Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM PEMBUATAN SEDIAN SYRUP

DISUSUN OLEH :

NAMA : IMANUEL RINALDY SIDO

NIM : 191148201088

KELAS : 1A FARMASI

DOSEN PEMBIMBING :

HABEL ROY SULO,Msi.,Apt

LABORATORIUM FARMASETIKA 1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM PEMBUATAN SEDIAN SYRUP

Nama : IMANUEL RINALDY SIDO


NIM : 191148201088
Jurusan : FARMASI
Program Studi :S1 FARMASI

Laporan Tugas
16/01/2020

Menyetujui,

KORDINATOR MATA KULIAH PENULIS

Habel Roy Sulo, M.si.,Apt Imanuel Rinaldy Sido


BAB 1

JUDUL

PRAKTIKUM PEMBUATAN SEDIAN SYRUP


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Farmakope Indonesia III (1979), sirup adalah sediaan cair berupa
larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari
64% dan tidak lebih dari 66%. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa
atau gula lain dalam kadar tinggi. Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari
gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis.
Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa. Dalam
perkembangannya, banyak sekali pengertian mengenai sirup.
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Sirup
adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90%
sakarosa (Anonim, 1995).Kandungan sakarosa dari sirup umumnya antara 60-65%.
Hal itu menentukan daya tahan dari sediaan. Atas dasar daya tahannya maka sediaan
berkonsentrasi tinggi dinilai paling baik, meskipun demikian perlu diperhatikan
bahwa dengan meningkatnya kandungan gula dari sirup menyebabkan kelarutan
bahan obat tertentu di dalamnya berkurang ( Voight, 1994).
Komponen-komponen sirup terdiri dari (Van Duin, 1991) :
a. Pemanis
Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang
dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah.
Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sdangkan
yang berkalori rendah seperti laktosa.
b. Pengawet antimikroba
Pengawet antimikroba digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam
penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau
jamur.
c. Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan
yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup
adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang
cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak
dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup,
misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

d. Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan
komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama
penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada
warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa. Juga
banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung pelarut-
pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.
Selanjutnya sifat fisika sediaan sirup terdiri dari (Syamsuni, 2006) :
a. Viskositas
Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan
untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati
permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan
tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk menentukan
kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan tepat, karena
perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti
untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas idak lebi dari 0,1
C.
b. Uji mudah tidaknya dituang
Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini
berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan
smakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan untuk melihat
stabilitas sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent
berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang
terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar dituang.
c. Uji Intensitas Warna
Uji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna sirup
mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan
warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan
cair yang disimpan Selama waktu tertentu.
BAB III

PEMBUATAN SEDIAAN

a.resep

dr.alvin
SIP : 268/DINKES/DU-IV-2017
Praktek : jl.gelatik no 26 telp 08122211221
Rumah : jl.gerilya no 69 telp 05443399933757

No. 1.3 Smd,09/01/2020

R/Paracetamol 125 mg
GG 25 mg
CTM 1 mg
Syr.Simplex 10
Aquades ad 100
M. f. La. syr
S. o. n. 1. C

Pro : anak ripa ( 12 tahun )


Alamat : Jl. Kemunung No. 11 Rt.12

semoga lekas sembuh

keterangan resep
1. R/ : recipe : ambilah
2. Ad : adde : tambahkan sampai
3. M.f.la.syr : misce fac lage ardis syrup : campur dan buatlah
menurut seni pembuatan syrup .
4. S.o.n.1.C : signa omni nogte 1 cochlear : tandai 1 kali pada
malam hari 1 sendok takar.
5. Pro : pronum : untuk

b. resep standar : -
C. skrining resep :

 invocation : ada
 inscriptio : ada
 praescriptio : ada
 signatura : ada
 subscriptio : ada
 superscription : ada
 pro : ada
 umur,alamat pasien : ada

d. permasalahan :
- dilakukan pengenceran pada GG dan CTM

e. penggolongan obat

no Nama obat Golongan obat


1 paracetamol bebas
2 GG Bebas terbatas
3 CTM bebas
4 Syrup simplex bebas
5 aquades bebas

F. Perhitungan dosis
 Dosis dalam resep (DDR)
- CTM 1xP= 1 mg
1xH= 1 mg x 1 = 1 mg
 Dosis maksimum n/20 x DM dewasa
- CTM 12/20 x -/40 mg = -/24 mg
 % Dosis maksimum
- CTM 1 xP= -
1xH= 1 mg / 24 mg x 100 % = 4,16 %
Penimbangan bahan
 Paracetamol = 125 mg
 GG = 25 mg
Pengenceran : GG 50 mg
SL + carmin 200 mg +
250 mg
Hasil pengenceran : 25 mg/ 50 mg x 250 mg = 125 mg
 CTM = 1 mg
Pengenceran : GG 50 mg
SL + carmin 2.450 mg +
2.500 mg
Hasil pengenceran : 1 mg/ 50 mg x 2.500 mg = 50 mg
 Syrup simplex = 10 g
 Aquades = 100 ml – (0,125 g + 0,125 g + 0,05 g + 10 g)
= 100 ml – 10,3 g = 89,7 ml

H. CARA KERJA

1. disiapkan alat dan bahan disetarakan timbangan

2. diambil dan ditimbang paracetamol 125 mg

3. dilakukan pengenceran CTM dan GG dan mendapatkan hasil CTM 50 mg GG 125


mg.

4. diambil syrup simplex menggunakan gelas ukur 10 ml dan aquadest 90 ml

5. dimasukan pct kedalam mortir gerus ad halus, dimasukan hasil pengenceran GG


dan CTM gerus kembali ad halus dan homogen

6. ditambahkan aquadest sambil digerus hingga semua bahan terlarut

7. kemudian masukan kedalam botol syrup menggunakan bantuan corong tambahkan


sisa aquadest kedalam botol

8. dimasukan syrup simplex kedalam botol lalu tutup botol dan gojog hingga semua
bahan tercampur

9. diberi etiket putih dan label kocok dahulu

10. diserahkan pada pasien sertakan pio.

I. Indikasi obat

racikan syrup demam disertai batuk


J. Etiket

Apotek happy farma


Jl. Kemakmuran no. 21 telp 4594494449 smd
SIA : 66/SIA/VII/2011
KOCOK DAHULU
APA : Rivan Nur Mulky, S.Farm.,Apt
No : 1.3 tgl.09/01/2020

Nama : ank rapa 12 thn


Nama obat : syrup demam dan batuk
1 x sehari pada malam hari
1 sdt 15 ml
Sebelum / sesudah makan

Semoga lekas sembuh

K. Pemberian informasi obat

Pasien atas nama ANK RAPA ini ada obat syrup obatnya diminum 1 x sehari 1
sendok takar sesudaah makan , disimpan ditempat yang sejuk .TERIMAKASIH

BAB IV
PEMBAHASAN

Syrup merupakannsediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa


yang ditujukan utuk pemakaian oral, diracik dan dibungkus menggunakan botol
syrup.
Berdasarkan dosis yang terdapat dalam resep, dapat diperhitungkan bahwa resep
tersebut ditujukan untuk anak-anak. Anak-anak yang dimaksud adalah dengan rentang
usia 7 sampai 12 tahun. Serta tidak dilihat dari ukuran fisik anak tersebut.
Adapun tujuan dengan kombinasi yang tertulis pada resep ialah untuk mengobati
alergi dan demam yang disertai batuk berdahak. Maka dari itu, didalam resep terdapat
bahan obat paracetamol sebagai analgetikum dan antipiretikum, GG sebagai batuk
berdahak, CTM sebagai antihistamin (alergi), dan syr. Simplex hanyalah zat tamahan.
Sediaan syrup dipilih karena ditujukan untuk anak-anak agar mudah dikomsumsi,
dibandingkan mengonsumsi obat dalam sediaan tablet. Sediaan syrup ini juga
dimaksudkan agar lebih cepat disolusinya di dalam tubuh. Etiket yang digunakan obat
ini yaitu etiket yang berwarna putih yang artinya untuk pemakaian dalam, lengkap
dengan tanggal, aturan pakai, serta bentuk sediaannya.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa,resep tersebut


dapat dikerjakan kendalanya dilakukan pengenceran pada CTM dan GG. obat tersebut
merupakan sedian syrup untuk pemakaian dalam atau oral, obat ini ditujukan untuk
pasien anak-anak berumur 12 tahun, tujuan dari pemberian obat ini untuk mengobati
alergi dan demam yang dialami pasien, aturan pemakaian obat ini adalah 1 x sehari 1
sendok makan (15 ml) pada malam hari.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

 Anief, M. 2005. Farmasetika. Universitas Gadjah Mada


Press. Yogyakarta.

 Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1979, Farmakope


Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

 Anief, Moh. 1997, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta

 Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 2014, Farmakope


Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
 
 Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 2014, Farmakope
Indonesia edisi V,   Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai