Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang undang no 2 thn 2003 tentang sikdinas bahwa tujuan pendidikan anak
usia dini untuk mengembangkan secara optimal agar terbentuk prilaku dan kemampuan
Sebagaimana kita ketahui dalam dunia pendidikan salah satu pembelajaran yang
prilaku, moral dan nilai nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Ciri dan bentuk pembelajaran yang diberikan untuk anak tk
Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, pada dasarnya terjadi dan
dihasilkan karena adanya proses interaksi antara subjek belajar dengan sumber belajar.
Pada hakikatnya Proses interaksi yang baik adalah salah satu faktor terpenting
untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk itu seorang guru harus mempunyai
kompetensi bahasa yang baik agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi yang
Namun dalam prakteknya sering terjadi kesalahan dalam memahami maksud atau
inti dari materi yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi karena minimnya kosakata yang
dimiliki anak, keterlambatan anak pada kemampuan berbahasa, pengaruh keluarga dan
lingkungan sekitarnya.
Untuk mengoptimalkan kemampuan anak dalam berbahasa sehingga ia mampu
berkomunikasi dengan baik diperlukan alat atau media yang mampu merangsang anak
dengan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian sumber pesan melalui saluran
media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima
pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Dalam hal ini, pesan dapat
diartikan sebagai materi, sumber pesan dapat diartikan sebagai buku, saluran/media
misalnya, buku cerita, media film, alat peraga, media audio visual, media audio.
Penggunaan media dalam belajar adalah tidak lain untuk mendukung proses
penyampaian pesan agar lebih tepat sasaran kepada penerima pesan. Penggunaan media
yang seringkali digunakan dalam proses belajar seperti; alat peraga, media film, media
audio, media audio visual, media grafis sederhana, slide, OHP, dll. Sumber belajar dapat
pembelajaran siswa.
Salah satu sumber belajar yang bisa dimanfaatkan adalah buku cerita atau,
majalah. Buku cerita atau majalah menjadi salah satu media yang memberikan
kesempatan pada guru dan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif.
Hasil yang bisa didapatkan anak berupa penambahan kosakata baru dan informasi tentang
Oleh Karena itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi apakah kegiatan
bercerita mampu meningkatkan kemampuan berbahasa anak sehingga anak dapat terlatih
berbicara yang sopan pada lingkungannya. Dalam hal ini, peneliti bertujuan untuk
B. Rumusan Masalah
permasalahan sebagai berikut : “ Bagaimana melatih anak untuk berbicara yang sopan ? ”
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut di atas maka akan diketahui tujuan dari penulisan
masalah ini yaitu: Mengetahui bagaimana cara melatih anak untuk berbicara yang sopan .
D. Manfaat Penulisan
Penulis mengambil metode bercerita sebagai cara pemecahan masalah tersebut diatas.
Metode bercerita diharapkan mampu menjadi motivator anak terbiasa berbicara yang
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Metode Bercerita
sehinggabanyak waktu dan tenaga terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang
diterapkanoleh guru baru berhasil, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan.Dr.
Ahamad Tafsir memberikan pengertian metode adalah Cara yang palingtepat dan cepat
dalam melakukan sesuatu.. Sedangkan menurut Sukanto Cerita adalah suatu kegiatan
bercerita kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya
dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk
perhatian anak terhadap pendidik sesauai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita
dikaitkan dengan dunia kehidupan anak di Raudhatul Athfal/Taman Kanak kanak, maka
mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh
perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Menurut Abudin Nata .Metode
bercerita adalah suatu metode yang mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan
anak. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya
besar terhadap perasaan. Oleh karenanya dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan.
Dunia
kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar
menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita sampai tuntas.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode
bercerita adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak didik
sehingga dengan cerita tersebut dapat disampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan
adanya proses belajar mengajar, maka metode bercerita merupakan suatu cara yang
dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan
Tujuan metode bercerita adalah agar anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan
buruk sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bercerita guru
dapat menanamkan nilai-nilai Islam pada anak didik, seperti menunjukan perbedaan
perbuatan baik dan buruk serta ganjaran dari setiap perbuatan. Melalui metode bercerita
anak diharapkan dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk
sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hapidin dan Wanda
mendengarkan cerita dari guru, dengan jelas metode bercerita disajikan kepada anak
didik bertujuan agar mereka memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran al-
Qur.an dalam kehidupan sehari-hari dan menambahkan rasa cinta anak-anak kepada
Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan beberapa fungsi metode cerita :
Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk
bertanya dan memberikan tanggapan setelah guru selesai bercerita. Cerita akan lebih
bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuahan anak.
Adapun teknik penggunaan dari masing masing bentuk metode bercerita tersebut dapat
BAB III
PAPARAN HASIL
alternatif guru untuk melatih anak terbiasa berbicara yang sopan pada lingkungannya.
Guru pun diharapkan mampu menjadi teladan dan motivator anak agar terbiasa
menggunakan bahasa yang baik. Dalam metode bercerita guru tetap memperhatikan
a. Aspek religius
b. Aspek pedagogis/pendidikan
c. Aspek psikologis
Menurut penulis selain lingkungan sekolah, ada beberapa factor lagi yang ikut andil
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan masyarakat
BAB IV
1. Simpulan
Dari uraian di depan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penbendaharaan kata
sangat diperlukan bagi anak dalam melatih berbicara yang sopan dengan lingkungannya.
1. Memberi ketauladan dan motivasi anak untuk terus berupaya melakukan kebiasaan
2. Pihak sekolah dan keluarga bekerjasama untuk membiasakan anak berbicara yang
sopan 3. Ciptakan suasana yang membuat anak dapat mengerti bahasa yang baik dan
2. SARAN
Dari paparan di depan penulis hanya bisa memberi sedikit saran yaitu memotivasi anak
untuk belajar dan terbiasa membaca serta memberi pemahaman tentang berbahasa yang