Anda di halaman 1dari 18

ETIKA DAN HUKUM BISNIS

“MEREK”

OLEH :
PUTRI AMALIA NURDIN (35121082)
KELAS 1D

PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI BISNIS


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. atas limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bentuk
yang sangat sederhana. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada bapak
Ahmadi Usman, S.E. App. I&E selaku dosen yang telah memberi tugas ini sebagai
sarana saya untuk menambah ilmu dan wawasan. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Etika Etika dan Hukum Bisnis, dan juga karena ingin
berbagi kepada pembaca tentang “Merek”.

Sebelum itu, saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah saya
kali ini, baik itu dari segi penggunaan kata, penyusunan kalimat, penguraian isi atau
data yang kurang lengkap dan lain sebagainya. Selain itu, saya sangat menghargai
setiap kritik dan saran yang diberikan kepada saya, agar dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi kedepannya.Terakhir, saya sangat berharap semoga makalah
sederhana ini bisa bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi saya sendiri.

Makassar, 17 Januari 2022

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................ Error! Bookmark not defin

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4

A. Latar Belakang ......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 5

A. Perlindungan Hukum Bagi Merk ........................................................... 5

B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merk .................................................. 8

C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)............................................. 9

D. Syarat dan Tata Cara Permohonan Pendaftarana Merk....................... 10

E. Ruang Lingkup Merk Yang Tidak Dapat Didaftarkan & Ditolak ..... 14

F. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Merk Terkenal ........................ 15

BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asal usul merek itu sendiri berpangkal di sekitar abad pertengahan di Eropa, pada
saat perdagangan dengan dunia luar mulai berkembang. Fungsinya semula untuk
menunjukkan asal produk yang bersangkutan. Baru setelah dikenal metode produksi
massal dan dengan jaringan distribusi dan pasar yang lebih luas dan kian rumit,
fungsi merek berkembang menjadi seperti yang dikenal sekarang ini
Merek menjadi salah satu kata yang sangat populer yang sering digunakan dalam
hal mempublikasikan produk baik itu lewat media massa seperti di surat kabar,
majalah, dan tabloid maupun lewat media elektronik seperti di televisi, radio dan lain-
lain. Seiring dengan semakin pesatnya persaingan dalam dunia perdagangan barang
dan jasa ahkir-akhir ini maka tidak heran jika merek memiliki peranan yang sangat
signifikan untuk dikenali sebagai tanda suatu produk tertentu di kalangan masyarakat
dan juga memilki kekuatan serta manfaat apabila dikelola dengan baik. Merek bukan
lagi kata yang hanya dihubungkan dengan produk atau sekumpulan barang pada era
perdagangan bebas sekarang ini tetapi juga proses dan strategi bisnis. Oleh karena itu,
merek mempunyai nilai atau ekuitas. Dan ekuitas menjadi sangat penting karena nilai
tersebut akan menjadi tolak ukur suatu produk yang ada dipasaran.

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, ada beberapa pokok masalah
yang dirumuskan dalam makalah ini yakni;

1. Bagaimana syarat dan tata cara pengajuan permohonan Merk?


2. Bagaimana upaya negara untuk memberikan perlindungan hukum bagi pemegang
Merk Terkenal?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Bagi Merk

Sebagaimana diketahui, bahwa perlindungan merek di Indonesia, semula diatur


dalam Reglement Industriele Eigendom Kolonien 1912, yang kemudian diperbaharui
dan diganti dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek
Perusahaan dan Merek Perniagaan (disebut pula Undang-Undang Merek 1961).
Adapun pertimbangan lahirnya Undang-Undang Merek 1961 ini adalah untuk
melindungi khalayak ramai dari tiruan barang-barang yang memakai suatu merek
yang sudah dikenalnya sebagai merek barang-barang yang bermutu baik. Selain itu,
Undang-Undang Merek 1961 juga bermaksud melindungi pemakai pertama dari suatu
merek di Indonesia.

Selanjutnya, pengaturan hukum merek yang terdapat dalam Undang-Undang


Merek 1961, diperbaharui dan diganti lagi dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun
1992 tentang Merek (selanjutnya disebut Undang-undang Merek 1992), yang mulai
berlaku sejak tanggal 1 April 1993. Dengan berlakunya Undang-undang Merek 1992,
Undang-undang Merek 1961 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pada prinsipnya Undang
Undang Merek 1991 telah melakukan penyempurnaan dan perubahan terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan merek, guna disesuaikan dengan Paris convention.
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992, disempurnakan lagi dengan Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1997. Penyempurnaan undang-undang terus dilakukan, hingga
sekarang diberlakukan Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran
Negara Tahun 2001 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Tahun 4131), yang
mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2001.

5
Untuk lebih mengetahui tentang merk itu, maka penulis menyajikan teori pengertian
merek dari yakni :
1. Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 Merek
adalah Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
2. Menurut Philip Kotler (2000 : 404), menyatakan bahwa: "Merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan dan jasa."
3. Adapun pengertian merk menurut Djaslim Saladin (2003 : 84), menyatakan
bahwa: "Merk adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau
gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari
seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan
barang atau jasa dari produk pesaing."
4. Selanjutnya menurut DR. Buchori Alma (2000:105): "Merek adalah tanda atau
yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa
kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya."
5. Menurut Kotler (2000:404) ada enam pengertian yang dapat disampaikan melalui
suatu merek:
i) Atribut
Sebuah merek menyampaikan atrribut-atribut tertentu.
ii) Manfaat
Ada manfaat yang bisa diambil dari merek tersebut yang akan dikembangkan
menjadi manfaat fungsional atau emosional.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semua definisi mempunyai


pengertian yang sama mengenai merek yakni salah satu atribut yang penting dari
sebuah produk, dimana merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi

6
produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu
merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari
perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali
oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat pembelian
ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang
dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian yang dapat dikenali tetapi tidak dapat
diucapkan yaitu tanda merek.

Menurut Djaslim Saladin (2003 : 84) ada empat bagian merek:


1. Nama merek (brand name), adalah sebagian dari merek dan yang dapat
diucapkan.
2. Tanda merek (brand sign), adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal
namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambang, desain, huruf, atau
warna khusus.
3. Tanda merek dagang (trade mark), adalah merek atau sebagian dari merek
yang dilindungi oleh hokum karena kemampuannya untuk menghasilkan
sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjualan dengan hak
istimewanya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
4. Hak cipta (Copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang
undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya
musik atau karya seni.

Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat,
asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan
kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi. Dan Merk juga sangat
memungkinkan konsumen untuk mengatur dengan lebih baik pengalaman tempat
belanja mereka membantu mereka mencari dan menemukan keterangan produk.

7
Adapun fungsi merek adalah untuk membedakan kepentingan perusahaan,
penawaran dari semuanya. Dengan adanya merk, dapatlah membuat produk yang satu
beda dengan yang lain sehingga diharapkan akan memudahkan konsumen dalam
menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan
serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan
konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan
kepatuhan pada suatu merek.

Merk dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama): nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows,
toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol): gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar
jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc),
simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend
chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak
contoh contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran
mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk
makanan gery, dan lain sebagainya.

B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merk

Jenis-jenis terdiri dari beberapa macam yakni :


1. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh
suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti
soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit,
vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.

8
2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor
atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop
cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour
yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero
yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya. Ada juga produk
generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa
menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain
baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak
goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan
lain sebagainya.

Merk terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001,
yaitu :
A. Merk Dagang:
Merk yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya.(Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 Tentang Merk)
B. Merk Jasa :
Merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa-jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2001 Tentang Merk)
C. Merk Kolektif :
Merk yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama
yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-
sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. (Pasal 1
angka (4) Undang Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)

9
C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)

Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek


sebagai berikut di bawah ini :
1. Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti
pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang
berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan
daia untuk segmen pasar yang beda.

2. Family Branding / Merek Keluarga


Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan
alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh
famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood
yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti
gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya.

D. Syarat dan Tata Cara Permohonan Pendaftarana Merk

Ketentuan yang mengatur mengenai syarat dan tata cara Permohonan Merk
berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 diatur dalam :
1. Pasal 7 sampai dengan pasal 10 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
2. Pasal 1 hingga Pasal 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1993 tentang tata cara Permintaan Pendaftaran

Tata cara pengajuan permohonan


Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat
Merk dengan ketentuan:

10
A. Permohonan diajukan dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya
seperti contoh yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 23 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran
Merk.

B. Pengisian formulir Permohonan tersebut wajib dilakukan dalam rangkap


empat dengan mencantumkan :
1. Tanggal, bulan dan tahun
2. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon
Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara
bersama, atau badan hukum. Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih
dari satu Pemohon yang secara bersama sama berhak atas Merk tersebut,
semua nama Pemohon dicantumkan dengan memilih salah satu alamat
sebagai alamat mereka.
3. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila Permohonan diajukan melalui
Kuasa
4. Tempat tinggal Kuasa yang dipilih sebagai domisili hukumnya di
Indonesia, apabila Pemohon bertempat tinggal atau berkedudukan tetap
diluar Negara Republik Indonesia
5. warna-warni apabila merk yang dimohonkan pendaftarannya
menggunakan unsur-unsur warna
6. Jenis barang dan/atau jasa yang termasuk dalam kelas pendaftarannya
yang dimohonkan pendaftarannya
Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat
diajukan dalam satu Permohonan.

Menandatangani Permohonan
A. Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya, dengan ketentuan
dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara

11
bersama-sama berhak atas Merk tersebut, Permohonan tersebut ditandatangani
oleh salah satu Pemohon yang berhak atas Merk tersebut dengan melampirkan
persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakili.

B. Dalam hal Permohonan tersebut diajukan melalui Kuasa (Konsultan Hak


Kekayaan Intelektual), Permohonan ditandatangani oleh Kuasa dengan
ketentuan:
i. Surat Kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak
atas Merk tersebut

ii. Jika penerima Kuasa lebih dari satu orang, dan dalam surat kuasa tidak
terdapat klausul "surat kuasa diberikan kepada kuasa-kuasa tersebut
untuk bertindak, baik sendiri-sendiri maupun bersama sama”, menurut
pendapat penulis, Permohonan harus ditandatangani oleh semua
penerima kuasa.

Syarat Permohonan
Setiap Permohonan wajib dilengkapi dengan:
1. Surat pernyataan pemilikan Merk
1) Tanda tangan dan isi
Surat pernyataan itu harus ditandatangani oleh pemilik merk dan
bermeterei cukup yang dengan jelas dan tegas menyebutkan bahwa merk
yang dimohonkan pendaftaran adalah miliknya, merk yang dimohonkan
pendaftaran tidak meniru merk orang lain baik untuk keseluruhan maupun
pada pokoknya.

2. Terjemahan
Apabila tidak menggunakan bahasa Indonesia, surat pernyataan itu harus disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

12
3. Etiket Merk
Jumlah etika merk yang diperlukan adalah sebanyak dua puluh helai dengan
ketentuan :
• Ukuran
Etiket itu berukuran maksimal 9X9 cm dan minimal 2X2 cm
• Warna
Apabila etiket merk berwarna, harus disertai pula satu lembar etiket yang tidak
berwarna (hitam putih)
• Terjemahan
Etiket merk yang yang menggunkan bahasa asing dan atau di dalamnya terdapat
huruf selain huruf latin atau angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa
indonesia wajib disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

4. Akta pendirian badan hukum


Apabila pemohon adalah badan hukum Indonesia, dilengkapi :
• Akta pendirian badan hukum yang termuat di dalam Tambahan Berita Negara
• Salinan yang sah akta pendirian badan hukum.

5. Surat Kuasa Khusus


Surat kuasa khusus diperlukan apabila permohonan diajukan melaui kuasa,
dengan ketentuan Surat Kuasa Khusus itu selain harus menyebutkan untuk
mengajukan Permohonan dengan menyebutkan Merknya.
Namun, Surat Kuasa Khusus ini mutlak diperlukan jika Permohonan diajukan
oleh Pemohon yang bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di luar wilayah
Negara Republik Indonesia. Hal ini disebabkan, menurut ketentuan Pasal 10 ayat
(1) Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk, Permohonan yang

13
diajukan oleh Pemohon yang disebutkan di atas wajib diajukan melalui kuasanya
di Indonesia.

6. Pembayaran biaya
Permohonan harus disertai pembayaran biaya dalam rangka Permohonan, sesuai
dengan jenis dan besar yang ditetapkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.

7. Bukti Penerimaan Permohonan


Apabila Permohonan diajukan dengan menggunakan hak prioritas, Permohonan
harus disertai bukti penerimaan Permohonan yang pertama kali yang
menimbulkan hak prioritas, dengan disertai terjemahannya dalam bahasa
Indonesia.

8. Salinan peraturan penggunaan merk koletif


Apabila merk yang dimohonkan pendaftaran akan digunakan sebagai merk
kolektif, Permohonan harus disertai salinan peraturan penggunaan merk kolektif,
dengan ketentuan salinan peraturan penggunaan merk yang tidak menggunakan
bahasa Indonesia harus disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

E. Ruang Lingkup Merk Yang Tidak Dapat Didaftarkan & Ditolak

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 yakni :


1. Merek yang didaftarkan atas dasar Itikad Tidak Baik. (Pasal 4 Undang-undang
No. 15 tahun 2001 tentang Merk

2. Merek yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku,


moralitas agama, kesusilaan, ketertiban umum; Tidak memiliki daya
pembeda; Telah menjadi milik umum; Merupakan keterangan yang berkaitan

14
dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya. (Pasal 5 Undang-
undang No. 15 tahun 2001 tentang Merk)

3. Memiliki persamaan pada pokoknya/keseluruhan dengan merek milik pihak


lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis, Merk yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
yang sejenis, dan indikasi geografis yang sudah dikenal. (Pasal 6 ayat (1)
Undang undang No. 15 tahun 2001 tentang Merk

Merek yang menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain; Tiruan atau menyerupai nama atau singkatan sinkatan nama,
bendera, lambing atau symbol atau emblem Negara atau lembaga nasional
maupun internasional; Tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
yang digunakan oleh Negara atau lembaga pemerintahan. (Pasal 6 ayat (3)
Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merk)

F. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Merk Terkenal

Menurut Sudikno Mertokusumo memberikan gambaran terhadap pengertian


Perlindungan hukum, yaitu segala upaya yang dilakukan untuk menjamin adanya
kepastian hukum yang didasarkan pada keseluruhan peraturan atau kaidah-kaidah
yang ada dalam suatu kehidupan bersama
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis beranggapan bahwa perlindungan hak
kekayaan intelektual khususnya terhadap Merk Terkenal bersifat preventif dan
repressif.
• Perlindungan secara preventif dititkberatkan pada upaya untuk mencegah agar
merk terkenal tidak dapat dipakai oleh orang lain secara salah. Upaya itu
dapat berupa :
1. Penolakan pendaftaran oleh kantor Merk

15
2. Pembatalan Merk terdaftar yang melanggar hak merk orang lain. Akibat
kesalahan pendaftaran yang dilakukan oleh petugas kantor merk, suatu merk
yang seharusnya tidak dapat didaftar tetapi akhirnya didaftar dalam daftar
umum merk (DUM) yang mengesahkan merk tersebut. Padahal merk tersebut
jelas-jelas melanggar merk orang lain, karena berbagai hal antara lain mirip
atau sama dengan merk lain yang telah terdaftar sebelumnya.

• Perlindungan secara Represif dititikberatkan pada pemberian hukuman kepada


barang siapa yang telah melakukan kejahatan dan pelanggaran merk
sebagaimana diatur dalam pasal 90, 91, 94 Undang-Undang No. 15 Tahun
2001 tentang Merk.

16
BAB III

KESIMPULAN

Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana merek suatu
produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya
sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk
membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan
identitas khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada
gilirannya tentu akan memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Pada
dasarnya merek terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama
merek, dan bagian yang dapat dikenali tetapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda
merek.
Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan sudah tidak mengalami
kesulitan karena Pemerintah melalui DITJEN HKI telah banyak melakukan
sosialisasi baik lewat masmedia maupun forum-forum yang yang telah dibentuk.
Sehingga akhirnya bagi pemilik hak tersebut tidak usah khawatir akan adanya
kerugian yang diakibatkan oleh oknum yangtak bertanggung jawab yang ingin
memanfaatkan kepopuleran merk suatu produk tertentu.
Bahwa telah kita bahas dihalaman sebelumnya tentang upaya pemerintah melakukan
perlindungan terhadap pemilik hak merk sudah sangat ketat dengan melalui beberapa
tahap proses penyeleksian terhadap pendaftaran merk dan itu dibuktikannya dengan
beberapa undang-undang dan peraturan pemerintah Republik Indonesia yang selalu di
perbaharui seiring perkembangan dan semakin maraknya persaingan di dunia
perdagangan baik nasional maupun internasional. Sehingga dengan adanya beberapa
regulasi tersebut dapat menekan berbagai macam tindak kejahatan dibidang Hak
Kekayaan Intelektual khususnya Merk.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kompilasi Peraturan Perundang-undangan tahun 2011, HKI

Sumber dari Internet, www. Google.com


Pendapat Prof. dr Sudikno Mertokusumo

Blog seperti http://www.mukahukum blogspot.com/2011/02/Perlindungan hukum


Blog www.philipjusuf.com/2011/03/syarat dan tata cara permohonan pendaftaran
terhadap Merk

18

Anda mungkin juga menyukai