BAB 2 Penaksiran
BAB 2 Penaksiran
Penaksiran (Estimasi)
Penaksiran
Penaksiran adalah suatu metoda atau cara untuk menaksir parameter suatu populasi berdasarkan
kepada statistik sampelnya.
3. PENAKSIR KONSISTEN
Statistik sampel dikatakan penaksir konsisten jika ukuran sampel makin besar mendekati ukuran
populasi menyebabkan statistik sampel mendekati parameter.
Diketahui:
n=5 ; x=158 , 162 ,170 , 168 ,167
Ditanyakan: μ ?
Jawab:
x=
∑ x = 158+162+170+168+167 =165
n 5
μ= x=165 (tidak akurat)
Kesimpulan:
Jadi rata-rata tinggi badan seluruh mahasiswa FE yang dapat diperkirakan berdasarkan data tersebut sebesar
165 cm.
Tingkat keyakinan ( 1−α ) adalah luas daerah dibawah kurva distribusi peluang teoritis (Distribusi
Normal/Distribusi Student/Distribusi Chi-Square/Distribusi Fisher) yang merupakan tempat kedudukan
titik-titik yang menunjukan nilai-nilai taksiran parameter populasinya berdasarkan kepada nilai-nilai
statistik sampelnya yang masih diyakini kebenarannya.
Z1 /2 α
σ
√n √ N−n
N −1
=x−μ SE ( x )
μ= x ± Z 1 /2 α
√
σ N −n
√ n N−1
x−Z 1/ 2 α
σ
√n √ N−n
N −1
< μ< x+ Z 1/ 2 α
σ
n √ √
N −n
N −1
Penaksiran Rata-Rata
Macam-Macam Penaksiran
1. PENAKSIRAN RATA-RATA
SAMPEL BESAR (n>30 ):
SE ( x ) =Z 1 /2 α
TAKSIRAN
σ N −n
√
√ n N−1
*
x−Z 1/ 2 α
σ
√n √ N−n
N −1
< μ< x+ Z 1/ 2 α
σ
√n √ N −n
N −1
σ
SE ( x ) =Z 1 /2 α
√n
**
TAKSIRAN
σ σ
x−Z 1/ 2 α < μ< x + Z1 /2 α
√n √n
SAMPEL KECIL (n ≤ 30): df =n−1
SE ( x ) =t 1 /2 α
TAKSIRAN
σ
√n √ N−n
N−1
*
x−t 1/ 2 α
√
σ N −n
√ n N −1
< μ< x+ t 1 /2 α
σ
√n √ N−n
N−1
σ
SE ( x ) =t 1 /2 α
√n
TAKSIRAN
**
σ σ
x−t 1/ 2 α < μ< x +t 1/ 2 α
√n √n
Catatan:
Bila standar deviasi populasinya (σ ) tidak diketahui, dapat diganti dengan standar deviasi sampelnya ( S )
2. PENAKSIRAN PROPORSI
SAMPEL BESAR (n>30 ):
√ ( )
x x
1−
SE ()
x
n
TAKSIRAN
=Z1 /2 α
n
n
n
√ N −n
N−1
* *
√ ( )
√ ( )
x x x x
1− 1−
x
n
−Z 1/ 2 α
n
n
n
√ N−n
N−1
x
< π < + Z1 /2 α
n
n
n
n
√ N −n
N−1
√ ( )
x x
1−
SE ()
x
n
=Z1 /2 α
n
n
n
TAKSIRAN
**
√ ( )
√ ( )
x x x x
1− 1−
x n n x n n
−Z 1/ 2 α < π < + Z 1 /2 α
n n n n
√ ( )
x x
1−
SE ()
x
n
TAKSIRAN
=t 1/ 2 α
n
n
n
√ N−n
N−1
* *
√ ( )
√ ( )
x x x x
1− 1−
x
−t
n 1 /2 α
n
n
n
√ N−n
N −1
x
< π < +t 1/ 2 α
n
n
n
n
√ N−n
N −1
√ ( )
x x
1−
SE ()
x
n
=t 1/ 2 α
n
n
n
**
TAKSIRAN
√ ( )
√ ( )
x x x x
1− 1−
x n n x n n
−t < π < +t 1/ 2α
n 1 /2 α n n n
Catatan:
x x
Bila tidak diketahui nilainya dianggap =0,5.
n n
Catatan untuk penaksiran rata-rata dan penaksiran proporsi:
**) Bila populasinya terbatas ( N dan n diketahui besarnya dan n /N > 0,05)
**) Bila populasinya terbatas ( N dan n diketahui besarnya dan n /N ≤ 0,05) atau bila populasinya tidak
terbatas, N tidak diketahui besarnya atau N sangat besar sekali.
√
2 2
σ1 σ 2
SE ( x1 −x2 ) =Z 1 /2 α +
n1 n 2
TAKSIRAN
( x 1−x 2 )−Z 1/ 2 α
√ σ 12 σ 2 2
+ < μ 1−μ2 < ( x 1−x 2 ) +Z 1 /2 α
n 1 n2
σ 12 σ 22
+
n1 n2 √
√
2 2
s1 s2
SE ( x1 −x2 ) =Z 1 /2 α +
n1 n2
*
TAKSIRAN *
√ √
2 2 2 2
s1 s2 s1 s2
( x 1−x 2 )−Z 1/ 2 α n + n < μ 1−μ2 < ( x 1−x 2 ) +Z 1 /2 α n + n
1 2 1 2
SE ( x1 −x2 ) =t 1/2 α
TAKSIRAN
√ σ 12 σ 22
+
n 1 n2
√ √
2 2 2 2
σ1 σ2 σ 1 σ2
( x 1−x 2 )−t 1 /2 α +
n 1 n2
< μ1−μ2 < ( x 1−x 2 ) +t 1/ 2α +
n1 n2
√
2 2
s1 s2
SE ( x1 −x2 ) =t 1/2 α +
n 1 n2
**
TAKSIRAN
**
√ √
2 2 2 2
s1 s2 s s
( x 1−x 2 )−t 1 /2 α + < μ1−μ2 < ( x 1−x 2 ) +t 1/ 2 α 1 + 2
n1 n 2 n1 n2
SE ( x1 −x2 ) =t 1/2 α
TAKSIRAN
√ ( n 1−1 ) s 12 + ( n2−1 ) s 22 1 1
n1+ n2−2
+
(n n )
1 2
***
***
√ √
2 2 2 2
( n1−1 ) s1 + ( n2−1 ) s2 1 1 ( n1−1 ) s1 + ( n2 −1 ) s
( x 1−x 2 )−t 1 /2 α n1 +n2 −2 (n n )
+ < μ1 −μ 2< ( x1 −x 2) + t 1 /2 α
1 2 n1 +n 2−2
2
( 1 1
+
n1 n2 )
Catatan:
**) Bila σ 1 dan σ 2 tidak diketahui nilainya.
**) Bila σ 1 dan σ 2 tidak diketahui nilainya, akan tetapi diketahui σ 1 ≠ σ 2 .
***) Bila σ 1 dan σ 2 tidak diketahui nilainya, akan tetapi diketahui σ 1=σ 2 .
√ ( ) ( )
x1 x1 x2 x2
1− 1−
( )
x1 x 2 n1 n1 n2 n2
SE − =Z1 /2 α +
n1 n2 n1 n2 *
*
TAKSIRAN
√ ( ) ( )
√ ( ) ( )
x1 x1 x2 x2 x1 x1 x2 x2
1− 1− 1− 1−
( ) ( )
x1 x2 n1 n1 n2 n2 x1 x2 n1 n1 n2 n2
− −Z 1/2 α + < π 1−π 2 < − + Z1 /2 α +
n1 n 2 n1 n2 n 1 n2 n1 n2
SE
(
TAKSIRAN
x1 x 2
)
− =Z1 /2 α π ( 1−π )
n1 n2 √1 1
+
n1 n 2 ( ) **
**
( x1 x2
)
− −Z 1/2 α π ( 1−π )
n1 n 2 √
1 1
n1 n 2
x x
( )
+ < π 1−π 2< 1 − 2 + Z 1/ 2 α π ( 1−π )
n1 n2
1 1
+
n1 n2 ( ) √ ( )
( )
x1 x 2 n1 n1 n2 n2
SE − =t 1/ 2 α +
n1 n2 n1 n2 *
TAKSIRAN *
√ ( ) ( )
√ ( ) ( )
x1 x x2 x x1 x x2 x
1− 1 1− 2 1− 1 1− 2
( ) ( )
x1 x2 n1 n1 n2 n2 x1 x2 n1 n1 n2 n2
− −t 1/ 2 α + < π 1−π 2 < − +t 1/ 2 α +
n1 n 2 n1 n2 n1 n2 n1 n2
SE
(
TAKSIRAN
x1 x 2
) √
− =t 1/ 2 α π ( 1−π )
n1 n2
1 1
+
n1 n2 ( ) **
**
( x1 x2
) √
− −t 1/ 2 α π ( 1−π )
n1 n 2
Catatan:
1 1
n 1 n2 (
x x
) (
+ < π 1−π 2 < 1 − 2 +t 1 /2 α π ( 1−π )
n1 n 2
1 1
+
n1 n 2 ) √ ( )
- Bila x 1 , n1 , x2 , dan n2 masing-masing dinyatakan dengan bilangan bulat positif maka untuk
menyelesaikan persoalan penaksiran selisih proporsi dapat digunakan rumus * dan **.
x1 x2
- Bila dan dinyatakan masing-masing dengan bilangan dalam bentuk rasio atau decimal maka
n1 n2
penyelesaian persoalan tersebut hanya dapat digunakan rumus *.
Jawab:
dan
df =n−1=25−1=24 α =0,05
Lihat tabel t (baris 24 kolom 0,05 (Sudjana) atau kolom 0,025 (Anto Dajan)) t 1/ 2 α =2,0639
t 1/ 2 α n 25 n
/2α
0
N diketahui dan = =0,125 >0,05 : gunakan rumus *)
N 200 N
a. SE ( x ) =t 1 /2 α
Kesimpulan:
σ
√n √ N−n
N−1
=2,0639
√
10 200−25
√ 25 200−1
=3,870892699
Pada tingkat keyakinan 95% kesalahan standar dalam penaksiran rata-rata nilai USM dari seluruh calon
pegawai tersebut sebesar 3,87 (dibulatkan!).
b. x−t 1/ 2 α
√
σ N −n
√ n N −1
< μ< x+ t 1 /2 α
σ
√n √ N−n
N−1
70−2,0639
10 200−25
√ 25 200−1 √< μ<70+2,0639
70−3,870892699< μ <70+3,870892699
10 200−25
√25 200−1 √
66 , 13< μ<73,87 (dibulatkan!)
Kesimpulan:
Pada tingkat keyakinan 95% batas-batas taksiran nilai USM dari seluruh calon pegawai tersebut sebesar
antara 66,13 dan 73,87.
1−α 1−0,05
= =0,4750
2 2
Lihat tabel Z ! Z1 /2 α =1,96
Z1 /2 α
√
Z1 /2 α 0
σ N−n
SE ( x ) ≤5 → Z 1 /2 α ≤5
√n N−1
1,96
√
10 200−n
√n 200−1
≤5
√ 200−n
199
≤
5 √n
1,96 ( 10 )
√ 200−n
199
≤0,25510204 √ n
dikuadratkan!
200−n
≤ 0,065077051n
199
200−n ≤12,95033319 n
13,95033319 n ≥200
n ≥ 15 dibulatkan!
Kesimpulan:
Pada tingkat keyakinan 95% dan kesalahan standar dalam penaksiran maksimum 5, banyaknya calon
pegawai baru di perusahaan tersebut yang perlu diobservasi dalam sampelnya minimum 15 orang.
a. SE ( nx ) bila α =0,01
b. π bila α =0,01
Jawab:
1−α 1−0,01
= =0,4950
2 2
Lihat tabel Z ! Z1 /2 α =2,575
N tidak diketahui nilainya maka gunakan rumus **)
√ ( )
√ ( )
x x 35 35
1− 1−
()
a. x n n 50 50
SE =Z1 /2 α =2,575 =0,166879073
n n 50
Kesimpulan:
Pada tingkat konfidensi 99% kesalahan standar dalam penaksiran proporsi seluruh karyawan kantor
akuntan A tersebut yang berumur kurang dari 30 tahun sebesar 0,1669 atau 16,69%.
√ ( )
√ ( )
x x x x
b.
1− 1−
x n n x n n
−Z 1/ 2 α < π < + Z 1 /2 α
n n n n
√ ( )
√ ( )
35 35 35 35
1− 1−
35 50 50 35 50 50
−2,575 < π < + 2,575
50 50 50 50
0,7−0,166879073< π <0,7+ 0,166879073
0,5331< π <0,8669
Kesimpulan:
Pada tingkat konfidensi 99% batas-batas taksiran proporsi seluruh karyawan kantor akuntan A tersebut
yang berumur kurang dari 30 tahun antara 0,5331 dan 0,8669 atau antara 53,31% dan 86,69.
1−α 1−0,05
= =0,4950
2 2
Lihat tabel Z ! Z1 /2 α =2,575
√
Z1 /2 α Z1 /2 α
0
x
1−( )
x
SE ()
x
n
< 0,03 → Z 1/2 α
n
n
n
< 0,03
2,575
√ 0,5 ( 1−0,5 )
n
<0,03
√ 0,5 ( 1−0,5 )
n
< 0,011650485
dikuadratkan!
0,2500
< 0,000135734
n
n>1842 (dibulatkan!)
Kesimpulan:
Pada tingkat konfidensi 99% bila kesalahan standar dalam penaksiran proporsi seluruh karyawan
perusahaan kantor akuntan A tersebut yang berumur kurang dari 30 tahun kurang dari 3%, banyaknya
karyawan perusahaan tersebut yang perlu diobservasi dalam sampelnya lebih dari 1842 orang
Contoh Soal Penaksiran Selisih Rata-Rata
3. Sebuah sampel random yang terdiri dari 8 orang karyawan perusahaan A mempunyai rata-rata
pendapatan per bulan dan standar deviasinya masing-masing sebesar Rp. 750.000 dan Rp. 80.000.
Sebuah sampel random lainnya yang terdiri dari 10 orang karyawan perusahaan B ternyata
mempunyai rata-rata pendapatan per bulan dan standar deviasinya berturut-turut sebesar Rp.
700.000 dan Rp. 60.000. Dengan peluang benar 98% tentukan batas-batas taksiran selisih rata-rata
pendapatan per bulan dari seluruh karyawan di kedua perusahaan tersebut, bila:
a. σ 1 ≠ σ 2
b. σ 1=σ 2
Diketahui:
n1 =8 ; x 1=750.000 ; s1=80.000
n2 =10 ; x 2=700.000 ; s2=60.000
Jawab:
dan
df =n1 +n2−2=8+10−2=16 α =0,02
Lihat tabel t (baris 16 kolom 0,02 (Sudjana) atau kolom 0,01 (Anto Dajan)) t 1/ 2 α =2,583
√ √
t 1/ 2 α0 t 1/ 2 α 2
s1 s2
2
s s
2 2
a. ( x 1−x 2 )−t 1 /2 α + < μ1−μ2 < ( x 1−x 2 ) +t 1/ 2 α 1 + 2
n1 n 2 n1 n2
√ √
2 2 2 2
80.000 60.000 80.000 60.000
( 750.000−700.000 )−2,583 + < μ1−μ2 < ( 750.000−700.000 )+ 2,583 +
8 10 8 10
50.000−87.973,80997< μ1−μ2 <50.000+87.973,80997
−37.973,81< μ1−μ2 <137.973,81 (dibulatkan!)
Kesimpulan:
Dengan peluang benar 98% batas-batas taksiran selisih rata-rata pendapatan per bulan dari seluruh
karyawan di kedua perusahaan tersebut, bila standar deviasi pendapatan per bulan seluruh karyawan di
kedua perusahaan tersebut berbeda antara Rp. -37.973,81 dan Rp. 137.973,81.
b.
( x 1−x 2 )−t 1 /2 α
√ ( n1−1 ) s12 + ( n2−1 ) s22 1 1
n1 +n2 −2 (n n )
1
+ < μ1 −μ 2< ( x1 −x 2) + t 1 /2 α
2 √( n1−1 ) s12 + ( n2 −1 ) s 22 1 1
n1 +n 2−2 (n n )
1
+
2
( 750.000−700.000 )−2,583
√
( 8−1 ) 80.000 2+ ( 10−1 ) 60.000 2 1 1
8+ 10−2
50.000−85.106,81228< μ 1−μ2 <50.000+85.106,81228
+
8 10 ( )
< μ1−μ2 < ( 750.000−700.000 )+ 2,583
Diketahui:
n1 =100 ; x 1=95
n2 =150 ; x 2=135
Ditanyakan:
π 1−π 2 bila α =0,02
Jawab:
1−α 1−0,02
= =0,4900
2 2
√ √
1 /2 α
x1
( ) ( )
1−
x1 x2
1−
x2 x1
( ) ( )
1−
x1 x2
1−
x2
( ) ( )
x1 x2 n1 n1 n2 n2 x1 x2 n1 n1 n2 n2
− −Z 1/2 α + < π 1−π 2 < − + Z1 /2 α +
n1 n 2 n1 n2 n 1 n2 n1 n2
√ ( ) ( )
√ ( ) (
95 95 135 135 95 95 135 13
1− 1− 1− 1−
( 95 135
−
100 150
−2,33 )
100
100
100 150
+
150
150
< π 1−π 2<
95 135
−
100 150
+2,33
100
100
100 150
+ ( 150
15
)
0,05−0,076394158< π 1−π 2 <0,05+0,076394158
−0,0264 <π 1−π 2< 0,1264 (dibulatkan!)
Kesimpulan:
Pada tingkat kepercayaan 98% batas-batas taksiran selisih proporsi seluruh barang baik yang dihasilkan kedua
perusahaan tersebut antara -0,0264 dan 0,1264 atau antara -2,64% dan 12,64%.
Tugas:
1. Anto Dajan
Halaman 242 nomor 4, 5
Halaman 243 nomor 7, 13
Halaman 244 nomor 14
2. Sudjana
Halaman 128 nomor 9, 11
Halaman 130 nomor 16, 15, 19, 20
Halaman 131 nomor 22, 23