Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
terutama wanita pasca menopause, tetapi dapat pula menyerang laki-laki dan wanita,
terutama usia tua, lainnya yang mempunyai faktor risiko maupun penyakit yang
Osteoporosis mempunyai arti klinis ketika timbul rasa sakit ataupun fraktur
yang diakibatkan oleh penyakit ini. Di beberapa negara, osteoporosis telah menjadi
meningkatnya harapan hidup dan perubahan pola gaya hidup, mayoritas masyarakat akan
Pada wanita angka kejadian osteoporosis lebih tinggi. Pada osteoporosis tipe I,
rasio wanita dibanding laki-laki 6:1, sedangkan tipe II rasionya 2:1. Menarik juga untuk
diketahui angka kejadian osteoporosis bervariasi, yang salah satunya tergantung dari
faktor genetik dan ras. Dari penelitian di Amerika Serikat 17% wanita ras Kaukasia pasca
menopause menderita osteoporosis, sedangkan ras Hispanik 12% dan ras Afrika-Amerika
8%. Dan juga dari penelitian menunjukkan angka kejadian fraktur osteoporosis yang
sedangkan di Afrika dan Asia didapatkan angka kejadian yang rendah, yang diperkirakan
ditegakkan setelah terjadi fraktur ataupun lama setelah gejala awal penyakit ini, oleh
karena hilangnya substansi tulang pada osteoporosis berjalan sangat lambat dan selama
itu gejala yang ada asimptomatis. Dan juga meningkatnya harapan hidup masyarakat
serta perubahan pola hidup yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
terjadinya osteoporosis.
umur seseorang) dengan peningkatan angka kejadian dari tahun ke tahun, perlu sarana
Lansia Flamboyan
2. Menindaklanjuti program-program peningkatan pengetahuan Lansia di Posyandu
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Osteoporosis
2.1.1 Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah
Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa
2006).
gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang (Junaidi, 2007).
mempunyai struktur, pertumbuhan dan fungsi yang unik. Bukan hanya memberi
kekuatan dan membuat kerangka tubuh menjadi stabil, tulang juga terus
proses penghancuran dan pembentukan kembali. Tulang yang sudah tua akan
dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Proses ini merupakan
peremajaan tulang yang akan mengalami kemunduran ketika usia semakin tua.
Pembentukan tulang paling cepat terjadi pada usia akil balig atau
pubertas, ketika tulang menjadi makin besar, makin panjang, makin tebal, dan
makin padat yang akan mencapai puncaknya pada usia sekitar 25-30 tahun.
Berkurangnya massa tulang mulai terjadi setelah usia 30 tahun, yang akan makin
kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara
51- 75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon
estrogen produksinya mulai menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus
berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya massa
tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.
berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya
terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering
menyerang wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan pasca
menopause.
yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid,
diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar
dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki
1. Pada stadium 1, tulang bertumbuh cepat, yang dibentuk masih lebih banyak dan
lebih cepat daripada tulang yang dihancurkan. Ini biasanya terjadi pada usia 30- 35
tahun.
2. Pada stadium 2, umumnya pada usia 35-45 tahun, kepadatan tulang mulai turun
(osteopenia).
3. Pada stadium 3, usia 45-55 tahun, fraktur bisa timbul sekalipun hanya dengan
patah tulang. Anda tidak bisa bekerja, bergerak , bahkan mengalami stres dan
depresi.
puluhan tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga
tulang menjadi kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang.
Jadi, seseorang dengan osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala
sebagai berikut:
3. Patah tulang
berbeda. Faktor risiko Osteoporosis dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang tidak
dapat dikendalikan dan yang dapat dikendalikan. Berikut ini faktor risiko
1. Jenis kelamin
dibandingkan kaum pria. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang
Osteoporosis pada usia lanjut terjadi karena berkurangnya massa tulang yang
3. Ras
osteoporosis. Karena itu, ras Eropa Utara (Swedia, Norwegia, Denmark) dan
Asia berisiko lebih tinggi terkena osteoporosis dibanding ras Afrika hitam. Ras
Afrika memiliki massa tulang lebih padat dibanding ras kulit putih Amerika.
Mereka juga mempunyai otot yang lebih besar sehingga tekanan pada tulang
pun besar. Ditambah dengan kadar hormon estrogen yang lebih tinggi pada ras
Afrika.
ras kulit putih yang tinggal di wilayah kutub seperti Norwegia dan Swedia.
5. Riwayat keluarga
Jika ada nenek atau ibu yang mengalami osteoporosis atau mempunyai
terkena osteoporosis.
6. Sosok tubuh
7. Menopause
osteoporosis.
hidup.
1. Aktivitas fisik
terlatih dan menjadi kendor. Otot yang kendor akan mempercepat menurunnya
teratur minimal tiga kali dalam seminggu (lebih baik dengan beban untuk
2. Kurang kalsium
bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang. Kebutuhan akan kalsium harus
disertai dengan asupan vitamin D yang didapat dari sinar matahari pagi,
3. Merokok
lebih rendah dan mengalami masa menopause 5 tahun lebih cepat dibanding
buruk pada tubuh dalam hal penyerapan dan penggunaan kalsium. Akibatnya,
4. Minuman keras/beralkohol
kalsium (yang ada dalam darah) yang dapat menurunkan massa tulang dan pada
5. Minuman soda
Fosfor akan mengikat kalsium dan membawa kalsium keluar dari tulang,
6. Stres
Kondisi stres akan meningkatkan produksi hormon stres yaitu kortisol
yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kadar hormon kortisol yang tinggi akan
terjadinya osteoporosis.
7. Bahan kimia
dan tanah, dapat merusak sel-sel tubuh termasuk tulang. Ini membuat daya
2.1.6 Pencegahan
maupun masa reproduksi. Berikut ini hal-hal yang dapat mencegah osteoporosis,
yaitu:
dan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita
konsumsi kalsium setiap hari. Dosis yang dianjurkan untuk usia produktif
adalah 1000 mg kalsium per hari, sedangkan untuk lansia 1200 mg per hari.
dilakukan pada pagi hari sebelum jam 9 dan sore hari sesudah jam 4. Sinar
dengan teratur dan benar. Latihan fisik atau olahraga untuk penderita
sebagai berikut:
patah tulang punggung karena ruas tulang punggung yang lemah tidak
dan bahu.
dengan duduk dikursi, dengan atau tanpa penahan. Hal ini dapat
osteoporosis dan patah tulang. Jangan lakukan senam segera sesudah makan. Beri
waktu kira-kira 1 jam perut kosong sebelum mulai dan sesudah senam.
secara bergantian, misalnya hari pertama senam, hari kedua jalan kaki, hari ketiga
senam, hari keempat jalan kaki, hari kelima senam, hari keenam dan hari ketujuh
istirahat.
Jalan kaki merupakan olahraga yang paling mudah, murah dan aman,
satu kaki kedepan kaki yang lain secara bergantian. Lakukanlah jalan kaki 20-30
menit, paling sedikit tiga kali seminggu.dianjurkan berjalan lebih cepat dari biasa,
Menyiapkan otot dan urat agar meregang secara perlahan dan mantap
sedikit.
dan
siku dan tangan, kaki, lutut dan pinggul. Kemudian lakukan peregangan selama
sendi. Latihan ini dilakukan secara berhati-hati dan bertahap, jangan sampai
ritmis atau berirama agak cepat sehingga mempunyai nilai latihan yang bermanfaat.
Utamakan gerakan, tarikan dan tekanan pada daerah tulang yang sering mengalami
osteoporosis, yaitu tulang punggung, tulang paha, tulang panggul dan tulang
pergelangan tangan.
pasir, dumbble, atau apa saja yang dapat digenggam dengan berat 300-1000 gram
untuk 1 tangan, mulai dengan beban ringan untuk pemula, dan jangan melebihi
1000 gram. Beban untuk tulang belakang dan tungkai sudah cukup memdai
peregangan seperti awal pemanasan dan lakukan gerakan menarik napas atau ambil
dengan lembut dan perlahan dalam posisi nyaman, rileks dan napas yang teratur.
4. Hindari rokok dan minuman beralkohol
diawali dengan gejala, maka langkah yang paling penting dalam mencegah
dan pangkal paha. Sejumlah sinar-X dipancarkan pada bagian tulang dan
2% mineral tulang yang hilang tiap tahun. Penggunaan alat ini sangat
cepat dan hanya menggunakan radiasi dengan dosis yang rendah tetapi
atau pangkal paha. Jika kepadatan tulang belakang dan pangkal paha
dosis yang sangat kecil, dan hasilnya lebih cepat dan konvensional
dibandingkan DEXA.
dosis yang sangat rendah tetapi memerlukan waktu yang cukup lama.
scan yang dapat mengukur kepadatan tulang belakang. Salah satu model
METODE PELAKSANAAN
Penulis memilih bentuk edukasi kesehatan sebagai mini project dengan judul
“Penyuluhan Osteoporosis pada Lansia” yang dilanjutkan dengan diskusi sehingga efektif
dalam menyampaikan maksud penulis terhadap peserta penyuluhan.
PERAN
KADER
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pengetahuan mengenai masalah penyakit Osteoporosis penting untuk diketahui oleh
masyarakat karena dapat memiliki akibat yang buruk bila tidak ditangani dengan segera.
2. Pencegahan penyakit Osteoporosis termasuk sederhana namun proses pengobatan
Osteoporosis sangat membutuhkan kedisiplinan. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen
baik dari penderita maupun dari keluarga.
3. Masyarakat sangat antusias dalam penyuluhan kesehatan ini, dilihat dari banyak peserta
yang hadir dan aktif bertanya dalam sesi diskusi
6.2 Saran
1. Evaluasi terhadap penyebaran informasi dari kader terhadap masyarakat perlu dipantau
2. Diadakan penyuluhan kesehatan dengan tema lain yang terkait, misalnya mengenai
penyakit degeneratif yang lain.
Dokumentasi