Anda di halaman 1dari 5

KULIAH KE 3 PEREKONOMIAN INDONESIA

(Sambungan)
2. PEREKONOMIAN INDONESIA ZAMAN ORDE BARU
( ERA SOEHARTO )
Masa Peralihan 1966 – 1968
Menyusul kudeta komonis yang gagal September 1965, berakhirlah era Orde
lama dibawah pimpinan Soekarno , dan muncul Rezim baru yang dimulai sejak
Maret 1966 ( setelah Tri Tura ).
Rezim baru ini mewarisi keadaan perekonomian yang porak poranda dengan
kondisi sbb :
1. Ketidak mampuan membayar utang LN sebesar US $. 2 milyar
2. Penerimaan ekspor hanya ½ dari Impor
3. Ketidakberdayaan mengendalikan APBN
4. Laju inflasi sangat cepat 30 – 50 % per bulan
5. Buruknya kondisi sarana dan prasarana perekonimian.
Menghadapi keadaan yang sedemikian parah, ditetapkan beberapa langkah
perioritas kebijakn ekonomi antara lain :
1. Memerangi hiper inflasi
2. Mencukupi stok bahan pangan khususnya beras.
3. Merehabilitasi prasarana perekonomian
4. Meningkatkan ekspor
5. Menyediakan / menciptakan lapangan kerja
6. Mengundang Investasi asing.
Secara keseluruhan program ekonomi Orde Baru ini dibagi dalam 3 jangka waktu
yang saling berkaitan Jangka pendek ( 1 tahun ) , menengah ( 5 tahun terkenal
dengan Repelita ) dan jangka panjang ( 25 Tahun. Atau PJPT ).
Untuk mengatasi kesulitan yang terjadi, pemerintah orde baru ini menargetkan 2
tahun untuk memulihkan keadaan :
1. Tahap Penyelamatan ( Juli – Desember 1966 )
2. Tahap Rehabilitasi ( Januari – Juni 1967 )
3. Tahap Konsolidasi ( Juli – Desember 1967 )
4. Tahap Stabilisasi ( Januari – Juni 1968 )
Dalam rangka mendukung kebijakan jangka pendek tersebut pemerintah
memperkenalkan anggaran berimbang.
Pemerintahan Orde baru ini berpendapat untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi kita perlu Dana, untuk itu pemerintahan orde baru ini mencari pinjaman
atau bantuan dari Luar negeri, seperti dari IGGI, kemudian berobah nama jadi CGI,
ke Bank Dunia dan IMF, dll.
Pemerintahan orde baru ini berpendapat untuk memudahkan pengambilan
keputusan dan menciptakan stabilitas nasional , maka partai partai yang banyak
pada masa orde lama dilebur kedalam 2 partai saja, yang beraliran nasionalis
gabung ke PDI dan yang Religius gabung ke PPP dan Pegawai Negeri masuk
Golkar kemudian Golkar menjadi partai dan menjadi terbesar selama orde baru.
F. REPELITA. I ( 1969 – 1974 ).
Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun ( REPELITA ) Tahap pertama ini,
sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan produksi nasional dengan tetap
mempertahankan stabilitas politik dan ekonomi.
Dalam pelita pertama ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan industry subtitusi
impor, yaitu industry yang menghasilkan barang-barang yang biasanya di impor,
sekarang di produksi di dalam negeri, untuk menghemat Devisa.
Untuk mengatasi kekurangan dana, pemerintah melakukan kebijakan pinjaman ke
luar negeri dan mengundang investasi asing.
Dalam periode ini hal yang patut dicatat adalah pemerintah berhasil
mengendalikan tingkat inflasi, dan disiplin dalam penggunaan keuangan.
Pemerintah semakin mantap yang nampak dalam penyusunan dan pelaksanaan
APBN. Perekonomian sudah semakin stabil dengan pertumbuhan ekonomi rata-
rata diangka 6,5 % pertahun.
G. REPELITA II ( 1974 – 1979 )
Tujuan yang ingin dicapai dalam Repelita II ini adalah tetap sama yaitu
peningkatan GNP dengan sasaran :
1. Tersedianya pangan dan sandang yang serba cukup dengan , mutu yang
bertambah baik dan terbeli oleh masyarakat.
2. Tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas lain yang diperlukan
terutama untuk rakyat banyak
3. Keadaan sarana dan prasarana yang makinmeluas dan sempurna
4. Kesejahteraan rakyat yang lebih baik dan lebih merata
5. Memperluas kesempatan kerja.
Situasi yang mendukung pada periode ini adalah terjadinya kenaikan harga
minyak bumi yang meningkat pesat ( oil boom ) sehingga penerimaan /
pendapatan pemerintah dari ekspor minyak banyak.
Tapi dilain pihak perekonomian Internasional mulai dihinggapi krisis yang
mengakibatkan menurunnya penerimaan ekspor di luar migas.
Diluar semua itu perekonomian Indonesian juga mengalami krisis beras sebagai
akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

H. REPELITA III. ( 1979 – 1984 )


Repelita III memberikan perhatian yang lebih besar pada :
 peningkatan kesejahteraan dan perluasan lapangan kerja.
 Peningkatan laju pembangunan di daerah-daerah tertentu.
 Peningkatan kemampuan yang lebih cepat dari golongan ekonomi lemah
 Pembinaan koperasi
 Peningkatan produksi pangan dan kebutuhan pokok lainnya.
 Transmigrasi.
 Perumahan.
 Perluasan fasilitas pendidikan.
 Perawatan kesehatan.
 Dan berbagai masalah sosial lainnya.
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5
% per tahun dengan berlandaskan trilogi pembangunan yang meliputi :
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Azas pemerataan tampil sangat tajam dalam repelita III yaitu di tuangkan dalam
delapan jalur pemerataan.
Hasil nyata yang dicapai dalam periode ini adalah berhasilnya Indonesia
berswasembada beras.

I. REPELITA IV ( 1984 – 1989 )


Pada periode ini pengaruh perekonomian dunia terhadap perekonomian dalam
negeri sangat besar. Penerimaan pemerintah dari ekspor anjlok sekali, sehinga
untuk mendorong ekspor non migas pemerintah mengeluarkan kebijakan
deregulasi dan debirokrasi, ini kebijakan yang menyolok pada masa Pelita IV.
Disamping itu untuk mendorog ekspor pemerintah juga mengeluarkan kebijakan
moneter berupa Devaluasi ( penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap
mata uang asing khususnya US. $. ). Penurunan harga minyak bumi memaksa
pemerintah untuk meningkatkan ekspor non migasnya.
Pada Pelita IV ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dititk beratkan
pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha memantapkan
swasembada pangan.
Di bidang industri, dikembangkan industri industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industry, baik industri berat maupun industri ringan.

J. REPELITA V ( TAHUN 1989 – 1994 )


Dalam Repelita V ini arah dan kebijakan pembangunan yang telah di tempuh
pada Repelita IV tetap dilanjutkan, di perluas dan diperbaharui agar dapat makin
nyata dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan taraf hidup, kecerdasan
dan kesejahteraan yang makin merata dan dalam rangka mewujudkan sasaran
utama PJPT pertama, sekaligus meletakan landasan yang kuat PJPT ke dua,
dengan sasaran terciptanya kualitas sumber daya manusia.

Pembangunan Jangka Panjang Tahap 2 ( PJPT KE 2 atau 25 tahun berikutnya ).

K. REPELITA ( TAHUN 1995 -1999 )


Pada repelita VI ini orientasi, kebijakan-kebijakan mengalami perobahan dari
penekanan hanya pada pertumbuhan ekonomi ( pada masa sebelumnya )
berobah kepada pertumbuhan dan pemerataan.
Untuk mengurangi tingkat kesenjangan dan kemiskinan pemerintah menjalankan
berbagai macam program terutama pada daerah pedesaan seperti :
 Program IDT ( inpres Desa Tertinggal )
 Program keluarga sejahtera dan
 Pembinaan usaha kecil
Pada Repelita VI ini pemerintahan orde baru sudah mulai goyang, karena KKN
sudah semakin menjadi, ditambah dengan terjadinya krisis moneter dan berlanjut
pada krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
Pada bulan Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri, setelah
maraknya Demostrasi dari mahasiswa dan masyarkat.

TUGAS :
1. Ceritakan keberhasilan-keberhasilan yang dicapai selama pemerintahan
Orde Baru ?
2. Ceritakan juga kelemahan-kelemahan dari pemerintahan orde baru ?

3.

Anda mungkin juga menyukai