Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Ihsan Maulana C1AA21049 6.Ari Pradina C1AA21019
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
kewarganegara. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepadaRasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “ Mahasiswa dan Partiotisme” dapat diselesaikan
karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini memberi tambahan wawasan
bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah pembahasan
ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kaya yang memiliki banyak Sumber Daya
Alam, terdiri dari ribuan pulau, ratusan budaya, perbedaan suku, ras, adat,
hingga agama dan jutaan penduduknya. Saat berkaca pada sejarah, Indonesia
sempat dijajah oleh bangsa asing. Namun, Indonesia bisa membebaskan diri
dari belenggu penjajahan, karena adanya rasa cinta tanah air yang tinggi dan
patriotisme pada masyarakat saat itu (Aristin, 2018). Saat ini meskipun
Indonesia sudah bebas dari penjajahan, tapi bangsa Indonesia harus tetap
memiliki dan meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme karena yang
mengancamkeutuhan dan kedaulatan NKRI masih banyak, seperti paham-
paham yang tidak sejalan dengan pancasila, globalisasi hingga radikalisme
(Sugiman, 2017).
Menurut (Rianto & Firmansyah, 2017) patriotisme adalah sikap
seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya; semangat cinta tanah air. Dengan adanya sikap
patriotisme pada warga masyarakat Indonesia ini diharapkan dapat
menjadikan negara Indonesia negara yang kuat dan tidakmudah ditaklukan
oleh negara lain. Sebab saat ini jiwa patriotisme sudah mulai pudar, buktinya
adalah mudahnya masyarakat Indonesia terprovokasi oleh berita-berita, oleh
bangsa asing yang membuat masyarakat terpecah belah dan tentunya akan
mengancam keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Belum lagi
derasnya arus globalisasi, salah satu dampaknya menurunnya kecintaan anak
muda terhadap budaya Indonesia danterhadap produk-produk asli Indonesia.
Menurut (Sugiman, 2017) paham patriotisme merupakan sebuah
kejiwaan yang mempertaruhkan kesetiaan secara total diabdikan langsung
kepada negara atas nama seluruh bangsa. Maka penting, apabila semua
masyarakat khususnya mahasiswa sebagai calon penerus bangsa memiliki
kesadaraan akan jiwa patriotik. Contoh sederhananya menanamkan sikap
cinta tanah air dan bangsa sebagai salah satu upaya perwujudan dari nilai-
nilai patriotisme (Guntoro, 2019).
Salah satu faktor yang bisa dianalisis mengenai kesadaran sikap
patriotisme adalah mencintai budaya asli bangsanya (Samidi & Kusuma,
2020), namun ternyata banyak mahasiswa yang menjadi pecinta K-pop dan
1
saat ditanya budaya Indonesia, banyak diantara mereka tidak
mengetahuinya. Hal itu membuat rasa penasaran saya terhadap kesadaran
patriotik meningkat.
Maka setelah dilakukan penelitian dan terbukti bahwa masih banyak
mahasiswa yang tidak memiliki kesadaran patriotisme, penulis merasa
bahwa kita semua harus berjuang bersama untuk menemukan cara agar dapat
meningkatkan kesadaran patriotisme di kalangan mahasiswa (Affan, 2016).
Sebab jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, akan mengancam keutuhan
dan kedaulatanbangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pengertian Mahasiswa?
2. Apa Itu Pengertian Patriotisme?
3. Bagaimana Hubungan Antara Mahasiswa Dengan Patriotisme?
4. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Sikap Patriotisme?
5. Bagaimana Semangat Patriotisme Dalam Kalangan Remaja?
6. Bagaimana Cara Mengembangkan Semangat Patriotisme?
7. Bagaimana Contoh Sikap Patriotisme Dan Nasionalisme Dalam Kehidupan
Sehari-Hari?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi Pengertian Mahasiswa
2. Mengidentifikasi Pengertian Patriotisme
3. Mengidentifikasi Hubungan Antara Mahasiswa Dengan Patriotisme
4. Mengidentifikasi Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Sikap
Patriotisme
5. Mengidentifikasi Semangat Patriotisme Dalam Kalangan Remaja
6. Mengidentifikasi Cara Mengembangkan Semangat Patriotisme
7. Mengidentifikasi Contoh Sikap Patriotisme Dan Nasionalisme Dalam
Kehidupan Sehari-Hari
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mahasiswa
3
pengetahuan yang mereka miliki. Bukan waktunnya lagi sebagai mahasiswa
hanya diam dan juga tidak peduli dengan permasalahan banggsa dan juga
negarannya, karena dipundak merekalah (mahasiswa) titik kebangkitan suatu
negara atau bangsa diletakan.
Menurut Sarwono
Mahasiswa adalah setiap orang yang secara terdaftar untuk mengikuti
pelajaran disebuah perguruan tinggi dengan batasan umur sekitar 18 – 30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperolehstatusnya, karena adanya ikatan dengan suatu perguruan tinggi.
Menurut Knopfemacher
Mahasiswa adalah seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya
dengan perguruan tinggi yang didik dan diharapkan untuk menjadi calon-calon
yang intelektual.
B. Pengertian Patriotisme
4
Menurut Aldington, patriotisme adalah suatu rasa tanggung jawab
kolektif yang hidup dan tentunya dibutuhkan dalam setiap bentuk kehidupan
bersama, pada tingkat lokal maupun internasional. Artikel terkait: Hubungan
Internasional dan Organisasi Internasinal.
Patriotisme merupakan suatu sikap yang berani, tidak mudah menyerah,
rela berkorban untuk bangsa dan negara. Patritisme adalah salah satu sikap bela
negara dan Nasionalis. Berdasarkan ensiklopedia Indonesia, patriotisme berasal
dari bahasa Yunani yakni Patris yang artinya tanah air. Dan juga patriotisme
berasal dari kata patriot dan isme yang artinya sifat kepahlawanan atau jiwa
kepahlawanan dan dari bahasa Inggris heroism dan patrioism. Pengorbanan
tersebut bisa dalam bentuk harta benda atau jiwa raga.
Pengertian Patriotisme menurut Staub adalah sebuah keterikatan
seseorang pad akelompoknya baik mengenai suku, bangsa, maupun partai
politk. Ia mengemuikakan bahwa ada dua jenis patriotisme yakni:
5
Patriotisme mempunyai modal dan budaya rohani bangsa dan berjuang di
masa kini untuk menuju cita-cita yang ditetapkan.
Sikap Patriotisme Dan Contoh Sikap Patriotisme
Sikap patriotisme bisa ditunjukkan dalam semangat cinta tanah air
dengan cara berikut ini:
Sikap Rela Berkorban Mempertahankan Negara
Sikap ini bisa ditunjukkan berupa kebersediaan berjuang dalam
menyelesaikan ancaman bangsa lain yang akan menjajah, ancaman dari
dalam negeri, aktivitas yang bisa merugikan negara dan bencana alam
yang bisa membuat kerusakan dan kehancuran dalam negara.
Sikap Untuk Mengisi Kelangsungan Hidup Negara
Sikap ini dapat ditunjukkan dengan kebersediaan bekerja sesuai dengan
bidangnya, sehingga dapat menaikkan harkat, martabat dan tujuan
bangsa.
Berikut adalah sebagian sikap atau aktivitas yang mencerminkan jiwa
patriotisme dalam kehidupan sehari-hari antara lain yakni:
Ikut dalam upacara hari besar kenegaraan
Ikut kegiatan bakti sosial
Ikut kegiatan sosial seperti pramuka, PMR dan lain sebagainya
Rajin belajar
Menaati peraturan
Hormat kepada orang tua, guru dan juga orang disekitar
Membawa pancasilan dalam kehidupan sehari-hari
Dan lain-lain.
Karakter merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap
warga negara sebagai identitas bangsa. Scerenko (Samani & Hariyanto, 2013)
mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan
membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang,
suatu kelompok, atau bangsa. Pernyataan tersebut sejalan dengan fakta bahwa
karakter bangsa Indonesia juga berbeda dengan karakter bangsa lain. Bangsa
Indonesia terkenal memiliki karakter yang ramah, saling gotong royong, dan
memiliki jiwa kebangsaan yang kuat. Akan tetapi, globalisasi telah mengancam
6
karakter yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dulu. Berbagai
pemikiran dari Barat pun bermunculan dan mengubah karakter bangsa kita,
terutama para kaum muda.
Hal ini menjadikan Presiden Joko Widodo memasukkan pembentukan
karakter ke dalam Nawa Cita yang digagasnya. Salah satu intisari dari Nawa
Cita tersebut yakni dengan melakukan revolusi karakter bangsa yang kemudian
dilaksanakan melalui kebijakan penataan ulang kurikulum pendidikan nasional
dengan mengedepan kanaspek penelitian kewarganegaraan yangmenempatkan
secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan
bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan
budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Selain itu, pada tahun
2010 Pemerintah Indonesia membuat pedoman.
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010 – 2025
sebagai pelaksanaan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Nasional Tahun 2005-2025 dan sekaligus sebagai pelaksanaan arahan Presiden
Republik Indonesia pada saat itu. Dalam kebijakan tersebut, strategi dalam
pembangunan karakter bangsa di antaranya adalah melalui pendidikan
karakter.Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan agar
seseorang dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai
etika yang inti. Pendidikan karakter merupakan usaha sadar untuk
mewujudkan kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif (Lickona, 2015).
Dalampedoman Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa
Tahun 2010-2025, disebutkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi
dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/ atau
kelompok yang unik-baik sebagai warga negara.
Sementara itu, idealnya pendidikan karakter yang baik dimulai sejak
usia dini (PAUD), sekolah taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan
menengah, hingga pendidikan di perguruan tinggi (Wibowo & Purnama, 2013).
Wibowo dan Purnama (2013) juga mengatakan bahwa porsi pendidikan
karakter di perguruan tinggi idealnya semakin berkurang dikarenakan asumsi
yang menyatakan bahwa karakter mahasiswa sudah terbentuk sempurna.
Asumsi ini bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh Nurci dan
Narvaez (2016) yang mengatakan bahwa umumnya mahasiswa belum memiliki
karakter yang utuh sehingga perlu dibentuk.
7
Namun, Wibowo dan Purnama (2013) kemudian mengatakan bahwa
pada kenyataannya, akibat pengaruh modernitas yang membawa budaya
hedonis dan kapitalis, karakter sebagian mahasiswa di Indonesia justru
terdegradasi. Oleh karena itu, strategi yang harus dilakukan perguruan tinggi
guna mengatasinya adalah dengan mengefektifkan pendidikan karakter di
perguruan tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan Dasim dalam Wibowo &
Purnama (2013) yang menyatakan bahwa pendidikan karakter di perguruan
tinggi merupakan tahapan pembentukan karakter yang tidak kalah pentingnya
dari pendidikan karakter di sekolah dasar dan menengah. Maka dari itu,
kebijakan dalam rangka pembangunan karakter mahasiswa di perguruan tinggi
adalah penting mengingat sebagaimana yang dikatakan Colby dalam Nurci &
Narvaez (2016) bahwa sikap dominan di kalangan teman sebaya adalah salah
satu aspek penting dari budaya atau iklim kampus yang dapat mempengaruhi
banyak dimensi perkembangan moral dan kewarganegaraan mahasiswa.
Oleh karana itu, perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan tertinggi
juga memiliki peran penting untuk mendukung kebijakan tersebut. Dukungan
perguran tinggi terhadap pengembangan karakter bangsa dapat berupa adanya
kurikulum maupun inovasi dalam proses pembelajaran untuk membudayakan
suatu karakter.
Salah satu karakter yang saat ini tengah gencar digaungkan oleh
pemerintah adalah bela negara. Bela negara sendiri telah diatur dalam UUD
1945 (Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1945, n.d.) Pasal 27 ayat (3)
yang berbunyi “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Bela negara juga memiliki kaitan yang sangat tinggi di era
global saat ini. Karakter bela negara akan memperkuat pertahanan dan
keamananbangsa Indonesia di tengah banyak lahirnya ideologi-ideologi asing
yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Dengan adanya bela negara
dapat memberi masukan dan energi baru untuk memperkuat karakter bangsa
Indonesia (Budiyono, 2017).
Salah satu cara untuk menanamkan karakter bela negara kepada
masyarakat Indonesia adalah melalui pendidikan. Konsep pendidikan pada
dasarnya merupakan aspek yang penting sekali dalam kemajuan dan kondisi
suatu bangsa dan negara (Novitasari, 2013). Karena itu, sekolah dan universitas
menjadi peduli dan menjadi wadah dalam menumbuhkan bibit-bibit nilai
nasionalisme dan patriotisme walaupun dalam implementasinya belum
sepenuhnya sempurna (Encep, 2017). Pendidikan bela negara dapat
8
menumbuhkan lima nilai dasar yang terkandung dalam bela negara, yakni rasa
cinta pada tanah air, rela berkorban, sadar berbangsa dan bernegara, meyakini
Pancasila sebagai ideologi negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara
secara fisik dan nonfisik yang dapat diajarkan, salah satunya melalui latihan
baris berbaris (Rahman, 2015, 1).
Pendidikan yang memuat karater dari nilai-nilai bela negara juga akan
memaksa dan menyadarkan warga negara untuk ikut serta dalam membela
negaranya sendiri yang didasarkan dengan kepercayaan pada nilai-nilai yang
ada dalam demokrasi, hukum, kebebasan berbicara, toleransi dan hak asasi
manusia (Dover & Phythian, 2011). Selain itu, Pasal 2 UU Nomor 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa dalam konteks pertahanan
negara, warga negara yang demokratis, memiliki watak nasionalistik,
patriotistik, dan bertanggung jawab sangat diperlukan dalam menyusun
pertahanan negara (Rukman dkk, 2007).
Menjawab kebutuhan tersebut, Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG)
Surabaya memproklamasikan dirinya sebagai “Kampus Nasionalis”. Oleh
karena itu, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memilki visi untuk
mewujudkan universitas unggul berbasis nilai dan karakter bangsa di masa
depan. Sebagai pendukung visi tersebut, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
kemudian membuat mata kuliah penciri universitas, yakni Patriotisme. Mata
kuliah penciri universitas tersebut mulai diadakan pada semester gasal tahun
ajaran 2019/2020.
Sementara itu, Patriotisme sendiri adalah sikap berani, pantang
menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara (Wijayanto & Marzuki,
2018). Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa terdapat salah satu nilai bela
negara yang terkandung dalam Patriotisme, yakni nilai rela berkorban. Salah
satu penerapan dari nilai rela berkorban adalah kerelaanseseorang dalam
menjalankan kewajiban dan hak sebagai warga negara. Dengan kerelaan
berkorban, maka keselarasan hubungan antarmanusia yang satu dengan yang
lainnya akan terjamin (Rianto & Firmansyah, 2017).
Salah satu tujuan dari mata kuliah Patriotisme di Universitas 17 Agustus
1945 adalah untuk membentuk jiwa bela negara mahasiswa, terutama pada nilai
rela berkorban. Oleh karena itu, selain memahami apa yang dipelajari di dalam
kelas, mahasiswa juga diharapkan mengimplementasikan nilai rela
berkorban di lingkungan sekitar mereka. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan
9
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman nilai rela berkorban
mahasiswa dan praktik nilai tersebut dalam lingkungannya.
Penelitian ini juga merupakan bagian dari evaluasi pembelajaran
dengan model yang berorientasi pada tujuan. Nana Sudjana dan R. Ibrahim
dalam Arifin (2011) menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran dengan model
berorientasi kepada tujuan adalah proses pengukuran untuk mengetahui sejauh
mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Model ini dianggap lebih praktis
karena menentukan hasil yang diinginkan dengan rumusan yang dapat diukur.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang logis antara
kegiatan, hasil dan prosedur pengukuran hasil (Arifin, 2011).
10
1.5 Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik
dari sukusuku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau
sukunya daripada persatuan bangsa.
11
sebagai sumber inspirasi yang boleh berperananmembangkitkan kesedaran dan
penggemblengan potensi serta meningkatkan komitmenterhadap agenda
negara. Akibat daripada lunturnya semangat patriotisme menyebabkan pelbagai
gejalatidak sihat berlaku dalam negara malah ia akan menjejaskan kestabilan
sesebuah negara. Berdasarkan kajian yang dibuat, masalah disiplin remaja yang
semakin meruncing juga akibat daripada makin terhakisnya semangat
patriotisme dalam kalangan remaja.
Menurut Rokiah Haji Ismail (2000), Kementerian Pendidikan Malaysia
telah mengeluarkan laporan tentang salah laku pelajar remaja. Laporan Disiplin
Pelajar Sekolah Menengah, Kementerian Pendidikan Malaysia 1991
menyatakan bahawa sesetengah pelajar bukan sahaja berani melanggar disiplin
sekolah, malah terdapat segelintir yang terlibat dalam kegiatan jenayah seperti
mengambil dadah, memeras ugut, kongsi gelap, cabul kehormatan, tunjuk
perasaan dan bertaruh.
Menurut Abdul Rahim (1999), semangat cintakan negara merupakan
asasketahanan dan kekuatan diri yang penting dan perlu disemai serta dihayati
oleh golongan 10 remaja supaya mereka lebih komited, berani dan yakin untuk
menghadapi berbagai cabaran demi mempertahankan bangsa dan negara.
Beliau juga menegaskan jika kelunturan semangat patriotisme ini dibiarkan
berlaku nescaya ia akan membawa padah yang buruk kepada pembangunan
sosial dan ketahanan negara keseluruhannya.
Ini kerana patriotisme menjadi salah satu unsur ketahanan nasional
yang amat penting bagi meningkatkan komitmen rakyat terhadap bangsa dan
negara yang mana ia dapat membentuk rakyat supaya hidup berjasa kepada
negara. Namun begitu, bagi mengatasi permasalahan ini, kerajaan sudah
mengambil beberapa langkah iaitu dengan memperkenalkan Program Latihan
Khidmat Negara (PLKN). Program ini sangat patut diadakan dan patut dipuji.
Program ini merupakan satu program pembinaan sahsiah diri yang bermatlamat
untuk menanam semangat patriotisme dalam kalangan generasi muda atau
remaja di Malaysia. Melalui modul kenegaraan yang terdapat dalam program
PLKN iaitu elemen tanah air juga mampu membantu peserta dalam membina
serta memupuk rasa sayang kepada tanah air dan sanggup mempertahankannya.
Timbalan Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Razak menyatakan bahawa
matlamat utama PLKN ialah untuk membentuk sebuah negara Malaysia yang
mempunyai nilai patriotisme yang kukuh, perpaduan yang kental dan nilai
budaya serta peribadi yang unggul.
12
Bagi menangani kemelut masalah ini Kementerian Pendidikan wajar
menubuhkan satu jawatankuasa untuk meneliti kembali kurikulum pendidikan
yang sedia ada di negara ini. Diharapkan agar mata pelajaran Sejarah,
Pendidikan Moral dan Kajian Tempatan akan diberikan perhatian yang serius
di dalam kurikulum yang baru. Namun, langkah Kementerian Pendidikan yang
memperkenalkan mata pelajaran Kenegaraan kepada mahasiswa dan
mahasiswi di universiti patut dihargai. Mata pelajaran ini dijadikan satu 11
subjek yang wajib diambil oleh semua pelajar. Walau bagaimanapun,
penekanan kepada semangat cintakan negara patut disemai sejak kecil lagi
seperti mana pepatah Melayu mengatakan “melentur buluh biarlah dari
rebungnya”. Pihak media juga patut memainkan peranan yang penting dalam
melahirkan masyarakat yang cintakan negara. Media elektronik contohnya,
menyiarkan lebih banyak cerita yang bertemakan semangat kebangsaan pada
setiap masa dan bukannya hanya pada ulang tahun kemerdekaan negara sahaja.
Contohnya seperti cerita Bukit Kepung, Pasir Salak dan lain-lain. Apabila ia
selalu ditayangkan, ia dapat membuka mata orang ramai khususnya golongan
remaja betapa sukarnya orang-orang dahulu memperjuangkan nasib mereka
bagi mencapai kemerdekaan negara.
Media cetak juga seharusnya lebih banyak menceritakan tentang sejarah
lampau negara yang mana mampu untuk menerapkan semangat tersebut.
Sejarah memainkan peranan yang penting bagi menanamkan semangat
cintakan negara. Sebagaimana di dalam Al-Quran dalam surah Fatir: 44, Allah
berfirman “Apakah mereka tidak mengembara di muka bumi, lalu mereka
memperhatikan bagaimana akibat orang-orang sebelum mereka?” Dengan
adanya sejarah maka manusia akan belajar dari kesilapan yang lalu.
Jadi, kita tidak boleh memandang ringan gejala tidak menyayangi
bangsa dan negara sendiri. Jika ini berlaku, ia akan membawa kesan buruk
kepada negara. Harus diingat generasi muda ini adalah harapan negara dan
bakal menerajui kepimpinan negara. Semangat ini perlulah disemai dalam
setiap jiwa generasi muda. Kesetiaan rakyat terhadap negara akan menjadikan
negara aman dan jauh daripada sebarang ancaman. Perjuangan bagi
mendaulatkan nama baik negara di peringkat antara bangsa juga dapat 12
dilakukan jika rakyat negara ini mempunyai semangat patriotisme yang tinggi
untuk menjaga nama baik negara.
13
F. Cara Mengembangkan Semangat Patriotisme
14
10. Menciptakan kerukunan ditengah masyarakat yang beragam
Menghargai perbedaan dilakukan sesuai norma dan hukum yang berlaku di
masyakat dan negara. Bila ada perbedaan, musyawarah untuk mencapai
mufakat adalah jalan terbaik. Sedari dini, perlu ditumbuhkan sikap
menghormati lain dengan baik tanpa memandang usia, agama, ras, dan budaya.
15
Dengan menjaga kebersihan lingkungan berarti anda juga mencintai
lingkungan tempat tinggal anda sehingga sikap ini juga termasuk dalam sikap
patriotisme dan nasionalisme. Hal-hal yang dapat kita lakukan misalnya:
Ketua RT mengadakan kegiatan kerja bakti di lingkungannya dan kita
sebagai warganya mengikuti kegiatan kerja bakti tersebut dengan baik;
Pemerintah sudah menyiapkan tempat sampah di berbagai titik di
lingkungan desa maka kita harus membuang sampah pada tempatnya.
4. Menciptakan Kerukunan Umat Beragama.
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai pemeluk agama. Bangga
menjadi salah satu penduduk Indonesia dan rela berkorban untuk mereka
merupakan salah satu perwujudan sikap patriotisme dan nasionalisme. Salah
satu hal yang dapat kita lakukan adalah menciptakan kerukunan antar umat
beragama. Untuk mewujudkan hal tersebut kita dapat melakukan langkah-
langkah konkret seperti:
Memberikan izin kepada teman untuk tidak mengikuti belajar kelompok
ketika ada kegiatan keagamaan;
Tidak menggangu orang lain yang sedang melakukan ibadah seperti berteriak
di dekatnya;
Berteman dengan semua orang tanpa membedakan agama.
16
negeri. Banyak orang yang senang menggunakan produk luar negeri. Biasanya
mereka berpendapat bahwa produk luar negeri pasti lebih bagus. Padahal, sudah
banyak juga produk dalam negeri yang patut diberi apresiasi dari segi
kualitasnya.
7. Melestarikan Budaya
Salah satu dampak globalisasi adalah banyaknya budaya asing yang
masuk ke Indonesia. Hal ini dapat mengancam punahnya budaya Indonesia
sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut maka generasi penerus bangsa harus
turut melestarikan budaya Indonesia sebagai wujud sikap patriotisme dan
nasionalismenya.
8. Menjunjung Ideologi Bangsa
Salah satu bentuk perwujudan sikap patriotisme dan nasionalime yang
dapat kita lakukan adalah menjunjung ideologi bangsa. Ideologi bangsa
Indonesia adalah Ideologi Pancasila. Dengan mewujudkan nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi terbuka di dalam kehidupan kita berarti kita bangga dan cinta
kepadanya.
9. Menjunjung Cita-cita Bangsa
Penting nagi sebuah negara agar rakyatnya mendukung dan menjunjung
cita-cita bangsa. Cita-cita bangsa Indonesia terletak pada Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 Alinea IV. Cita-cita bangsa yang tertuang dalam alinea ini
adalah :
Memajukan kesejahteraan umum;
Mencerdaskan kehidupan bangsa;
Melaksanakan ketertiban dunia.
17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak sedikit mahasiswa yang kurang memiliki jiwa nasionalisme.
Salah satu hal yang dapat membuktikan adalah dengan lebih banyak mahasiswa
yang menyukai budaya luar daripada budaya asli Indonesia. Lebih banyak
mahasiswa yang tidak tertarik untuk mengunjungi museum, padahal museum
adalah gudangnya dari informasi dan budaya.
Maka dari itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kesadaran patriotik mahasiswa, salah satunya dengan mempelajari dan
mengikuti mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, karena dalam pendidikan
kewarganegaraan ini diajarkan pemahaman akan pentingnya memiliki jiwa
patriotisme dan memberikan bagaimana cara mengimplementasikan dan
menumbuhkan jiwa patriotisme agar menjadi warga negara yang sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia.
B. Saran
Semoga kita sebagai mahasiswa mampu menerapkan sikap patriotisme
untuk keberlangsungan negara kita, rela berkorban demi bangsa kita dimulai
dari hal yang terkecil sampai yang terbesar itu sangat berdampak bagi
keberlangsungan semua.
18
DAFTAR PUSTAKA
Samani, M., & Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
19