Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN STUDI KASUS INDUSTRI

“SUSPENSI SUCRALFAT”

Dibimbingoleh :
Dr. apt. Iswandi, M.Farm.
Dr. apt. Ilham Kuncahyo, S.Si., M.Sc.

Disusunoleh :
Ratna Anjarsari Samitia 2220434874
Rian Jumawardi 2220434876
Rima Luciana Dewi 2220434877
Salma Fakhriytulnikma 2220434886

PROGRAM PROFESI APOTEKER XLIII


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut FI edisi VI 2020 suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis
yaitu suspensi yang siap digunakan atau yang dikonstitusikan dengan jumlah air untuk
injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Sesuai sifatnya, partikel yang
terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila didiamkan.
Pengendapan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga
sulit terdispersi kembali, walaupun dengan pengocokan. Untuk mengatasi masalah
tersebut, dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan
bentuk gel suspensi seperti tanah liat, surfaktan, poliol, polimer atau gula. Yang
sangat penting adalah bahwa suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk
menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa, hingga menjamin
keseragaman dan dosis yang tepat. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat. Suspensi oral Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan
untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau
magma termasuk dalam kategori ini.
1. Suspensi topikal Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel
padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan
pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “Lotio” termasuk
dalam kategori ini.
2. Suspensi tetes telinga Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung
partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian
luar. Suspensi optalmik Seperti tertera pada Sediaan Obat Mata.
Bentuk sediaan suspensi diformulasikan karena beberapa zat aktif obat
mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam
bentuk cair agar mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk
menelan, mudah diberikan pada anak-anak, serta untuk menutupi rasa pahit atau
aroma yang tidak enak dari zat aktif obat. Alasan lain adalah karena air merupakan
pelarut yang paling aman bagi manusia. Untuk itu air digunakan sebagai medium
pembawa pada sebagian besar sediaan suspensi. Walaupun zat aktif obat memiliki
kelarutan buruk dalam air, zat aktif obat tetap dapat dibuat ke dalam bentuk sediaan
cair/liquida dengan adanya bantuan suspending agent (Ni Made, 2015).
B. Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Suspensi

C. Sifat Fisika Kimia Bahan

RANCANGAN FORMULA

Dibuat sediaan untuk skala besar sebanyak 100 botol

Volume sediaan setiap botol :

100 mL + (3% x 100 mL) = 103 mL

Jumlah sediaan yang dibuat untuk 100 botol :

103mL x 100 = 10.300 mL

10.300 mL + (10% x 10.300mL) = 11.330mL = 11.500 mL = 11,5 L

N Nama Bahan Kadar Fungsi Skala Skala


o Lab Pailed

1. Sucralfate 10% Zat aktif 10 gr 1000 gr

2. PGA 2,5% Pensuspensi 2,5 gr 250 gr

3. CMC-Na 0,75% Pensuspensi 0,75 gr 75 gr

4. Sukrosa 20% Pemanis 20 gr 2000 gr

5. Metil paraben 0,1% Pengawet 100 mg 10 gr

6. Asam sitrat 0,1% 100 mg 10 gr

7. Propilenglikol 5% Pendispersi 5 mL 500 mL

8. Perisa - Perasa 4 tetes 400 tetes


strawberry

9. Aq Dest 100% Pembawa Ad Ad 11,5 L


10.000
mL
1. Sukralfat
Zat aktif : Sukralfat
RM : C12H54Al16O75S8
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, air panas, Etanol 95%, dan dalam Dietil
Eter. Larut dalam Asam Klorida encer dan Asam Sulfat NaOH.
(Japanese Pharmacopoeia Ed. 15)
2. PGA
zat aktif :
RM :
Pemerian :

3. CMC-Na
Zat : Carboxymethylcellulose Sodium
RM : CMC Na sebagai garam kalsium dari polikarboksietil eter selulosa
(HOPE Ed 6)
Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berbau
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan
kloroform, sangat sukar larut dalam eter (FI Ed VI)

4. Sukrosa
Zat : Sukrosa
RM : C12H22O11
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih,
sukar larut dalam etanol.

5. Metil paraben
Zat : metil paraben
RM : C8H8O3
Pemerian : kristal berwarna atau kristal putih serbuk tidak berbau/ hampir tidak
berbau rasa seperti terbakar
kelarutan : larut dalam 5 bagian propilenglikol (HOPE Ed 6)

6. asam sitrat
Zat : asam sitrat
RM : C6H8O7
Pemerian : hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai
halus, putih tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. bentuk hidrat
mekar dalam udara kering.
kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan agak
sukar larut dalam eter

7. propilenglikol
Zat : Propilen Glikol
RM : C3H8O2
Pemerian : bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau. cairan dengan
rasa manis dan sedikit tajam menyerupai gliserin
kelarutan : larut dalam aseton, kloroform, dan etanol 96%, gliserin, dan air. larut
dalam 1 dari 6 bagian eter, tidak tercampur dengan minyak mineral ringan atau
minyak tetap tapi akan larut dalam beberapa minya essensial (HOPE ED 6)

D. Skema Pembuatan Suspensi

Menyiapkan alat dan bahan

Ditimbang Sukralfat, Gom arab, CMC-NA, Sukrosa , Metil Paraben, Asam sitrat,
Propilon glikol, Aquadestilata.

kemudian bahan yang akan dibuat suspensi ditambahkan dan digerus sampai homogen
pada mortir dan stamper

Campuran bahan yang akan dibuat suspensi dan dituang sedikit demi sedikit ke dalam
larutan CMC-Na sambil diaduk sampai homogen.

Setelah itu, dimasukkan ke dalam gelas ukur beserta dengan air bilasan dari mortir dan
ditambahkan sukrosa

Terakhir ditambahkan Aqua destillata hingga sedikit demi sedikit sampai habis .

Aduk dengan konstan dalam mortir hingga terbentuk suspense yang homogen.
Masukkan emulsi kedalam botol

BAB II
Production Planning and Inventory Control (PPIC)
A. Pengertian PPIC

Pengadaan barang di industri farmasi tidak bisa dilepaskan dari peran dan fungsi dari
PPIC (Production Planning and Inventory Control). Karena proses pembelian barang harus
didasarkan pada rencana produksi, kapan produksi akan dilakukan, kapasitas produksi,dll.

PPIC merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap perencanaan produksi dan
persediaan barang. PPIC menjembatani kebutuhan produk yang diperlukan oleh bagian
marketing dengan pabrik agar permintaan pasar terpenuhi. Fungsi PPIC adalah melakukan
pengawasan terhadap pergerakan barang mulai dari pembelian bahan, permintaan bahan
baku, siklus pembuatan secara keseluruhan, sampai pengiriman barang jadi, serta
perencanaan produksi yang dilakukan secara rutin dan sistematis dengan menggunakan
fasilitas pabrik secara ekonomis. Tugas PPIC adalah :
1. Menyiapkan dan membuat rencana produksi.
2. Menghitung kebutuhan bahan untuk produksi.
3. Membuat rencana pengadaan barang berdasarkan rencana produksi dan kondisi stok
barang di gudang.
4. Menyusun laporan barang jadi.
5. Menyusun daftar bahan yang harus diorder berdasarkan kebutuhan.
6. Memantau semua bahan.
7. Membuat evaluasi hasil produksi dan hasil penjualan.
8. Menyusun daftar klasifikasi bahan dan produk jadi.
9. Mengolah data dan menganalisa menganai rencana dan realisasi produksi.
10. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait.

B. Vendor Dan Biaya Produksi


C. Kemasan
D. In Process Control (IPC)
E. IPC Dalam Produksi Krim
F. Uji Kadar Suspensi Sucralfat
DAFTAR PUSTAKA

Ni Made. 2015. EVALUASI FISIK SEDIAAN SUSPENSI DENGAN KOMBINASI


SUSPENDING AGENT PGA (Pulvis Gummi Arabici) DAN CMC-Na
(Carboxymethylcellulosum Natrium). Jurnal Ilmiah Medicamento 1(1) 2015; 33-38.

Anda mungkin juga menyukai