Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BONUS DEMOGRAFI

TERHADAP PENGEKSPLOITASIAN ALAM

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Sejatinya manusia dan alam adalah satu kesatuan ciptaan yang tidak
bisa terpisahkan, manusia selalu membutuhkan alam untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Di sisi lain manusia selalu mengalami perubahan, baik
secara fisik maupun mental. Perubahan yang terjadi pada manusia antara
lain peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu atau sering disebut
dengan pertumbuhan penduduk. Seiring dengan peningkatan jumlah
pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah juga mempunyai pengaruh
yang cukup signifikan terhadap keseimbangan lingkungan, khususnya
sumber daya alam. Perubahan jumlah penduduk yang terjadi di suatu
wilayah tertentu dibandingkan dengan waktu sebelumnya diakibatkan oleh
beberapa faktor, yakni fertilitas, mortalitas dan migrasi. Ketiga faktor
tersebut mempunyai pengaruh yang besar dalam potret demografi.
Kecepatan pertumbuhan jumlah penduduk tidak terlepas dengan
lingkungan hidup yang mana kuantitas penduduk mempengaruhi pada
penentuan kapasitas sumber daya alam. Sumber daya alam yang
melimpah di indonesia seharusnya dimanfaatkan secara proporsional,
namun arus kecepatan pertumbuhan jumlah penduduk yang amat pesat
mempunyai pengaruh dan dampak terhadap keseimbangan ekosistem.
dampak dari ketidak seimbangan ekosistem yang dipengaruhi oleh
ledakan jumlah penduduk mempunyai akibat buruk bagi ketersediaan
sumber daya alam, seperti menyempitnya permukaan tanah dikarenakan
untuk membuat tempat tinggal, jalan, bangunan, dan pemanfaatan tanah
yang tidak proporsional dan berlebihan.

Indonesia hari ini tengah menghadapi permasalahan laju


pertumbuhan penduduk dan pengoptimalan sumber daya alam.
pertumbuhan penduduk sendiri memaksa untuk bisa mendapatkan
kelayakan fasilitas hidup dengan memanfaatan sumber daya alam.
Dengan laju pertumbuhan penduduk yang tidak bisa dihindari, membuat
penduduk harus sadar akan keseimbangan lingkungan hidup yang mana
demi kelangsungan hidup beberapa generasi yang akan datang. Ketidak
seimbangan ekosistem yang disebabkan oleh kecepatan pertumbuhan
penduduk, maka laju pertumbuhan penduduk itu juga yang harus
memperbaiki keseimbangan ekosistem. Hal tersebut mengharuskan
penduduk untuk menyadari masalah yang ditimbulkan laju pertumbuhan
penduduk yang cepat dan permasalahan lingkungan hidupnya.

Pertumbuhan penduduk akan mempunyai dampak yang positif ketika


sumber daya manusianya mampu mengelola sumber daya alam sesuai
kebutuhan. Karena permasalahan lingkungan hidup tidak terlepas dengan
penduduk itu sendiri dalam mengelola sumber daya alam. Pemanfaatan
sumber daya alam secara berlebihan sudah terjadi sejak lama dan
sekarang dibenturkan dengan laju pertumbuhan yang semakin cepat dan
pesat. Manusia dan lingkungan hidup adalah dua hal yang mendominasi
dari suatu ekosistem yang ada, tanpa juga memperhatikan komponen
ekosistem yang lainnya. Analisis yang tepat dibutuhkan saat berjalannya
pengelolaan itu dengan memahami ekosistem yang ada dengan laju
pertumbuhan penduduk dan lingkungan hidup.
PEMBAHASAN

1. Defenisi Demografi

Berdasarkan multilingual demographic dictionary (IUSSP, 1982)


defenisi demografi adalah sebagai berikut:

Demography is the scientific study of human populations in primarily


with the respect to their structure (composition) and their development
(change).

Yang artinya, demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)


terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya).

Philip M. Houser dan duddley Duncan (1959) mengusulkan defenisi


demografi sebagai berikut:

Demography is the study of the size, territorial distribution and


compotition of population, changes which maybe identified as natality,
territorial movement (migration) and social mobility (change of state).

Yang artinya, demografi mempelajari jumlah, persebaran territorial dan


komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab
perubahan itu yang biasanya timbul karena natalis (fertilitas), moralitas,
gerak territorial (migrasi) dan mobilitas social.

Dari kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa demografi


itu mempelajari tentang struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.
Struktur penduduk yang dimaksud disini meliputi: pesebaran penduduk,
jumlah penduduk dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini selalu
berubah-ubah, perubahan tersebutlah yang disebabkan karena proses
demografi, seperti: kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.
Demografi tidaklah mempelajari tetang penduduk sebagai indiviadu
tetapi penduduk sebagai suatu kumpulan (aggregates atau collection).
Jadi yang dimaksud dengan penduduk dalam kajian demografi adalah
sekelompok masyarakat yang tinggal disuatu wilayah. Demografi
bersifat analitis matematis,artinya analitis demografi didasarkan atas
analitis kuantitatif karena yang sifatnya demikian maka demografi
sering juga disebut dengan statistic penduduk.1
2. Bonus Demografi

Bonus demografi adalah peluang yang dapat dinikmati dalam


setiap negara sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk. Di Indonesia
kejadian ini terjadi karena adanya proses transisi demografi yang
berkembang sejak lama dan kemudian dipercepat oleh kebijakan
pemerintah, yakni kebijakan kependudukan menurunkan tingkat
fertilitas, meningkatkan kualitas kesehatan dan beberapa program-
program pembangunan yang dirintis sejak era orde baru. Barulah saat
ini keberhasilan program (KB) selama berpuluh puluh tahun
sebelumnya telah mampu menggeser penduduk yang berusia dibawah
15 tahun. Maka dari itu beban ketergantungan atau dukungan ekonomi
yang diberikan penduduk usia produktif kepada usia anak dibawah 15
tahun dan tua (diatas 65 tahun) menjadi lebih ringan. Menurut guru
besar demografi Universitas Indonesia (prof. Dr/ Sri Moertiningsih
Adioetomo) Indonesia sudah mendapat bonus demografi mulai dari
tahun 2020 hingga tahun 2030. Jika kita melihat data Badan Pusat
Statistik (BPS) berdasarkan hasil sensu penduduk pada tahun 2010
angka rasio ketergantungan kita adalah 51,3%. Bunus demografi
tertinggi pada umumnya didapatkan angkat ketergantungan berada di
rentang antara 40% - 50%, artinya bahwa 100 orang usia produktif
mnanggung 40-50 orang usia yang tidak produktif. Kalua dipisahkan
kedalam kelompok desa dan kota, maka ketergantunggan di kota telah
mencapai angka 46,6%, jadi sudah masuk kedalam renatang masa
keemasan bonus demografi. Sementara untuk wilayah pedesaan masih
berada pada angka 56,3%. Berdasarkan dari data tersebut bahwa
sekitar 34% dari masyarakat kita berada direntang usia 15-35 tahun
dan itu sangat produktif. Oleh karena itu kaum muda adalah harapan
bangsa ini yang seharusnya menjadi engine of growth yang akan
mendorong pertumbuhan perekonomian. Maka ini adalah kesempatan
seabad sekali yang harus kita mamfaatkan sebaik mungkin dengan
memperbaikin dan meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai
kebijakan pembangunan kependudukan.

3. Pengaruh bonus demografi terhadap sumber daya alam


Jika kita memperhatikan terjadinya kepadatan penduduk di negara kita
ini, ada bebrapa hal yang perlu ditandai dengan karateristik sebagai
berikut:
a. Laju peningkatan pertambaha penduduk yang begitu cepat
b. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
c. Komposisi penduduk berdasarkan umur.
d. Arus ubanisasi yang cukup tinggi.

Berdasarkan sensu penduduk pada tahun 1961 penduduk Indonesia


±97 juta jiwa, dan pada sensus penduduk pada tahun 1971 jumlah ini
meningkta menjadi 119,2 juta jiwa, kalau saja laju pertumbuhan
penduduk ini tetap tinggi (±2% per tahun), pada tahun 2001 penduduk
di Indonesia akan menjadi tiga kali lipat dari jumlah penduduk pada
tahun 1961. Perkembangan penduduk ini sangat cepat terjadi yang
disebabkan tingginya tingkat kelahiran namun rendahnya tingkat
kematian ini tidak lepas dari meningkatnya kulalitas pelayanan
kesehatan.2

Perkembangan penduduk yang signifikan mempunyai pengaruh


yang sangat besar pada berbagai aspek seperti masalah tenaga kerja,
kesehatan, Pendidikan penyedia pangan, perumahan dan bahkan
lingkungan hidup. Indonesai merupakan negara yang sedang
berkembang dan rata-rata pendapatan perkapita pertahunnya relative
sangat rendah dan tidak merata. Masalah penduduk sangat reat
kaitannya dengan ekonomi. Kemakmuran dan kesejahtrahan hidup
pada umumnya bergantung pada usaha dan aktivitas ekonominya.
Untuk meningkatkan perekonomian nasional agar tingkat
perkembangannya dapat lebih besar daripada tingkat pertumbuhan
penduduk. Indonesia merupaka negara agraris aka hal yang pertama
yang perlu dilakukan untuk tujuan tersebut adalah adalah modernisai
dibidang pertanian agar dapat meningkatkan produktivitas dari sektor
ini dan membuka sektor pertanian yang baru.

Namun dalam proses peningktan perekonomian ini pada umumnya


aspek lingkungan kurang doperhatikan, barulah kemudian disadari
setelah ada perusakan dan pencemaran lingkungan yang merugikan
yang disebabkan oleh peningkatan industrialisasi baik untuk kehidupan
masa kini maupun kehidupan masa yang akan datang. Oelh karena itu,
dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan dan
pengalihan sumber alam untuk kehidupan harus disertai dengan:

1. Strategi pembangunan yang sadar akan lingkungan hidup, dengan


dampak ekologi sekecil-kecilnya.

______________
2. Prof. Dr. H. Imam Supardi, dr. Sp.Mk, Lingkungan Hidup dan Kelestariaanya, Hlm: 144

2. Suatu politik lingkungan di Indonesia, ini bertujuan untuk


mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik.
3. Ekploitasi sumber hayati bertujuan untuk kelestarian lingkungan,
dengan prinsip memanen hasil dan tidak boleh menghancurkan
daya autoregenerasinya.
4. Perencanaan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup, yang hendaknya bertujuan untuk mencapai suatu
keseimbangan dinamis dengan lingkungan hingga memberikan
keuntungan secara ekonomi dan sosialspiritual.
5. Mengusahakan agar sebagian hasil dari pembangunan dapat
dipergunakan dengan baik, dalam rangka perbaikan lingkungan
akibat pronyek pembangunan tersebut, untuk tetap menjaga
kelestarian lingkungan.
6. Penggunaan sumber daya alam tidak dapat diganti, maka
haruslnya dipergunakan dengan bijak, hemat dan seefisien
mungkin.

Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia terus mengalami


peningkatan yang sangat drastic. Peningkatan kepadatan penduduk
berakibat pula pada meningkatkan kebutuhan hidup yang mau tidam mau
terjadi eksploitasi pada sumber daya alam. Sumber daya ala mini
jumlahnya terbatas, jika kita kita menggunakan sumber daya alam secara
terus menerus tanpa ada proses pemulihan kembali maka lama kelamaan
akan habis. Seiring meningkatnya kepadatan penduduk maka
peningkatan permasalahan dan kerugian pada manusia dan makhul hidup
lainnya akan terus bermunculan.

Permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk, antara lain:

1. Berkurangnya ketersediaan air bersih.


2. Berkurangnya ketersediaan bahan pangan
3. Berkurangnya ketersediaan lahan
4. Berkkurangnya ketersediaan udara bersih
5. Tercemarnya lingkungan

Berbagai permasalahan terus akan timbul setiap tahunnya. Perubahan


lingkungan yang terjadi akibat kepadatan penduduk akibat tidak
seimbangnya lingkungan dan kelestarian lingkungan. Tentu dari
permasalahan ini kita dapat meminimalisir kerusakan lingkungan seperti,
pada bidang pertanian, melakukan perubahan pada system berladang
menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan lama dan mengurangi
penggunaan pestisida. Pada bidang kehutanan manusia dapat menebang
pohon dan melakukan penanaman pohon kembali dan melakukan
reboisasi lalu kemudian memperluas Kawasan lindung

4. Peluang dan ancaman bonus demografi

Fertilitas atau kelahiran dalam pengertian demografi adalah


kemampuan riil seorang wanita untuk melahirkan yang dicerminkan
dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran menyebabkan
bertambahnya jumlah penduduk. Faktor yang mendukung kelahiran
adalah pernikahan dini, persepsi orang tua tentang banyak anak
banyak rezeki dan tingkat kesehatan tinggi. Mortalitas atau kematian
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen.
Faktor-faktor yang mendorong tingginya angka kematian yaitu:
terjadinya bencana alam, wabah penyakit yang menyerang suatu
wilayah tertentu, tingkat kesehatan rendah, terjadinya peperangan.
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu
daerah ke daerah lain. Migrasi memiliki dua jenis yaitu; migrasi
internasional yang dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai
berikut: Imigrasi, Emigrasi, dan Remigrasi. Dan migrasi nasional yang
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut: Transmigrasi
dan Urbanisasi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang luas di dunia dengan


jumlah penduduk terbanyak setelah China, India dan Amerika, hal
tersebut bisa dilihat dan dirasakan dari hasil sensus penduduk dari
tahun ke tahun hingga sekarang. Dalam pengetahun tentang
kependudukan sering dikenal dengan istilah sebagai karakteristik
penduduk yang mempunyai peranan terpenting terhadap demografi dan
pola perilaku sosial ekonomi penduduk. Pertumbuhan penduduk
indonesia yang pesat juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pemanfaatan sumber daya alam sebagai hajat hidup penduduk demi
kesejahteraannya. Sehingga dengan kepadatan demografi tersebut
terindikasi dari hasil sensus penduduk tahun 2000. Berdasarkan SP
2000, ada fakta yang signifikan tentang program KB yang telah
memberi dampak sangat positif. SP 2000 menunjukkan bahwa
penduduk di bawah usia 15 hampir tidak bertambah dari jumlah sekitar
60 juta tahun 1970-1980an dan sampai akhir tahun 2000 jumlahnya
hanya sekitar 63-65 juta saja. Sebaliknya, penduduk usia 15–64 tahun
pada 1970 berjumlah sekitar 63-65 juta dan telah berkembang menjadi
sekitar 133–135 juta pada akhir tahun 2000, atau mengalami kenaikan
dua kali lipat selama 30 tahun. Beban ketergantungan yang diukur dari
rasio penduduk usia anak-anak dan tua per penduduk usia kerja (15-64
tahun) telah menurun tajam dari sekitar 85-90 per 100 tahun 1970
menjadi sekitar 54-55 per 100 tahun 2000. Sementara itu, hasil
mutakhir sensus 2010 juga menunjukkan tren positif dengan jumlah
penduduk usia produktif (15-64 tahun) tahun 2010 mencapai 66 persen
dari total penduduk yang mencapai 157 juta jiwa. Adapun pekerja usia
muda (15-24 tahun) mencapai 26,8 persen atau 64 juta jiwa. Angka
usia produktif kerja naik dengan angka ketergantungan, 100 penduduk
usia produktif menanggung 51 orang penduduk tidak produktif (di
bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).

Adapun transisi demografis yang ditandai dengan kenaikan dua


kali lipat jumlah usia produktif bekerja (15-64 tahun), diiringi dengan
penundaan pertumbuhan usia penduduk muda (di bawah 15 tahun),
dan semakin sedikitnya jumlah penduduk manula (di atas 64 tahun)
sebagaimana yang terlihat dari dua hasil sensus tersebut lazim dikenal
sebagai bonus demografi (demographic dividend). Dalam bahasa
ekonomi kependudukan, bonus demografi dimaknai sebagai
keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh semakin besarnya jumlah
tabungan dari penduduk produktif. Hal ini dapat memacu investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Kondisi tersebut juga lazim dikenal sebagai
jendela kesempatan (windows of opportunity) bagi suatu negara untuk
melakukan akselerasi ekonomi dengan menggenjot industri manufaktur,
infrastruktur, maupun UKM karena berlimpahnya angkatan kerja.
Banyak negara menjadi kaya karena berhasil memanfaatkan jendela
peluang bonus demografinya untuk memacu pendapatan per kapita
sehingga kesejahteraan masyarakat tercapai. Namun yang menjadi
efek negatif berikutnya pasca bonus demografi adalah meledaknya usia
tua, sedangkan transisi usia muda menjadi usia produktif belum
sempurna (Adioetomo, 2005: 4). Hal itulah yang kemudian
menyebabkan pembengkakan jaminan sosial dan pensiunan sehingga
terjadi stagnasi dalam perekonomian nasional karena tabungan dari
usia produktif dialihkan sebagai dana talangan kedua hal tersebut.
Formulasi permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana kita
memaknai bonus demografi tersebut. Apabila melihat realita sekarang
ini, Indonesia diperkirakan mencapai puncak bonus demografi pada
2017 sampai 2019 untuk gelombang pertama dan 2020 sampai 2030
untuk gelombang bonus demografi kedua. Hal ini berarti komposisi
jumlah penduduk dengan usia produktif 15-64 tahun mencapai titik
maksimal jika dibandingkan dengan usia non-produktif 0-14 tahun dan
65 tahun ke atas.

Dengan kata lain, telah terjadi kenaikan jumlah angkatan kerja


potensial. Namun perlu ditegaskan pula bahwa bonus demografi tidak
memberikan dampak signifikan jika negara minim investasi sumber
daya manusia (human capital investment). Oleh karena itu, bonus
demografi juga dapat berubah menjadi gelombang pengangguran
massal dan semakin menambah beban anggaran negara. Sebagai
kunci permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana
menyinergiskan bonus demografi dengan pertumbuhan ekonomi dalam
kasus Indonesia. Akankah ia dilihat sebagai anugerah atau musibah.
Kerangka konseptual untuk permasalahan tersebut adalah konsep
ekonomi kependudukan untuk melihat sejauh mana bonus demografi
memengaruhi pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya. Pembahasan
dalam tulisan ini akan dibagi dalam beberapa sub-bagian. Pertama,
menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Kedua, menjelaskan basisbasis teoretis ekonomi kependudukan dalam
pembahasan bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi. Ketiga,
membahas kondisi makro perekonomian Indonesia dan tingkat serapan
angkatan produktif dalam dunia kerja. Keempat, menjelaskan
transformasi bonus demografi dalam kasus kelas menengah Indonesia
dan dampaknya dalam pertumbuhan ekonomi. Kelima, simpulan atas
hasil analisis dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai