back massage and dhikr for 3 visits to the client’s home. The result of the case
studies on these two client’s showed a change in the level of stress on hypertension reduced
in client I from TD : 160/100 mmHg down to 140/90 mmHg, PSS-10 : Score 14 (moderate
stress) to 0 (no stress), moderate client II from TD : 170/100 mmHg down to 140/90 mmHg,
PSS-10 : Score 26 (moderate stress) to 0 (no stress). Therefore, it can be concluded that
there is an effect of back massage therapy and dhikr on stress stress levels in patients with
hypertension. There is also stress levels in patiens with hypertension.
Keywords : Dhikir; Clients With Hipertension; Back Massage And Stress
Abstrak
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik berada diatas 140 mmHg dan diastolik
diatas 90 mmHg. Keluhan yang dirasakan adalah pusing, cemas, stress, gelisah, lemas, dan
khawatir terhadap penyakitnya. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui penerapan
kombinasi pijat punggung dan dzikir terhadap tingkat stress pada penderita hipertensi di
Desa Seturi Kabupaten Batang. Metode studi kasus ini adalah studi kasusdengan subyek dua
klien ansietas. Fokus intervensi berupa pemberian terapi non farmakologi relaksasi pijat
punggung dan dzikir selama 3 kali kunjungan kerumah klien. Hasil studi kasus pada kedua
klien ini menunjukkan adanya perubahan tingkat stress terhadap hipertensipada kedua klien
ini menunjukkan adanya perubahan tingkat stress terhadap hipertensi berkurang pada klien I
dari TD : 160/100 mmHg turun menjadi 140/90 mmHg, PSS-10 : Skore 14 (stress sedang)
menjadi 0 (tidak stress), sedang klien II dari TD : 170/100 mmHg turun menjadi 140/90
mmHg, PSS-10 : Skore 26 (stress sedang) menjadi 0 (tidak stress). Kesimpulan : Ada
pengaruh terapi pijat punggung dan dzikir terhadap tingkat stress pada penderita hipertensi.
Berdasarkan hasil penerapan tersebut maka disarankan peran perawatdapat memberikan
terapi pijat punggung dan dzikir untuk menurunkan tingkat stress pada penderita hipertensi.
Kata kunci : Dzikir; Klien Dengan Hipertensi; Pijat Punggung Dan Stress.

1. Pendahuluan
Badan kesehatan dunia WHO tahun 2015 menunjukan 1,3 milyar penduduk di
dunia menderita hipertensi, artinya hanya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis
hipertensi, hanya 36,8% diantaranya yang meminum obat hipertensi. Prevalensi
hipertensi diprediksi akan meningkat pada setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun
2025 akan ada 1,5 milyar orang yang terkena hipertensi. Penyakit hipertensi pada

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 621


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

tahun 2017, telah mengakibatkan kematian 9,4 juta jiwa pada setiap tahunnya
(Kemenkes RI, 2017).Prevalensi hipertensi di Indonesia pada lansia berumur 55-67
tahun sebesar 53,7%, usia 65-74 tahun sebesar 73,5%. Pada tahun 2016 tercatat
bahwa sebanyak 20,16% penderita hipertensi diatas 18 tahun, berdasarkan dari jenis
kelamin hipertensi lebih banyak diderita oleh perempuan sebesar 11,85%, sedangkan
pada laki-laki sebesar 11,16% (Profil Kesehatan Jateng,2016). Penderita Hipertensi di
Jawa Tengah pada tahun 2018 sebanyak 8,2%, penduduk yang mengkonsumsi obat
antihipertensi sebanyak 8,6% (Riskesdas,2018). Provinsi Jawa Tengah 2015 tercatat
dari hasil pengukuran tekanan darah, sebanyak 344.033 orang atau 17,74%dinyatakan
hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin, persentase hipertensi pada kelompok laki-laki
sebesar 20,88%, lebih tinggi dibanding pada kelompok perempuan yaitu 16,28%
(Provinsi Dinas Kesehatan Jateng,2015). Di Kabupaten Batang 2017 tercatat sebanyak
255.064 orang (49,45%) dari jumlah penduduk ≥ 18 tahun (515.836 jiwa) dan
ditemukan sebanyak 18.819 orang (7,38%) terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi
dan menurun bila dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu 57,69% penduduk usia ≥ 18
tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah dan 8,94% terdeteksi memiliki
tekanan darah tinggi (Batang, Dinas Kesehatan 2017).
Hipertensi disebabkan oleh usia, jenis kelamin, keturun (genetik), obesitas,
konsumsi alkohol, kafein berlebihan, konsumsi garam berlebih, stress, dan
keseimbangan hormonal (Sari, 2017). Tanda dan gejala hipertensi menurut
Herlambang (2013) sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak), tanda gejala
yang dimaksud dari hipertensi adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang tekanan darah yang normal. Akibat dari hipertensi menurut
Herlambang (2013) hipertensi dapat merusak organ dalam tubuh meliputi otak yang
dapat menyebabkan stroke, mata yang dapat mengakibatkan retinopati hipertensi dan
dapat menimbulkan kebutaan, jantung yang dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner (termasuk infark) gagal jantung, ginjal yang dapat menyebabkan penyakit
ginjal kronik dan gagal ginjal terminal, selain itu hipertensi juga dapat mengakibatkan
stress pada penderitanya.
Menurut South (2014) stress pada penderita hipertensi disebabkan pada saat
seseorang mengalami stress, hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian akan
meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan peningkatan
denyut jantung, apabila stress berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga
orang tersebut akan mengalami hipertensi. Tanda dan gejala stress pada penderita
hipertensi menurut Sari (2017) mengatakan bahwa bagi beberapa orang, stress juga
dapat meningkatkan nafsu makan dan kebiasaan merokok sehingga semakin
memperburuk keadaan hipertensi, serta memicu penyakit degeneratif lain seperti
penyakit jantung dan stroke. Akibat dari stress pada hipertensi menurut Ramdani et
al(2017) mengatakan bahwa reaksi tubuh yang terjadi mengakibat stress meliputi
napas pendek, jantung berdebar-debar dan keringat dingin dan stress tidak

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 622


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

memandang usia, stress dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu stress ringan,
stress sedang dan stress berat.
Intervensi keperawatan yang digunakan untuk menurunkan tingkat stress dan
tekanan darah pada penderita hipertensi salah satunya adalah dengan pijat punggung
dan dzikir,seperti hasil penelitian Haryono (2016) menunjukkan kelompok intervensi
kombinasi pijat punggung dan dzikir mengalami penurunan tingkat stress dan tekanan
darah, dibandingkan dengan kelompok yang tidak dilakukan pijat punggung dan terapi
dzikir.
Menurut Hu et al (2015) mengatakan bahwa stress psikologis dikaitkan dengan
risiko yang lebih besar terjadi hipertensi dibandingkan dengan orang yang yang tidak
mengalami stress psikologis yang bisa mencapai 9%. Stres adalah keadaan internal
yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh dan kondisi lingkungan dan sosial
yang dinilai pontensial membahayakan, tidak terkendala atau melebihi kemampuan
individu untuk mengatasinya (Lazarus dan Folman dan Rika, 2014).Stres dapat memicu
timbulnya hipertensi melalui aktivasi sistem saraf simpatis yang mengakibatkan
naiknya tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) (Andria, 2013). Pada saat
seseorang mengalami stres, hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian akan
meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan peningkatan
denyut jantung, dan apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga
orang tersebut akan mengalami hipertensi (South, 2014). Tingginya insidensi stres di
Indonesia juga merupakan alasan mengapa stres harus diprioritaskan penanganannya
sebab pada tahun 2008 tercatat sekitar 10% dari total penduduk Indonesia mengalami
gangguan mental atau stres, tingginya tingkat stres ini umumnya diakibatkan oleh
tekanan ekonomi atau kemiskinan, Departemen statistika menyatakan bahwa 31 juta
jiwa atau 13,33 % penduduk Indonesia berada pada garis kemiskinan dengan
pengeluaran perbulan dibawah Rp 211.726,00 (Depkes, Handayani, 2012). Rendahnya
pendapatan masyarakat yang hanya cukup untuk menyambung hidup tentu
menimbulkan tekanan tersendiri. Intervensi keperawatan yang digunakan untuk
menurunkan tingkat stress dan tekanan darah pada penderita hipertensi salah satunya
adalah dengan pijat punggung dan dzikir,seperti hasil penelitian Haryono (2016)
menunjukkan kelompok intervensi kombinasi pijat punggung dan dzikir mengalami
penurunan tingkat stress dan tekanan darah, dibandingkan dengan kelompok yang
tidak dilakukan pijat punggung dan terapi dzikir.
Pijat punggung adalah gerakan usapan, baik dilakukan dengan telapak tangan
atau bantalan jari tangan.Gerakan ini dapat dilakukan dengan ringan ataupun dengan
sedikit penekanan, gerakan ringan biasanya digunakan untuk meratakan minyak pijat,
pengenakan gerakan (sebagai gerakan pemulaan) maupunmenenangkan kembali
jaringan otot yang telah dirangsang dengan gerak-gerakan lainnya dan pijat punggung
dapatmengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik.Pemberian pijat memberikan
efek secara langsung yaitu rasa rileks. Hal ini terjadi karena pijat punggung akan
membuat pembuluh darah dilatsai, otot akan relaksasi, serta kondisi psikologi akan
lebih baik karena peningkatan endorphin dan serotonin di otak (Nugraha, Fatimah dan
Kurniawan, 2017). Intervensi keperawatan yang digunakan adalah dengan cara
spiritual, salah satunya adalah dengan terapi dzikir.

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 623


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Dzikir adalah bagian paling substansial dalam ibadah, bahkan dapat dikatakan
sebagai ruh ibadah (Said, 2012). Terapi zidkir dapat dijadikan sebagai metode
alternativ yang baik untuk menangani stress (Ridha, dkk. 2017). Respon relaksasi yang
melibat keyakinan yang dianut akan mempercepat terjadinya keaadaan relaks atau
dengan kata lain kombinasi respon relaksasi yang melibatakan keyakinan akan melipat
gandakan manfaat yang dapat dari respon relaksasi semakin kuat keyakinan seseorang
berpadu dengan respon relaksasi maka semakin besar pula efek yang di dapat (Nasriti,
2015). Keadaan releks akan membuat tubuh melalui otak memproduksi endorphin
yang berfungsi sebagai analgesik alami tubuh dan dapat mengurangi keluhan-keluhan
fisik serta keadaan rileks membuat tubuh akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatik
yang berfungsi untuk menurunkan detak jantung, laju pernafasan dan tekanan darah
(Poppen, 1998 dalam Sulistyarini, 2013). Hal ini juga tertuang dalam QS. Ar- Ra‟d ayat
28 yang artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tentram” keuntungan dari relaksasi dzikir selain mendapatkan manfaat dari relaksasi,
juga mendapatkan manfaat dari penggunaan keyakinan seperti menambah keimanan,
dan kemungkinan akan mendapatkan pengalaman-pengalaman transendensi (Sudiarto,
dkk, 2015). Tujuan penulis dari studi kasus ini adalah penerapan kombinasi pijat
punggung dan dzikir terhadap tingkat stress pada penderita hipertensi, untuk
menurunkan tingkat stress dan tekanan darah.

2. Metode
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam studi kasus ini yaitu
dengan fokus pada pemilihan subyek yang akan diteliti, mengumpulkan data secara
konsisten, menjaga validasi penulisan, serta memecahkan suatu masalah dengan
metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Penulis mencari dua klien sesuai
dengan subyek studi kasus yaitu orang yang mempunyai riwayat tingkat stress
terhadap hipertensi, penulis memberikan lembaran persetujuan informed consent
kepada klien I dan klien II, penulisan melakukan pengkajian pada klien I dan klien II,
penulisan membuat diagnosa dan intervensi pada klien I dan klien II, penulis
melakukan implementasi dan evaluasi pada klien I dan klien II.

3. Hasil dan Pembahasan


Pengkajian
Pada hasil data yang ditemukan pada saat pengkajian Ny.N dan Ny.A dengan
hipertensi meliputi tekanan darah tinggi, pusing, cemas, stress, gelisah lemas dan
khawatir terhadap penyakitnya. Hal ini disebabkan karena klien hipertensi sedang dan
tingkat stress sedang dengan hasil pemeriksaan pada Ny.N TD : 160/100mmHg, S ;
36,5 C, N : 83x/menit, Rr: 22x/menit, PSS-10 skore 14 (stress sedang) dan Ny.A
dengan hasil pemeriksaan TD : 170/100 mmHg, N : 83x/menit, S : 36 C, RR :
22x/menit, PSS-10 skore 26 (stress sedang). Disamping itu tidak ditemukan data
obesitas tetapi dapat timbul pada setiap orang.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan kepada klien I dan klien II,
penulis merumuskan diagnosa keperawatan Ansietas.Pada hasil pengkajian klien I dan

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 624


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

klien II ditemukan data subyektif : Klien I mengatakan pusing, cemas, stress,


gelisah,lemas, dan khawatir terhadap penyakitnya, data obyektif : Klien tampak
tegang, klien tampak berkeringat dingin, klien tampak sedih, TD : 160/100 mmHg, S :
36,5 C, N : 83x/menit, Rr :22x/menit, PSS-10 skore 14 (Stress sedang) dan subyektif :
Klien II mengatakan pusing, cemas, stress, gelisah, lemas, dan khawatir terhadap
penyakitnya, data obyektif : Klien tampak tegang, klien tampak berkeringat dingin,
klien tampak sedih, klien tampak ada lingkar hitam dibahwa mata, TD : 160/100
mmHg, S : 36,5 C, N : 83x/menit, Rr :22x/menit, PSS-10 skore 26 (Stress sedang).

Perencanaan
Penulis merumuskan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa yang muncul
pada klien I dan klien II sama yaitu Ansietas. Tujuan Asuhan Keperawatan yang
diharapkan adalah setelah dilakukan tindakkan selama 3 kali kunjungan diharapkan
ansietas berkurang dengan : 1. Kognitif, klien mampu : a. Mengenal pengertian,
penyebab, tanda gejala, akibat, dan proses terjadinya ansietas. b. Mengetahui cara
mengatasi ansietas. 2. Psikomotor, klien mampu mengatasi ansietas dengan : a.
Melakukan latihan relaksasi terapi pijat punggung dan dzikir. 3. Afektif, klien mampu :
a. Merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan. b. Membedakan perasaan sebelum
dan sesudah latihan.
Rencana Keperawatan yang disusun untuk Diagnosa Ansietas adalah : 1. Monitor
TTV. 2. Kaji tanda-tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien dalam mengurangi
ansietas. 3. Menjelaskan proses terjadinya ansietas. 4. Ajarkan latih cara mengatasi
ansietas dengan non-farmakologi relaksasi terapi pijat punggung dan dzikir. 5.
Membantu klien untuk melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan.

Implementasi
Implementasi yang sudah penulis lakukan pada klien I dan klien II adalah sesuai
dengan rencana keperawatan , klien I dan klien II koperatif. Pijat punggung adalah
gerakan usapan, baik dilakukan dengan telapak tangan atau bantalan jari
tangan.Gerakan pijat dapat dilakukan dengan ringan ataupun dengan sedikit
penekanan. Gerakan ringan biasanya dapat digunakan untuk meratakan minyak pijat,
pengenakan gerakan (sebagai gerakan pemulaan) maupun menenangkan kembali
jaringan otot yang telah dirangsang dengan gerakan-gerakan lainnya dan pijat
punggung dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik. Pemberian pijat
memberikan efek secara langsung yaitu rasa rileks. Hal ini dapat terjadi karena pijat
punggung akan membuat pembuluh darah dilatsai, otot akan relaksasi, serta kondisi
psikologi akan lebih baik karena peningkatan endorphin dan serotonin di otak
Kurniawan (2017).
Dzikir dari segi bahasa (Lughatan) atau etimologi adalah mengingat, sedangkan
secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah.
Menurut Syaikh Ahmad Fathani menjelaskan, bahwa dzikir pada mulanya diartikan
sebagai “ bersih ” (Asshafa), wadahnya adalah menyempurnakan (Al-Wafa), dan
syaratnya adalah hadir dihadiratnya (Hudhur), harapannya adalah lahirnya amal
shaleh, dan hasiatnya adalah terbukanya tirai rahasia atas kedekatan seorang hamba
kepada Allah SWT Fatoni (2020).

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 625


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Dibuktikan dalam jurnal Rudi Haryono (2016) menunjukkan nilai rata-rata


penurunan skala stress yang terjadi adalah sebanyak 4,27 poin. Klien I dengan usia 55
tahun memasuki usia lansia, sehingga klien I ketika dijelaskan harus berulang-ulang
karena lambat dalam menanggapi. Maryam (2011) usia memasuki lansia menyebabkan
mereka sulit untuk menanggapi secara cepat, sulit dipahami, sulit dalam berinteraksi,
adanya penurunan fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi pula penurunan
kemampuan untuk menerima, memproses dan merespon stimulus sehingga terkadang
akan muncul aksi atau reaksi yang berbeda dari stimulus yang ada, sedangkan pada
klien II dengan usia 37 tahun memasuki usia dewasa, sehingga klien II ketika
dijelaskan langsung dapat menanggapi dengan. Yudrik (2017) usia dewasa akhir ini
terjadi penurunan kekuatan fisik, berubahnya fisik, juga psikis pada seseorang dan
penurunan daya ingat namun masih bisa menanggapi secara langsung.

Evaluasi
Evaluasi dari tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada kedua klien
tersebut menunjukkan hasil yang sama, pada klien I dari TD : 160/100 mmHg turun
menjadi 140/90 mmHg, PSS-10 : Skore 14 (stress sedang) menjadi PSS-10 : Skore 0
(tidak stress) sedang klien II dari TD : 170/100 mmHg turun menjadi 140/90 mmHg,
PSS-10 : Skore 26 (stress sedang) menjadi PSS-10 : Skore 0 (tidak stress). Hasil
didapatkan pada klien I dan klien II terjadi penurunan tingkat stress terhadap tekanan
darah dan kecemasan.Masalah ansietas pada klien I dan klien II teratasi.

4. Kesimpulan
Kesimpulan dari studi kasus ini adalah adanya pengaruh yang bermakna
penurunan skore stress antara sebelum dan setelah diberikan intervensi kombinasi
pijat punggung dan dzikir. Penurunan stress yang terjadi merpakan efek positif dari
kombinasi relaksasi tersebut. Pada langkah selanjutnyan diharapkan penurunan stress
akan mempengaruhi pula terhadap penurunan stress akan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Bagi ilmu keperawatan, dengan adanya hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi tambahan bahwa selain terapi medis ada intervensi mandiri
keperawatan yaitu kombinasi pijatan punggung dzikir dalam menangani pasien
hipertensi. Dengan mengaplikasikan kedalam suatu bentuk protap, Standar Prosedur
Operasional dan menjadi salah satu materi yang diajarkan pada skills lab pendidikan
keperawatan.

Saran
Saran yang penulis berikan terkait dengan masalah tingkat stress terhadap
penderita hipertensi yaitu : 1. Bagi klien dapat mengontrol hipertensi dengan
kecemasan dengan menggunakan terapi pijat punggung dan dzikir. 2. Keluarga
hendaknya memberikan dukungan dan ikut serta membantu klien dalam proses
penyembuhan klien dengan tingkat stress pada penderita hipertensi. 3.Mahasiswa yang
sedang praktik hendaknya lebih memberikan motivasi dan dukungan agar klien dengan
tingkat stress pada hipertensi dapat teratasi, karena klien dengan tingkat stress pada
hipertensi dapat mengalami tanda-tanda dan gejala, cemas, stress, gelisah, pusing,
lemas dan khawatir terhadap penyakitnya, oleh karena itu diberikan non-farmakologi

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 626


Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 2021
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

relaksasi kombinasi pijat punggung dan dzikir. 4. Bagi institusi diharapkan Karya Tulis
Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan rujuan studi kasus berikutnya.

Referensi
[1] Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Jawa Tengah.
Semarang.

[2] Elani Andreou, Evangelos C, Alexopouious, Christos Lionis, Liza Varvogoli,


Charalam bos Chardellis, George I. Chrousus &christina Darviri. 2011. Perceived
Stress Scale : Reliability and validity study in Greece. Int. J. Environ. Res. Public
Healt, 8 ,3287-3298.

[3] Fatoni, A. 2020. Intergrasi Zikir dan Pikir Dasar Pengembangan Pendidikan Islam.
Nusa Tenggara Barat : Forum Pemada Aswaja.

[4] Herdman, T. Heather & Shigemi Kamitsuru. 2018. Nanda-1 Diagnosis


Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.Jakarta : EGC.

[5] Hanif, Yulinggaaa, dk.2019. Cara cepat kuasai Massage Kebugaran Berbasis
Aplikasi Android. Kediri : CV. Kasih Inovasi Teknologi.

[6] Keliat, Anna, Budi. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa 2019. Jakarta : EGC.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2016. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonsia Definisi dan Indikator Diagnosis. Jakarta : DPP PPNI.

[7] Pemerintahan Kabupaten Batang, Dinas Kesehatan. 2017. Profil Kesehatan


Kabupaten Batang.

[8] Priyoto. 2014. Konsep Manajemen Stress. Yogyakarta : Nuhan Medika.

[9] Rudi Haryono. dkk. 2016. “ Pengaruh Kombinasi Pijat Punggung dan Dzikir
Tterhadap Tingkat Stress Pada Penderita Hipertensi “. Jurnal Keperawatan
Notokusumo.

[10] Tewa, Berhard, dkk. 2017. Perilaku Organisai. Bandung : CV.Patra Media
Grafindo.

[11] Tim Bumi Medika. 2017. Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta : Bumi Medika.

[12] Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu. Wuryaningsih, Emi Wuri, dkk. 2018.
Keperawatan Kesehatan Jiwa I. Jember : UPT Percetakan & Penerbitan
Universitas Jember.

[13] Yosep, Iyus & Titin Sutini. 2017. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : PT
Refika Aditama.

Seminar Nasional Kesehatan, 2021 Page 627

Anda mungkin juga menyukai