Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Indonesia Power adalah salah satu anak perusahaan listrik milik

PT. .PLN (PERSERO) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan

nama PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan

pada tanggal 03 Oktober 2000 PT. PLN PJB I resmi berganti nama menjadi PT.

INDONESIA POWER.

PT. INDONESIA POWER merupakan perusahaan pembangkit tenaga

listrik di Indonesia dengan delapan Unit Bisnis Pembangkit utama di beberapa

lokasi strategis di pulau Jawa dan di Pulau Bali serta satu Unit Bisnis yang

bergerak di bidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa

Pemeliharaan (UJH).

Unit-unit bisnis pembangkitan tersebut adalah : Unit Bisnis

Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak &

Grati, dan Bali, serta Unit Jasa Pemeliharaan.

Kiprah PT. INDONESIA POWER dalam pengembangan usaha

penunjang dibidang pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk

anak perusahaan PT. GOCINDO DAYA BERSAMA (saham 99,9%) yang

bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan management energi dengan penerapan

konsep cogeneration dan distributed generation, juga PT. INDONESIA POWER

5
6

mempunyai saham 60% di PT. ARTA DAYA COALINDO yang bergerak

dibidang usaha perdagangan batu bara. Aktivitas kedua anak perusahaan ini

diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan Perusahaan di masa

mendatang.

Tabel 1. Daftar Unit yang Dikelola PT.Indonesia Power

Daya
No Unit Bisnis Lokasi Jenis Pembangkit
(MW)

1 Pembangkitan Suralaya, Cilegon 3.400 PLTU

2 Pembangkitan Saguling, Bandung 797 PLTA

3 Pembangkitan Mrica, Banjarnegara 310 PLTA

PLTU, PLTGU,
4 Pembangkitan Semarang 1.409
PLTG

5 Pembangkitan Bali 557 PLTD, PLTG

6 Jasa Pembangkitan Suralaya, Cilegon 625 PLTU

7 Jasa Pembangkitan Labuan, Pandeglang 600 PLTU

8 Jasa Pembangkitan Lontar, Tangerang 730 PLTU

9 Jasa Pembangkitan Pelabuhan Ratu, Sukabumi 700 PLTU

10 Jasa Pembangkitan Adipala, Jawa Tengah 660 PLTU

11 Jasa Pembangkitan Pangkalan Susu, Langkat 400 PLTU

12 Jasa Pembangkitan Cilegon, Serang 740 PLTGU

13 Jasa Pembangkitan Barru, Sulawesi Selatan 100 PLTU

14 Jasa Pembangkitan Jeranjang, Lombok, NTB 50 PLTU

Sanggau, Kalimantan
15 Jasa Pembangkitan 14 PLTU
Barat

16 Jasa Pembangkitan Houltecamp, Jayapura 20 PLTU


7

17 Jasa Pembangkitan Sintang, Kalimantan Barat 42 PLTU

Pembangkitan dan
18 Perak dan Grati, Pasuruan 864 PLTGU
Jasa Pembangkitan
Pembangkitan dan PLTU, PLTGU,
19 Priok, Jakarta 1.248
Jasa Pembangkitan PLTD, PLTD
Pembangkitan dan
20 Kamojang, Garut 375 PLTP
Jasa Pembangkitan

VISI :

Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan

MISI :

Menyelenggarakan bisnis pembangkit tenaga listrik dan jasa terkait yang

bersahabat dengan lingkungan

2.1.1. Latar Belakang Berdirinya Perusahaan

Daerah aliran sungai citarum merupakan daerah subur dan keadaan tanah

yang terdiri dari gunung-gunung dan lembah serta curah hujan yang cukup tinggi,

dengan demikian sungai citarum sepanjang tahun tidak kekurangan air. Air yang

merupakan aliran sungai citarum juga merupakan keperluan pokok bagi penduduk

sekitarnya seperti keperluan rumah tangga, pengairan ( irigasi ), pembangkit

tenaga air dan sebagainya.

2.1.2. Logo PT. Indonesia Power


8

Logo atau lambang merupakan bagian dari identitas perusahaan.

Sedangkan yang dimaksud dengan identitas perusahaan adalah suatau cara atau

hal yang memungkinkan perusahaan dapat dikenal dan dibedakan dari

perusahaan lain.

PT Indonesia Power mempunyai logo atau lambang yang dijadikan

sebagai identitas perusahaan dengan tujuan agar konsumen atau publik pada

umumnya mudah mengenal dan mengingat perusahaan.

Gambar 2.1 Logo PT. Indonesia Power

A.Bentuk

1. Karena nama yang kuat, Indonesia dan Power ditampilkan dengan

menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat. FUTURA BOOK/REGULER

dan FUTURA BOLD.

2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “TENAGA

LISTRIK” yang merupan lingkup usaha utama perusahaan.


9

3. Titik/bulatan merah (Red Dot) diujung kilat petir merupakan symbol

perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PLN PJB 1. Titik ini

merupakan simbol yang digunakan sebagian besar materi komunikasi

perusahaan dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan

dapat langsung terwakili.

B.Warna

1. Merah

Diaplikasikan pada kata Indonesia, menunjukan identitas yang kuat dan

kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk memproduksi tenaga

listrik guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.

2. Biru

Diaplikasikan pada kata Power, pada dasarnya warna biru menggambarkan

sifat pintar dan bijaksana, dengan diaplikasikan pada kata Power, maka

warna ini menunjukan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan

memiliki ciri :

a. Perteknologian Tinggi

b. Efisien

c. Aman

d. Ramah Lingkungan
10

2.1.3. Unit Pembangkitan Saguling

Merupakan salah satu Unit Pelaksana Perusahaan yang berada di bawah PT.

INDONESIA POWER dan sebelumnya bernama PLN Sektor Saguling terbentuk

sesuai surat PLN Pusat no. 064/DIR/1984 tanggal 01 Mei 1984 yang mengelola

PLTA Saguling.

Dengan adanya perubahan Struktur Organisasi dalam rangka menuju

kearah spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN Pembangkitan

dan Penyaluran Jawa Bagian Barat no. 006.K/023/KJB/1991 tanggal 28 Februari

1991 dan SK Direksi PT. PLN PJB I no. 001.K/030/DIR/1995 tanggal 16

Oktober 1995, yaitu yang semula mengelola 1 (satu) unit PLTA ditambah 7

(tujuh) Unit PLTA.

2.1.4. Keunggulan Manajemen

Dengan komitmen dan kebijakan yang direncanakan di tahun 1999 didalam

strategi rencana jangka panjang tahun 2001 s/d 2005 dan ditindaklanjuti di

Rencana Kerja dan Anggaran serta kontak managemen tahun berjalan didapat

hasil dengan diraih sertifikat:

a. Sertifikat Zero Accident (Nihil Kecelakan periode tahun 1996 s/d 2001)

b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bendera Emas

tahun 2001

c. Penerimaan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 diawal tahun

2000
11

d. Penerimaan Sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 tahun

2001

e. Penghargaan terbaik I kategori “Bersahabat Dengan Lingkungan tahun

2001

2.1.5. PLTA Saguling

Karena pertumbuhan ekonomi dan industri di di pulau Jawa, maka kebutuhan

tenaga listrik di seluruh pulau Jawa diperkirakan naik menjadi 2.849 MW pada

tahun 1985/1986. Untuk itu, pada Agustus 1981 dimulai pembangunan proyek

PLTA Saguling yang dimaksudkan sebagai salah satu pemasok utama bagi

kebutuhan beban tenaga listrik seluruh Jawa, yang melalui satu jaringan

interkoneksi pada tahun 1985 dan dibangun atas kerjasama antara Perusahaan

Umum Listrik Negara dengan Mitsubitshi Coorporation.

PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota Bandung dan 100 km

sebelah Tenggara Kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 x 175,18 MW dan

produksi listrik rata – rata pertahun 2,158 GWH (CF = 35,12%). PLTA Saguling

terletak di area pegunungan pada hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di

Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kota Cimahi. Aliran sungai Citarum

mempunyai debit tahunan sebesar 80 m3/s sehingga berpotensi besar untuk

dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Sepanjang sungai Citarum terdapat

PLTA lainnya yang terletak antara PLTA Saguling dengan bendungan atau PLTA

Jaltiluhur, yaitu PLTA Cirata.


12

Unit Pembangkit Saguling adalah salah satu unit pembangkit yang berada

dibawah PT. Indonesia Power. Unit Pembangkit Saguling adalah unit

pembangkitan yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak utama (prime

over). Pengembangan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan perwujudan

upaya pemerintah untuk melakukan diverifikasi tenaga listrik dan konversi

minyak bumi. Beberapa kelebihan PLTA Saguling adalah :

a. Waktu pengoperasian relatif lebih cepat (15 menit).

b. Sistim operasinya mudah mengikuti dengan frekuensi yang

diinginkan oleh sistim penyalurannya.

c. Biaya produksinya relatif lebih murah, karena menggunakan air

dan tidak perlu membeli.

d. Putaran turbin relatif rendah sehingga panas yang timbul juga

rendah, akibatnya tingkat kerusakan peralatan lebih kecil.

e. PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa

melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah

bekas pembakaran.

f. PLTA yang dilengkapi dengan waduk yang dapat digunakan secara

multiguna.

Sampai saat ini telah beroperasi 3 PLTA sistim kaskade di aliran sungai

Citarum dan salah satunya adalah PLTA Saguling . Sedangkan di bagian hilirnya

berturut–turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur.


13

PLTA Saguling dioperasikan untuk mensuplai beban saat keadaan jam–jam

beban puncak di daerah bagian barat pulau Jawa melalui saluran interkoneksi

Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan karakteristik PLTA yang mampu beroperasi

dengan cepat (untuk unit pembangkitan di Saguling mampu beroperasi ± 15 menit

sejak start sampai masuk ke jaringan interkoneksi). Selain itu, berfungsi sebagai

pengatur frekuensi sistem dengan adanya Load Frequency Control (LFC) serta

dilengkapi dengan mode pengisian tegangan (Line Charging) pada saat terjadi

Black Out pada saluran interkoneksi 500 kV Jawa-Bali.

Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan ke GITET Saguling

dan diinterkoneksikan ke sistim se-Jawa dan Bali melalui Saluran Udara

Tegangan Tinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI dan gardu

distribusi disalurkan ke konsumen. Generator di PLTA Saguling terdiri dari 4

unit generator bekapasitas 175, 18 MW/unit dan dapat menghasilkan jumlah

energi listrik 2,56 x 103 MWH per tahunnya. Total produksi unit–unit PLTA

Saguling adalah 700,72 MW atau 93% dari total produksi PT. Indonesia Power

(8.450 MW). Dengan adanya perubahan struktur organisasi dalam rangka menuju

kearah spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan

penyaluran Jawa bagian Barat No. 001.K/030DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995,

yaitu yang semula mengelola satu unit PLTA, ditambah tujuh unit PLTA.

Sekarang unit bisnis pembangkit Saguling mengelola delapan unit PLTA. Berikut

tabel kemampuan daya masing – masing uit PLTA uang dikelola UP Saguling.
14

Tabel 2 Kapasitas daya terpasang pada PLTA Saguling

Tahun Daya Terpasang Total


No. PLTA
Operasi (MW) (MW)

1 Saguling 1985, 1986 4 x 175,18 700,72

2 Kracak 1827, 1958 3 x 6,3 18,90

1924 2 x 5,95
3 Ubrug 18,36
1950 1 x 6,48

1922 3 x 1,08

4 Plengan 1982 1 x 2,02 6,87

1996 1 x 1,61

5 Lamajan 1925, 1934 3 x 6,52 19,56

6 Cikalong 1961 3 x 1,05 19,20

Bengkok dan 3 x 1,05


7 1923 3,85
Dago 1 x 0,70

2 x 2,49
8 P. Kondang 1955 9,9
2 x 2,46

Jumlah Daya Terpasang 797,36

2.1.6 Struktur Organisasi


Unit Pembangkitan Saguling memiliki struktur organisasi tersendiri.

Gambar 2.2 memperlihatkan struktur organisasi UP Saguling, General Manager

adalah puncak pimpinan yang membawahi manager-manager, yaitu Ahli Tata


15

Kelola Pembangkitan , Manajer Operasi dan Pemeliharaan , Manajer Enjinering,

Manajer Sipil dan Lingkungan , dan juga Manajer Administrasi.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Pembangkit Saguling

Sedangkan Kegiatan Kerja Praktek dilaksanakan pada bagian Operasi

&Pemeliharaan (OPHAR) tepatnya pada bagian pemeliharaan Kontrol dan

Instrumen yang berada di Power House Unit Pembangkitan Saguling, berikut

merupakan struktur organisasi dari Operasi & Pemeliharaan :


16

Gambar 2.3 Bagan Susunan Jabatan Bagian OPHAR UP Saguling

2.1.7 Kegiatan Operasional PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan

Saguling

PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling merupakan perusahaan

bidang pembangkitan listrik, yang mengoperasikan jenis Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA), dengan proses produksi listrik sebagai berikut :


17

Gambar 2.4 Skema PLTA

a. Air dari aliran sungai Citarum dikumpulkan pada waduk saguling,

yang mana air dikumpulkan pada musin hujan untuk persediaan dan

pemakaian air pada musin kemarau atau waktu beban puncak. Isi

efektif dari Waduk Saguling sebesar 609 x 103 m3.

Gambar 2.5 Waduk saguling


18

b. Setelah itu air yang ditampung pada waduk saguling, di bendung.

Bendungan berfungsi untuk membendung aliran sungai sehingga

terkumpul sejumlah air dan digunakan sesuai kebutuhan.

Gambar 2.6 Bendungan saguling

Fasilitas bendungan semuanya diawasi dan dikontrol melalui dam

control centre.

Gambar 2.7 Dam control centre


19

Apabila air yang ditampung pada waduk melebihi kapasitas

penampungan, maka air akan dibuang melalui spillway (saluran pelimpah).

Perkiraan air yang harus dibuang adalah 1,2 kali debit air pada saat banjir.

Gambar 2.8 Spillway gate & Spillway

c. Air yang ditampung pada Waduk, akan dialirkan menuju penstock

(pipa pesat) melalui intake yang dilengkapi dengan pintu air untuk

pengaturan dan penyaring air. Kapasitas maksimum 2 intake air

masuk sebesar 224 m3/s.

Gambar 2.9 Intake


20

Gambar 2.10 Penstock (pipa pesat)

d. Pada penstock terdapat surge tank (tangki pendatar/pipa tegak),

yang berfungsi untuk melindungi saluran penstock dari fluktuasi

tekanan air pada saat jumlah air yang disuplaikan ke turbin berubah-

ubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu-pintu

turbin.

Gambar 2.11 Surge tank


21

e. Air yang telah melewati penstock akan memasuki turbin air melalui

main inlet valve, dimana untuk 1 buah pentock digunakan untuk

menyuplai 2 buah turbin air.

Gambar 2.12 Main inlet valve

f. Setelah melewati main inlet valve, air masuk ke dalam turbin air

melalui spiral case (rumah keong), yang berfungsi untuk menahan

daya hidrolik air dan mendistribusikan air ke runner melaui sudu

tetap. Setelah air di distribusikan ke turbin air, maka runner akan

berputar.

Gambar 2.13 Sprial case (rumah keong)


22

Besarnya debit air yang

masuk untuk memutar turbin air, diatur dengan guide vane.

Gambar 2.14 Guide vane

Turbin air yang digunakan pada PLTA Saguling bertipe Francis

dengan vertical shaft, memiliki putaran sebesar 333 rpm, dan debit

maksimum 54,8 m3/s.

Gambar 2.15 Runner turbin air pada PLTA Saguling


23

Gambar 2.16 Sisi pembuangan air pada runner turbin air

g. Saat runner berputar, maka putaran turbin air ditansmisikan melalui

poros turbin-generator, sehingga saat turbin berputar maka

generator akan ikut berputar, dan listrik dihasilkan.

Gambar 2.17 Poros turbin-generator


24

Gambar 2.18 Generator pada PLTA Saguling

h. Listrik yang dihasilkan dari generator dialirkan meuju CB (circuit

breaker) dengan tegangan 16,5 kV, lalu tegangan dinaikkan pada

STR menjadi 20 kV, selanjutnya tegangan kembali dinaikkan

menjadi 500 kV pada MTR untuk di distribusikan pada jaringan.

Gambar 2.19 Transformator 16,5 kV PLTA Saguling


25

Gambar 2.20 Proses konversi energi pada PLTA

2.2. Spesifikasi Peralatan Utama UP Saguling

A. WADUK :

Duga muka air max : 643.00 m

Duga waduk air min : 623.00 m

Gambar 2.21 Waduk UP Saguling


26

B. Gedung pusat pembangkit ( Power House )

Gambar 2.22 Power House

C. GENERATOR

Merk : Mitsubhisi

Type : setengah paying 3 phase, synchronous

Kapasitas : 4 X 206.1 MVA

Tegangan : 16.5 KV

Arus : 7.212 Amp

Frekwensi : 50 Hz

Putaran : 333 rpm

Gambar 2.23 Generator


27

D. TURBIN

Merk : Toshiba

Type : Francis Vertikal

Kapasitas : 4 X 178.8 MW

Putaran : 333 rpm

Debit pada Head normal : 4 X 54.8 m3/DET

Head (Maks, Normal, Min) : 363.66/335.7/343.4m

Anda mungkin juga menyukai