AnalisiskecukupanjumlahvegetasiBrahmanto AliaSemnas
AnalisiskecukupanjumlahvegetasiBrahmanto AliaSemnas
net/publication/299391437
CITATIONS READS
0 1,521
2 authors, including:
Alia Damayanti
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
30 PUBLICATIONS 123 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Approaching quantitatively healthcare, unemployment, financial and energy phenomena View project
All content following this page was uploaded by Alia Damayanti on 24 March 2016.
Abstrak: Jalan Ahmad Yani tercatat sebagai jalan terpanjang dan terpadat di Surabaya yang rata -rata pada saat jam puncak dilalui
sebanyak 13.192 sepeda motor dan 2.004 unit mobil. Aktivitas kendaraan bermotor tersebut merupakan penyumbang sumber emisi
karbon pada Jalan Ahmad Yani. Kualitas udara Jalan Ahmad Yani pada tahun 2013 menurut ISPU (Indeks Standard Pencemaran
Udara) masuk kategori tidak sehat. Pada perencanaan ini, dihitung kecukupan dari jumlah dan jenis tumbuhan yang ada di Jalan
Ahmad Yani Surabaya pada Tahun 2014 dalam menyerap karbon monoksida . Pengambilan data primer dan sekunder dilakukan dengan
mendata jumlah kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Ahmad Yani pada jam puncak. Jam puncak (peak hour) yang digunakan
sebagai waktu pengambilan data adalah pukul 06.00 -08.00; 11.00-13.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00.Hasil pengolahan data menunjukan
bahwa jumlah dan jenis vegetasi yang ada di jalan Ahmad Yani pada tahun 2014 belum mampu menyerap emisi CO akibat aktivitas
kendaraan bermotor dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan masih adanya sisa emisi di Jalan Ahmad Yani Surabaya sebesar
1.373.230,67 ton/tahun. Sedangkan emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor mencapai 1.374.352,67 ton/tahun dan kemampuan
vegetasi eksisting hanya mampu menyerap 1.122 ton/tahun.
Kata kunci: Emisi Karbon, Daya serap vegetasi,Jalan Ahmad Yani Surabaya, dan Ruang Terbuka Hijau .
Abstract: Ahmad Yani is the longest and busiest streets in Surabaya which on during average peak hours has endured 13.192
motorcycles and a 2004 car unit. Motor vehicle activity is one of contributing source of carbon emissions on Ahmad Yani. Ahmad Yani
Street air quality by 2013 according to the Standard Pollutant Index is entering in an unhealthy category. This study calculated the
suffiency between vegetation type in Ahmad Yani in 2014 and the concentration of carbon monoxide. The data was taken from amount of
motor vehicle which passed on Ahmad Yani street in peak hours. Peak hours used as the data capture were 06.00-08.00; 11.00-13.00;
16.00-18.00; 19.00-21.00.Based on the analysis, the amount and type of vegetation in Ahmad Yani in 2014 have not been able to absorb
CO emissions due to the activity of motor vehicles. This can be evidenced by the existence of the remaining CO on the road of Ahmad
Yani Surabaya is still 1.373.230,67 ton/year. Whereas emissions generated from motor vehicles reached 1.374.352,67 tons/year and the
ability of the existing vegetation is only able to absorb 1.122 tons/year.
Keywords: Absorption of Plants, Ahmad Yani Street, Emission of Carbon, Open Green Space.
PENDAHULUAN
Jalan A.Yani tercatat sebagai jalan terpanjang dan terpadat di Surabaya. Jalan A.Yani rata -rata setiap
harinya dilalui sekitar 15 ribu kendaraan bermotor (Prastiyono,2010) dan merupakan salah satu sumber emisi karbon
dari kendaraan bermotor. Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan, polusi udara dari kendaraan bermotor
bensin (spark ignition engine) menyumbang CO sebanyak 70%, 100% plumbum (Pb), 60% hidrokarbon (HC) dan
60% oksida nitrogen (NOx) (Martuti,2013). Sumarawati dalam penelitiaannya tahun 2007 menunjukkan bahwa
96,8% gas CO yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor Kota Surabaya menghasilkan total emisi gas
sebanyak 54.800 ton/tahun. Hal tersebut berdampak pada peningkatan suhu udara hingga 0,5o C. Menurut data
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2010, selama abad 20 Indonesia telah
mengalami peningkatan suhu rata-rata udara di permukaan tanah sekitar 0,5o C. Rata- rata suhu Indonesia
diproyeksikan meningkat 0,8-1,0o C antara tahun 2020 hingga 2050 (USAID-IUWASH,2012). Peningkatan suhu
karena perubahan iklim mengakibatkan semakin tingginya penguapan sumber air permukaan seperti sungai, danau
dan waduk sehingga mengurangi jumlah air baku. Penguapan ini sekaligus menurunkan kualitas sumber air
permukaan hingga secara kualitas tidak dapat diolah lagi akibat makin pekatnya bahan pencemar, salinitas dan
mikroorganisme air pembawa wabah penyakit. Dengan kondisi demikian diperlukan perencanaan RTH untuk Jalan
1
A.Yani guna mereduksi dan menjaga jumlah emisi CO di kawasan tersebut agar sesuai baku mutu. Selain itu
perencanaan RTH yang baik secara tidak langsung akan mereduksi kemungkinan penurunan kualitas sumber daya
air.
Langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mereduksi dan mengontrol pencemar udara adalah dengan
banyak menciptakan sabuk hijau di jalur transportasi padat, khususnya jenis tumbuhan/pohon tertentu yang memiliki
kemampuan untuk menyerap cemaran udara (Suparwoko dan Firdaus, 2007). Ruang terbuka hijau (RTH)
merupakan salah satu bagian dari langkah strategis untuk mengurangi jumlah CO dengan memanfaatkan jenis
tanaman tertentu yang mempunyai daya serap karbon. Hal tersebut didukung oleh UU nomor 26 tahun 2007 pasal
29 ayat 2 yang menyebutkan bahwa RTH yang paling ideal paling sedikit adalah 30% dari luas wilayah kota. RTH
sendiri telah menjadi kesatuan program pembangunan di banyak negara dan diintensifkan untuk mengatasi
pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan karbondioks ida. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya
keseimbangan jumlah antara RTH dan emisi karbon yang dihasilkan agar tercapai kondisi ideal dan kota yang
sehat.Tanaman merupakan salah satu pemegang peranan penting dalam RTH ini. Karena berdasarkan fungsinya
dalam lansekap secara umum, tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol pemandangan (visual control),
penghalang secara fisik (physical barriers), pengontrol iklim (climate control), pelindung dari erosi (erotion
control), dan memberikan nilai estetika (aesthetics values).
METODE
Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam perencanaan ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang didapatkan melalui observasi langsung ke lapangan sedangkan data sekunder merupakan data yang
didapatkan dari studi literatur, penelitian terdahulu, maupun dari instansi pemerintah atau organisasi/badan lain.
Data tersebut perlu didapatkan untuk meyakinkan tugas akhir yang dikerjakan.
Data primer yang akan diambil untuk perencanaan ini adalah data jumlah kend araan bermotor yang
melintas di Jl. Ahmad Yani Surabaya. Data tersebut diambil dengan menggunakan alat penghitung sehingga bisa
didapatkan jumlah kendaraaan bermotor yang melintas di Jl. Ahmad Yani Surabaya untuk kemudian diketahui emisi
CO yang dihasilkan. Survei kendaraan dilakukan selama tiga hari yaitu hari Selasa 15 April 2014 , Rabu 16 April
2014 dan Kamis 17 April 2014. Petunjuk Teknis Dekonsentrasi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak
yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup tahun
2012 menyebutkan, untuk memperoleh volume kendaraan selama sehari penuh dalam suatu arus lalu lintas, maka
waktu pelaksanaan survey dibatasi pada 4 (empat) waktu yaitu pagi, siang, sore dan malam. Dalam p elaksanaan
survey, untuk mengukur tingkat pencemaran udara di Jalan Ahmad Yani Surabaya maka dilakukan pada jam puncak
dengan pencatatan waktu selang 15 menit. Waktu tersebut saat ini dianggap telah mewakili karena pada jam – jam
tersebut banyak aktivitas masyarakat yang menggunakan jaringan jalan. Jam puncak (peak hour) tersebut adalah :
Jam Puncak pagi : 06.00-08.00
Jam Puncak siang : 11.00-13.00
Jam Puncak sore : 16.00-18.00
Jam Puncak malam : 19.00-21.00
Di dalam perencanaan ini, jumlah kendaraan yang dihitung sebanyak 8 kendaraan yaitu :
1. Motor
2. Bus Kecil
3. Bus Sedang
4. Bus Besar
5. Mobil
6. Truck Kecil
7. Truck Sedang
8. Truck Besar
Pengumpulan data dilakukan pada dua titik yang menjadi ujung awal dan ujung akhir dari Jalan A.Yani yaitu pada
jembatan penyeberangan orang (JPO) depan Bank Mandiri (titik 1) dan SMA Bhayangkari Surabaya (titik 2). Dua
titik ini diambil karena keduanya merupakan penghubung dari Jalan A.Yani ke pusat aktivitas kendaraan bermotor
yang cukup padat yaitu Kota Sidoarjo dan Jalan Wonokromo.
2
Analisis Beban Emisi
Tahap pertama adalah melakukan pengolahan data primer hasil perhitungan jumlah kendaraan dengan
metode counting. Berikut adalah tipe kendaraan yang akan di survei dan dilakukan perhitungan.
Dari tahap pertama, didapatkan jumlah kendaraan yang melintas untuk kemudian dikombinasikan dengan
data sekunder yaitu jumlah kendaraan di 5 tahun terakhir.Setelah itu data jumlah kendaraan tersebut dikalikan
dengan faktor emisi masing – masing jenis kendaraan untuk kemudian didapatkan data konsentrasi CO. Rekapitulasi
jumlah dan jenis kendaraan yang melewati ruas jalan yang telah ditentukan saat jam puncak. Volume kendaraan dari
tiap titik pengamatan yang akan dianalisis adalah total volume kendaraan yang paling tinggi pada hari tersebut
sehingga emisi yang dihasilkan merupakan beban emisi maksimum pula. Perhitungan emisi akan dihitung dengan
rumus berikut :
(1)
Keterangan :
Q = Jumlah emisi (g/jam)
Ni = Jumlah kendaraan bermotor (kendaraan/jam)
FEi = Faktor emisi kendaraan bermotor (g/liter)
Kl = Konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor (liter/100 km)
L = Panjang Jalan (Km)
Nilai faktor emisi dengan tipe bahan bakar dan jenis kendaraan dapat dilihat pada Tabel 1.
Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang telah disesuaikan dengan jenis ken daraannya terdapat pada Tabel 2
3
Konsumsi energi spesifik
No Jenis Kendaraan
(liter/100 km)
5 Bemo, Bajaj 10,99
Taksi
6 Bensin 10,88
Diesel/solar 6,25
7 Truk Besar 15,82
8 Truk sedang 15,15
Truk kecil
9 Bensin 08,11
Diesel/solar 10,64
10 Sepeda Motor 2,66
Sumber : Jinca dkk. (2009)
Emisi karbon total merupakan penjumlahan dari nilai emisi karbon tiap jenis kendaraan di Jalan Ahmad Yani
Surabaya. Dengan melakukan pendekatan matematis, secara sederhana debit emisi yang dapat direduksi oleh RTH
berupa penutupan tajuk pohon di kawasan jalur hijau Jalan Ahmad Yani Surabaya adalah:
(2)
Keterangan :
A = Total emisi CO aktual
B = Total daya serap CO oleh tumbuhan
(Velayati, 2012)
Untuk melakukan proses fotosintesis, tumbuhan memerlukan CO 2 sebagai sumber energi. Dalam perencanaan
ini, dilakukan konversi dari CO menjadi CO2 untuk mempermudah perhitungan daya serap karbon pada tumbuhan.
Gas CO melalui proses alamiah di atmosfer dapat teroksidasi menjadi CO 2 . CO2 merupakan salah satu dari gas -gas
pembentuk gas rumah kaca (GRK) oleh karena itu keberadaan CO secara tidak langsung dapat menye babkan efek
rumah kaca.Untuk itulah sisa emisi CO yang diperoleh dikonversi menjadi CO 2 .Konversi dari CO ke CO2
menggunakan rumus :
(3)
Keterangan :
K = Emisi CO2
M = Massa CO (kg/tahun)
Mr = CO sebesar 28; CO2 sebesar 44
Analisis Vegetasi
Berikut langkah – langkah yang akan digunakan untuk menghitungdaya serap tanaman terhadap karbon monoksida:
1. Menghitung luas tajuk per jenis pohon, luas tajuk diperoleh dari diameter tajukdalam meter kemudian di
lakukan perhitungan dengan rumus ¼.π.d 2 . Kemudian satuan dari luas tajuk tersebut dikonversi ke hektar untuk
dikalikan dengan daya serap berdasarkan tipe penutupan pohon seperti pada Tabel 3. Pada penelitian ini,
dilakukan pendekatan asumsi diameter tajuk untuk tiap jenis pohon berdasarkan Peraturan Menteri PU no.5
Tahun 2012 tentang pedoman penanaman pohon pada sistem jaringan jalan. Berikut adalah penggolongan untuk
diameter tajuk per jenis pohon :
Pohon besar : 10 m2
Pohon sedang : 6 m2
Pohon Kecil : 4,5 m2
Semak/perdu : 1,5 m2
4
2. Menghitung daya serap pohon hasil sampling :
Kemampuan penyerapan pohon (kg./tahun) = daya serap (kg/ha/hari) x jumlah pohon x diameter tajuk (ha)(4)
Perhitungan Emisi
Perhitungan volume kendaraan bermotor bertujuan untuk mengetahu i jumlah dan jenis kendaraan yang
melintas dan nantinya akan dihitung emisi karbon yang dihasilkan sesuai jenis kendaraannya. Satuan dalam volume
kendaraan ini adalah satuan unit kendaraan. Dalam perencanaan ini, kedua titik (Titik 1 dan Titik 2) dihitung jumlah
kendaraan yang melintas pada kedua ruas, ruas arah masuk dan arah keluar. Selama tiga hari pengumpulan data
jumlah kendaraan pada dua titik, didapatkanhasil sebagai berikut :
Kemudian, setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus (1), didapatkan hasil bahwa total
emisi CO yang dihasilkan dari tiga hari pengambilan data survei sebesar 874.588.063,2 kg/tahun atau sama dengan
874.588 ton/tahun. Setelah didapatkan jumlah emisi CO, dilakukan konversi dari CO ke CO2 dengan menggunakan
rumus (3) yang bertujuan untuk mempermudah tumbuhan dalam menyerap karbon untuk selanjutnya dilakukan
proses fotosintesis. Berikut adalah perhitungan dari konversi CO ke CO2
5
Tabel 5 Daya Serap Tanaman Tipe Pohon
Kemudian berdasarkan Tabel 6 dibawah ini, daya serap CO2 untuk jenis tanaman semak terbesar dimiliki
oleh tumbuhan bayan dengan 53,529 kg/tahun. Untuk tumbuhan Tricolor merah dan daun perak, luas kanopi sangat
luas dikarenakan kedua tumbuhan itu berada di median jalan.
6
Jenis Tumbuhan Nama Ilmiah Luas Kanopi (cm2 ) Daya Serap (kg/tahun)
Banyan Ficus virens 1167650 53,529
Alamanda ungu Allamanda blanchetii “Purple” 4.5 0,000206298
Pilea Pilea sp. 1.2 5,5x10-5
Ruwelia rebah Ruellia brittoniana 15 0,00068766
Bandotan Ageratum conyzoides L. 2.5 0,00011461
Ekor kucing Acalypha hispida Burm.F 2 0,000091688
Tricolor Merah Phormium colmsae 92500 4,24
Daun perak Justicia gendarrusa 96000 4,40
TOTAL 63,32
KESIMPULAN
Pada perencanaan ini, didapatkan kesimpulan yaitu jumlah dan jenis vegetasi yang ada di jalan Ahmad
Yani pada tahun 2014 belum mampu menyerap emisi CO akibat aktivitas kendaraan bermotor secara baik dengan
dibuktikan masih adanya sisa emisi pada Jalan Ahmad Yani Surabaya yaitu sebesar 1.373.660,67 ton /tahun
sedangkan emisi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor mencapai 1.374.352,67 ton/tahun namun kemampuan
vegetasi eksisting hanya mampu menyerap 1.112 ton/tahun.Dengan demikian, kondisi udara di Jalan Ahmad Yani
masih belum bisa dikatakan bersih. Jika dilakukan perhitungan lebih detail, didapatkan bahwa daya serap terbesar
dimiliki oleh pohon trembesi yaitu 597.416,19 ton/tahun untuk jenis pohon dan daya serap CO2 untuk jenis tanaman
semak terbesar dimiliki oleh tumbuhan bayan dengan 53,529 kg/tahun.
SARAN
Pada penelitian selanjutnya, perlu diperhitungkan pula tentang kondisi alam dari tempat penelitian, baik itu
arah angin, kecepatan angin, atau intensitas cahaya matahari. Hal tersebut akan menjadi sangat penting karena dalam
kondisi atmosfer yang bebas, belum pernah ada penelitian di Jalan Ahmad Yani yang benar – benar spesifik
menghitung prosentase CO yang ada di udara tempat tumbuhan melakukan penyerapan . Hal tersebut juga berkaitan
dengan kontribusi aktivitas non transportasi yang ada di sekitar Jalan Ahmad Yani.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya yang telah
memberikan data dan informasi tentang kualitas udara di Jalan Ahmad Yani Surabaya serta semua pihak yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini baik langsung di lapangan maupun secara tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. Petunjuk Teknis Dekonsentrasi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak. Deputi Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Ling kungan Hidup. 2012.
7
Indonesia. Undang-UndangNomor 26 tahun 2007 pasal 29 ayat 2 tentang Penataan Ruang. 2007.
Jinca, M.Y. “Pencemaran Udara Karbon monoksida dan Nitrogenoksida akibat kendaraan bermotor pada ruas jalan
padat lalu lintas di Kota Makassar.”Simposium. Surabaya. (2009)
Martuti, N.K.T. “Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran Udara Di Jalan Protokol Kota Semarang ”. Universitas
Negeri Semarang, Semarang, Jawa Tengah. 2013.
Prastiyono, H. “Penentuan Jalur Alternatif Transportasi Sebagai Upaya Mengu rangi Kemacetan di Jalan Ahmad
Yani Surabaya.” Pendidikan Geografi. Universitas Negeri Surabaya. 2010.
Sumarawati, T. “Pengaruh Kepadatan Lalu Lintas Pada Jam Puncak Terhadap Kandungan Gas Karbon Monoksida
(CO) Di Jalan Raya Kaligawe Semarang.” Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.2007.
Sumber Daya Air dan Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia. Lembar Informasi. USAID-IUWASH, 2012.
Suparwoko dan Firdaus.“Profil Pencemaran Udara Kawasan Perkotaan Yogyakarta: Studi Kasus di Kawasan
Malioboro, Kridosono, dan UGM Yogyakarta”. Jurnal LOGIKA 4 (2007): 54-63.
Velayati, L.H. “Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Serapan Gas CO 2 di Kota Pontianak.
Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura”. Pontianak, 2012.