Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

ACARA III, IV, & V

“Bagian kepala, Thoraks, & Abdomen”

Disusun Oleh:
Nama : Harun Al Rasyid
NPM : E1K020030
Shift : Ruang 2 Shift 2
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Maret 2022
Dosen : 1. Ir.Nadrawati,MP
2. Prof.,Dr.,Ir Dwinardi Agriyanto,M.Sc
Co-ass : Sella Tuti Febriani/E1K018009

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN

JURUSAN PERLINDUNGAN TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Insekta atau serangga merupakan kelas yang terbesar di dalam arthropoda,
beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies yang tersebar di semua penjuru dunia
(Safrudin, 2020). Saat ini setidaknya ditemukan berbagai jenis yang dikelompokkan
dalam 100 famili dan 26 ordo. Untuk itulah terdapat cabang ilmu biologi yang khusus
mempelajari hewan-hewan anggota kelas ini yaitu Entomologi. (Hadi, 2010)
Serangga merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman hayati yang harus di jaga
kelestariannya sehingga terhindar kepunahan maupun penurunan keanekaragaman
jenisnya. Serangga memiliki nilai penting antara lain nilai ekologi, endemisme,
konservasi, pendidikan, budaya, estetika dan ekonomi (Kartika et al., 2020)
Secara umum tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), dada
(thoraks), dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat alat mulut, antena, mata majemuk
(mata faset) dan mata tunggal (oselli).
Toraks terdiri dari tiga ruas yang berturut-turut dari depan, yaitu protoraks,
mesotoraks dan metatoraks. Pada serangga bersayap (pterygota) pada bagian mesotoraks
dan metatoraks masing-masing terdapat satu pasang sayap. Selain sayap, tungkai atau
kaki juga merupakan salah satu embelan yang terdapat pada toraks serangga.
Abdomen merupakan bagian tubuh yang hanya sedikit mengalami perubahan dan
berisi alat pencernaan. Sebenarnya tubuh serangga terdiri tidak kurang dari dua puluh
ruas. Enam ruas terkonsolisasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk toraks dan
sebelas ruas membentuk abdomen (A’yunin, 2019).
1.1. Tujuan Praktikum
Memahami bagian-bagian kepala, thoraks dan abdomen juga bagian-bagian dan
embelannya, serta variasinya pada berbagai kelompok taksonomi serangga, terutama yang
umum ditemukan pada ekosistem pertaniandan hidup sebagai pamakan tanaman atau
predator serangga lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Belalang dalam rantai makanan memiliki kedudukan sebagai herbivor atau konsumen
tingkat satu. Belalang sebagai herbivor atau konsumen tingkat satu merupakan hewan
polifag yaitu kelompok hewan yang memakan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Selain
itu, belalang dapat hidup pada bermacam-macam habitat. Umumnya hewan ini dapat
ditemukan di ekosistem yang ditumbuhi semak atau rerumputan liar, di perkarangan,
lahan pertanian, rerumputan, dan juga perkebunan (Kumala, 2018).
Capung merupakan serangga terbang pertama yang ada di dunia. Ia muncul sejak
jaman karbon sekitar 290-360 juta tahun yang lalu dan masih bertahan hingga sekarang.
Tubuh capung terdiri dari caput, toraks, dan abdomen serta mempunyai enam tungkai
(Safrudin, 2020).
Capung merupakan serangga dengan penyebaran luas, mulai dari hutan-hutan, kebun,
sawah, sungai danau, dan lain-lain.Capung ditemukan mulai dari tepi pantai hingga
ketinggian lebih dari 3.000 m dpl (Rizal, 2015)
Kupu-kupu adalah serangga yang termasuk dalam ordo Lepidoptera, artinya serangga
yang hampir seluruh permukaan tubuhnya tertutupi oleh lembaran-lembaran sisik yang
memberi corak dan warna sayap kupu-kupu. Kupu-kupu merupakan jenis serangga yang
paling banyak dikenal dan sering dijumpai karena bentuk dan warnanya yang indah dan
beragam, dan pada umumnya aktif di siang hari (Heny Sulistyani, 2013)
Peran ekologi kupu-kupu dalam ekosistem tidak hanya sebagai herbivora semata,
tetapi juga sebagai komponen yang penting dalam penyerbukan. Kupu-kupu merupakan
bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan
maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. Kupu-kupu mempunyai nilai penting
diantaranya adalah nilai ekologi, endemisme, konservasi, pendidikan, budaya, estetika,
dan ekonomi.
BAB III

METEDOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam prakktikum kali ini adalah
1. Alat:
 Mikroskop
 Alat tulis kuliah(ATK)
 Jarum
 Kaca preparat
2. Bahan:
 Beberapa ekor belalang

3.2. Cara Kerja

Cara kerja yang di perlukan dalam praktikum kali ini adalah;

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang sudah di tentukan


2. Memisahkan bagian tubuh belalang yaitu bagian kepala, thoraks dan
abdomen
3. Menggambar kepala, thoraks dan abdomen yang di amati dari samping dan
dari depan
4. Beri label sesuai dengan bagian bagian yang sudah di pisahkan
5. Amati dan gambar juga bagaimana secara spesifik bagian bagian tersebut
6. Membuat laporan untuk dieraaahkan dengan Coo ass dan dosen
BAB IV
HAIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

No Gambar Tubuh Keterangan

1. Kepala

2. Thoraks

3. Abdomen
4.2. Pembahasan

Insecta berasal dari bahasa Latin, Insectum yang berarti terpotong menjadi bagian
bagian yang dikenal dengan serangga. Ukuran tubuh serangga yang beragam, yaitu dengan
panjang 2-40 mm. Insecta (serangga) memiliki beberapa ciri-ciri berdasarkan anatomi dan
morfologi insecta. Ciri-ciri insecta (serangga) adalah sebagai berikut : Tubuh dibedakan
menjadi 3 yaitu kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat satu pasang mata facet
(majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba. Alat mulut
difungsikan untuk mengunyah, mengigit, menjilat dan mengisap. Kaki berubah bentuk
disesuaikan dengan fungsinya Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula),
rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium). Dada (thorax)
terdiri dari tiga ruas yaitu prothorax, mesothorax, dan metathorax.
Pada segmen terdapat sepasang kaki. Setiap mesotoraks dan metatoraks terdapat dua
pasang sayap, tetapi ada juga yang tidak memiliki sayap. Alat pencernaan terdiri dari mulut,
kerongkongan, tembolok, lambung. usus, rektum, dan anusSerangga ada yang berukuran
mikroskopis dan ada juga yang memiliki ukuran panjang sekitar 260 mm, seperti Phobaeticus
serratipes. Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (kaput), dada(toraks), dan
perut (abdomen).
Kepala adalah bagian paling depan dari tubuh serangga. Kepala adalah bagian yang
membungkus sistem syaraf pusat. Pada permukaan integumen kepala, menempel alat-alat
tambahan (embelan, appendages) mulut, mata dan antenna. Emblan-embelan pada kepala
sangat bervariasi strukturnya. Struktur alat mulut dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok: a) penggigit pengunyah, b) pencucuk pengisap, 3) penjilat, 4) pengisap. Ada
variasi bentuk-masing-masing kelompok dan bentu antara misalnya penggingit pengisap
seperti pada lebah. Bentuk struktur yang berbeda-beda tersebut terjadi dengan modifikasi
bagian-bagian alat mulut. Penggigit pengunyah adalah bentu dasar yang paling primitif.
Bentuk-bentuk yang lain adalah evolusi kea rah lebih modern. Cmulut pencucuk pengisap
merupakan modifikasi mandible dan maxilla menjadi alat pencucuk (stylet) yant terbungkus
oleh labium yang mengalami perubahan menjadi semacam kerangka, disebut rostrum.

Thoraks adalah segmen (bagian) ke dua dari tubuh serangga. Pada thoraks bermuara
embelan yang berfungsi untuk lokomosi (gerak): terbang, jalan, mepompat, lari. Dengan
funsi tersebut maka pada bagian thoraks inilah secara internal berkembang struktur otot yang
paling intensif. Pada umumnya thoraks juga berdinding tubuh kuat (keras), meskipun tidak
sekuat bagian kepala. Sayap pada bagian tergum pada ruas kedua (mesothoraks) dan ruas ke
tiga (Meta thoraks). Pada serangga bersayap, terdapat variasi sayap dan pada sebagian sayap
serangga sayap depan atau belkang mengalami modifikasi dan tidak lagi berfungsi untuk
terbang. Contohnya pada Coleoptera (kumbang), sayap depan mengeras berubah fungsi
menjadi alat pelindung, disebut elyira. Sayap depan Hemiptera disebut hemiletra mengeras
pada 2/3 pangkal dan membranous pada 1/3 bagian ujung. Sayap Orthoptera dan sebagian
Hemiptera (Homoptera) menebal seperti kulit disebut tegmina.

Pada Diptera (lalat dan nyamuk) sayap belakang berubah menjadi alat kesei alat
keseimbangan dan disebut halter (bentuknya memang menyerupai halter bila kanan dan kiri
disatukan (Halter barbell untuk atlet angkat besi). Khusus pada Lepidoptera sayap yang pada
= dasarnya membaranous (seperti selaput) ditutupi oleh sisik-sisik lembut. Warna sayap
Kupu-kupu terbentuk dari tata letak sisik-sisik sayap. Sayap mempunyai sistem pertulangan
(venasi) yang bercabang-cabang. Jarring-jaring vena sayap serangga ada yang sangat
komplek (misalnya pada ordo Diptera, Odonata, Hymenoptera) dan sebagian bisa digunakan
untuk kunci identifikasi (misalnya pada Lepidoptera, Hymenoptera dan Odonata). Kaki-kaki
serangga terdiri dari 4 ruas: coxa (coxa), femur, tibia dan tarsus. Diantara koksa dengan
femur terdapat semacam ruas yang disebut trochanter (trochanter). Trohanter lebih melekat
ke bagian femur, antara femur dengan trochanter tidak mempunyai persendian. Pada bagian
ujung tarsus terdapat bagian yang bersegmen disebut pretarsus. Pretarsus bervariasi jumlah
ruasnya dan dapat digunakan untuk membedakan spesies pada beberapa serangga (terutama
Coleoptera). Pada ujung pretarsus terdapat struktur di tengah disebut emboleum yang diapit
oleh struktur seperti kuku disebut claw.

Abdomen adalah segmen ke tiga (terkhir) dan paling sederhana strukturnya dari
serangga. Jumlah ruas abdomen bisa mencapai 11, akan tetapi bapannya tidak ada embelan
yang melekat. Pada setiap segmen yang utuh (tidak menggabung dengan segmen beriktnya)
mempunyai spirakel pada samping kiri dan kanan (masih pada pelat tergit). Beberapa ruas
bagian ujung abdomen menyatu dan menjadi bagian dari organ luar kelamin (genetalia).

.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah di lakukan di dapatkan kesimpulan bahwa tubuh serangga
terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, thoraks dan abdomen. Kepala berfungsi untuk
membungkus system syaraf pusat. Thoraks berfungsi untuk lokomosi. Dan diketahui bahwa
ruas abdomen ada 11, tetapi bapannya tidak ada emblem yang melekat.

5.2. Saran

Semoga untuk praktikum selanjutnya praktikan bisa memperhatikan lebih baik lagi
mengenai apa yang disampaikan oleh Coo ass dan dosen, agar proses praktikum dapat
berjalan dengan baik dan lancer.
DAFTAR PUSTAKA

A’yunin, Q. N. (2019). Keanekaragaman Serangga Aerial di Perkebunan Apel Semiorganik


desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji kota Batu dan Desa Poncokusumo Kecamatan
Poncokusumo Kabupaten Malang. Skripsi, 8-16.

Hadi, U. K. (2010). Biologi serangga. 1–10.

Heny Sulistyani, T. (2013). Keanekaragman Jenis Kupu-kupu Cagar Alam Ulolanang


Kecubung. Skripsi, 7–11.

Kartika, D., Mutiara, D., Putri, Y. P., & Biologi, P. S. (2020). Morfologi Serangga Pada
Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) di Desa Tabala Jaya Kecamatan Karang Agung
Ilir Kabupaten Banyuasin. 2(2), 50–57.

Kumala, R. (2018). Keanekaragaman Jenis Belalang (Orthoptera: Caelifera) di Zona


Rehabilitasi Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri. Skripsi, 4–7.

Rizal, S. (2015). Inventarisasi Jenis Capung ( Odonata ) Pada Areal Persawahan Di Desa
Pundenarum Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Abstrak. 17(1).

Safrudin, A. M. F. (2020). Kepadatan Populasi Capung Sambar Hijau (Orthetrum sabina)


Pada Persawahan di Desa Karang Buah Kecamatan Belawang Kabupaten Barito
Kuala. Jurnal Pendidikan Hayati, 6(2), 37–45.

Anda mungkin juga menyukai