Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BEDAH MODUL
1. BERORIENTASI PELAYANAN
2. AKUNTABEL
OLEH KELOMPOK 1
Anggota :
1. Tria Meilana,S.Pd
2. Ara Priyanti,S.Pd
3. Lehadisti,S.Pd
4. Erna Sutiarsih, S.Pd
5. Oktavia Wahyu Berliyanti,S.Kep.Ners
Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Agenda 2 hari ke-1 Latsar CPNS 2022
Layanan publik merupakan amanat dari UUD 1945 sebagai kebutuhan dasar dan hak
sipil setiap warga negara akan kebutuhan pelayanan barang publik, jasa dan administratif.
Pelayanan publik adalah sebuah rangkaian kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan dalam UU bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik tersebut.
ASN sebagai penyelenggara pelayanan publik harus memahami betul fungsi dan
tugasnya, yakni sebagai pelayan publik dan memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas, terapkan prinsip kejujuran didalam diri sendiri untuk tidak memungut
sepeserpun dari masyarakat yang membutuhkan pelayanan.
Penyelenggara pelayanan publik harus dan wajib mendengar tuntutan dan kebutuhan
warga masyarakatnya baik dari segi manapun karena itu adalah masukan bagi penyelenggara
pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, masyarakat juga tidak boleh dibedak-
bedakan dalam segi apapun. Pelayanan yang diberikan juga harus murah dan mudah dalam
artian persyaratan yang dibutuhkan itu masuk akal dan mudah untuk dipenuhi, murah artinya
terjangkau oleh masyarakat.
Birokrasi kita masih harus terus diperbaiki, hal ini dikarenakan pandangan masyarakat
yang sering memandang negatif karena buruknya akses pelayanan publik untuk mereka.
Banyak yang berpendapat bahwa lingkungan birokrasi pelayanan publik ASN ini didalamnya
terdapat praktik korup, kolutif dan nepotis serta ketidakprofesionalan penanganan bahkan
anggapan “selalu dipersulit” bagi masyarakat itu cenderung masih tinggi sehingga kepuasan
masyarakat dalam bidang pelayanan publik sangat rendah. Maka dari itu, sebagai ASN kita
wujudkan pelayanan prima dan terus perbaiki birokrasi serta ubah pandangan masyarakat yang
negatif menjadi positif karena kepuasan mereka akan pelayanan yang kita berikan.
Jika kepuasan masyarakat terhadap kinerja ASN didalam pelayanan publik dapat kita
peroleh, maka dengan sendirinya akan menginformasikan kepada pihak lain akan kualitas
pelayanan dan diterima. Hal ini merupakan promosi kinerja dari masyarakat terhadap
organisasi penyedia pelayanan publik tentunya ini juga merupakan pandangan masyarakat
yang positif.
Fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayanan publik, serta sebagai perekat
pemersatu bangsa yaitu harus melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat dalam
suatu kepegawaian tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Keprofesionalan
pemberian layanan, perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggara tugas umum
pemerintahan sebagai peran ASN guna mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Implementasi budaya yang berorientasi kepada pelayanan, ASN itu adalah seorang
Pelayan dan warga atau masyarakat atau warga negara adalah tuannya, sebagaimana contoh
ada penjual ada pembeli, dalam sebuah transaksi jual-beli, orang yang membeli adalah tuannya,
penjual adalah pelayannya. Gedung-gedung, fasilitas dan gaji adalah bentuk bentuk partisipasi
masyarakat untuk membayar pajak, maka dari itu, semua itu harus dipahami oleh setiap ASN
karena konsekuensinya kita adalah yang mengikuti kehendak masyarakat yang menggunakan
layanan. Apabila penerapan pelayanan publik yang kita kerjakan berkualitas, maka tujuan
untuk mencapai hal-hal yang strategis yang dicita-citakan bersama untuk kemajuan bagsa yang
akan datang dapat terwujud.
ASN harus berorientasi kepada nilai-nilai pelayanan publik, termasuk kepada kode etik
ASN sebagai pedoman untuk mengatur prilaku, hal-hal yang etis juga konflik kepentingan
sesuai dengan tujuan yang ada dalam masing-masing nilai. Terapkanlah rasa bangga terhadap
diri sendiri untuk menjalani pekerjaan sebagai ASN pelayan publik karena hal itu adalah modal
utama bagi kita. Sebagai pelayan, bekerja dengan tulus seoptimal mungkin dan mewujudkan
kepuasan masyarakat menjadi tujuan utama kita untuk medapatkan kebanggaan dalam diri kita,
sehingga kita dapat merubah paradigma negatif masyarakat akan birokrasi kita menjadi positif
karena telah kita layani dengan baik dan berkualitas.
BERORIENTASI PELAYANAN
ASN dalam melaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari – hari, memiliki sebuah
pedoman untuk berpikir atau bertindak. ASN harus berpedoman kepada : Nilai dasar. Kode
etik dan kode perilaku. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan
publik. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Kualifikasi akademik,
jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas. Profesionalitas jabatan.
Seorang ASN dituntut untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Untuk memberikan kepuasan kepada pengguna layanan, ASN harus melakukan pelayanan
sebaik mungkin kepada pengguna layanan dengan perilaku sebagai berikut : Menyapa dan
memberi salam. Ramah dan senyum manis. Cepat dan tepat waktu. Mendengar dengan sabar
dan aktif. Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan.Terangkan apa yang Saudara
lakukan. Jangan lupa mengucapkan terima kasih. Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan.
Mengingat nama pelanggan.
Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara harus selalu
melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi maupun cara pelayanan.
Dalam memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti Ketika kebutuhan masyarakat
sudah terpenuhi melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan.
Pada umumnya, kata akuntabilitas yang terlintas pada pemikiran setiap orang memiliki
makna yang sama dengan kata responsibilitas atau tanggung jawab. Padahal, makna dari kedua
kata tersebut terdapat perbedaan. Akuntabilitas mengacu pada kewajiban pertanggung jawaban
yang harus dicapai oleh setiap individu, kelompok, atau institusi yang sudah diberikan
kepercayaan untuk melaksanakan tugasnya, sedangkan responsibilitas merupakan kewajiban
untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang sudah diterima
olehnya.
Pada pertengahan tahun 2021, Aparatur Sipil Negara (ASN) diberikan amanah oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) melalui
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara
agar para ASN dapat mewujudkan perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Salah satu dari nilai-nilai dasar ASN
yang terdapat pada Core Values ASN BerAKHLAK adalah akuntabel. Dengan memiliki sifat
akuntabel, maka seorang ASN dapat diandalkan dalam suatu pekerjaan yang diberikan
kepadanya dan dianggap mampu mempertanggungjawabkan hasilnya.
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dianggap akuntabel yaitu mampu
bertanggung jawab secara penuh atas ide, pemikiran, tindakan, perkataan, dan emosi di tempat
kerja atau instansi tempat ia bekerja. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akuntabel
tidak akan melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain.
Nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) pada bagian Akuntabilitas adalah hal penting
yang harus dilakukan dan bukan merupakan hal yang mudah untuk diterapkan secara langsung,
karena membutuhkan proses untuk melakukannya. Selain itu, dibutuhkan juga adanya
pengendalian diri, sikap transparansi, keikhlasan, dan juga kejujuran dalam pelaksanaannya.
Pengendalian diri di sini maksudnya adalah sebisa mungkin tidak mengobral janji pada orang
lain, tidak mengambil pekerjaan yang sejak awal sudah dirasa tidak akan mampu dilakukan,
mampu menjaga sikap dan kata-kata agar tidak berlebihan.
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akuntabel hidupnya akan penuh dengan
integritas yang tinggi, semua yang dilakukannya, mulai dari tutur kata sampai dengan sikap
dan perilaku mampu dipertanggungjawabkan secara baik dan bisa diterima oleh akal sehat. Jika
sikap seperti ini mampu dilaksanakan dan dipertahankan, maka akan menimbulkan hal yang
positif bagi ASN tersebut karena kita akan tergambar baik pada benak orang lain atau
masyarakat sehingga kita akan mendapatkan reputasi (citra) yang baik, selain itu kita juga akan
mendapatkan kepercayaan dari orang lain sehingga kita memiliki kredibilitas yang baik yang
akan didapatkan. Hal ini tentunya sangat penting untuk kemajuan dan perkembangan karir
seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di masa yang akan datang.
Aspek-aspek akuntabilitas meliputi akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil (misalnya tanggung jawab, adil, inovatif), akuntabilitas
membutuhkan adanya laporan (misalnya laporan kinerja), akuntabilitas memerlukan
konsekuensi, dan akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat penting melaksanakan nilai dasar
akuntabilitas ini saat menjadi pelayan masyarakat. Ada tiga fungsi utama akuntabilitas publik,
yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan, serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam yaitu akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban seorang Aparatur
Sipil Negara (ASN) kepada otoritas yang lebih tinggi, sedangkan akuntabilitas horizontal
adalah pertanggungjawaban seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada masyarakat luas.
Pada nilai dasar akuntabilitas terdapat lima tingkatan, yaitu akuntabilitas personal
(nilai-nilai yang ada pada diri seseorang), akuntabilitas individu (hubungan antara ASN dengan
instansinya), akuntabilitas kelompok (kinerja sebuah institusi yang dilakukan atas kerja sama
kelompok), akuntabilitas organisasi (hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai), dan
akuntabilitas stakeholder (pengguna layanan). Di mana tingkatan akuntabilitas terendah ada
pada akuntabilitas personal, sedangkan tingkatan akuntabilitas tertinggi ada pada akuntabilitas
stakeholder.
PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL
Pada dasarnya, Akuntabilitas dan Integritas merupakan dua hal yang menjadi dasar
seseorang atau instansi baik pemerintahan ataupun non pemerintahan dalam melaksanan
tupoksinya. Sebuah sistem jika memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya
akuntabilitas, integritas dan juga tranparansi. Integritas menjadi hal pokok yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin ataupun pegawai negara yang kemudian diikuti oleh Akuntabilitas. Jika
setiap individu yang ada di dalam sebuah lembaga atau instansi-instansi sudah memiliki
keduanya maka akan terciptalah sebuah sistem pemerintahan yang baik.
Integritas juga menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan pemberantasan korupsi.
Seseorang dapat di katakan berintegritas apabila memiliki pribadi yang jujur dan memiliki
karakter yang kuat. Sehingga akan menangkal dirinya dari perbuatan korupsi. Agar terciptanya
sebuah pemerintahan yang bersih dari korupsi maka di perlukan kesadaran bersama dari
berbagai lapisan masyarakat untuk bertindak jujur dan berintegritas dalam menjalankan
fungsinya masing-masing.
Tindakan korupsi yang utama adalah di pengaruhi oleh sistem korup, sehingga
memaksa setiap individu mengikuti sistem tersebut. Ketika sistemnya sudah korup maka akan
mendorong perilaku pegawai di dalamnya untuk berbuat hal yang serupa. Oleh karena itu,
Komisi Pemberantasan Korupsi menggunakan tiga pilar dalam penindakan korupsi, yaitu
penindakan, perbaikan sistem, dan pendidikan. Penindakan dilakukan dalam upaya membuat
jera orang untuk melakukan korupsi, Perbaikan sistem dilakukan untuk membuat orang tidak
bisa melakukan korupsi, dan Pendidikan dilakukan dalam upaya membuat orang tidak mau
korupsi. Namun di samping itu semua, pemberantasan korupsi di negera ini tidak bisa
dilakukan hanya oleh aparat penegak hukum, akan tetapi peran serta masyarakat juga menjadi
hal yang sangat penting. Dan kita bisa memulai semuanya itu dari diri sendiri, dengan menjadi
teladan untuk orang-orang terdekat kita, keluarga, rekan kerja dan lingkungan masyarakat yang
nantinya akan berdampak lebih luas lagi dalam mencegah perilaku korupsi.