DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................................2.
B. Tujuan................................................................................................................2
C. Sasaran...............................................................................................................2
D. Ruang Lingkup...................................................................................................3
E. Batasan Operasional...........................................................................................3
F. Landasan Hukum...............................................................................................3
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia....................................................................5
B. Distribusi
Ketenagaan.........................................................................................................5
C. Jadwal Kegiatan.................................................................................................5
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan..................................................................................................7
B. Standar Fasilitas.................................................................................................7
BAB IV TATA LAKSANA
A. Lingkup Kegiatan...............................................................................................9
B. Metode Kegiatan................................................................................................9
C. Langkah Kegiatan..............................................................................................9
BAB V LOGISTIK.............................................................................................................14
BAB VI KESELAMATAN SASARAN..............................................................................15
BAB VII KESELAMATAN KERJA…………………………………..……………..…....16
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU………………………………………..………..…....17
BAB IX PENUTUP………………………………………………………...……...………18
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman Internal Program Imunisasi pada Masa pandemi bertujuan untuk :
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi di masa pandemi di
Puskesmas dasuk bermutu sesuai Standar Operasional.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan tentang pelayanan imunisasi, peran dan fungsi ketenagaan,
sarana dan prasarana di Puskesmas selama masa pandemi.
b. Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan imunisasi yang bermutu dan
berkualitas di masa pandemi
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman Imunisasi adalah :
a. Koordinator Imunisasi (korim)
b. Teanaga Pelaksana Imunisasi (vaksinator yaitu bidan, perawat dan dokter)
c. Sasaran Imunisasi yaitu bayi, balita, anak SD/MI kelas 1,2 dan 3 , WUS dan
Bumil
D. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup pedoman internal imunisasi meliputi penyelenggaraan imunisasi,
pelayanan imunisasi dalam gedung (di ruangan MTBS dan PUSTU) dan pelayanan
imunisasi luar gedung seperti Posyandu, sekolah dan rumah sasaran pada saat Sweeping
yang dilakukan selama masa pandemi
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi
dilemahkan. Masih utuh atau bagiannya yang telah diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang bisa diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan
spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
2. Penyelenggraan imunisasi di masa pandemi adalah suatu serangkaian kegiatan
perencanaa, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi di masa
pandemi.
3. Perencanaan program adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa data,
merumuskan masalah, mengidentifikasi sasaran dan merumuskan tujuan serta target
kegiatan dalam rangka menentukan kegiatan imunisasi sesuai dengan masalah yang
ada, tenaga dan sarana mencapai tujuan yang ditentukan.
4. Pencatatan dan pelaporan adalah suatu kegiatan mencatat dan melaporkan hasil
pencapaian pelayanan imunisasi, pemakaian vaksin, monitoring suhu, melaporkan
kasus KIPI ringan dan berat.
5. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) adalah instrumen manajemen program
imunisasi untuk mendapatkan informasi dini maslah dalam program imunisasi di
suatu wilayah secara terus menerus
6. Kejadian Ikutan Pasca imunisasi yang selanjutnya disingkat KIPI adalah kejadian
medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin, efek samping,
efek toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis maupun kesalahan program,
koinsiden, reaksi suntikan atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
7. Pelaporan dan penemuan kasus KIPI adalah kegiatan pelaporan yang dilakukan
secara bertahap dan bertingkat mulai dari penemuan kasus KIPI di masyarakat
kemudian dilaporkan dan dilacak hingga akhirnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan
kabupaten sumenep.
8. Penyuluhan Imunisasi di masa pendemi adalah proses penyebarluasan informasi
termasuk pesan-pesan tentang imunisasi yang disampaikan kepada pengunjung di
posyandu atau Puskesmas selama masa pandemi dengan tetap memperhatikan
protocol kesehatan yang berlaku
9. Supervisi suportif adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan meliputi pemantauan, pembinaan dan pemecahan maslah serta
tindak lanjut
10. Sweeping Imunisasi di masa pandemi adalah kegiatan memberikan pelayanan
imunisasi pada sasaran yang belum dapat imunisasi secara lengkap atau drop out dan
tidak hadir ke pos pelayanan imunisasi dengan protocol kesehatan.
11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
kesehatan masyarakat yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya
promotif preventifuntuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
12. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut UKM adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
13. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memilki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
F. LANDASAN HUKUM
Beberapa peraturan yang menjadi landasan hukum Penyelenggaraan Program Imunisasi
pada masa pandemi adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2002 tntang Perlindungan Anak
BAB III Pasal 8 “ Setiap Anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
sosial sesuai kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial”
2. Undang-undang Ksesehatan republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. BAB VII Pasal 130”pemerintah wajib memberikan Imunisasi lengkap
kepada bayi dan anak”. Pasal 132 ayat 3”Setiap anak berhak mendapat Imunisasi
Dasar sesuai ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari
melalui imunisasi”.
3. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah penyakit menular
4. Peraturan menteri Kesehatan RI Nomer 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
Imunisasi
5. Keputusan kementerian Kesehatan RI Nomor 23/Menkes/SK/I/2013 Tentang
pemberian Imunisasi Difteri, pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Haemofilus Influenzae
Tipe 1b
6. Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
7. Permenkes Nomor 75 tahun 2018 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
8. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi Covid-19 tahun 2020
9. Keputusan menteri Kesehatann Republik Indonesia Nomor. HK. 01.07/ MENKES/
4638/ 2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019(Covid-19).
10. Keputusan Direktu Jenderal Pencegahan dan pengendalian Penyakit Nomor HK.
02. 02. /4/ 1/ 2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jenis dan jumlah ketenagaan yang harus ada di Puskesmas adalah sebagai berikut:
Distribusi tenaga pelayanan program imunisasi terdiri dari :
1. Puskesmas Induk
1 orang koordinator Imunisasi
2. Puskesmas pembantu
2 orang pelaksana
3. Posyandu
2 orang pelaksana di Posyandu
C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan pelayanan imunisasi baik di dalam dan luar gedung Puskesmas harus
dijadwalkan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dalam rangka
mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan.
handscoen,
alcohol swab, dll)
14 Pelaksanaan
Vaksinasi C0vid-
19 dengan prokes
15 Monitoring dan
Evaluasi
pelaksanaan
vaksinasi Covid-
19 lintas program
dan linsek
16 Pelaporan manual
harian, stok smile
dan monev Pcare
13 Lokakarya Mini
14 Lokakarya
bulanan
15 Pencatatan dan
pelaporan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Untuk pelayanan imunisasi dalam gedung , ruang pelayanan imunisasi harus
bersih, ventilasi ruangan baik, tidak lembab, tidak terkena sinar matahari langsung. Untuk
penyimpanan vaksin, ADS, safety box harus dengan petugas. Untuk ruang vaksin
penempatan lemari Es:
1. Jarak minimal lemari es dengan dinding belakang adalah 10-15 cm atau sampai pintu
lemari es bisa dibuka.jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lain kurang
lebih 15 cm.
2. Lemari Es tidak boleh terkena sinar matahari langsung
3. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup
4. Setiap 1 unti lemari es menggunakan hanya 1 stop kontak listrik
LEMARI
BERKAS
LEMARI
ES 2
MEJA KERJA
MEJA KERJA
PINTU
B. STANDAR FASILITAS
1. Ruang Vaksin
a. Letak
Letak ruang vaksin berada di sebelah barat pintu masuk Puskesmas dan sebelah
selatan ruang TU serta sebelah utara ruang pertemuan Puskesmas Dasuk
b. Persyaratan Ruangan
Untuk ruang vaksin sesuai standar minimal adalah 2m x 3m dan sudah memenuhi
standar
c. Persyaratan Komponen bangunan
Atap
Atap harus kuat dari perlindungan bencana dan tidak bocor
Langit-langit
Langit-langit berwarna cerah dan kuat serta jaraknya 2,5 m dari lantai
Dinding
Material dinding harus kuat, rata dan mudah dibersihkan
Lantai
Lantai kuat, kedap air permukaan rata dan mudah dibersihkan
Pintu dan jendela
Lebar bukaan pintu 90 cm jendela ditutup mencegah matahari mengenai
vaksin secara langsung
2. Ruang Imunisasi di dalam gedung
Ruangan imunisasi harus :
Mudah dijangkau oleh sasaran
Tidak terkena sinar matahari langsung
Cukup luas terang dan cukup ventilasi
Tempat menunggu harus bersih dan nyaman
Segala sesuatu dekat dengan meja pelayanan imunisasi
Jumlah pasien diatur atau dijadwal secara bergiliran agar tidak penuh dan bisa
tetap jaga jarak
3. Tempat pelayanan Imunisasi di lapangan selama masa pandemi
Mudah dijangkau oleh sasaran
Jika di dalam ruangan harus cukup luas dan terang
Jika di tempat terbuka usahakan terlindung dari sinar matahari, hujan dan
debu
Mengatur letak meja dan persiapan alat yang diperlukan
Segala sesuatu dekat dengan tempat pelayanan
Bila di posyandu dengan 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang lengkap yang
memebrikan pelayanan 5 program
Usahakan setiap pelayanan di lokasi atau tempat yang sama
Menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun untuk kegiatann protokol
kesehatan pada saat pelaksanaan imunisasi
4. Peralatan
Peralatan imunisasi terdiri dari :
a. Kit Imunisasi
1. Pinset
2. Vaksin carrier
3. Lemari es biasa
4. Lemari es vaksin
5. Termomether muller
6. Freeze tag
7. Safety box
8. Handscoen
9. Colpack
b. Peralatan Surveilan
Komputer dan printer
c. Mebelair
1. Meja
2. Kursi kerja
3. Kursi hadap
d. Penunjang
1. Tempat sampah medis
2. Tempat sampah Non medis
BAB IV
TATA LAKSANA
B. METODE KEGIATAN
Berdasarkan tempat pelayanan , tempat pelayanan imunisasi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pelayanan imunisasi dalam gedung/ statis seperti Puskesmas, Pustu, tempat praktek
Dokter atau Bidan, dan rumah Sakit dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
yang berlaku
2. Pelayanan Imunisasi luar gedung/ dinamis seperti Posyandu, sekolah, dan kunjungan
Rumah dengan protokol kesehatan
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Monitoring dan Evaluasi
Penatalaksanaan pelayanan imunisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan
kondisi di klinik imunisasi Puskesmas Dasuk, yaitu:
1) Penatalaksanaan Pelayanan Imunisasi Oleh Petugas Kesehatan di Posyandu dan
pelayanan Luar gedung lainnya pada masa pandemi
Pelayanan imunisasi luar gedung merupakan pelayanan imunisasi oleh petugas
kesehatan ke Posyandu dan luar gedung lainnya dengan protocol kesehatan selama masa
pandemi. Tujuannya ialah sebagai pedoman kerja Petugas Imunisasi dalam melaksanakan
pelayanan imunisasi oleh petugas kesehatan di masa pandemi.
Tata laksana pelayanan imunisasi luar gedung :
Petugas memastikan sehari sebelum jadwal kegiatan kepada kader/ pihak sekolah
/dan aparat desa setempat bahwa sasaran sudah mendapat informasi dan kesiapan
pelaksanaan imunisasi,BIAS atau vaksinasi.
Petugas menyiapkan 30 menit sebelum berangkat ke Posyandu/ sekolah/ pos
vaksinasi baik logistik dan vaksin (termasuk anafilaktik) dalam kondisi VVM A atau
B tidak kadaluwarsa, jumlah sesuai sasaran yang akan dilakukan imunisasi.
Petugas membawa surat tugas, pencatatan manual dan buku imunisasi/ kohor
Petugas menyiapkan kendaraan yang akan digunakan baik pribadi maupun
ambulance
Petugas melakukan cuci tangan dan memakai APD sesuai protokol kesehatan yang
berlaku
Petugas meletakkan semua logistik di tempat aman saat sampai di tempat pelayanan
imunisasi dengan dilengkapi oleh hand sanitizer
Petugas meletakkan vaksin carrier di meja yang aman dari paparan sinar matahari,
sebelahnya alat suntik, kapas, air hangat atau air DTT/ alcohol swab, form
pencatatan, dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan tempat sampah baik medis
maupun non medis di bawah meja.
Petugas mencuci tangan setiap akan melakukan imunisasi atau vaksinasi
c. Dosis pertama pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval
minimal 4 minggu dan lanjutan pada usia 18 bulan
d. Di unit pelayanan statis, vaksin pentavalen yang sudah dibuka hanya boleh digunakan
selama 4 minggu dengan ketentuan :
Vaksin belum kadaluwarsa
Vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius
Tidak pernah terendam air
Sterilitas terjaga
VVM dalam kondisi A atau B
Tata laksana imunisasi pentavalen
a. Memanggil orang tua/ keluarga masuk ke ruangan imunisasi dengan memastikan
orang tua memakai masker dan mencuci tangan terlebih dahulu atau menggunakan
hand sanitizer
b. Melakukan anamnesa dan mencatat di RM, Buku KIA, dan register Imunisasi
c. Menyiapkan alat dan bahan
d. Memberi tahu orang tua manfaat, efek samping dan apa yang perlu dilakukan setelah
dilakukan penyuntikan DPTHB HiB dan cara menanggulanginya
e. Mencuci tangan dan memakai APD
f. Membersihkan paha kiri bayi dengan kapas air DTT
g. Melakukan penyuntikan di paha atas dengan cara intra muskular
h. Melakukan disinfektan dengan kapas air DTT
i. Mencuci tangan
j. Memebri tahu orang tua kalau bayinya sudah selesai disuntik
k. Memberi resep, mempersilahkan orang tua untuk ke apotik mengambil obat penurun
panas (paracetamol)
l. Memberi tahu jadwal selanjutnya untuk imunisasi
Mencuci tangan
Memebri tahu orang tua kalau bayinya sudah selesai disuntik
Memberi tahu jadwal selanjutnya untuk imunisasi
6) Penatalaksanaan Imunisasi DT
Vaksin jerap DT (Difteri Tetanus) adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri
dan tetanus yang dimurnikan. Tujuannya adalah pemberian kekebalan simultan terhadap
difteri dan tetanus.
Cara pemberian dan Dosis :
a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok agar suspensi menjadi homogen
b. Disuntikkan dengan cara subkutan atau intra muskuler dalam dengan dosis 0,5 ml.
Dianjurakan untuk anak dibawah 8 tahun
c. Untuk anak usia diatas 8 tahun dianjurkan Td
d. Di unit pelayanan statis vaksin DT/ Td digunakan selama 4 minggu dengan
ketentuan :
1. Vaksin belum kadaluwarsa
2. Vaksin disimpan di 2-8 derajat celcius
3. Tidak terendam air
4. Steriltas terjaga
5. VVM masih kondisi A atau B
Tata laksana imunisasi DT/Td :
Memanggil orang tua/ keluarga masuk ke ruangan imunisasi serta memastikan
mereka memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Melakukan anamnesa dan mencatat di RM, Buku KIA, dan register Imunisasi
Menyiapkan alat dan bahan
Memberi tahu orang tua manfaat, efek samping dan apa yang perlu dilakukan setelah
dilakukan penyuntikan imunisasi DT/Td
Mencuci tangan dan memakai APD
Membersihkan lengan kiri atas bayi dengan kapas air DTT
Melakukan pemberian imunisasi/ penyuntikan vaksin DT/Td dengan cara subkutan
dalam
Melakukan disinfektan dengan kapas air DTT
Mencuci tangan
Memebri tahu orang tua kalau bayinya sudah selesai disuntik
Memberi tahu jadwal selanjutnya untuk imunisasi
BAB V
LOGISTIK
C. Peralatan lain
1. Rak tempat :
Vaksin carrier kecil
ADS persediaan : 5ml, 0,5 ml, 0,05 ml
Safety box
Alcohol swab
Handscoen
2. Lemari kayu tempat arsip pelaporan imunisasi
3. Meja kerja dan kursi kerja
4. Tempat sampah medis dan Non medis
5. Meja tempat penataan penyediaan vaksin untuk luar gedung
6. Tempat cuci tangan atau handsanitizer
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN /PROGRAM
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas
mebuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Assesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari Insiden dan Tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan melakukan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
3. Serta pencegahan terjadinya penularan penyakit baik nosokomial atau dari
petugas ke sasaran/ pasien
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pada
pasien akibat dari suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah.
KESALAHAN MEDIS
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran
HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala.
Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk
berusia 15-49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25%
terjadi di negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi
akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk
migran, sementara potensi penularan di masyarakat cukup tinggi( misalnya
melalui prilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang
belum aman, karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik,
penggunaan bersama peralatan menembus kulit)
Penyakit Hepatitis B dan C yang keduanya potensial untuk
menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan/ sebagai ilustrasi
dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan Hepatitis B di
indonesia pada pendonor sebesar 2,08 % pada tahun 1998. Kedua penyakit
ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur
yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya
pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum atau
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri dan pasien serta masyarakat dari penyebaran
infeksi
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan
tempat kerjanya
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
PEDOMAN INTERNAL
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
IMUNISASI PADA MASA PANDEMI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS DASUK
KECAMATAN DASUK
SUMENEP