Pro dan kontra mewarnai kebijakan pemerintah terkait pilihan pembelajaran
daring atau tatap muka di masa pandemi corona virus (covid-19). Beberapa siswa, guru dan orangtua beralasan, kegiatan belajar konvensional akan lebih efektif dengan berinteraksi secara langsung antar guru dan siswa atau antar sesama siswa di kelas. Sebaliknya, sebagian siswa, guru dan orangtua berpendapat, pembelajaran daring menjadi prioritas demi kesehatan dan keselamatan siswa, guru, orangtua dan lingkungan sekitar. Selain itu, pembelajaran berbasis teknologi akan memperluas wawasan dan pengetahuan siswa dengan memanfaatkan berbagai aplikasi kemajuan teknologi. Berdasarkan pengamatan, tulisan ini akan mengurai tantangan serta solusi sistem pembelajaran di masa pandemi covid-19. Di masa pandemi covid-19, beberapa siswa, guru dan orangtua menginginkan pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Beberapa alasan dikemukakan diantaranya sulitnya beradaptasi bagi orangtua dan guru yang berusia diatas 40 tahun memanfaatkan dan menguasai aplikasi belajar online yang komunikatif dan interaktif. Model pembelajaran daring terasa asing karena belum pernah diajarkan/ dirasakan oleh mereka pada jenjang sekolah dasar - menengah bahkan perguruan tinggi dalam rentang 10 tahun terakhir. Demikian pula siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru, khususnya mata pelajaran matematika dan fisika karena dapat berinteraksi secara langsung dengan menggunakan media coret-coret seperti papan tulis. Alasan lainnya, pendidikan dianggap sebagai tanggungjawab guru dan sekolah sehingga menjadi beban orangtua untuk mengajari dan mendampingi anak belajar atau mengerjakan tugas yang menumpuk dari guru. Disamping itu, kendala sarana dan prasarana sekolah seperti jaringan internet, listrik dan insentif kuota guru dan siswa menjadi alasan lainnya agar pembelajaran dilakukan secara tatap muka. Meskipun demikian, kajian/ riset ilmiah menunjukan tingginya mobilitas/ interaksi manusia sebagai penyebab utama lonjakan kasus penyebaran covid-19 seperti saat ini. Dorongan transformasi terjadi di berbagai sektor termasuk di sektor pendidikan (SD, SMP, SMA hingga Universitas). Akibatnya, pembelajaran daring menjadi pilihan di masa pandemi. Transformasi sistem pembelajaran berbasis teknologi telah mendorong siswa, guru dan orangtua untuk mampu memanfaatkan dan menguasai aplikasi belajar online. Guru dan kepala sekolah diminta memiliki kemampuan mendesain metode pembelajaran daring yang menarik untuk memacu minat belajar siswa ketika berada di rumah. Demikian pula orangtua dan siswa diminta memiliki kemampuan memanfaatkan aplikasi teknologi kekinian, misalnya whatsapp, zoom, google-meet, google-classroom dan sebagainya. Mendukung metode tersebut, kolaborasi kerjasama pemerintah dan swasta mendorong daya inovasi dan kreativitas guru sangat dibutuhkan agar materi yang diberikan lebih mudah dipahami, dapat dikontrol dan tidak menjenuhkan. Manfaat lain yang didapat dari pembelajaran daring agar siswa terhindar dari tindakan kriminal seperti tawuran, perilaku bullying sesama teman, dan lain-lain. Dari uraian di atas, pembelajaran daring di masa pandemi menjadi solusi demi kesehatan dan keselamatan bersama. Selain itu, siswa dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai kemajuan teknologi yang informatif, komunikatif dan interaktif. Pembelajaran daring dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas siswa selama masa pandemi. Dengan demikian, pengembangan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan siswa dapat dilakukan melalui kerjasama peningkatan kualitas SDM guru dan kepala sekolah yang adaptif dan inovatif. Kualitas kerjasama tersebut dapat dilihat melalui pemanfaatan aplikasi teknologi pembelajaran daring, misalnya untuk komunikasi dan video conference menggunakan aplikasi whatsapp, zoom, googleclassroom, googlemeet. Untuk aplikasi belajar online (RuangGuru dan Quipper), grafik matematika (Geogebra), penghitung dan penjelasan rumus (Photomath), English spelling check (Grammarly), Software learn to speak English untuk memperlancar bahasa Inggris, Unacademy membantu siswa belajar grammar, tenses dll. Presentasi dan mengetik (Microsoft Office), kerja kolaboratif (Google Docs) dan aplikasi ujian online (Moodle). Selain itu, BSE (buku sekolah elektronik) dan Edulogy mendukung belajar dan ujian siswa serta Quora dan Brainly untuk aplikasi tanya jawab. Oleh karena itu, solusi sistem pembelajaran daring di masa pandemi dapat dilakukan melalui kolaborasi kerjasama pemerintah, masyarakat dan swasta meningkatkan kualitas SDM guru dan kepala sekolah serta menyiapkan sarana dan prasarana sekolah yang memadai.