OLEH :
KELOMPOK 8
FAKULTAS EKONOMI
KUPANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehaditar Tuhan yang yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelsaikan
penyusunan makalh ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
penulisan selanjutnya,
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, sampaikan terimakasi kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyususnan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala
Usaha Kita Amin.
Penulis
BAB I
PENAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisiatau pengertian tentang laba.
2. Untuk mengetahui apa saja karekteristik laba
3. Untuk mengetahui konsep laba akuntansi dan ekonomi.
1.3. Manfaat
1. Memahami definisi dan konsep laba.
2. Dapat membedakan konsep laba menurut ekonomik dan akuntansi
BAB 11
PEMBAHASAN
Teomelibatkari akuntansi tentang laba akan n pengukuran dan penyajian laba yang dapat
memenuhi berbagai tujuan diatas. Untuk melayani berbagai kebutuhan diatas, ada dua
pendekatan yang harus diprtimbangkan dalam akuntansi laba yaitu satu laba untuk berbagai
tujuan (single income of different purpose) atau beda tujuan beda laba (different incomes for
different purpose). Pendekatan pertama berusaha untuk memformulasi konsep laba tanggu
(umum) dan menyajikannya untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum. Inilah pendekatan
yang ingin dicapai dalam merekayasa dalam pelaporan keuangan umum (general pupose
financial reporting).
Walaupun teori tentang konsep laba lebih berkaitan dengan pendekatan ini, akuntansi juga
berusaha untuk menyediakan informasi agar tujuan khusus dapat dipenuhi dengan menyediakan
informasi yang memungkinkan pemakai untuk menentukan konsep laba sesuai dengan
kebutuhan spesifiknya. Pendekatan kedua menggunakan berbagai konsep laba dan
menyajikannya secara jelas berbagai konsep laba tersebut secara khusus. Kebutuhan khusus ini
dapat dipenuhi dengan menyertai statemen keuangan umum (khususnya statemen laba-rugi)
dengan berbagai laporan pelengkap.
Karena didasarkan pada konsep kos historis laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan
pengaruh perubahan daya beli dan harga.
1. Pengukur Kinerja
Karena investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan
keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk
mengevaluasi prospek perusahaan dimasa datang. Kinerja perusahaan merupakan
manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterprestasi sebagai
pengukur keaktifan dan keefisienan manajemen mengelola sumber yang dipercayakan
kepadanya.
Secara umum, sfisien adalah kemampuan menciptakan keluaran (output)
tertinggi dengan sumber daya tertentu sebagai masukan (input). Bila keluara atau
sasaran tertentu telah ditentukan, efisien adalah kemampuan mencapai keluaran
tersebut dengan sumber daya terendah (minimum) yang dimungkinkan dalam
akuntansi, laba dimaknai dan diinterprestasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor
dalam bentuk kembalian atas investasi (return on investment atau ROI). Bagi
manajemen, efisiesi dapat diinterprestasikan sebagai pengukur efisiensi penggunaan
sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset (retrun on aset atau ROA). Bagi
keditor, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga (retrun on loan atau ROL).
Jadi, laba dapat mempresentasi kinerja efisiensi kareana laba menentukan ROI,
ROA Dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Karena kegiatan usaha sangat kompleks,
laba dipandang cukup kaya (Komprehensif) untuk mempresentasi efisiensi. Namun
validitas pengukur efisiensi tersebut bergantung pada bagaimana laba dan tingkat
investasi diukut serta dari sudut opandang siapa informasi efisiensi ditujukan.
“Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya
lain dan kerugian dari penghasilan atau pengahasilan operasi”.
(Stice, Skousen : 2009).
“Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal sebelah semua beban (termasuk
penyusuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan kalau
beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian
bersih”.
(Ikatan akuntan Indonesia : 2007).
3. Karekteritik Laba
Dari berbagai definisi laba diatas, dapat disimpulkan bahwa laba secara
konseptual memiliki karekteristik umum sebagai berikut:
1). Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas.
2). Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
3). Perbahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang
menguasai kemakmuran, asalkan kemakmuran dipertahankan. Kemakmuran dapat
berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan, investasi,
sumber daya, ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan utang.
Atas dasar uraian diatas, laba kemudian didefinisikan secara umum, formal
dan semantik sebagai berikut: Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi yang
ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan
produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas
penguasa/pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-
mula (awal periode).
Skala pengukuran adalah unit pengukuran yang dapat diletakkan suatu objek sehingga
tersebut dapat dibedakan besar kecilnya dari objek lain atas dasar unit pengukur tersebut. Dalam
teori pengukuran, dikenal empat macam skala pengukuran yaitu kategoris/nominal, ordinal,
interval, dan rasio.
2.3.5.1.Kos Historis
Kos historis merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat
dalam sistem pembukaan. Kos historis dipilih biasanya karena kos tersebut objektif dan dapat
diuji kebenarannya.
2.3.5.2.Kos Sekarang
Kos sekarang atau kos pengganti atau kos masukan sekarang menunjukan jumlah rupiah
harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh
aset yang asamajenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara. Harga pertukaran harus
ditentukan dari pasar barang yang sekarang digunakan kesatuaan usaha sehingga harga
pertukaran akan menggambarkan dengan tepat nilai aset brsangkutan. Kos sekarang berbeda
dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi karena perubahan selera,
teknologi, dan fungsi.
Para prekayasa akuntansi (misalnya FASB) berteori bahwa investor dan kreditor
berkepentingan dengan aliran kas yang masuk ke mereka atas investasinya. Aliran kas yang
diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk
menciptakan kas yang cukup untuk : Membayar semua kewajiban pada saatnya, mendanai
keperluan operasi, reinvestasi, membayar bunga, dan membayar deviden. Investor dan kreditor
harus memprediksi kemampuan melaba (earning power) jangan panjang. Investor dan kreditor
memerlikan informasi laba masa lala untuk memprediksi laba masa datang. Laba masa datang
menjadi basis bagi investor untuk memprediksi aliran kas masa datang dari investasinya.
Kebermanfaatan laba dapat diukur dari hubungan antara laba dan harga saham. Bahwa
laba merukan prediktor aliran kas ke investor sebenarnya menunjukan bahwa laba menentukan
harga saham. Aliran kas masa datang ke investor digunakan untuk menentukan apa yang disebut
intrinsik (intrinsic value) sekuritas atau saham. Nilai intrinsik ini pada akhirnya akan
menentukan harga pasar saham yang terjadi dipasar modal pada saat tertentu. Investor atau
analisis akan membandingkan nilai intrinsik saham dan saham pasar sekarang (current market
price) untuk menengarai apakah terjadi salah harga (mispricing). Hubungan anatara nilai
intrinsik (NI), harga pasar sekarang (NPS), dan strategi investasi digambarkan sebagai berikut:
Bila NI > NPS berarti sekuritas dinilai rendah oleh pasar sehingga harus dibeli atau ditahan bila
telah dimiliki. Bila NI = NPS bearti sekuritas dinilai benar dan terjadi ekuilibrium harga.
Laba akuntansi yang diumumkan dari statemen keangan merupakan salah satu dari
himpunan informasi yang tersedia bagi para modal. Penelitian empiris menunjukkan bahwa laba
(per saham) yang diumumkan dari statemen keuangan mempunyai dampak terhadap harga
saham, informasi tentang laba dibutuhkan oleh investor untuk memprediksi laba dimasa depan.
Teori entitas (kesatuan) disebut juga dengan teori ekuitas (ekuity theory) karena
berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan
ekonomik sehingga pihak tersebut berhak untuk menikmati laba. Teori entitas selalu dikaitkan
dengan pelaku kegiatan ekonomi yaitu manajemen, karyawan, investor, kreditor, pemerintah,
dan entitas lain yang terlibat. Dampak dari teori ini adalah tentang tujuan pelaporan keuangan
dan bentuk susunan statement laba - rugi (income statement)
Yang menjadi pusat perhatian akuntansi adalah kegiatan bersama yang melibatkan
berbagai pihak sebagai bagaian dari kegiatan ekonomi. Semua pelaku ekonomi menanggung
usaha bersama sehingga mereka disebut secara bersama sebgai pemegang pancang (stakeholders)
dan perusahaan berfungsi sebagai alat pengikat, pancang, atau pusat (nexus). Sudut pandang iini
dilandasi gagasan bahwa perusahaan yang besar memiliki fungsi institusi soasial yang
mempengaruhi ekonomi yang luas dan kompleks sehingga dirinya dituntut pertanggungjawaban
sosial.
Pada teori entitas usaha atau bisnis perusahaan dipandang sebagai orang atau badan
usaha sendiri, bertindak atas nama sendiri secara terpisah dari investor, kreditor, dan pihak
eksternal lainnya. Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan menjadi subjek laporan.
Laba dipandang sebagian kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk
(kenaikan aset) dan biaya sebagai aliran keluar aset (penurunan aset) akibat kegiatan operasi
perusahaan. Pemilik, kreditor, pemerintah serta pelaku lainnya diperlukan sebagai pihak luar.
Oleh karena jumlah rupiah yang didistribusi ke mereka diperlakukan dengan biaya. Transaksi
modal (dengan pemilik) tidak dipisahkan dengan tarnsaksi operasi.
Karena pemegang saham memiliki kedudukan yang sama dengan kreditor, utang
merupakan keharusan usaha kepada kreditor bukan keharusan pemegang saham. Klaim dari
pemegang saham diperlakukan sebagai keharusan kesatuan usaha kepada pemegang saham
sehingga bunga dan deviden keduanya merupakan biaya. Statemen keuangan merupakan
pertanggungjawaban entias usaha kepada pemegang ekuitas untuk memenuhi kewajuban hukum
dan menjaga hubungan baik karena gagasan bahwa kesatuan usaha bertindak dengan nama
sendiri dan bukan atas pemegang saham atau kreditor. Teori ini sering disebut sudut pandang
entitas baru atau kontemorer (new or contemporary view of entity).
Investor yang dikmaksud pada teori entitas adalah penyedia dana utama perusahaan yaitu
kreditor (jangka panjang)dan pemegang saham (preferensi dan biasa). Pada teori ini kedua
keompok dipandang sebaggai mitra manajemen (management associates) dimana perusahaan
melalui manajemen bertindak atas nama investor. Oleh karenanya laoran keuangan harus
dilaksanakan untuk kepentingan kedua kelompok tersebut. Persamaan akuntansinya adalah
sebagai berikut:
Laba diartikan sebagai jumlah yang menjadi hak investor. Sebagai konsekuensi, bunga
kepada kreditor jangka panjang dan deviden kepada pemegang saham bukan merupakan biaya
tetapi lebih merupakan distribusi laba. Pajak berstatus sebagai biaya bagi iinvestor. Bunga dan
deviden merupakan pembagian laba bukan biay. Teori ini disebut juga sudut pandang entitas
tradisional (traditional view of entity).
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik
(proprietor) dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Kreditor dianggap sebagai pihak luar.
Pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen. Ast menjadi milik pribadi pemegang saham
sehingga utang merupakan keharusan pemegang saham. Artinya, pemegang saham menangung
segala resiko yang berkaitan dengan utang. Dengan sudut pandang ini, ast bersih menjadi
perhatian utama bagi pemegang saham. Teori ini dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi
berikut ini:
Kreditor, Pemerintah, dan pihak atau entitas lain (bahkan manajemen) dianggap sebagai
pihak luar pemilik sehingga semua kos yang dikorbankan yang bersangkutan dengan pihak
tersebut (misalnya gaji, bunga dan pajak) dan dianggap sebagai biaya bukannya distribusi laba.
Laba dalam teori entitas ini adalah selisih pendapatan biaya yang menjadi hak akhir pemilik.
Konsep entitas ini memandang pemegang saham biasa sebagai pusat perhatian akuntansi.
Dalam pendekatan ini, pemilik adalah pemegang saham biasa. Pemegang saham istimewa
dianggap sebagai pihak luar sehingga deviden untuk mereka dipandang sebagai biaya. Teori ini
dapat dinyatakan dalam persamaan akuntansi berikut ini:
Dalam persamaan tersebut, ekuitas spesifik adalah utang dan ekuitas saham istimewa.
Teori ini dilandasi oleh pemikiran bahwa pemegang saham biasa adalah pihak yang akhirnya
menanggung resiko ketidakpastian masa datang tetapi juga menikmati segala pengembalian
setelah pihak yang lain terpenuhi haknya. Laba dan laba persaham untuk pemegang saham biasa
menjadi informasi penting yang harus disajikan dalam statemen laba- rugi.
Konsep ini secara lansung berkaitan makna laba tetapi berkaitan dengan penyajian data
akuntansi secara keseluruhan. Teori ini menitiberatkan pandangan kepada pihak mengendalikan
sumber ekonomi perusahaan tanpa memperhatikan pemilikan seperti konsep kesatuan yang lain.
Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh manusia oleh karenanya siapa yang mengendalikan
harus diidentifikasi dan kemudian akuntansi memusatkan perhatian pada para pengendali.
Implikasi konsep ini hamper sama dengan implikasi konsep kesatuan usaha. Dengan teori ini,
sudut pandang akuntansi adalah manajemen pucak sebagai pengendalian bukan pemilik sehingga
neraca dipandang sebagai statemen tentang sumber dan penggunaan dana ynag menunjukan
pertanggujawaban manajemen.
Statemen laba – rugi dipandang sebagi penjelasan kegiatan manajemen dari sudut
pandang manajemen sehingga statemen laba – rugi menunjukan hasil (Laba) untuk tiap kegiatan
yang dapat berupa proyek, produk, atau segmen bisnis lainnya. Meskipun demikian, manajemen
juga menyiapkan statemen laba rugi untuk menunjukakan kinerja kesatuan usaha secara
keseluruhan.
Dana (fund) mempunyai dua pengertian yang saling diracukan. Dana dapat diartikan
sebagai kas (uang). Aset likuid, atau sumber keuangan (financial resources) yang dapat
digunakan untuk menandai suatu kegiatan, program, atau projek dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Dana juga dapat berarti, kesatuan, wadah,atau pusat yang dapat berupa kegiatan,
program, atau projek yang didanai dengan aset likuid tersebut. Teori entitas dana dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
Konsep ini berpaut dengan organisasi nonprofit khususnya organisasi kepemerintahan. Untuk
unit organisasi kepemerintahan, interprestasi terhadap persamaan diatas bergantung apakah unit
tersebut mengelola aset (keuangan Negara) yang dipisahkan dari anggaran pendapatan dana
belanja Negara.
Teori Entitas Persamaan Akuntansi Komponen penentu laba Laba untuk siapa?
Pengendali Seperti dalam teori Seperti pada teori entitas Mnajemen atau
entitas pemilik pemilik pemegang saham
terutama bila pemilik
merangkap sebagai
manajemen
Dana Untuk kesatuan dana Seperti pada entitas unit Unit kepemerintahan
nonbelanja: Aset = bisnis dengan pusat yang membawakan
pembatasan aset perhatian pemerintah kegiatan atau
s sebagai pemegang program
pancang utama (dapat
disebut
Untuk kesatuan dana Sebagai dana) karena Selisih pendapatan
belanja: aset likuid = penerimaan kas atau dan belanja bukan
saldo dana sumber likuid harus laba tetapi bermakna
dibelanjakan sesuai sebagai jumlah rupiah
tujuan, perhitungan laba yang masih harus
tidak relevan. Tujuan dipertanggungjawabk
utama Akuntansi adalah an
Pertanggujawaban dan
pertanggung jelasaan
publik
2.6 Penyajian Laba
Penyajian laba berdasarkan masalah konseptual adalah pemisahaan pelaporan pos-pos transaksi
dengan pemilik. Poa-pos operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statemen laba-rugi
sedangkan pos-pos yang jelaskan merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba
ditahan atau perubahan ekuitas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Laba merupakan elememn yang menjadi perhatian, karena laba berperan sebagai
representansi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi
yang belum mencapai pemakaran dan pengukuran laba. Dari sudut pandangan
perekayasan akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan
menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Teori akuntansi laba
mengahadapi dua pendekatan:
1. Laba untuk berbagai tujuan
2. Laba untuk berbeda tujuan
Konsep laba dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur
kinerja, pengkonfirmasi harapan investor dan estimator laba ekonomik. Dalam tataran
sintatik, teori laba berkepentingan dan mengukur serta menyajikan laba. Laba diukur
dan diakui atas dasar pendekatan kegiatan atau transaksi. Dengan pendekatan kapital,
laba diukur atas dasar penilaian kapital pada awal dan akhir periode. Laba merupakan
signal kebijakan manajemen yang baik. Laba juga dianggap mengandung informasi
kalau pasar saham bereaksi terhadap pengumuman laba akuntansi.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca tentang materi laba dan
juga dapat memahami ketika berkecipung didunia kerja atau sebagai pelaku usaha.
Jika ada peneliti atau pun penulis lain yang ingin lain ingin melakukan penulisan
tentang laba dapat menambahkan tentang perhitunggan laba komprehensif atau laba
konsolidasi dari entitas induk dan entitas anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/312971712/MAKALAH-LABA-TEORI-AKUN-doc