Anda di halaman 1dari 4

Nama: Putri Indriani

Nim: 1902111348

Matkul: Analisis Laporan keuangan

SOAL

1. Jelaskan perbedaan operating lease dan financing lease?


2. Jelaskan dampak operating lease dan financing lease pada laporan keuangan!
3. Jelaskan tentang imbalan pasca pension serta bagaimana pelaporannya dilaporan
keuangan!
4. Jelaskan tentang kontigensi dan komitmen!
5. Apa itu pendanaan di luar neraca? Berikan contohnya!

Jawab

1. -Finance Lease merupakan suatu bentuk cara pembiayaan, lessor yang mendapatkan
hak milik atas barang yang disewakan menyerahkan kepada lessee untuk dipakai
selama jangka waktu yang sama dengan masa kegunaan barang tersebut. Sedamgkan
Operating lease adalah Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
secara sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk digunakan oleh lessee pembayaran
berkala.
-Financing lease mempunyai ciri-ciri yaitu pada akhir kontrak, lessee mempunyai hak
pilih untuk membeli barang modal sesaui dengan nilai sisa(residual value) yang
disepakati, atau mengembalikannya, memperpanjang masa kontrak sesuai dengan
syarat-syarat yang telah disetuju sedangkan Operating lease mempunyai ciri-ciri yaitu
lessee hanya berhak menggunkan barang modal selama jangka waktu kontrak tanpa
hak opsi setelah masa kontrak berakhir. Pihak lessor hanya menyediakan barag modal
untuk disewakan kepada lessee dengan harapan setelah kontrak berakhir, lessor
memperoleh keuntungan dari penjualan barang modal tersebut.
2. Pembiayaan dengan lease sangat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan baik
posisi keuangan perusahaan maupun laporan laba ruginya. Pembiayaan operating
lease akan mencatat seluruh cicilan lease sebagai beban dalam laporan laba ruginya
pada setiap akhir tahun selama lease. Sedangkan dalam capital lease akan mencatan
aset lease sebagai hak di satu sisi dan kewajiban cicilan lease disisi lain. Sehingga
hanya bunga lease yang dicatat dalam laporan laba rugi peusahaan. Pada dasarnya
pembiayaan dengan lease memberikan manfaat perlindungan pajak bagi perusahaan
yaitu beban bunga lease dan penyusutan aset yang dilease bila melalui financial.
3. Program Pensiun employer menjanjikan manfaat moneter kepada karyawan setelah
pensiun, misalnya, gaji bulanan sampai kematian. Imbalan pasca pension/Imbalan
Pasca Kerja adalah imbalan yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika
karyawan sudah berhenti bekerja. Terdapat dua jenis imbalan pasca kerja:
 Iuran Pasti, - Manfaat tergantung dari akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangannya - Perusahaan tidak memiliki kewajiban lagi di luar
akumulasi iuran dan pengembangannya - Misalnya JHT atau tabungan hari tua
 Manfaat Pasti, - Manfaat diterima pada saat pensiun dan nilainya sudah
ditetapkan terlebih dahulu - Banyak variabel penentu: gaji dasar Imbalan,
asumsi gaji dan melibatkan perhitungan yang kompleks - Misalnya UUK-
13/2003.

Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara perhitungan akuntansi harus


dicadangkan dari saat ini, karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam
salah satu konsep akuntansi yaitu accrual basis. Imbalan pasca kerja yang dihitung untuk
dicadangkan dalam PSAK 24 yaitu :

 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun


 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan / Cacat
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia
 Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan diri (secara baik-
baik).

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Pascakerja Program Iuran Pasti Pengukuran


imbalan pascakerja yaitu, jika pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selama suatu
periode, maka entitas mengakui iuran terutang kepada program iuran pasti atas jasa pekerja
(PSAK 24, 2015):

A. Sebagai liabilitas (beban terakru), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar.
Jika iuran tersebut melebihi iuran terutang jasa sebelum akhir periode pelaporan,
maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dimuka)
sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayaran iuran masa depan atau
dikembalikan.
B. Sebagai beban, kecuali jika SAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran tersebut
termasuk dalam biaya perolehan aset (misalnya, lihat PSAK 14: Persediaan dan
PSAK 16: Aset Tetap).

Jika iuran dalam program iuran pasti tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya
sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja
memberikan jasanya, maka iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat
diskonto yang diatur. Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk
program iuran pasti.

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Pascakerja Program Imbalan Pasti


Program imbalan pasti mungkin saja tidak didanai, atau mungkin seluruhnya atau
sebagian didanai oleh iuran entitas dan pekerja, ke dalam suatu entitas (dana) yang
terpisah secara hukum dari entitas pelapor dan dari pihak yang menerima imbalan kerja.
Pada saat jatuh tempo, pembayaran atas imbalan yang didanai tidak hanya bergantung
pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana namun juga pada kemampuan entitas,
dan kemauan untuk menutupi kekurangan pada asset dana tersebut. Jadi, entitas pada
hakikatnya menanggung risiko investasi dan aktuaria yang terkait dengan program.
Sebagai akibatnya, beban yang diakui untuk program imbalan pasti tidak harus sebesar
iuran untuk suatu periode. Akuntansi oleh entitas untuk program imbalan pasti meliputi
tahap berikut :

1. Menentukan defisit atau surplus.


2. Menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai jumlah defisit atau
surplus yang ditentukan dalam huruf (a), disesuaikan untuk setiap dampak dari
pembatasan aset imbalan pasti neto dari batas atas aset.
3. Menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi:
 Biaya jasa kini.
 Setiap biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian
 Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
4. Menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang
akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, yang terdiri atas:
 Keuntungan dan kerugian actuarial
 Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan
dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
 Perubahan apapun karena dampak batas atas aset tidak termasuk jumlah
yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti
neto.

4. Kontinjensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang


penyelesaiannya bergantung pada satu atu lebih peristiwa di masa depan. Kontinjensi rugi
yang disebut Kewajiban kontinjen (contingent liability) • Analisis Kewajiban Kontinjensi
Kewajiban kontinjen yang dilaporkan seperti garansi jasa merupakan estimasi. Kearutan
analisis kita atas kewajiban ini bergantung pada keakuratan estimasi tersebut, yang seringkali
di dasarkan pada pengalaman masa lalu perusahaan atau harapan dimasa depan.

Sedangkan Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atau sumber daya


perusahaan berdasarkan kinerja dimasa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam
laporan keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak atau penebitan pesanan
pembelian (purchase order) bukan merupakan transaksi yang lengkap.

5.Pendanaan diluar neraca adalah tidak tercantumnya kewajiban pendanaan tertentu seperti
operating lease dan capital lease . Rancangan pendanaan di luar neraca lainnya mulai dari
saling sederhana sampai dengan yang kompleks. Rancangan ini selalu berubah sesuai dengan
saat ketentuan akuntansi atas transaksi pendanaan diluar neraca.
Contoh Pendanaan Di Luar Neraca

Beberapa cara untuk mendanai property, pabrik, dan peralatan adalah meminta pihak luar
untuk mendapatkannya dan perusahaan sepakat untuk menggunakan asset tersebut dan
menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang. Perusahaan menempatkan transaksi ini
sebagai investasi dalamekuitas dan tidak mengkonsolidasikannya dalam laporan keuangan
perusahaan. Dengan demikian pendanaan tersebut tidak masuk kedalam kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai