Anda di halaman 1dari 7

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Oktober 2021 di SMA Negeri 1 Seyegan.
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau dapur, talenan, blender, kain
saringan, baskom/wadah, oven, ayakan 100 mesh, ayakan 80 mesh, kompor, gas elpiji, beaker
glass, pengaduk magnetik, timbangan analitik, pixiglass, micrometer scrup, buret, labu leher tiga,
alat MesdanLab strength tipe Tensolab 5000, dan alat-alat lain yang digunakan untuk uji
karakteristik edible plastic.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penalitian ini yaitu buah pisang klutuk (Musa
Balbisiana Colla), air, kelapa sawit, asama asetat, natrium asetat, ammonia, akuades, ammonium
kloroda, etanol 96%, sodium birulfit, dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam uji
karakteristik edibe plastic.
3.3 Prosedur Kerja
1. Pembuatan Pati Pisang Kluthuk
Pembuatan pati pisang kluthuk dengan bahan pisang kluthuk mentah. Hal ini disebabkan
bahan pisang yang masih mentah mampunyai kandungan pati yang lebih tinggi dari pada yang
sudah matang, dan pati pisang ini dapat terurai menjadi monosakarida yang lebih sederhana
(Stoven dan Simmonds,1987).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pisang yang mentah dikupas
kulitnya, dipotong-potong menjadi kubus-kubus berukuran 2 cm³ dan dikeringkan dalam oven
pada suhu 600C selama 24 jam. Kubus-kubus pisang yang sudah kering kemudian digiling dan
diayak dengan ayakan 100 mesh untuk mendapatkan tepung pisang. 500 gram tepung pisang
disuspensikan dalam larutan sodium bisulfit pada konsentrasi tertentu sambil diaduk pada
kecepatan tetap selama 1 jam. Selanjutnya, suspensi dilewatkan pada ayakan 80 mesh untuk
memisahkan fraksi padatan yang mengandung serat dan fraksi cairan yang mengandung pati.
Fraksi cairan dibiarkan untuk mengendap selama 4 jam, dan beningnya dipisahkan dengan
penyedotan menggunakan pipa kecil. Cairan yang masih tertinggal bersama pati dicuci sebanyak
3 kali dengan menggunakan akuades baru, kemudian pati dipisahkan dengan air pencucian. Pati
dikeringkan dalam oven pada 600C selama 2 jam. Pati yang sudah kering digiling dan
dilewatkan pada ayakan 100 mesh.
2. Pembuatan Minyak Kelapa Sawit
a. Pembuatan Minyak Kelapa Sawit
Buah kelapa sawit yang sudah terlepas dari tandan kemudian diolah menjadi dua produk
utama: Minyak Sawit Mentah (CPO), yang diekstrak dari mesocarp atau daging buah, dan
Minyak Inti Sawit (PKO), yang berasal dari biji keras di tengah.
Langkah pertama adalah menekan buah, untuk memeras minyak kelapa sawit mentah
dari mesocarp-nya. Untuk menghasilkan minyak kelapa sawit mentah, daging buah yang sudah terlepas
dari tandan tadi kemudian ditekan atau di-press menggunakan alat khusus. Daging buah yang di-press itu
kemudian akan mengeluarkan minyak.
Minyak yang dihasilkan dari proses ini kemudian disimpan pada untuk disaring kembali. Proses
penyaringan disebut juga sebagai pemurnian. Tujuannya, untuk menghilangkan sisa kotoran dan
kontaminan yang mungkin mengendap pada minyak sawit. Minyak yang sudah jernih dapat diproses
menjadi berbagai produk turunan, seperti minyak goreng, krim dan margarin,

b. Pembuatan Gliserol Minyak Kelapa Sawit dengan Metode Continuous Fat Splitting
Fat Splitting merupakan hidrolisasi trigliserida dari lemak dan minyak dengan kenaikan
temperature dan tekanan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses fat splitting terbagi
menjadi 3 proses yaitu Proses Twichell, Proses Batch Autoclave, dan Proses Continuous. Proses
yang akan kita gunakan dalam penelitin ini adalah metode Conyinuous Fat Splitting. Merode ini
merupakan metode yang paling efesien dari pemisahan minyak, karena menggunakan air yang
merupakan bahan yang melimpah ketersediaannya. Tekanan dan suhu tinggi digunakan untuk
waktu reaksi yang relative lebih singkat. Aliran minyak dan air secara berlawanan akan
menghasilkan pemisah derajat tinggi tanpa menggunakan katalis. Menara pemisah tergantung
dari kapasitasnya. Minyak dimasukkan melalui saluran yang berada pada bagian bawah Menara
dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi. Air masuk melalui puncak kolom dengan rasio
40-50% berat minyak. Suhu pemisah 250-260oC akan dapat memastikan pelarutan air ke dalam
minyak, sehingga tidak perlu dilakukan pengontakkan kedua. Volume kosong dalam Menara
digunakan untuk terjadinya reaksi. Dalam reaksi itu terjadi pemudaran warna asam lemak,
karena pertukaran panas internal yang cukup efisien proses ini cukup ekonomis dalam
penggunaan steam (Bailey’s 1951). Derajat pemisah pada proses ini mencapai 99%. Proses ini
juga relative singkat yaitu sekitar 2-3 jam.
3. Pembuatan Edible Plastic
Pembuatan edible plastic menggunakan bahan baku tepung tapioka (pati) dari buah pisang
kluthuk yang telah dimodifikasi. Modofikasi dilakukan dengan proses hidrolisasi terhadap
tepung tapioka sebelum diproses menjadi plastic. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
larutan asesat (CH3COOH+CH3COONa) pH 6 dan pH 7 dan larutan ammonia (NH4OH+NH6CI)
dengan pH 7 dan pH 8 yang akan digunakan sebagai pelarut tepung pada proses pemanasan.
Setelah itu memanaskan campuran 50 gram tepung tapioka dalam 50 ml pelarut sampai
campuran mengental (hingga magnetic stirrer tidak dapat berputar). Pemanasan dilakukan dalam
suhu 40oC. Setelah larutan mengental dilakukan uji idin yang dimaksudkan untuk meluhat
perubahan bentuk polisakarida tapioka yang sedang dipanaskan secara kualitatif. Setelah
campuran mengental, pembuatan lembaran plastic dilakukan dengan mencampurkan 7,5 gram
tempung hasil pemanasan dalam pelarut dengan 100 ml akuades, 45 ml alcohol, dan 1,2 ml
gliserol dari minyak kelapa sawit yang sudah kita buat. Campuran yang dihasilkan kemudian
dituang diatas plexiglass dan didinginkan dalam suhu ruang. Lembaran plastik yang sudah
terbentuk kemudian diuji sifat fisiknya. Sifat yang diuji adalah kuat tarik, uji kandungan, dan uji
ketebalan.

3.5 Uji Karakteristik Edible Plastic


1. Uji Kuat Tarik
Uji kuat tarik dilakukan dengan menggunakan alat MesdanLab strength tipe Tensolab
5000. Pengujian ini dilakukan dengan cara ujung sampel dijepit pada mesin penguji tensile.
Selanjutnya alat akan menarik sampel dengan kecepatan 100 mm/menit sampai sampel putus.
Nilai kuat tarik didapatkan dari hasil pembagian tegangan maksimum dengan luas penampang
melintang. Uji kuat tarik dilakukan pada 3 sampel edible plastic yang kemudian dibagi rata-
ratanya.
2. Uji Ketebalan
Pengukuran ketebalam dilakukan dengan menggunakan metode microcal messmer (ASTM
1983). Sampel diukur menggunakan micrometer pada 5 tempat yang berbeda. Hasil pengukuran
dirata-rata sebagai hasil ketebalan edible plastic. Ketebalan diukur dengan micrometer scrup
dengan akurasi 0,0001 mm. Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).
3. Uji Kandungan
Uji kandungan edible plastic ini bertujuan untuk mengetahui zat-zat apa saja yang
terkandung dalam edible plastic. Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah metode
Spektroskopi inframerah (IR) merupakan suatu metoda yang digunakan untuk mengkarakterisasi
bahan polimer seperti gelatin dan analisis gugus fungsinya, dengan cara menentukan dan
merekam hasil spektra residu dengan serapan energi oleh molekul organik dalam daerah sinar
inframerah. Gugus-gugus dalam setiap molekul umumnya memiliki karakteristik tersendiri,
sehingga spektroskopi IR dapat digunakan untuk mendeteksi gugus yang spesifik pada senyawa
organik maupun polimer. Intensitas pita serapan merupakan ukuran konsentrasi gugus yang khas
yang dimiliki oleh polimer (Creswell, 2005).
BAB VI
Biaya Dan Jadwal Kegiatan

4.1 Anggaran Biaya


Penggunaan anggaran yang dibutuhkan untuk penelitian ini kira-kira sebesar Rp.
3.095,000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

No Jadwal Kegiatan Minggu


1 2 3 4
1 Perencanaan Kegiatan
2 Pelaksanaan Kegiatan
3 Uji Coba Karakteristik
Edible Plastic
4 Penyusunan Laporan
5 Pengumpulan Laporan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
Kompor 1 Untuk 1 buah Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
Tungku menunjang
keperluan
merebus air
Regulator Untuk 1 buah Rp. 80.000,00 Rp. 80.000,00
menunjang
keperluan
kompor gas
Tabung Gas Untuk 1 buah Rp. 20.000,00 Rp. 20.000,00
menunjang
keperluan
kompor gas
Pisau Dapur Untuk 1 buah Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
menunjang
keperluan
memotong buah
pisang kluthuk
dan mengupas
sabut buah
kelapa sawit
Talenan Untuk 1 buah Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00
menunjang
kebutuah
memotong buah
pisang
Spatula Untuk 1 buah Rp. 4.000,00 Rp. 4.000,00
meratakan edible
plastic
Baskom Untuk tempat 1 buah Rp. 12.000,00 Rp. 12.000,00
menampung air
kelapa sawit
Kain Saringan Umtuk 1 buah Rp. 20.000,00 Rp. 20.000,00
menyaring bubur
buah pisang dan
menyaring
minyak kelapa
sawit
Oven Untuk 1 buah Rp. 450.000,00 Rp. 450.000,00
mengeringkan
endapan pati
buah pisang
Ayakan 100 Untuk mengayak 1 bush Rp. 200.000,00 Rp. 200.000,00
mesh pati buah pisang
yang sudah
digiling
Timbangan Untuk menukur 1 buah Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
analitik masa kecil benda
dalam sub-
miligram
Plexiglass Untuk 1 buah Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00
meratakan
campuran edible
agar menjadi
tipis
Pipet Ukur 10 Untuk 2 buah Rp. 35.000,00 Rp. 70.000,00
ml memindahkan
larutan ke dalam
wadah
Beaker Glass Untuk membuat 2 buah Rp. 40.000,00 Rp. 80.000,00
100 ml larutan
Mikrometer Untuk mengukur 1 buah Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00
Scrup ketebalan edible
plastic
Ayakan 80 mesh Untuk mengayak 1 buah Rp. 130.000,00 Rp. 130.000,00
pati buah pisang
yang sudah
digiling
Buret Untuk 1 buah Rp. 815.000,00 Rp. 815.000,00
meneteskan
sejumlah reagen
cair
Sub Total (Rp) Rp. 2.346.000

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
Pisang Klutuk Bahan 1 Sisir Rp. 20.000,00 Rp. 20.000,00
pembuatan pati
edible plastic
Buah Kelapa Bahan 400 gr Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00
Sawit pembuatan
minyak kelapa
sawit
Asam Asetat 500 Untuk bahan 1 buah Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00
ml pembuatan
edible plastic
Natrium Asetat Untuk bahan 1 buah Rp. 251.000,00 Rp. 251.000,00
500 gram larutan pada
edible plastc
Amonia 500 ml Untuk bahan 1 buah Rp. 180.000,00 Rp. 180.000,00
larutan pada
edible plastic
Aquades 500 ml Untuk bahan 1 buah Rp. 35.000,00 Rp. 35.000,00
pelarut pada
edible plstic
Ammonium Untuk pelarut 1 buah Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00
kloida 1 kg pada edible
plastc
Etanol 96% 1 liter Untuk pelarut 1 buah Rp. 18.000,00 Rp. 18.000,00
pada edible
plastic
Sodium Bisulfut 1 Untuk pelarut 1 buah Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00
kg pada edible
plastic
Sub Total (Rp) Rp. 749.000

Anda mungkin juga menyukai