PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyeri kepala atau cephalgia adalah nyeri yang dirasakan didaerah kepala atau
merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah kepala
(Goadsby, 2002). Nyeri kepala merupakan gangguan sistem saraf yang paling
nyeri kepala menjadi dua kategori utama yaitu primer dan sekunder. Nyeri
Nyeri kepala primer merupakan 90% dari semua keluhan nyeri kepala, migren
menempati urutan kedua terbanyak (29,5%) dari seluruh nyeri kepala primer
setelah tipe tegang (Lipton, 2006). Prevalensi migren pada orang dewasa
migren tanpa aura berbanding migren dengan aura adalah 5:1 (Ropper A,
2005).
1
2
Menurut Price (2006), nyeri kepala migren adalah suatu sindrom nyeri rekuren
penyakit nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri yang
berat, diperhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai nausea, fotofobia dan
fonofobia dan lokasi nyeri lebih sering bifrontal. Gejala yang paling sering
ditimbulkan pada migren adalah nyeri, terkadang disertai mual dan muntah.
Society, 2004). Migren tanpa aura merupakan nyeri kepala vaskuler, unilateral,
rekuren, dengan gejala khas yaitu kepala yang berdenyut, intensitas nyeri
sedang sampai berat, makin nyeri jika digunakan untuk beraktifitas, ada gejala
Laporan WHO menunjukan bahwa 3000 serangan migren terjadi setiap hari
untuk setiap juta populasi di dunia (WHO 2001). Di negara barat angka
headache and other headache in Hongkong Asia lebih rendah yaitu 4 – 8%.
Data di Indonesia yaitu dari penelitian Zuraini dkk (2005), yang membahas
perempuan dan 14,87% pada laki – laki sedangkan di Jakarta 52,5% pada
3
dialami pasien pada 3 dekade pertama kehidupan dan angka kejadian tertinggi
didapatkan pada usia produktif yaitu rentang usia 25 – 55 tahun (Lipton et al.,
2006).
dimana 70% migren banyak diderita pada perempuan dan 30% pada laki –laki.
Sedangkan untuk usia klien migren ada pada rentang 23 – 55 tahun. Adapun
skala nyeri pada rentang berbeda – beda yaitu 30% pada skala nyeri 6, 50%
pada skala nyeri 7 dan 20% pada skala nyeri 8. Selain itu meskipun mereka
berada di skala nyeri 6 mereka tidak bisa melakukan aktivitas. Sebagian besar
dari responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, petani, pedagang dan
nelayan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri sebagian besar minum
Keluhan pertama yang dirasakan oleh penderita migren adalah nyeri pada
daerah kepala. Nyeri merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan yang
tangisan atau erangan dan mengamati tanda – tanda vital seperti tekanan
nyeri adalah pengalaman apapun yang dikatakan oleh pasien dan timbul pada
Migren pada saat ini menduduki urutan ke 20 dari semua penyakit yang
sebelumnya juga melaporkan hal yang sama (Stovner, 2007), bahwa penderita
serangan timbul.
Dampak nyeri pada perilaku dapat diamati dari ungkapan verbal pasien,
respon vokal, gerakan muka dan tubuh serta interaksi sosial. Nyeri yang tidak
aktivitas sehari –hari. Nyeri yang menetap juga akan mengganggu konsentrasi
rumah sakit atau klinik dan meperpendek jangka waktu perawatan di rumah
sakit (Potter, 2010). Untuk mengatasi serangan sakit kepala orang biasanya
tidak jarang orang mengatasi nyeri dengan terapi non farmakologik seperti
lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau
dan sedasi (Buckle, 1999). Aromaterapi telah digunakan sebagai bagian dari
mengobati infeksi virus atau bakteri, luka bakar, tekanan darah tinggi,
secara efektif. Ini dibenarkan dengan hasil penelitian yang dilkakukan oleh
uji paired t-test pada 10 orang responden. Hasil yang didapatkan ada
intensitas nyeri dan kecemasan. Selain penelitian dari Argi ada juga hasil
Pasca Sectio Caesaria” dengan one group pretest – postest design dengan
uji pairet t-test, hasil penelitian menunjukkan perbedaan intensitas nyeri pasca
B. RUMUSAN MASALAH
Nyeri kepala atau cephalgia adalah nyeri yang dirasakan didaerah kepala atau
merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah kepala
(Goadsby, 2002). Nyeri kepala merupakan gangguan sistem saraf yang paling
The Internasional Headache Society (IHS) tahun 1988 membagi nyeri kepala
(cephalgia) menjadi dua kategori utama yaitu primer dan sekunder. Dari
bahwa 3000 serangan migren terjadi setiap hari untuk setiap juta populasi di
merasakan nyeri sering kali kesulitan melakukan aktivitas sehari – hari. Nyeri
yang menetap juga akan mengganggu konsentrasi pasien (Craven & Hirnle,
2000).
8
Migren pada saat ini menduduki urutan ke 20 dari semua penyakit yang
sebelumnya juga melaporkan hal yang sama (Stovner, 2007), bahwa penderita
serangan timbul.
Dampak nyeri pada perilaku dapat diamati dari ungkapan verbal pasien,
respon vokal, gerakan muka dan tubuh serta interaksi sosial. Nyeri yang tidak
aktivitas sehari –hari. Nyeri yang menetap juga akan mengganggu konsentrasi
rumah sakit atau klinik dan meperpendek jangka waktu perawatan di rumah
sakit (Potter, 2010). Untuk mengatasi serangan sakit kepala terapi non
farmakologik sangat efektif, minim efek samping dan mudah untuk dilakukan
efeknya terhadap nyeri dan kecemasan sudah dijelaskan dalam literature dan
hasil riset, namun apakah efektifitas dapat lebih dicapai apabila relaksasi
migren banyak diderita pada perempuan dan 30% pada laki –laki. Sedangkan
untuk usia pasien migren ada pada rentang 23 – 55 tahun. Adapun skala nyeri
pada rentang berbeda – beda yaitu 30% pada skala nyeri 6, 50% pada skala
nyeri 7, dan 20% pada skala nyeri 8. Selain itu meskipun mereka berada
C. TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
D. MANFAAT PENELTIAN
1. Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau acuan serta bahan
keperawatan
11
2. Institusi pelayanan
salah satu terapi koplementer yang dapat digunakan dalam mengatasi nyeri