Anda di halaman 1dari 13

Pengertian HUKUM

“Peraturan yang bersifat memaksa, yang


menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yaitu peraturan
peraturan yang dibuat oleh badan badan
resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap
peraturan tersebut dikenakan sanksi sanksi
tertentu”
PERIKATAN DAN PERJANJIAN

 PERJANJIAN
Adalah peristiwa dimana satu orang/lebih berjanji untuk melakukan
perbuatan hukum tertentu.
Suatu kontrak atau perjanjian harus memenuhi syarat sahnya
perjanjian (pasal 1320 KUHPerdt), yaitu:
1. Kata sepakat
2. Kecakapan
3. Hal tertentu
4. Sebab yang halal
Dengan dipenuhi empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka
perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para
pihak yang membuatnya.
Permasalahan hukum akan timbul jika sebelum
perjanjian sah dan mengikat para pihak, yaitu
dalam proses perundingan misalnya :
Salah satu pihak telah melakukan perbuatan hukum
seperti :
 Meminjam uang
 Membeli tanah dll
Padahal belum tercapai kesepakatan final antara
mereka mengenai kontrak bisnis yg dirundingkan.
Demikian pula:

Janji-janji dari developer dalam brosur tidak


dapat dituntut pertanggungjawabannya
karena
janji janji tersebut adalah janji janji pra kontrak
yang tidak tercantum dalam pengikatan jual
beli
Apabila suatu perjanjian belum memenuhi
syarat hal tertentu, maka dikatakan belum
ada suatu perjanjian sehingga belum lahir
suatu perikatan yang mempunyai akibat
hukum bagi para pihak. Akibatnya, pihak
yang dirugikan karena percaya pada janji
janji pihak lawannya tidak terlindungi dan
tidak dapat menuntut ganti rugi.
PERIKATAN

Perikatan adalah suatu hubungan hukum di


bidang hukum kekayaan dimana satu pihak
berhak menuntut suatu prestasi dan pihak
lainnya berkewajiban untuk melaksanakan
suatu prestasi.
Pasal 1233 KUHPdt menyebutkan sumber
perikatan adalah perjanjian dan undang
undang
Akibat hukum suatu perikatan yang lahir dari
perjanjian memang dikehendaki oleh para pihak,
karena memang perjanjian didasarkan atas
kesepakatan.
sedangkan
Akibat hukum suatu perikatan yang lahir dari undang-
undang mungkin tidak dikehendaki oleh para pihak,
tetapi hubungan hukum dan akibat hukumnya
ditentukan oleh undang undang
WANPRESTASI

Apabila atas perjanjian yang disepakati terjadi


pelanggaran, maka dapat diajukan gugatan
WANPRESTASI, karena adanya hubungan
kontraktual antara pihak yang menimbulkan
kerugian dan pihak yang menderita kerugian.
Wanprestasi dapat berupa :
1. Terlambat memenuhi prestasi
2. Sama sekali tidak memenuhi prestasi
3. Memenuhi prestasi tapi tidak sebagai mestinya.
PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Apabila tidak ada hubungan kontraktual antara pihak yang menimbulkan


kerugian dan pihak yang menderita kerugian, maka dapat diajukan
gugatan PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Pasal 1365 KUHPdt menyatakan:
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang
lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian
itu, mengganti kerugian tersebut.
Perlu diketahui syarat syarat yang harus ada untuk menentukan perbuatan
melawan hukum itu ada atau tidak:
1. Harus ada perbuatan
2. Perbuatan itu harus melawan hukum
3. Ada kerugian
4. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu
dengan kerugian
5. Ada kesalahan
KEADAAN MEMAKSA (FORCE
MAJEUR)
Menurut pasal 1244 KUHPdt ada 3 (tiga) unsur
yang harus dipenuhi untuk keadaan
memaksa :
1. Tidak memenuhi prestasi

2. Ada sebab yang terletak di luar kesalahan


debitur
3. Faktor penyebab itu tidak diduga
sebelumnya dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Hak hak kreditur bila terjadi
wanprestasi
1. Hak menuntut pemenuhan perikatan
2. Hak menuntut pemutusan perikatan
3. Hak menuntut ganti rugi
4. Hak menuntut pemenuhan perikatan
dengan ganti rugi
5. Hak menuntut pemutusan atau pembatalan
perikatan dengan ganti rugi
GANTI RUGI

Pengertian Rugi:
Kerugian nyata yang dapat diduga atau diperkirakan
saat perikatan itu diadakan, yang timbul akibat
ingkar janji.

Bentuk ganti rugi


Yang lazim dipergunakan ialah uang, selain uang
masih ada bentuk bentuk lain yang diperlukan
sebagai bentuk ganti rugi, yaitu:
 Pemulihan ke keadaan semula
 Larangan untuk mengulangi
Kerugian Immaterial

KUHPdt hanya mengatur tentang ganti rugi


yang bersifat material (berwujud) yang
dapat dinilai dengan uang tidak mengatur
ganti rugi immaterial (tidak berwujud).
Namun demikian sebagian dari ahli hukum
perdata menyetujui diberikan ganti rugi
immaterial, misal:
 Tuntutan ganti rugi dari seseorang yang
merasa dirugikan karena kehilangan
kenikmatan atas suatu ketenangan yang
disebabkan tetangganya

Anda mungkin juga menyukai