Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOANALISIS

OLEH

FITRAH PRANA MULYA (N011191092)

LABORATORIUM FARMASI KLINIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Tahun 2022

1
2
BAGIAN III

MODUL-MODUL

III.1 MODUL 1: HEMATOLOGI DARAH


a) Urgensi Praktikum
Pemeriksaan sediaan apusan darah tepi adalah pemeriksaan untuk
mendiagnosis berbagai penyakit klinis, termasuk deskripsi seluler dari berbagai
sel darah yang terlihat pada slide dengan melihat profil leukosit berdasarkan
jumlah Neutrofil, Eosinofil, Basofil, Monosit, dan Limfosit.

b) Deskripsi singkat praktikum


Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui presentase masing-
masing jenis leukosit dalam darah uji. Untuk itu, sampel darah dicuplik
sebanyak 5-10 𝜇l dan dibuat apusan pada kaca objek. Apusan yang telah dibuat
kemudian difiksasi menggunakan metode fiksasi kimia menggunakan metanol
absolut dengan kadar air kurang dari 4%. Kemudian apusan diwarnai
menggunakan reagen Giemsa untuk memberikan pewarnaan untuk sel-sel
leukosit. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan menghitung
jumlah masing-masing sel leukosit yang tampak di mikroskop hingga total sel
yang terhitung genap mencapai 100 sel untuk setiap preparat. Data jumlah
masing-masing sel leukosit yang tercatat kemudian dikonversi kedalam bentuk
persen dan dibandingkan dengan kadar normal tiap sel leukosit yang normal.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


1. Praktikan mampu membuat preparat apusan darah tepi dengan baik dan
benar.
2. Praktikan mampu membedakan jenis-jenis sel leukosit pada pengamatan
menggunakan mikroskop.
3. Praktikan mampu menginterpretasikan data yang diperoleh.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Demo Video Praktikum bertempat di Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi
Unhas

3
f) Teori Singkat
Darah merupakan salah satu sistem kardiovaskuler yang berasal dari
peredaran darah dengan jaringan ikat khusus mengandung sel-sel dan berada
dalam matriks dengan bentuk larutan terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Peranan darah salah satunya berfungsi sebagai pertahanan
tubuh dari infeksi berbagai penyakit. Pemeriksaan sediaan apus darah tepi
adalah pemeriksaan hematologi rutin dan khusus yang berfungsi untuk
mengidentfikasi dan mengevaluasi morfologi sel dari komponen darah tepi
dalam menunjang diagnosis penyakit secara hematologis maupun non-
hematologis, memantau efek terapi, dan untuk mengetahui ada atau tidaknya
efek samping dari terapi atau pengobatan. Informasi yang didapat mengenai
pemeriksaan ini tergantung pada kualitas pembuatan apusan, pewarnaan
apusan, dan pembacaan yang sistematis.
Prinsip pemeriksaan ini yaitu meneteskan darah pada salah satu ujung kaca
objek dipaparkan membentuk apusan darah dengan kaca desk dan melakukan
pengecatan menggunakan pewarnaan giemsa, wright, ataupun pewarnaan
lainnya kemudian dilakukan identifikasi pada mikroskop. Ada beberapa
persyaratan yang dapat dipenuhi untuk membuat sediaan apusan darah tepi
secara makroskopis diantaranya: ketebalan gradual, paling tebal terletak pada
bagian kepala kemudian semakin menipis ke arah bagian ekor dengan panjang
satu pepr dua sampai dua per tiga panjang kaca objek, tidak melampaui atau
menyentuh pinggir kaca objek, tidak berlubang atau bergaris-garis, bagian ekor
tidak membentuk bendera robek dan memiliki bagian cukup tipis untuk
mengidentifikasi eritrosit tanpa bertumpukan.

4
g) Alat yang digunakan :
Object glass dan Desk glass per orang, Pipet tetes, Botol coklat, Mikroskop

h) Bahan yang digunakan :


Darah, Reagen Giemsa dan wright, Buffer Phosphate pH 6,8, Metanol absolut.

5
i) Cara Kerja :
A. Penyiapan bahan
 Reagen Giemsa
Reagen dibuat dengan melakukan pengenceran dengan perbandingan 1:9
(1 bagian giemsa : 9 bagian buffer phosphate pH 6,8) menjadi giemsa
10%.
B. Pelaksanaan praktikum
1) Pembuatan apusan darah
a. Cuplik 5-10 𝜇l darah menggunakan pipet mikro
b. Teteskan pada salah satu ujung kaca objek
c. Gunakan kaca desk untuk menarik darah diatas kaca objek
membentuk sudut 45° hingga darah melebar mengikuti ujung kaca
desk
d. Dorong kaca desk ke ujung kaca objek membentuk apusan tipis pada
ekor apusan
e. Diamkan apusan hingga darah pada kaca objek mengering
f. Teteskan 1-2 tetes metanol pada apusan untuk fiksasi apusan darah
g. Diamkan selama 2-3 menit hingga apusan mengering
h. Teteskan reagen giemsa pada apusan dan diamkan selama 20-25
menit
i. Bilas hasil pewarnaan menggunakan air mengalir pelan pada apusan
untuk menghilangkan pewarnaan berlebih pada apusan.
j. Diamkan apusan hingga mengering, bisa juga dibantu pengeringan
menggunakan bantuan kipas angin
2) Pengamatan menggunakan mikroskop
a. Letakkan sediaan apusan pada meja preparat
b. Amati apusan pada bagian ekor (bagian paling tipis pada sediaan
apusan darah tepi) menggunakan perbesaran 40-100x
c. Siapkan catatan untuk mengihtung tiap jenis leukosit yang tampak
hingga mencapai total 100 sel.
d. Ubah hasil pengamatan menjadi bentuk presentase
e. Lakukan Intrepetasi data dari hasil pengamatan

6
Hasil :

(a) (b)

Pembahasan

Hasil dari pengujian laboratorium uji hematologi darah menampakkan dua

gambar, (a) dan (b). Pada gambar (a) dapat dilihat hasil uji menunjukkan

adanya leukosit yang diidentifikasi sebagai neutrofil, hal ini dapat dilihat dari

karakteristik atau morfologi dari neutrofil yang memiliki granula yang nampak

halus dan tipis yang mana intinya terdiri dari tiga lobus yang memiliki ukuran

yang mirip, sementara pada gambar (b) tidak ditemukan adanya leukosit

pada hasil pemeriksaan hematologi yang ditunjukkan pada gambar tersebut.

Berdasarkan pustaka, neutrofil merupakan jenis sel leukosit yang

terbanyak beredar didalam darah. Neutrofil diproduksi di dalam sumsum

tulang, kemudian beredar dipembuluh darah selama 6-10 jam sebelum

berpindah menuju jaringan-jaringan, yang mempunyai usia 1-2 hari. Fungsi

utama neutrofil adalah sel pemakan (fagosit). Neutrofil bergerak secara

khusus ke tempat infeksi atau peradangan di mana mereka menelan,

membunuh dan menghancurkan bakteri. Neutrofi normal berukuran sekitar


7
14-15 µm,. Sitoplasmanya tidak berwarna atau sedikit eosinofilik, yang

mengandung banyak granula kecil-kecil dan halus. Inti sel neutrofil segmen

mempunyai 2-5 lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin, kromatin

berkondensasi dan berwarna ungu [1]

Pada pustaka lain disebutkan bahwa neutrofil merupakan leukosit yang

memiliki lobus inti 3 sampai 5 yang saling berhubungan dengan benang-

benang kromatin dan sitoplasma. Neutrofil bersifat fagositosis – memakan

mikroorganisme asing seperti bakteri, peka terhadap rangsangan

kemotaksis. neutrofil akan bertambah banyak bila ada proses peradangan,

kelelahan fisik berlebihan, penyuntikan adrenalin (sebagai vasokontriktor

topikal maupun pemicu kerja jantung), sering terlihat pada kasus anemia

prenicious (kekurangan atau tidak terserapnya vitamin B12 dan asam folat),

kelainan bawaan, serta rendahnya fungsi kelenjar timus [3]

Pada tubuh yang sehat, neutrofil hanya memiliki satu fungsi yaitu

membunuh serangan luar, misalnya bakteri. Jika kekurangan jumlah neutrofil

dalam darah, kemampuan kita untuk memerangi infeksi akan berkurang dan

risiko yang ditimbulkannya akan bertambah. Pada penyakit reumatik seperti

encok, neutrofil mampu menyerap kekebalan dan zat kristal [2]

Adapun penyakit akibat dari kekurangan neutrofil biasa disebut

nutropenia, yang mana jumlah neutrofil dibawah normal, seseorang yang

mengalami neutropenia lebih rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh

bakteri ataupun jamur [4]

Kemudian adapun untuk mereka yang kekurangan sel darah putih

(leukosit) menyebabkan berkurangnya daya tahan (kehilangan kekebalan)

yang termanifestasi berupa infeksi di tempat tertentu atau penyakit-penyakit

infeksi [5]

8
Kesimpulan :

Neutrofil merupakan salah satu jenis sel darah putih (leukosit) yang memiliki peranan
sebagai pertahanan utama dengan cara memakan mikroorganisme asing seperti bakteri.
Kekurangan neutrofil biasa disebut neutropenia yang menyebabkan tubuh menjadi lebih
rentan terhadap infeksi. Kekurangan leukosit dalam tubuh dapat menyebabkan turunnya
kekebalan yang termanifestasi dalam infeksi atau penyakit lain.

Daftar Pustaka:

[1] Firani N.K., Mengenali Sel-sel Darah dan Kelainan Darah. Malang : UB Press.
2018
[2] Wallace D.J., The Lupus Book. Oxford University Press, Inc. 2005
[3] D’Hiru, Live Blood Analysis : Setetes Darah Anda Dapat Mengungkap Status
Kesehatan dan Penyakit yang Mengancam Anda. Jakarta : PT.Gramedia
Pustaka Utama. 2013
[4] Spiritia. Lembaran Informasi Tentang HIV dan Aids untuk Orang yang Hidup
dengan HIV. Jakarta: Fordfoundation. 2015
[5] Jong W., Kanker, Apakah Itu? : Pengobatan dan Harapan Hidup, dan
Dukungan Keluarga. Jakarta : Penerbit Arcan. 2002

Nilai Laporan:
Mengetahui,
Asisten Kelompok

9
10

Anda mungkin juga menyukai