Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI EFEKTIF

POKJA STANDAR KESELAMATAN PASIEN


PENGERTIAN
Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-
pikiran atau informasi (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt dan
Osborn, 1994; Koontz dan Weihrich, 1988) dalam Konsil Kedokteran
2006.

Peningkatan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit harus dibentuk antara :

● Dokter/perawat dengan pasien dan keluarga pasien

● Dokter dengan perawat (antar petugas medis)


LANDASAN HUKUM
● Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang keselamatan pasien
rumah sakit
● UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
● UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
● UU Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang praktek
kedokteran
TUJUAN
● Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).

● Membantu pengembangan rencana perawatan bersama pasien untuk kepentingan


pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.

● Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang penyakit atau
masalah yang dihadapinya

● Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah atau hal-hal


yang telah disetujui pasien

● Memberikan informasi secara jelas dan benar

● Mengurangi adanya kesalahan komunikasi dan persepsi perawat terhadap instruksi


dokter

● Meminimalkan insiden keselamatan pasien


TATA LAKSANA
1. Proses Komunikasi

komunikasi adalah “suatu proses pertukaran atau penyampaian maksud


melalui sistem atau simbol yang umum”. Maksud “pertukaran”, komunikasi
adalah proses yang bersifat interaktif dan dinamis.(Hardjana, 2003).

2. Unsur komunikasi

a) Sumber atau komunikator (dokter, perawat,petugas informasi registrasi, petugas


mini counter, unit rawat inap, unit rawat jalan, kasir, dan lain-lain)

b) Isi pesan

c) Media atau saluran (elektronik, lisan, dan tulisan)

d) Penerima atau komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter, petugas


informasi registrasi, petugas mini counter, unit rawat inap, unit rawat jalan)
3. Sifat Komunikasi

a) Komunikasi yang bersifat informasi umum :

● Jam pelayanan

● Pelayanan yang tersedia

● Cara mendapatkan pelayanan

b) Komunikasi yang bersifat Edukasi

● Edukasi tentang diet dan nutrisi.

● Edukasi tentang manajemen nyeri.


4. Komunikasi Efektif
I. Proses penyampaian informasi medis antar petugas kesehatan :

a) Sebelum pemberi pesan menghubungi penerima pesan, siapkan data /


informasi yang akan disampaikan

b) Sampaikan informasi menggunakan METODE SBAR

Jelaskan SITUATION (situasi atau kondisi yang dilihat pada pasien) yang
terjadi:

● Sebutkan identitas petugas yang berbicara: Nama, dan Unit Kerja


● Sebutkan identitas pasien yang akan dilaporkan: Nama (Tn/Ny/Nn/ Sdr)  
dan alamat
● Jelaskan perubahan kondisi pasien yang diamati: berdasarkan pengamatan
petugas, keluhan subyektif pasien, atau perubahan tanda-tanda objektif
yang ditemukan pada pasien.
Lanjutan
Jelaskan BACKGROUND (latar belakang medis) yang berkaitan dengan situasi
tersebut :

● Riwayat penyakit

● Diagnosis awal saat ini.

● Hasil pemeriksaan sebelumnya: pemeriksaan fisik, laboratoris, radiologis,


dan lain-lain.

● Terapi (obat-obatan dan tindakan ) yang diberikan sebelumnya.

● Riwayat alergi obat (bila ada)


Lanjutan

Sebutkan ASSESSMENT (penilaian atau kondisi) terkait kondisi tersebut :

● Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pasien terkait perubahan kondisi yang


ditemukan pada pasien menurut anda sebagai petugas medis saat ini.

● Tindakan-tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat ini (tensi, nadi, suhu,
respirasi).
Lanjutan
Sebutkan RECOMMENDATION (rekomendasi tindak lanjut) yang dianjurkan oleh
petugas medis saat ini, rekomendasi yang dianjurkan bisa antara lain:

● Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk atau transfer pasien,
konsultasi ke dokter lain, atau menjelaskan kepada pasien atau keluarganya tentang
perubahan kondisi yang terjadi.

● Permintaan untuk advis pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan.

● Permintaan untuk advis perubahan terapi atau tindakan lain yang diperlukan.

● Rekomendasi terhadap kondisi yang ditemukan.


Warning !!!

Setelah diberikan RECOMMENDATION atau advis untuk tindak lanjut, lakukan prosedur
TULBAKON (TULis, BAca kembali dan KONfirmasi) terhadap advis tersebut sebelum
dilakukan.
● Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu  dituliskan secara lengkap
isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
● Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
● Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Contoh SBAR
Situation: Assessment:

Selamat pagi dr. A saya Neny bidan di Ruang Bersalin RS Saya pikir masalahnya pasien ini kekurangan
Kartini mau melaporkan pasien atas nama Ny. M mengalami cairan dan infusnya phlebitis.
panas.
Recommendation:
Background:
Perlukah saya harus pasang infus lagi dokter?
Diagnosa P1-1 Post SC hari ke 1
Apa advise dokter?
Keadaan umum cukup,  kesadaran Compos Mentis,
Pasang infus ulang
TD : 100/60 mmHg, Suhu 38, RR 24 x/menit, Nadi 
Sanmol tab 3x1
90x/menit, Flatus (+), Saat ini terpasang infus RL drip
Oxytosin 2 ampul + inf. D5 drip MO 2 Amp + Ketorolac 3 Perbanyak minum air putih
Ampl dan terpasang Dower Kateter.
Dokumentasi

● Untuk pelayanan  rawat jalan dokumentasi ditulis di formulir Rekam Medis.

● Untuk pelayanan rawat inap dokumentasi ditulis di formulir catatan


perkembangan dan konsultasi.

● Untuk pelayanan administrasi dokumentasi ditulis di buku operan.


TERIMAKASIH ...

Anda mungkin juga menyukai