Anda di halaman 1dari 10

JAKP (J. Agribisnis. Komun. Pertan.

) P-ISSN 2622-5050
Volume 2, Nomor 1, April 2019 O-ISSN 2622-6456
Halaman: 25-34 DOI: http://dx.doi.org/10.35941/akp.2.1.2019.2055.25-34

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TANAMAN HIAS


DI KOTA SAMARINDA

(Analysis of Financial Feasibility of Ornamental Plants Business in Samarinda City)

ERICK ABDUL MUTAKABBIR⌂, NELLA NAOMI DUAKAJU


Jurusan/Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman.
Kampus Gunung Kelua, Jl. Pasir Balengkong, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia.75123.

Email: Erickamnasution@gmail.com

Manuskrip diterima: 19 Desember 2018. Revisi diterima: 5 Maret 2019.

ABSTRAK

Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai hiasan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan finansial usaha tanaman hias di Kota Samarinda.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan sejak bulan November 2017 sampai Januari 2018 di Kota
Samarinda. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 29 responden. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan responden. Penilaian kelayakan
usaha dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria investasi yang terdiri dari Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa usaha tanaman hias di Kota Samarinda memiliki rata-rata biaya investasi sebesar
Rp90.982.931,00; rata-rata biaya operasional sebesar Rp37.307.586,00 th-1; rata-rata penerimaan sebesar
Rp118.506.206,00 th-1; sedangkan rata-rata pendapatan sebesar Rp81.198.620,00 th-1. Hasil penilaian
investasi usaha tanaman hias di Kota Samarinda yaitu NPV sebesar Rp75.074.609,00 pada tingkat diskon
faktor sebesar 12%, nilai IRR sebesar 65%, sedangkan nilai Net B/C Ratio sebesar 1,82. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha tanaman hias di Kota Samarinda secara finansial layak untuk diusahakan.

Kata kunci: Kelayakan finansial, tanaman hias, usahatani.

ABSTRACT

Ornamental plants are commonly planted by people as decoration. This study aimed to determine
income and financial feasibility of ornamental plants business in Samarinda City. This study was done in
three months since November 2017 until Januari 2018 in Samarinda City. The sampling method used
purposive sampling method with the number of samples as many as 29 respondents. The data were
collected through interviews with respondents. The assesment of business feasibility was done by using
some investment criterias such as Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net
Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio). The results of this study showed that ornamental plants business in
Samarinda City owns the average of investment cost of IDR90,982,931.00 year-1, the average of
operating cost of IDR37,307,586.00 year-1, the average of revenue of IDR118,506,206.00 year-1, and the
average of income of IDR81,198,620.00 year-1. The assesment results of investment in ornamental plants
business in Samarinda City are NPV of IDR75,074,609.00 at discount rate of factor of 12%, IRR of 65%,
while Net B/C Ratio of 1,82. This is showed that ornamental plants business in Samarinda City is
financially feasible to be done.

Keywords: Financial feasibility, ornamental plants, farming.

PENDAHULUAN merujuk pada semua tumbuhan yang sengaja


ditanam sebagai komponen taman, kebun
Komoditas yang potensial untuk rumah, pemercantik ruangan, penghias
dikembangkan salah satunya yaitu tanaman busana atau sebagai bunga potong. Ada
hias. Tanaman hias dalam penjabaran umum banyak jenis tanaman hias di Indonesia.
26 MUTAKABBIR & DUAKAJU – Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias

Berdasarkan jenisnya, tanaman hias terbagi METODE PENELITIAN


menjadi lima bagian, yakni tanaman hias
bunga, tanaman hias daun, tanaman hias Waktu dan Tempat Penelitian
buah, tanaman hias akar, dan tanaman hias Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih
batang. selama 3 bulan terhitung dimulai dari bulan
Tanaman hias merupakan salah satu November 2017 sampai dengan Januari
tanaman hortikultura yang mempunyai nilai 2018 di Kota Samarinda, Provinsi
ekonomi cukup tinggi, sehingga prospeknya Kalimantan Timur.
sangat cerah untuk dijadikan bisnis atau
memiliki peluang usaha yang menjanjikan, Metode Penelitian
baik dari segi permintaan maupun harga Data yang diperoleh dalam penelitian ini
jualnya juga sangat tinggi. Berkembangnya terdiri dari data primer dan data sekunder.
kegiatan usaha tanaman hias di dalam negeri Data primer diperoleh melalui wawancara
berhubungan dengan meningkatnya langsung dengan responden dengan
pendapatan konsumen, tuntutan keindahan menggunakan daftar kuisioner yang telah
lingkungan, pembangunan industri disediakan terlebih dahulu. Data sekunder
pariwisata, serta pembangunan komplek diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas
perumahan, perhotelan, dan perkantoran. Pertanian, Badan Pusat Statistik Provinsi
Usaha tanaman hias mempunyai manfaat Kalimantan Timur, Perpustakaan Daerah
sebagai sumber pendapatan petani tanaman Kalimantan Timur, Perpustakaan
hias maupun pedagang tanaman hias, serta Universitas Mulawarman, dan ditambah dari
memperluas lapangan pekerjaan. Manfaat beberapa literatur baik artikel, jurnal, dan
dari tanaman hias yaitu menciptakan penelitian-penelitian terdahulu yang
kesegaran (kenyamanan), kesejukan, dan berkaitan dengan usaha tanaman hias.
keindahan maupun kesehatan lingkungan.
Tanaman hias mempunyai nilai keindahan Metode Pengambilan Sampel
tajuk, bentuk, warna bunga, dan kerangka Penelitian ini menetapkan jumlah
tanaman. Tanaman hias dapat berfungsi responden sebanyak 29 responden dari 83
sebagai sumber oksigen yang diperlukan pelaku usaha tanaman hias di Kota
untuk kehidupan. Selain itu penataan Samarinda. Penentuan jumlah responden
tanaman dan jenis tanaman yang tepat akan dalam penelitian ini menggunakan rumus
menghantarkan estetikanya (Aritonang, Slovin dengan tingkat presisi sebesar 15%,
2009). adapun rumus Slovin sebagai berikut:
Kota Samarinda merupakan salah satu n= = = 28,9 = 29
daerah penghasil tanaman hias yang cukup
potensial di wilayah Kalimantan Timur. keterangan :
Berbagai jenis tanaman hias dibudidayakan n = jumlah sampel;
oleh para petani antara lain bougenvile, N = jumlah populasi;
bunga melati, bunga mawar, dan tanaman a2 = presisi (ditetapkan 15%).
daun aglaonema. Usaha tanaman hias
dijadikan sebagai sumber mata pencaharian Metode Analisis Data
pertama bagi sebagian petani di Samarinda. 1. Pendapatan usaha tanaman hias
Sebelum memulai usaha budidaya dan Pendapatan usahatani tanaman hias dapat
pemasaran tanaman hias, diperlukan analisis dihitung menggunakan rumus yang
untuk mengetahui sejauh mana kelayakan dikemukakan oleh Boediono (2002) yaitu:
usaha tersebut. I = TR – TC
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian di mana:
ini adalah untuk mengetahui: I = income;
1. Pendapatan usaha tanaman hias yang TR = Toal Revenue;
dilaksanakan di Kota Samarinda. TC = Total Cost.
2. Kelayakan finansial usaha tanaman hias
di Kota Samarinda.
JAKP, 2(1): 25-34, April 2019 27

2. Kelayakan finansial usaha tanaman hias menjadi sepuluh kecamatan berdasarkan


a. Net Present Value (NPV) Perda No. 02 Tahun 2010 tentang
Formulasi NPV menurut Gray dkk (1997) pembentukan kecamatan baru dan terdiri
adalah: dari 59 kelurahan. Kecamatan yang terdapat
di Kota Samarinda yaitu Kecamatan Palaran,
Samarinda Ilir, Samarinda Kota, Sambutan,
Samarinda Sebrang, Loa Janan Ilir, Sungai
keterangan: Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara,
Bt = benefit bruto pada tahun t; dan Samarinda Utara, dan Kecamatan Muara
Ct = biaya bruto pada tahun t; Badak.
t = umur ekonomis proyek; Seperti iklim wilayah Indonesia pada
i = tingkat suku bunga. umumnya, Kota Samarinda beriklim tropik
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) dan mempunyai dua musim yaitu musim
Rumus Net B/C Ratio menurut Kadariah kemarau dan penghujan. Musim kemarau
(2001) yaitu: biasanya terjadi pada bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim
penghujan terjadi pada bulan November
sampai bulan April. Keadaan ini terus
Net B/C ratio = ---------------- berlangsung setiap tahun yang diselingi
dengan musim peralihan atau pancaroba
pada bulan-bulan tertentu. Selain itu, karena
letak di daerah khatulistiwa maka iklim di
keterangan: Kota Samarinda juga dipengaruhi oleh angin
Bt = benefit bruto pada tahun t; muson, yaitu angin muson barat (November-
Ct = biaya bruto pada tahun t; April) dan angin muson timur (Mei-
t = umur ekonomis proyek; Oktober).
i = tingkat suku bunga. Jumlah penduduk Kota Samarinda pada
c. Internal Rate of Return (IRR) tahun 2015 adalah 812.597 jiwa yang terdiri
Formula IRR menurut Kadariah (2001), dari 420.141 jiwa laki-laki dan 392.456 jiwa
dapat dirumuskan sebagai berikut : perempuan. Secara rinci jumlah penduduk
IRR = + .( ) berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 1.
keterangan:
i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan
Tabel 1. Jumlah penduduk menurut jenis
NPV1;
kelamin di Kota Samarinda pada
i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan
tahun 2011-2015.
NPV2.
Jumlah penduduk
Jumlah
No. Tahun Perem-
HASIL DAN PEMBAHASAN Laki-laki penduduk
puan
1 2011 392.464 363.166 755.630
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
2 2012 404.235 376.949 781.184
Kota Samarinda merupakan ibukota
3 2013 429.975 388.731 818.706
Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan
4 2014 429.884 400.792 830.676
langsung dengan Kabupaten Kutai
5 2015 420,141 392,456 812,597
Kartanegara. Kota Samarinda terletak pada
posisi antara 117º03’00’’-117º18’14’’ BT Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Samarinda
(2016).
dan 00º19’02’’-00º42’34’’ LS. Wilayah
Kota Samarinda yaitu seluas 718 km2
Jenis pekerjaan yang ada di Kota
dengan kondisi geografi daerah berbukit
Samarinda sangat beragam diantaranya yaitu
dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai
sebagai petani, pedagang, buruh, tukang,
200 m dpl.
Pegawai Negri Sipil (PNS), Tentara
Kota Samarinda secara administratif
Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian
semula terbagi enam kecamatan, tetapi kini
Negara Republik Indonesia (POLRI), Jasa,
28 MUTAKABBIR & DUAKAJU – Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias

dan lain-lain. Penduduk Kota Samarinda Tabel 3. Klasifikasi petani responden


paling banyak memiliki lapangan usaha di berdasarkan umur.
bidang perdagangan yaitu sebanyak 292.535 No.
Kelompok umur Jumlah Persentase
orang dan yang paling sedikit yaitu listrik, (tahun) (jiwa) (%)
gas, dan air yaitu 8.126 orang. Jumlah 1 30-40 3 10,34
pekerja menurut lapangan usaha dapat 2 41-50 14 48,28
dilihat pada Tabel 2. 3 51-60 12 41,38
4 >60 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel 2. Jumlah pekerja menurut lapangan
Sumber: Data primer (diolah) (2018).
usaha di Kota Samarinda tahun
2016. 2. Jumlah tanggungan keluarga
Mata Jumlah Persentase Jumlah tanggungan keluarga seorang
No.
pencaharian (orang) (%)
responden yang terdiri dari istri, anak, dan
1 Perdagangan 292.535 36,00
2 Angkutan 81.260 10,00 keluarga petani. Tanggungan keluarga
3 Keuangan 40.630 5,00 merupakan salah satu faktor yang turut
4 Jasa-jasa 170.645 21,00 menentukan aktivitas atau kegiatan
5 Pertanian 32.504 4,00 seseorang petani dalam mengelola
6 Pertambangan 40.630 5,00 usahataninya. Petani yang memiliki
7 Industri 56.882 7,00 tanggungan lebih besar maka semakin besar
Listrik, gas, dan 1,00 pula penghasilan yang diharapkan petani
8 8.126
air guna mencakupi kebutuhan seluruh anggota
9 Bangunan 89.385 11,00 keluarganya. Karakteristik berdasarkan
Jumlah 812.535 100,00 jumlah tanggungan keluarga secara rinci
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Samarinda
dapat dilihat pada Tabel 4.
(2016).
Tabel 4. Jumlah tanggungan keluarga
Karakteristik Responden
responden.
Karakteristik responden merupakan
Jumlah tang- Jumlah Persentase
gambaran mengenai keadaan petani yang No.
gungan (orang) (jiwa) (%)
berusaha tanaman hias. Karakteristik 1 0 0 0,00
tersebut dibedakan antara lain umur 2 1-2 10 34,48
responden, tingkat pendidikan, jumlah 3 3-4 11 37,93
tanggungan, dan luas lahan. Berdasarkan 4 5-6 6 20,68
hasil wawancara yang dilakukan terhadap 29 5 >7 2 6,90
responden di Kota Samarinda, maka Jumlah 29 100,00
diperoleh hasil gambaran umum Sumber: Data primer (diolah) (2018).
karakteristik petani responden sebagai
berikut. 3. Luas lahan
1. Umur responden Luas lahan merupakan salah satu faktor
Umur responden dalam penelitian ini yang mempengaruhi tingkat produktifitas
berkisar antara 30-60 tahun. Faktor umur dan pendapatan petani. Semakin luas lahan
dapat mempengaruhi aktivitas kerja dan yang dimiliki memungkinkan pendapatan
kemampuan petani dalam mengelola petani semakin meningkat. Karakteristik
usahataninya. Petani yang umurnya relatif luas lahan pada penelitian ini dibagi menjadi
lebih muda tentu akan mempunyai kemauan dua yaitu luas lahan yang dimiliki dan luas
dan kemampuan yang besar untuk area dagang. Luas lahan keduanya berbeda-
melaksanakan usahataninya dan sebaliknya beda, untuk luas lahan yang dimiliki yaitu
petani yang sudah lanjut usia biasanya antara 0-3 ha. Luas area dagang antara 100-
kurang produktif karena keterbatasan fisik 600 m2. Karakteristik responden menurut
maupun tenaga. Responden paling banyak luas area dapat dilihat pada Tabel 5.
berada pada kisaran umur 41-50 tahun
dengan jumlah 14 orang. Secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 3.
JAKP, 2(1): 25-34, April 2019 29

Tabel 5. Karakteristik responden menurut oleh petani merupakan suatu kegiatan untuk
luas area. menghasilkan komoditas pertanian.
Luas lahan
Luas area dagang
Tanaman hias merupakan salah satu
dimiliki komoditas hortikultura yang dibudidayakan
No. Luas Luas oleh petani dan bisa dijadikan sebagai salah
Jumlah Jumlah
lahan lahan satu mata pencaharian yang menguntungkan.
(orang) (orang)
(ha) (m2) Pada umumnya para petani tanaman hias
1 0 2 100-250 4
menjual hasil usahataninya di pinggir jalan
2 0,25-1 11 251-350 10
3 1,25-3 13 351-450 8 dengan membuka toko untuk menaruh
4 >3 3 451-550 5 tanaman hias yang akan dijual. Kegiatan
5 >550 2 usaha tanaman hias di Samarinda antara lain.
Jumlah 29 Jumlah 29 Terdapat berbagai jenis tanaman hias
Sumber: Data primer (diolah) (2018). yang dibudidayakan oleh petani. Mulai dari
jenis tanaman hias bunga, daun, batang
4. Pengalaman usahatani maupun akar. Beberapa jenis dan harga jual
Pengalaman merupakan salah satu faktor tanaman hias yang diusahakan antara lain
yang berpengaruh dalam melakukan suatu anthurium (Rp50.000,00-Rp500.000,00
kegiatan usaha. Semakin lama seseorang pot/polibag-1), krisan (Rp40.000,00
menjalankan usahanya maka semakin pot/polibag-1), aglaonema (Rp100.000,00-
banyak pengalaman yang dimiliki, sehingga 200.000,00 pot/polibag-1), melati
-1
mereka akan lebih terampil dan memiliki (Rp30.000,00 pot/polibag ) dan dahlia
pengetahuan tentang kemungkinan yang (Rp50.000,00 pot/polibag-1). Lahan yang
akan terjadi sebagai konsekuensi atas digunakan petani tanaman hias untuk
keputusan yang diambil. Petani tanaman membuka toko atau gerai dalam
hias di Kota Samarinda memiliki memasarkan hasil produksi yaitu
pengalaman usahatani yang beragam mulai menggunakan sistem pinjam lahan. Lahan
dari 0 tahun sampai 12 tahun. Data pada yang dipinjam antara lain lahan milik
Tabel 6 menunjukkan pengalaman usahatani pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan
responden yang paling banyak yaitu antara milik Universitas Mulawarman.
5-8 tahun dengan jumlah 20 orang.
Budidaya tanaman hias
Tabel 6. Pengalaman usaha responden petani Budidaya tanaman hias dapat dilakukan
tanaman hias. di dalam pot/polybag atau dalam hamparan
No.
Pengalaman
Jumlah
Persentase lahan. Persiapan lahan atau media tanam
usaha (%) dilakukan untuk menyediakan media
1 0-4 1 3,45 tumbuh yang sesuai untuk setiap tanaman
2 5-8 2 69,97 agar dapat tumbuh dan berkembang dengan
3 9-12 8 28,58 baik. Hampir semua jenis tanaman hias
4 >12 0 0,00
memerlukan media tanam yang gembur,
Jumlah 29 100,00
subur, cukup mengandung bahan organik,
Sumber: Data primer (diolah) (2018).
bebas dari hama, dan drainase yang baik.
Kondisi yang ideal tersebut diperoleh jika
Kegiatan Usaha Tanaman Hias di Kota
media tanam ideal yaitu campuran antara
Samarinda
bahan organik dan bahan anorganik
Tanaman hias adalah semua jenis
proporsional.
tanaman yang bermanfaat untuk menambah
Persiapan benih atau bibit merupakan hal
keindahan dan kecantikan lingkungan baik
yang penting dalam budidaya tanaman hias.
itu tanaman hias bunga, daun, batang
Perbanyakan bahan tanaman hias dapat
maupun akar. Tanaman hias pada umumnya
ditanam dengan tujuan memberikan kesan dilakukan melalui perbanyakan seksual
keindahan dan ingin mendapatkan manfaat dengan menggunakan biji dan perbanyakan
dari jenis tanaman hias yang diinginkan. vegetatif dengan menggunakan organ
Kegiatan usaha tanaman hias yang dilakukan vegetatif. Biji yang akan dijadikan benih
30 MUTAKABBIR & DUAKAJU – Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias

sebaiknya dipanen dari induk yang sehat. atau secara manual dengan mencabut atau
Perbanyakan vegetatif pada tanaman dapat membuang tanaman yang terserang OPT
dilakukan melalui stek, okulasi, serta memungut hama pengganggu tanaman.
penyambung, dan kultur jaringan. Saat ini sudah banyak tersedia pestisida
Perbanyakan vegetatif juga dapat dilakukan yang terbuat dari bahan alami.
dengan menggunakan bagian, akar, batang, Panen dan pasca panen harus dilakukan
daun, tunas, dan umbi dari tanaman hias. dengan hati-hati agar kehilangan hasil dan
Keuntungan perbanyakan vegetatif adalah penurunan kualitas hasil panen dapat
dapat menghasilkan bibit yang seragam dihindari. Panen yang baik dilakukan pada
dalam jumlah yang banyak. pagi atau sore hari. Kegiatan pascapanen
Penanaman dilakukan jika lahan tanam dapat disesuaikan dengan jenis tanaman hias
atau media tanam sudah siap atau gembur, yang dibudidayakan.
jika terlalu kering media tanam dapat
disiram terlebih dahulu. Penanaman Pemasaran
sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
hari, karena cahaya matahari pada pagi atau managerial yang membuat individu dan
sore hari sangat mendukung penanaman kelompok memperoleh apa yang mereka
benih tanaman hias. Bibit ditanam dengan butuhkan dan mereka inginkan lewat
jarak ukuran yang sesuai dengan masing- penciptaan dan pertukaran timbal balik
masing jenis tanaman hias. produk dan nilai dengan orang lain (Kotler
Pemupukan adalah penambahan unsur dan Amstrong, 2009). Menurut Stanton
hara untuk mencukupi kebutuhan tanaman. (2003), pemasaran adalah sistem
Pupuk dapat diberikan ke media tanam atau keseluruhan dari kegiatan usaha yang
langsung ke tanaman. Jenis pupuk yang ditunjukkan untuk merencanakan,
biasa digunakan yaitu pupuk organik dan menentukan harga, mempromosikan, dan
non organik. Pupuk organik biasanya mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
diberikan pada saat akan ditanam, sedangkan memuaskan pembeli.
pupuk non organik pada saat sudah ditanam Pemasaran dapat diartikan pula sebagai
dan pemberiannya tiap bulan sekali, upaya untuk menciptakan dan menjual
tergantung jenis tanaman yang ditanam. produk kepada berbagai pihak dengan
Penyiraman tanaman hias biasanya maksud tertentu. Pemasaran berusaha
dilakukan tergantung apa yang menciptakan dan mempertukarkan produk
dibudidayakan dan kondisi cuaca. Pada baik barang maupun jasa kepada konsumen
musim kemarau penyiramannya bisa di pasar. Akan sangat berbahaya jika
dilakukan pada setiap hari dan waktu yang penciptaan produk tidak didasarkan kepada
terbaik yaitu pagi dan siang hari. Namun keinginan dan kebutuhan konsumen.
bila pada musim penghujan penyiraman Konsumen yang menginginkan dan
bisa dilakukan seminggu sekali. membutuhkan produk adalah individu
Perawatan ini dilakukan untuk menjaga (perorangan) atau kelompok tertentu
atau mempertahankan bentuk tanaman. (industri) (Kasmir, 2003).
Perawatan dilakukan dengan berbagai cara Dalam kaitan dengan studi kelayakan
antara lain menghilangkan sebagian ranting- suatu usaha atau proyek, aspek pemasaran
ranting tanaman yang sudah tua atau mati, merupakan salah satu aspek yang paling
membersihkan gulma yang ada di dalam pot, penting. Hal ini disebabkan aspek pemasaran
dan penyulaman atau menanam kembali sangat menentukan keberlanjutan suatu
tanaman yang rusak, mati atau pertumbuhan usaha. Apabila aspek pemasaran tidak
tidak normal. diteliti dengan benar maka di masa yang
Pengendalian organisme pengganggu akan datang prospek yang diinginkan
tanaman dilakukan untuk mencegah atau kemungkinan tidak akan tercapai atau
mengendalikan organisme yang bahkan usaha tersebut dapat mengalami
mengganggu pertumbuhan, produksi, dan kerugian hingga tutup.
kualitas tanaman. Pengendalian dapat Petani diharapkan telah memiliki
dilakukan dengan menggunakan pestisida berbagai sistem pemasaran yang akan
JAKP, 2(1): 25-34, April 2019 31

digunakan untuk memasarkan hasil produksi. Pupuk, pestisida (obat-obatan),


produknya. Dengan adanya sistem alat-alat pertanian, pot bunga, dan lain-lain
pemasaran yang tertata akan memudahkan merupakan contoh sarana produksi yang
petani dalam memasarkan berbagai hasil biasa dijual oleh petani tanaman hias di
produk pertaniannya, sehingga petani dapat tokonya.
memasarkan hasil produknya secara
maksimal. Sistem pemasaran yang Pendapatan
digunakan petani tanaman hias antara lain, Biaya produksi adalah semua biaya yang
membuka atau menyewa gerai tanaman hias, dikeluarkan oleh seorang petani dalam
mempekerjakan penjual tanaman hias proses produksi hingga sampai siap
keliling yang menggunakan gerobak, dipasarkan. Biaya-biaya yang digunakan
menjajakan dagangan dengan sepeda motor dalam usahatani tanaman hias adalah biaya
atau mobil, dan membuka toko di rumah investasi, biaya operasional, dan biaya
sendiri. penyusutan alat. Biaya investasi dari
usahatani tanaman hias ini meliputi lahan,
Pembuatan taman kendaraan operasional, dan peralatan-
Pertamanan adalah kegiatan mengolah peralatan yang digunakan.
dan menata lahan dengan menumbuhkan Rata-rata biaya investasi yang
berbagai tanaman yang memperhatikan segi dikeluarkan responden dalam usahatani
keindahan (estetika) atau suatu perpaduan tanaman hias yang memiliki nilai proyek
antara cabang seni dengan pengetahuan selama 5 tahun dengan biaya keseluruhan
alam, biologi dan fisiologi tanaman serta sebesar Rp90.982.931,00 responden-1 th-1.
menyangkut unsur sosial, budaya, ekonomi, Biaya investasi yang dihitung pada usahatani
serta psikologi. Pertamanan banyak terkait tanaman hias yaitu biaya pembuatan toko,
dengan penataan ruang menggunakan pembelian mobil, motor, rak bunga, profil
elemen alami terutama tanaman. Elemen tank, dan pot bunga. Biaya operasional
lainnya adalah patung, batu, kolam, hewan, meliputi biaya pembelian bibit tanaman hias,
dan sebagainya. pembelian pupuk, pestisida, tenaga kerja,
Kegiatan para petani tanaman hias bukan dan biaya lain-lain. Jumlah rata-rata biaya
hanya budidaya dan pemasaran saja. Para operasional yang dikeluarkan responden
petani juga sering disibukkan dengan yaitu sebesar Rp54.314.884,00 th-1.
kegiatan pembuatan taman yang dilakukan Biaya paling besar yang dikeluarkan oleh
baik di halaman perusahaan, lingkungan responden yaitu biaya tenaga kerja rata-rata
ruang terbuka hijau, taman kota, bahkan sebesar Rp34.112.000,00 th-1. Biaya untuk
hingga ke rumah-rumah pribadi. Kegiatan pembelian bibit yaitu sebesar
ini biasanya dilakukan perkelompok yang Rp9.670.344,00 th-1. Biaya pembelian pupuk
dipimpin langsung oleh ketua kelompoknya. sebesar Rp1.762.758,00 th-1. Biaya lain-lain
Proses pengerjaannya bisa dilakukan dengan yaitu biaya listrik dan pembelian air bersih
cepat dan sesuai target waktu yang telah sebesar Rp7.779.310,00 th-1. Biaya
ditentukan. Sehubungan dengan itu salah pembelian pestisida merupakan biaya yang
satu sisi dari hortikultura yang paling kecil yang dikeluarkan oleh
dititikbertakan pada penataan tanaman responden yaitu rata-rata sebesar
adalah arsitektur lansekap. Rp451.034,00 th-1 (Tabel 7).
Penerimaan adalah satuan rupiah yang
Penjualan sarana produksi diterima berdasarkan jumlah produksi
Penjualan sarana produksi biasanya tanaman hias yang dihasilkan oleh petani
dijadikan kegiatan sampingan yang responden pada setiap bulannya. Penerimaan
dilakukan oleh sebagian petani tanaman petani setiap bulannya dapat dilihat pada
hias, para petani yang memiliki toko atau Tabel 8. Penjualan tanaman hias rata-rata
gerai yang cukup luas biasanya sebanyak 73.356 pot/polybag th-1 dengan
memanfaatkan selain untuk menjual produk penerimaan usahatani tanaman hias sebesar
tanaman hias juga untuk menjual barang- Rp3.436.680.000,00 th-1 untuk 29
barang yang dibutuhkan dalam kegiatan responden. Rata-rata penerimaan responden
32 MUTAKABBIR & DUAKAJU – Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias

yaitu sebesar Rp118.506.206 th-1 atau rata- hias di Kota Samarinda dapat memberikan
rata penjualan tanaman hias sebanyak 2.544 manfaat yang lebih besar dari setiap biaya
pot/polybag th-1 unit usaha-1. yang dikeluarkan dalam jangka waktu 5
tahun. Berdasarkan hasil tersebut usahatani
Tabel 7. Rincian biaya operasional atau tanaman hias yang dijalankan oleh petani di
pembelian sarana produksi. Kota Samarinda layak untuk diusahakan.
Pemakaian
No. Jenis biaya Jumlah
-1
(th )
Harga (Rp) Tabel 8. Rata-rata produksi dan penerimaan
1. Beli bibit
12.396 pot/ 10.000,00- 29 petani tanaman hias.
polybag 50.000,00 Produksi
5.000,00- No. Penerimaan
2. Pupuk 15.408 kg (pot/polybag
25.000,00 responden -1 (Rp th-1)
40.000,00- th )
3. Pestisida 282 kg
60.000,00 1 5.208 171.120.000,00
80.000,00- 2 3.756 163.800.000,00
4. Tenaga kerja 19 HOK
100.000,00
70.000,00-
3 1.824 78.240.000,00
5. Biaya lain-lain 4 2.148 93.000.000,00
350.000,00
Jumlah 54.314.884,00 5 2.076 93.360.000,00
No. Jenis biaya Rata-rata biaya (Rp th-1) 6 2.316 114.600.000,00
1. Beli bibit 9.670.344,00 7 1.896 84.000.000,00
2. Pupuk 1.762.758,00
3. Pestisida 451.034,00 8 2.136 158.040.000,00
4. Tenaga kerja 34.112.000,00 9 2.544 99.000.000,00
5. Biaya lain-lain 7.779.310,00 10 2.256 105.480.000,00
Jumlah 11 2.100 82.080.000,00
Sumber: Data primer (diolah) (2018). 12 2.172 116.040.000,00
13 2.508 140.000.000,00
Pendapatan bersih usaha tanaman hias 14 2.724 124.000.000,00
diperoleh dari total penerimaan usahatani 15 2.424 93.000.000,00
dikurangi dengan total biaya produksi. 16 2.652 104.400.000,00
Pendapatan usaha ini dipengaruhi oleh 17 1.920 98.160.000,00
jumlah produksi tanaman hias yang terjual, 18 1.980 114.720.000,00
seluruh biaya produksi, dan harga jual 19 1.812 125.400.000,00
20 2.784 103.080.000,00
tanaman hias. Pendapatan rata-rata
21 2.676 127.800.000,00
responden usaha tanaman hias di Kota 22 2.388 132.960.000,00
Samarinda diketahui yaitu sebesar 23 2.532 127.200.000,00
Rp81.198.260 th-1, atau rata-rata pendapatan 24 2.880 125.280.000,00
responden yaitu sebesar Rp6.766.521 bln-1. 25 3.024 101.640.000,00
26 3.300 141.840.000,00
Kelayakan Finansial 27 2.220 121.000.000,00
Analisis kriteria investasi dapat 28 2.160 131.640.640,00
digunakan sebagai cara untuk mengetahui 29 3.216 164.400.000,00
kriteria kelayakan finansial usahatani Jumlah 73.356 3.436.680.000,00
tanaman hias di Kota Samarinda. Dalam Rata-rata 2.544 118.506.206,00
Sumber: Data primer (diolah) (2018).
penelitian ini menggunakan nilai Net
Present Value, IRR, dan Net B/C Ratio,
Tabel 9. Hasil analisis kelayakan finansial
dengan tingkat suku bunga sebesar 12%.
usahatani tanaman hias.
Hasil analisis data menunjukkan NPV Ketera-
sebesar Rp75.074.609,00, IRR sebesar 65%, No. Uraian Nilai
ngan
sedangkan nilai B/C Ratio sebesar 1,82 yang Net Present >1 =
1 75.074.609,00
mana nilainya lebih dari 1. Hasil B/C Ratio Value (NPV) layak
sebesar 1,82 dapat memberikan suatu Internal Rate
2 of Return 65% >12%
gambaran setiap pengorbanan atau biaya (IRR)
sebesar Rp1,00 akan mampu memberi >1 =
manfaat atau benefit sebesar Rp1,82. Hal ini 3 Net B/C ratio 1,82
layak
berarti pengembangan usahatani tanaman Sumber: Data primer (diolah) (2018).
JAKP, 2(1): 25-34, April 2019 33

Sifat kegiatan pertanian yaitu sebesar Rp.118.506.206,00 th-1 unit


ketergantungan pada musim, berarti usaha-1. Rata-rata pendapatan sebesar
]menghadapi banyak ketidakpastian, Rp81.198.620,00 th-1 unit usaha-1.
sehingga dalam rangka mendukung usaha ini 2. Analisis kelayakan usaha tanaman hias di
diperlukan sumber pembiayaan usahatani Kota Samarinda menunjukkan usaha
yang memadai. Selain itu agar dapat memiliki NPV bernilai positif yaitu
sebesar Rp75.074.609,00 atau lebih dari
melakukan produksi dengan baik, petani
1 pada tingkat suku bunga sebesar 12%.
harus lebih banyak mengeluarkan uang
Net B/C Ratio sebesar 1,82 yang mana
untuk membeli benih, pestisida, pupuk, dan nilainya lebih dari satu 1, dan nilai IRR
alat-alat. Pengeluaran seperti itu harus sebesar 65% atau lebih besar dari suku
dibiayai dari tabungan sendiri atau dengan bunga yang berlaku sebesar 12%.
meminjam. Sumber pembiayaan petani ada Berdasarkan nilai NPV, Net B/C Ratio,
yang berasal dari modal sendiri, kombinasi dan IRR tersebut maka usahatani
modal sendiri dengan modal dari luar berupa tanaman hias di Kota Samarinda layak
kredit dari lembaga pembiayaan formal, atau untuk diusahakan.
lembaga pembiayaan non formal seperti
kelompok tani, pedagang saprodi pertanian, Saran
teman atau saudara, atau bantuan dari Saran yang dapat diberikan sehubungan
pemerintah. dengan hasil penelitian ini adalah:
1. Para petani tanaman hias sebaiknya terus
Pertanian di Indonesia pada umumnya
berupaya untuk selalu berinovasi dalam
menggunakan lahan yang cukup luas. Lahan mengembangkan usahatani dan
merupakan salah satu sumberdaya utama memperluas pemasaran produk tanaman
pada usahatani karena dalam proses hias agar dapat meningkatkan pendapatan
budidayanya tanaman pasti membutuhkan usahataninya, dengan meningkatkan
tempat untuk tumbuh, baik berukuran luas jumlah tanaman yang dijual, menjual
maupun sempit. Usaha tanaman hias tanaman jenis baru, dan lain-lain.
merupakan usaha yang tidak menggunakan 2. Usaha pemasaran tanaman hias di Kota
lahan yang luas untuk proses budidayanya. Samarinda masih dapat terus
sehingga dengan semakin berkurangnya luas dikembangkan baik dengan modal sendiri
lahan pertanian setiap tahunnya usaha maupun dengan dana kredit pada tingkat
tanaman hias masih bisa diusahakan dengan rata-rata suku bunga perbankan yang
berlaku.
lahan yang tidak luas di masa yang akan
datang. Pemasaran produk tanaman hias juga
DAFTAR PUSTAKA
akan akan mengalami perkembangan inovasi
di masa depan, seperti sistem pemasaran Aritonang. 2009. Peramalan Bisnis. Ghalia,
menggunakan internet/online yang dapat Jakarta.
mencakup pasar yang lebih luas. Badan Pusat Statistik. 2016. Kota Samarinda
dalam Angka. BPS Kalimantan Timur,
KESIMPULAN DAN SARAN Samarinda.
Boediono. 2002. Ekonomi Mikro Seri
Kesimpulan Sinopsis: Pengantar Ilmu Ekonomi No.1.
Berdasarkan hasil penelitian dan BPFE, Yogyakarta.
pembahasan yang dilakukan mengenai Gray CP, Simanjuntak LK, Sabur PFL,
analisis kelayakan serta strategi yang Maspaitella, dan Varley ROG. 1997.
dilakukan dalam usahatani tanaman hias di Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia,
Kota Samarinda dapat diambil kesimpulan Jakarta.
sebagai berikut: Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis
1. Rata-rata biaya usahatani tanaman hias di Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas
Kota Samarinda yaitu Rp37.307.586,00 Indonesia, Jakarta.
th-1 unit usaha-1. Rata-rata penerimaan
34 MUTAKABBIR & DUAKAJU – Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tanaman Hias

Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan


Lainnya. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kotler P dan Amstrong. 2004. Prinsip-
Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.
Stanton WJ. 2003. Prinsip Pemasaran.
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai