Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN MAKALAH TENTANG SENI RUPA , BAHASA ,

DAN TEMAT WISATA YANG ADA DI JAWA BARAT

Dibuat Oleh :

Bekti Pri Pambudi 2101100145

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
A. Apresiasi Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seni rupa adalah salah satu bentuk karya seni visual dengan menggunakan media
yang dapat dilihat dan diraba yang mengandung estetika yaitu bagaimana
keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Istilah seni
rupa yang dalam bahasa Inggris disebut fine art, mengacu pada bentuk seni yang
dipraktekkan terutama untuk nilai estetika dan keindahannya daripada nilai
fungsionalnya (seni untuk seni).
Awalnya seni rupa berbasis pada lukisan, seni grafis (gambar) dan patung, namun
dalam perkembangannya, bidang seni rupa terus diperluas untuk merangkul
aktivitas seni rupa baru yang timbul karena perkembangan teknologi atau
penemuan artistik seperti fotografi dan arsitektur. Arsitektur secara tradisional
dipandang sebagai seni rupa, terutama jika estetikanya yang disoroti, bukan
komponen tekniknya. Karya arsitektur seperti Piramida Mesir , Tembok Besar
China, Parthenon Yunani, Katedral Chartres, Taj Mahal dan Menara Eiffel, adalah
simbol budaya dan karya seni yang penting, yang melambangkan peradaban
historis mereka. Meski begitu, arsitektur sedikit banyak memiliki disiplin seni
rupa lainnya, dan mungkin memang dianggap lebih dari seni terapan.

Seni rupa merupakan jenis seni yang sudah ada dalam masa prasejarah seperti
periode Acheulian dengan adanya patung Venus dari Berekhat Ram (patung
basaltik, 230.000-700.000 SM) dan Venus dari Tan-Tan (patung kuarsit, 200.000-
500.000 SM ) serta lukisan di gua Chauvet (30.000 SM). Pada era peradaban
Mediterania kuno, termasuk budaya Yunani, Romawi dan Bizantium, serta seni
Carolingian, Ottonian, Romawi, dan Gothik pada abad pertengahan, seniman
dianggap hanya sebagai pekerja terampil. Baru pada saat masa Renaisans, profesi
“seniman” diangkat ke tingkat yang lebih tinggi, karena mencerminkan
pentingnya unsur “seni desain” .

Berbagai karya seni rupa di sekeliling kita, memiliki banyak macam ragamnya.
Keragaman tersebut dapat terluhat dari bentuknya, warnanya, bahan bakunya, alat
pembuatannya, fungsinya atau pemanfaatannya. Dari begitu banyak ragamnya
tadi, para ahli membuat penggolongan tentang jenis-jenis karya seni rupa.
Penggolongan atas jenisnya adalah pembedaan antara karakteristik karya yang
satu dengan yang lainnya. Misalnya pada binatang, penggolongan dapat
didasarkan pada jenis kelamin, ada jantan ada betina, berdasarkan karakteristik
anggota tubuhnya, warna kulitnya dan sebagainya. Demikian juga dalam hal karya
seni rupa, kita dapat membedakan jenisnya berdasarkan fungsi maupun
bentuknya. Berdasarkan dimensinya, karya seni rupa terbagi dua yaitu, karya dua
dimensi dan karya tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah Karya seni
rupa yang mempunyai dua ukuran (panjang dan lebar) sedangkan karya seni rupa
tiga dimensi mempunyai tiga ukuran (panjang, lebar dan tebal) atau memiliki
ruang. 2 Contoh karya dua dimensi Contoh karya tiga dimensi Berdasarkan
kegunaan atau fungsinya, karya seni rupa digolongkan ke dalam karya seni murni
(pure art, fine art) dan seni pakai (useful art/applied art).

Seni Murni (pure art/fine art) adalah karya seni yang diciptakan semata-mata
untuk dinikmati keindahan atau keunikannya saja, tanpa atau hampir tidak
memiliki fungsi praktis. Adapun Seni Pakai (useful art/applied art) adalah karya
seni rupa yang prinsip pembentukannya mengikuti fungsi tertentu dalam
kehidupan sehari-hari Selain berdasarkan dimensi dan fungsinya, karya seni rupa
dapat juga diketegorikan berdasarkan temanya. Tema dapat dikatakan sebagai
pokok pikiran atau persoalan yang mendasari kegiatan (dalam hal ini kegiatan
berkesenian). Dalam penciptaan seni rupa misalnya, dikenal tema “perjuangan”,
“kemanusiaan”, “keagamaan”, “lingkungan hidup”, “kelautan”, “kesehatan”,
“sosial” dll. Dari tema-tema itu dapat diuraikan menjadi judul-judul, misalnya
“ibu dan anak”, “pengemis”, “bunga mawar”, dll. Adapun yang dimaksud dengan
”gaya” dalam karya seni rupa, adalah model penampilan dari suatu karya.
Contohnya antara lain:

1. Gaya dekoratif, yaitu penampilan karya yang lebih mengutamakan keindahan


garis, bidang warna. Warna pada bidang tidak memiliki kesan terang gelap, tetapi
rata/datar saja. Garis diusahakan lancar, rapi. Bentuk tidak menuruti benda
aslinya, tetapi direkayasa demi keindahan.

2. Gaya naturalis, yaitu penampilan karya yang memperlihatkan ketelitian


seniman dalam menggambarkan objek secara rinci, sesuai dengan bentuk aslinya
(haslinya menyerupai hasil pemotretan).

3. Gaya abstrak, yaitu penampilan/pengwujudan karya yang tidakmengingatkan


kepada bentuk atau objek yang ada di alam. Yang tampak pada lukisan misalnya
hanya komposisi warna-warna atau bidang; pada patung hanya tampak sebongkah
bentuk bebas tiga dimensi. 4. Gaya stilasi, yaitu penampilan objek dengan
menggayakan atau membuat indah, dengan garis meliuk-liuk, melingkar-lingkar
agar tampak indah (dalam hal ini, stilasi dapat dipandang bagian dari dekorasi).
Gaya stilasi lazim dibuat pada hiasan atau ornamen seni hias Indonesia klasik
(perhatikan motif batik, hiasan pinggir bingkai Al- Qur’an, ukiran pada mebel)

Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat - sifat kreatif,
emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni
yakni kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi
baru, mengikuti nilai yang berkembang di masyarakat. Seni juga merupakan hal
yang menjadikan dunia terasa indah, tanpa seni tidak ada yang dapat dirasakan
begitu indah. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni yang
dapat dilihat oleh mata dan dirasakan oleh rabaan. Seni rupa merupakan hasil
olahan titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan
dengan acuan estetika. Contoh seni rupa adalah keramik, lukisan, gambar, patung,
desain grafis, ukiran, fotografi, video, arsitektur, dan lain-lain. Seni rupa terbagi
menjadi beberapa kategori yaitu seni rupa murni, seni rupa terapan, seni kriya, dan
seni desain. Seni rupa modern terlahir akibat adanya dorongan untuk tetap
menjaga nilai estetik yang terus terancam oleh beragam permasalahan. Seni rupa
modern melahirkan “Conceptual Art“ atau “Seni Konseptual”.

Ragam bahasa atau dikenal dengan undak-usuk basa dalam bahasa


Sunda merupakan sebuah penerapan penggunaan bahasa atau
pragmatik yang di dalamnya terdapat tatakrama berbahasa. Tatakrama bahasa
merupakan sebuah cara berkomunikasi untuk menghargai orang lain oleh
perbedaan struktur sosial, yang hakikatnya merupakan sebuah bentuk
penghargaan pada diri sendiri. Munculnya ragam hormat dan loma salah
satunya disebabkan adanya struktur sosial (Yudibrata, 1990: 43). Tujuan
diterapkannya undak usuk basa bukan untuk membeda-bedakan strata
sosial tertentu melainkan untuk saling menghargai di antara penutur.
Seperti halnya seorang mahasiswa ketika berkomunikasi dengan dosen akan
berbeda undak usuknya ketika berkomunikasi dengan teman
sekelasnya.Kalau kita melihat sejarah munculnya undak usuk basa
sebetulnya sudah ada sejak Zaman Kerajaan Mataram (Faturohman, 1982:
49). Ketika masyarakat tatar Sunda datang ke Mataram untuk membayar upeti,
mereka mempelajari budaya salah satunya bahasa yang ada tingkatan
berbahasanya, Saat kembali ke tatar Sunda penggunaaan undak-usuk
berbahasa tersebut diterapkan dalam bahasa Sunda. Oleh karena itu muncullah
yang disebut dengan undak-usuk basa tersebut yang sekarang dikenal dengan
ragam bahasa yakni ragam hormat dan ragam loma. Ragam hormat dibagi dua
yakni, ragam hormat untuk diri sendiri dan orang lain (Hadi, 1991:12).

Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang
merupakan daya tarik agar orang-orang ingin datang berkunjung ke tempat
tersebut. Objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang No 10 tentang
kepariwisataan yaitu daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan dan daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi
pariwisata. Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas serta masyarakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Pariwisata adalah segala
sesuatu yang berkenaan dengan wisata, termasuk objek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Inti atau
komponen pariwisata yaitu:

a. Atraksi/ attraction seperti atraksi alam, budaya dan buatan.

b. Amenitas/ amenities berhubungan dengan fasilitas atau akomodasi

c. Aksesibilitas/ accebilities berhubungan dengan segala jenis transportasi, jarak


atau kemudahan pencapaian.

Serta unsur pendukung lainnya (masyarakat, pelaku industry pariwisata, dan


institusi pengembangan) yang membentuk sistem yang sinergis dalam
menciptakan motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan wisatawan.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud;1995;628).
BAB PEMBAHASAN

B. Materi Inti dan Tanya Jawab

2.1 Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa
(visual) yang tentunya dapat dilihat oleh mata dan biasanya dapat pula dirasakan
melalui rabaan. Berikut adalah beberapa pengertian seni rupa menurut para ahli. Seni 
berasal  dari  bahasa Sanskerta sani yang  berarti  pemujaan, pelayanan, donasi,
permintaan atau mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Namun dalam versi yang
lain seni disebut cilpa yang berarti berwarna(kata  sifat)  atau  pewarna  (kata  benda) 
kemudian berkembang  menjadi cilpasastra yang berarti  segala  macam  kekriyaan 
hasil keterampilan tangan yang artistik  (Soedarso, 1988, hlm. 16). Seni adalah
kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran
artistiknya  yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indera dan rasa,
kemampuan intelektual, kreativitas  serta keterampilan teknik untuk menciptakan
karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai media
(Pekerti, 2008, hlm.8). Seni adalah hasil proses kerja dan gagasan manusia yang
melibatkan keterampilan, kreativitas, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikiran
untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni dan
lainnya (Sumanto, 2006, hlm.5). Menurut Langer karya seni adalah bentuk ekspresi
yang diciptakan bagi persepsi kita lewat indera dan pencitraan, dan yang
diekspresikan adalah perasaan manusia. Pengertian perasaan di sini adalah dalam
lingkup yang luas, yaitu sesuatu yang dapat dirasakan, sensasi fisik, penderitaan dan
kegembiraan, gairah dan ketenangan, tekanan pikiran, emosi yang kompleks yang
berkaitan dengan hidup manusia.

Prinsip-Prinsip Seni Rupa

Untuk hal demikian ini terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu
bentuk karya seni rupa yaitu:
 Kesatuan “Unity”

Kesatuan ialah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa, kesatuan
merupakan prinsip yang utama dimana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu
sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi.

Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi
unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi sebuah susunan yang
memiliki kesatuan.

 Keselarasan “Harmony”

Keselarasan ialah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun
warna untuk menciptakan keselarasan.

 Penekanan “Kontras”

Penekanan merupakan kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang
berlawanan, perbedaan yang mencolok pada warna, bentuk dan ukuran akan
memberikan kesan yang tidak menoton.

 Irama “rhytm”

Irama merupakan pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-
menerus, susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan
garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna.

 Penekanan Kontras

Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan
susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur dan jarak akan
mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis.

 Gradasi

Gradasi merupakan penyusunan warna berdasar ketingkat perpaduan berbagai warna


secara berangsur-angsur.

 Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian
lainnya secara keseluruhan, misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala,
ukuran objek dengan ukuran latar dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek
lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.

 Komposisi

Komposisi ialah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya menjadi


susunan yang bagus, teratur dan serasi.

 Keseimbangan “Balance”

Keseimbangan merupakan kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur
sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.

Tujuan Seni Rupa

Untuk memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Sebuah unsur budaya
akan tetap terpelihara keberadaannya jika unsur budaya tersebut masih berfungsi
dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan betapa
kita sangat membutuhkan sarana berekspresi dalam menikmati keindahan bentuk.

 Ekspresi pribadi ; ungkapan emosional terdalam yang diwujudkan dalam


simbolisasi rupa.
 Aktualisasi diri ; upaya untuk membangun eksistensi pribadi melalui
ungkapan estetis.
 Eksperimentasi ; upaya pencarian dan percobaan mengolah berbagai unsur
rupa dengan bermacam media untuk memperoleh orisinalitas karya estetis.
 Pembaruan nilai keindahan ; upaya kreatif untuk menciptakan hal-hal baru
dalam berungkap seni.
 Objek ekonomi ; penciptaan karya seni yang sejalan dengan selera
masyarakat atau pemesan, untuk alasan perdagangan, galeri lelang, aset
kekayaan, maupun peningkatan nilai ekonomi.
 Rekaman peristiwa ; proses penciptaan karya seni untuk merekam suatu
peristiwa tertentu yang menyentuh dan bermakna.
 Alat komunikasi ; upaya untuk membangun berbagai gagasan atau imajinasi
seniman sehingga dapat dipahami oleh masyarakat penikmatnya.
 Terapi kejiwaan ; pengayaan jiwa bagi seniman maupun penikmatnya
sehingga memperoleh ketenangan, hiburan, pelampiasan, maupun penyehatan
rohani.
 Perluasan wacana ; untuk meningkatkan apresiasimasyarakat sehingga
memperoleh pengalaman baru dalam dalam mengamati karya seni itu.
 Politik ; sebagai alat pendukung kampanye, dan propaganda ideologi politik
tertentu.

Fungsi Seni Rupa

Fungsi Individual

 Fungsi fisik, dipenuhi melalui seni pakai


 Funsi emosional, dipenuhi melalui seni murni

Fungsi Sosial

 Hiburan
 Alat komunikasi
 Pendidikan
 Keagamaan

Unsur – Unsur Seni Rupa

Berikut Ini Merupakan Unsur – Unsur Seni Rupa.

Titik

Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu
wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis,
bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai
variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.
Garis

Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung,


panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-
patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis
dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis
lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan
garis spiral berkesan lentur. Sedangkan menurut wujudnya garis dapat
dibedakan menjadi:

a. Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan
lengkung.
b. Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada
bidang, warna atau ruang.

Bidang

Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk


sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang
mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.

Bentuk

Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:


Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi :

1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.


2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b. Bentuk nongeometris

Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya


manusia, tumbuhan, dan hewan.

Ruang

Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata,
misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk
khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.
Warna

Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun,
meliputi warna merah,kuning, dan biru.
b. Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.

Contoh:
merah+kuning:jingga
biru+kuning:hijau
merah + biru : ungu

c. Warna tersier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna
sekunder.

Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih
dan hitam.

Tekstur

Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan
benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan
yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur
semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan
rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan
dan perabaan.

Gelap Terang

Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap
bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan
alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan
mendalam.

Bentuk Seni Rupa

Berikut Ini Merupakan Bentuk Seni Rupa.

Seni Rupa Murni adalah seni rupa yang mengarah para karya yang anya
untuk tujuan pemuasanekspresi pribadi atau kebutuhan batin. Misalnya seni
lukis, seni patung, kriya hias.

Seni Rupa Terapan adalah karya seni rupa yang memiliki fungsi ganda yaitu
selain untuk pemenuhan kebutuhan batin juga untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari sesuai kegunaannya.Misalnya meja, kursi, pakaian dan
perlengkapan rumah tangga.

Aliran – Aliran Seni Rupa

Aliran Neo-Klasik

Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari
kekuasaan feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-
bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata
social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni.

Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-


masing, dimana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan
semata-mata ingin melukis saja.

Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah
yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David
adalah pelukis pertama dalam babakan modern. Pada tahun 1784, David
melukiskan “SUMPAH HORATII”.

Lukisan ini menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan


sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri,
sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Aliran Romantik

Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik,


dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia
yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.

Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :

1. Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang


dalam aliran Neo- Klasik)
2. Eksotik, kerinduan pada masa lalu
3. Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
4. Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan

Aliran Realisme

Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka


menggunakan penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh
Realisme yang bernama “Courbet” dari Perancis mengatakan :

“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN


MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan
kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan
apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi,
distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya.
Aliran Naturalisme

Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan
segenap isinya. Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam,
khususnya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu
bertemakan keindahan alam dan isinya.

Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang


lukisannya mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet
yang mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave
Courbert sebagai tokoh realisme.

Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi,


sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan
amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan
untuk apapun. Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis
pemandangan.

Aliran Impresionis

Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka


biasanya tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak
kabur dan tidak mendetail.

Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak


diilhami oleh penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya.
Seorang tokoh impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir
(1841-1919).

Aliran Ekspresionisme

Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang hanya
menonjolkan bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang
berhubungan dengan batin, sehingga muncullah aliran ekspresionisme.

Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak kemunculan
aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne,
Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme
merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah
suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.

Aliran Fauvisme

Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya
binatang liar. Aliran fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi,
sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya seperti
pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya. Lukisan-lukisan fauvis betul-betul
membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.

Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan
isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan
tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van
Gogh, sampai-sampai ia berkata ; Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada
Ayah saya.

Aliran Kubisme

Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang


mengatakanbahwa bentuk dasar dari segala bentuk adalah silinder , bola, balok
dan semua bentuk yang ada di dalam di pengaruhi oleh perspektif, sehingga
bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso menjadi insfirasi
kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh
Picasso.

Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme


yang sangat terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping
kedua tokoh ini masih banyak tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan
Gris dll.

Aliran Abstraksionisme

Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-


sensasi atau asosiasis figuratif suatu obyek. Aliran Abstraksionis di bedakan
menjadi dua yaitu.
Abstrak kubistis, Yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti
lingkaran kubus dan segi tiga Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu
Malivich [1913]
Abstrak Nonfiguratif,

Yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan,
di mana garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk
alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum
Goba.

Aliran Futuris

Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran
kubisme yang dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung
menggambarkan kesibukan-kesibukan seperti,pesta arak-arakan, perang dll.

Aliran dadaisme

Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran


sebelumnya. Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-
hukum seni yg telah berlaku. Ciri aliran ini sinis, nihil dan berusaha
meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia pertama yg
tak kunjung berhenti.

Perang yang tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari
nilai estetika di muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika
dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara,
Maron Janco dll.

Aliran Surealisme

Aliran surealis banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis. Sigmund


Freud mengenai ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian. Surealisme
sering tampil tidak logis dan penuh fantasi, seakan-akan melukis dalam
mimpi.

Seni lukis merupakan salah satu karya seni dua dimensi yang semua orang
hampir mengetahuinya, mulai dari seni lukis yang realistis sampai yang
dekoratif. Semua itu bergantung bagaimana seorang seniman atau pengrajin
menganut aliran atau paham dalam berkarya seni lukis. Seni lukis kaca
merupakan salah satu karya seni atau benda seni, oleh sebab itu untuk dapat
dikatakan benda atau karya yang mempunyai nilai estetis dapat dilihat dari
unsur-unsur rupa serta prinsip-prinsip desain yang dipakai dan menjadi
serangkaian yang berpadu menjadi kesatuan yang utuh dan menjadi satu karya
yang indah. Seni lukis kaca yang ada di Kabupaten Cirebon, diperkirakan
mulai ada sekitar abad ke-18, ketika Sultan membuat lambing kebesaran
keraton Cirebon. Lambing itu berbentuk Harimau (macan) yang dilukis
bertuliskan huruf Arab (kaligrafi) di atas selembar kaca bening. Lambing
keraton Cirebon itu dikenal dengan sebutan “Macan Ali”. Keindahan lukisan
pada kaca tersebut membuat seniman Cirebon lainnya mengembangkan di luar
keraton pada kira-kira abad ke-19. Pada awalnya seni lukis kaca di luar
keraton Cirebon terdapat pada sandaran kursi dan kaca-kaca jendela/pintu
kemudian berkembang pada obyek lukisan yang bernafaskan Islam, seperti
Ka’bah, masjid, dan buroq. Bahkan lukisan semacam itu oleh masyarakat
pedesaan disebut figura (lukisan berbingkai). Baru pada abad ke-20 seni lukis
kaca mulai berkembang dengan teknis pengerjaan yang lebih baik. Sasaran
yang menjadi obyek lukisannya seperti wayang kulit, dan kaligrafi (Syahadat,
ayat kursi, orang sedang shalat, dan sebagainya).

Nina Merlina
(BPNB Jabar)
Peralatan:
1) Kaca bening sebagai media lukisan satu lembar,
2) Cat kayu sebagai pewarna secukupnya,
3) Kuas untuk alat pengecat secukupnya,
4) Kertas untuk sketsa atu lembar,
5) Tripleks untuk pelapis secukupnya,
6) Bingkai kayu untuk penghias tepi sebanyak empat batang,
7) Ballpoint untuk membuat sketsa satu batang,
8) Penggaris untuk membuat garis, satu batang.

Proses Pembuatan
1) Persiapan :
– Menyiapkan sketsa gambar
– Menyiapkan kaca
– Menyiapkana tinta hitam dan kuas
2) Inti:
– Meletakkan sketsa gambar di atas meja
– Meletakkan kaca di atas sketsa
– Membuat pola gambar dengan tinta hitam
– Penyaringan
3) Penutup :
– Pemasangan Bingkai
– Pemasangan lapisan kaca

Daerah Persebaran seni lukis kaca ini adalah; Kecamatan Gegesik, Kecamatan
Klangenan, Kecamatan Kapetakan, Kecamatan Sumber, Kecamatan Cirebon
Barat, dan Kecamatan Susukan.

3.1 Tanya Jawab :

1. Apa  tujuan  pendidikan seni rupa di sekolah umum pada siswa ?

Jawaban :
(1)mengembangkan keterampilan menggambar;

(2)menanamkan kesadaran budaya lokal;

(3)mengembangkan kemampuan apresiasi seni rupa;

(4) menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri;

(5) mengembangkan penguasaan disiplin ilmu seni rupa; dan

(6) mempromosikan gagasan multikultural. Keragaman tujuan tersebut,


merupakan refleksi dari tiga arah orientasi pendidikan yakni orientasi ke
peserta didik, disiplin ilmu seni rupa, dan masyarakat.

2. Mengapa kita harus melestarikan karya seni rupa daerah?


Jawab :
Menghargai seni rupa daerah penting dilakukan karena kita hidup dalam
keberagaman di Indonesia. Selain itu, dengan menghargai seni rupa
daerah yang ada di berbagai wilayah di Indonesia, hal ini bisa membantu
untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di negara kita.

4.1 Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan, apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luas. Keberadaan sebuah bahasa
lokal atau bahasa daerah sangat erat dengan eksistensi suku bangsa yang
melahirkan dan menggunakan bahasa tersebut. Bahasa menjadi unsur
pendukung utama tradisi dan adat istiadat. Bahasa juga menjadi unsur
pembentuk sastra, seni, kebudayaan, hingga peradaban sebuah suku bangsa.
Bahasa daerah dipergunakan dalam berbagai upacara adat, dan dalam
percakapan sehari-hari. Dengan demikian bahasa daerah merupakan unsur
pembentuk budaya daerah dan sekaligus budaya nasional. Dewasa ini, sebagai
dampak dari pengaruh perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi pada
saat ini keberadaan bahasa daerah mulai terancam pudar/punah. Salah satu
diantaranya bahasa Sunda. Di daerah Jawa Barat. bahasa Sunda bukan lagi
merupakan bahasa ibu/bahasa pertama di daerah sendiri, tetapi sudah dijadikan
bahasa kedua setelah bahasa Indonesia. Pengaruh bahasa Indonesia terhadap
kebudayaan di Nusantara sangat besar sehingga banyak anak–anak jaman
sekarang terutama di kota–kota besar yang tidak lagi mengenal bahasa
lokalnya/bahasa ibu khususnya bahasa Sunda untuk daerah Jawa Barat. Di
dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Sunda berfungsi sebagai
(1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat
perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah. Di dalam
hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa Sunda berfungsi
sebagai (1) pendukung bahasa nasional, (2) bahasa pengantar di sekolah dasar
di daerah tertentu pada tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran
bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain, dan (3) alat pengembangan serta
pendukung kebudayaan daerah. (Halim (Ed.), 1976:145-46).

Dalam tingkatannya, bahasanya masyarakat Sunda ini terbagi menjadi tiga


tingkatan. Yakni halus, loma (biasa), dan kasar. Namun secara sederhana kita
bisa membaginya menjadi bahasa formal dan informal.
Untuk kategori formal biasanya digunakan kepada orang yang lebih tua atau
yang belum dikenal. Sedangkan bahasa informal bisa digunakan pada teman
akrab.

Bahasa sunda pun termasuk jenis bahasa yang mudah dipelajari. Sebenarnya
mempelajari bahasa sunda termasuk gampang. Kata-kata yang ada di
dalamnya pun kebanyakan merupakan sumber serapan dari bahasa Indonesia.

Contoh penggunaan dalam kalimat :

1. Neng, bumina dimana? (Neng, rumahnya dimana?)


2. Cenah Mang Ujang isukan asup gawena (Kata Mang Ujang, besok masuk
kerjanya)
3. Urang mah moal hayang nanaon lah. (Aku tidak akan minta apa-apa lah)
4. Bu, bade meser beas saliter. (Bu, mau beli beras satu liter)
5. Naon atuh, abdi mah tos lieur. (Apa dong, saya mah sudah pusing)
6. Ulah ceurik deui nya geulis. (Jangan menangis lagi ya cantik)
7. Saur kolot mah di cobian heula. (Kata orangtua sih dicoba dulu)
8. Cicing atuh! Tong garaneng! (Diam dong! Jangan berisik!)
9. Nuju naon Kang? (Sedang apa Kang?)
10. Aya-aya wae mah budak ayeuna. (Ada-ada saja sekarang anak zaman
sekarang)
11. Hatur nuhun nya teh, abdi tos dibantuan. (Terima kasih ya teh, saya sudah
dibantu)
12. Kadieu atuh Jang! Loba jajan nu enak. (Kesini dong Jang! Banyak jajan
yang enak)
13. Bade kalebet atawa lempeng wae? (Mau masuk atau lurus terus?)
14. Enggal atuh! Sakedap deui. (Cepat dong, sedikit lagi)
15. Kumaha damang Kang? Tos lami nteu aya kabar. (Bagaimana kabarnya
Kang? Lama tidak ada kabar)
16. Hanjakal pisang urang nteu menang target. (Sayang sekali kita tidak dapat
target)
17. Badhe nganjuk acis sabaraha teh? (Mau pinjam uang seberapa teh?)
18. Abdi bogoh ka anjeun. (Saya cinta sama kamu)
19. Eta ucing aya nu handap meja. (Itu kucingnya ada di bawah meja)
20. Moal ngaruh da! Ari bogoh mah tetep bogoh. (Ngga ngaruh lah, kalau
cinta ya tetap cinta)
21. Tong hilap nyimpang ka rarompok bibi nya. (Jangan lupa mampir ke
rumah bibi ya)

1.Sunda Apakah Jawa Barat?

Anda mungkin juga menyukai