Anda di halaman 1dari 2

PERBANDINGAN KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER PADA KULIT KAYU MANIS

(Cinnamomum burmannii)

M tsani ibrahim
Prodi D3 farmasi STIKES KARSA HUSADA GARUT

ABSTRAK
Enterococcus faecalis adalah salah satu flora normal rongga mulut yang sering ditemukan pada kasus
kegagalan perawatan endodontik. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan tanaman herbal
yang sering digunakan sebagai rempah-rempah, namun juga memiliki sifat antibakteri karena
kandungan kimia yang dimilikinya berupa alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, kuinon dan
triterpenoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kayu
manis (Cinnamomum burmannii) terhadap pertumbuhan E. faecalis. Enterococcus faecalis yang telah
dikultur pada media CHROMagar VRE Base diinkubasi pada suhu 37°C dalam suasana anaerob. E.
faecalis yang telah dikultur dan diidentifikasi, dipaparkan ekstrak kayu manis (Cinnamomum
burmannii) untuk uji aktivitas antibakteri dengan metode Standart Plate Count menggunakan media
MHA. Dari hasil analisis data menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis didapatkan nilai p=0,003
(p<0,05). Hasil uji menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni pada setiap konsentrasi kelompok
perlakuan dibandingkan kelompok kontrol negatif mengalami penurunan, pertumbuhan koloni E.
faecalis pada konsentrasi 1,5% adalah 299,3 x 104 CFU/ml dan pada konsentrasi 7,5% adalah 6 x 104
CFU/ml. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak kayu manis (Cinnamomum burmannii)
memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis dengan Kadar Hambat
Minimum (KHM) berada pada konsentrasi ekstrak 1,5%.

Kata kunci: Enterococcus faecalis, perawatan endodontik, Cinnamomum burmannii

dengan 2 tetes pereaksi Burchad (hasil positif


BAHAN DAN METODE jika terbentuk endapan berwarna coklat sampai
Beberapa alat dan bahan yang akan hitam), Dragendorf (hasil positif jika terbentuk
digunakan seperti cawan petri, gelas ukur, labu endapan berwarna merah atau jingga), Mayer
erlenmeyer, tabung reaksi, batang L, pipet ukur (hasil positif jika terbentuk gumpalan berwarna
dan kulit batang kayu manis harus dicuci bersih putih atau kuning) dan Wagner (hasil positif jika
terlebih dahulu sebelum digunakan dalam terbentuk endapan berwarna coklat).20,26
penelitian. Selanjutnya, alat tersebut Saponin diuji dengan menimbang serbuk
dikeringkan dan disterilkan menggunakan simplisia sebanyak 0,5 gr dan dimasukkan
autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 2 atm dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air
selama 15 menit. Setelah itu, disimpan dalam panas, didinginkan, kemudian dikocok kuat
sterilisator agar alat tersebut tetap selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1–
steril.24,25 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan
Kulit batang kayu manis (C. burmannii) tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCl 0,1
dirajang dalam keadaan masih basah dan lunak menunjukkan adanya saponin.
untuk mempercepat proses pengeringan dan Tanin diuji dengan menambahkan gelatin
penggilingan. Selanjutnya, rajangan dijemur di 10%, jika terbentuk endapan putih maka sampel
bawah paparan sinar matahari dan ditutup positif mengandung tanin. Sementara itu,
dengan kain hitam. penambahan larutan FeCl3 1% menunjukkan
Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan warna hijau kehitaman membuktikan adanya
mengambil serbuk simplisia ditimbang kandungan polifenol pada ekstrak kayu manis.27
sebanyak 0,5 gr kemudian ditambahkan 1 ml Keberadaan flavonoid dibuktikan dengan
HCl 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas menambahkan Mg dan 1 ml HCl, warna coklat
penangas air selama 2 menit, didinginkan dan yang terbentuk menunjukkan sampel
disaring. Filtrat yang diperoleh diambil 3 tetes, mengandung flavonoid.28 Kuinon ditunjukkan
dimasukkan ke tabung reaksi dan dicampurkan dengan terbentuknya warna merah akibat

1
penambahan NaOH 1% dan terbentuknya warna (d) Tanin, (e) Flavonoid, (f) Alkaloid
merah setelah penambahan pereaksi Carr Price (Dragendorf), (g) Alkaloid
menunjukkan sampel mengandung triterpenoid, (Burchad), (h) Alkaloid (Mayer)
sedangkan warna hijau yang terbentuk setelah HASIL UJI FITOKIMIA SAAT PRAKTIKUM
penambahan pereaksi Carr Price menunjukkan - Serbuk kayu manis dimasukan kedalam tabung
sampel mengandung steroid.27 reaksi ditambahkan 5 tetes HCL berubah warna
Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kayu Manis menjadi merah kecoklatan menunjukan bahwa
(Cinnamomum burmannii) pada jurnal sampel positif mengandung flavonoid.
Setelah dilakukan uji fitokimia, diperoleh - sampel ditambahkan 5 tetes h2so4 berubah
hasil bahwa ekstrak kayu manis mengandung warna menjadi bening
senyawa kimia berupa alkaloid, saponin, tanin, - sampel ditambahkan 5 tetes fecl3 5% berubah
polifenol, flavonoid, kuinon dan triterpenoid. warna menjadi hijau menandakan adanta tanin
Hal tersebut dibuktikan dengan terbentuknya dan flavonoid
endapan putih setelah penambahan 2 tetes -sampel ditambahkan 5 tetes NHOH 5%
pereaksi Mayer, terbentuk endapan jingga berubah warna menjadi coklat kehitaman
akibat penambahan 2 tetes pereaksi Dragendrof -sampel ditambahkan 5 tetes kalium iodat
dan terbentuk endapan coklat setelah hasilnya berubah warna menjadi coklat pekat
penambahan 2 tetes pereaksi Burchad untuk uji -sampel ditambahkan 5 tetes KOH 5% hasilnya
alkaloid. Terbentuknya gelembung setelah berubah menjadi coklat kekuningan
penambahan satu tetes HCl 0,1 menunjukkan menunjukan adanya alkaloid
sampel mengandung saponin. Terbentuknya -sampel ditambahkan 5 tetes amonia 25%
endapan putih setelah penambahan gelatin 10% berubah warna menjadi coklat kehijauan
membuktikan bahwa sampel mengandung tanin. menunjukan adanya flavonoid
Warna hijau kehitaman yang terbentuk setelah -sampel ditambahkan 5 tetes HCL berubah
penambahan larutan FeCl3 1% menunjukkan warna menjadi coklat pekat menunjukan adanya
adanya kandungan polifenol pada ekstrak kayu saponin
manis. Sementara itu, warna coklat yang -sampel ditambahkan 5 tetes H2SO4 berubah
terbentuk setelah Mg dan 1 ml HCl warna menjadi merah tua menunjukan adanya
ditambahkan, menunjukkan sampel terpenoid,steroid,dan minyak atsiri
mengandung flavonoid. Kuinon terdeteksi
keberadaannya di dalam ekstrak kayu manis KESIMPULAN
karena terbentuknya warna merah akibat Saat uji histokimia bertujuan untuk mengetahui
penambahan NaOH 1%. Terbentuknya warna berbagai macam zat yang terkandung dalam
merah setelah penambahan pereaksi Carr Price simplisia serbuk kulit kayu manis.dengan reaksi
menunjukkan sampel mengandung triterpenoid spesifik zat-zat yang terkandung memberikan
(Gambar 2). warna yang spesifik pula,hasil uji menunjukan
reaksi yang sama sehingga kandungan
metabolit sekunder dapat dipastikan sama.

REFERENSI
-Zaki mubarak,santi chismirina,cut aisa qamari
AKTIVITAS ANTIBAKTERI RKTRALK
a b c d e f g h KAYU MANIS.2016 tersedia
dihttps://www.jurnal.uinsyiah.ac.id/CDJ/article/
download/10456/8234

Gambar 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kayu Manis;


(a) Saponin, (b) Kuinon, (c) Polifenol,

Anda mungkin juga menyukai