Skripsi 201611191 Kevin Gilland Haezer
Skripsi 201611191 Kevin Gilland Haezer
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
KEVIN GILLAND HAEZER
NIM : 2016-11-191
SKRIPSI
Disusun Oleh:
2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan Institut Teknologi
PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia
memikul segala resiko jika ternyata pernyataan ini tidak benar.
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
S1 Teknik Elektro
Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: C=ID, OU=Fakultas Ketenagalistrikan
dan Energi Terbarukan, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Tony Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id
Location: Jakarta
Date: 2021-03-04 19:03:41
iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
SKRIPSI
Disusun Oleh
KEVIN GILLAND HAEZER
NIM: 201611191
Telah disidangkan dan dinyatakan LULUS pada sidang Skrips Pada Program Studi
S1 Teknik Elektro Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institut
Teknologi PLN pada 17 Februari 2021
.................................
TIM PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan
Erlina, S.T., M.T. Ketua Sidang
Mengetahui,
Kepala Program Studi
Digitally signed by Tony
Koerniawan
DN: C=ID, OU=Fakultas
Ketenagalistrikan dan Energi
Terbarukan, O=Institut Teknologi
PLN, CN=Tony Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id
Location: Jakarta
Date: 2021-03-04 19:03:59
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar besarnya
kepada yang terhormat:
Yang telah memberikan petunjuk, saran saran serta bibingan sehingga Skripsi ini dapat
diselesaikan.
Yang telah memberikan masukan dan mengijinkan pengumpulan data beban puncak pada
penyulang Dauhwaru.
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi - PLN, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Kevin Gilland Haezer
NIM : 201611191
Program Studi : S-1 Teknik Elektro
Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Dibuat di Jakarta
Pada tanggal: 31 Januari 2021
Yang menyatakan,
vi
PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH PELANGGAN YANG
DISUPLAI TRAFO SL 278 DENGAN METODE PERGANTIAN KABEL SR
DENGAN JTR
Kevin Gilland Haezer, 201611191
dibawah bimbingan Novi Gusti Pahiyanti S.T., M.T. dan Dr.,Ir., Pawenary
M.T.,M.P.M.
ABSTRAK
Pada pengoperasian sistem tenaga listrik, diperlukan kualitas pelayanan yang baik.
Salah satunya adalah nilai tegangan yang diterima pelanggan tidak mengalami drop
tegangan. Berdasarkan SPLN No. 1 : 1978 tegangan pelayanan adalah maksimum 5%
dan minimum 10 % dari tegangan nominal. Jaringan tegangan rendah yaitu 220 V. yakni
minimum drop voltage 198V dan maksimum over voltage 231V, Salah satu lokasi yang
mengalami masalah drop tegangan adalah di Jalan Pantai Harapan Indah, Medan
Sunggal. Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh divisi jaringan PT. PLN ULP Sunggal,
ternyata drop tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal
diakibatkan oleh jarak lokasi tersebut berada jauh dari gardu distribusi SL 278, yaitu 500
meter dengan kabel SR. Oleh karena itu perlu dilakukan pergantian kabel SR yang
berderet menjadi kabel JTR. Hal ini dilakukan karena semakin besar arus yang
dibutuhkan maka semakin besar juga diameter kabel penghantar yang diperlukan. Oleh
karena itu, pergantian kabel SR perlu dilakukan agar tegangan pada rumah pelanggan di
Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal menghasilkan nilai tegangan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan PT.PLN yaitu 220 V. setelah di lakukan pergantian kabel
dari kabel SR menjadi kabel JTR diketahui bahwa nilai tegangan yang di peroleh
pelanggan di jalan Pantai Harapan Medan Sunggal sudah semangkin baik, yakni
sebelumnya mengalami jatuh tegangan sebesar 27% di fasa R yaitu sebesar 60,08 volt,
setelah di lakukan pergantiaan kabel jatuh tegangan menjadi lebih baik, yakni sebesar 5,1
% yakni sebesar 11,32 volt, dari analisa tersebut dapat di katakana bahwa metode
pergantian kabel untuk mengatasi jatuh tegangan berhasil.
vii
IMPROVEMENT OF DROP VOLTAGE IN CUSTOMER'S HOUSE SUPPLIED BY
SL 278 TRAFO WITH THE REPLACEMENT OF SR CABLE WITH JTR
ABSTRACT
In the operation of the electric power system, reliable service quality is required. One of
the categories is the voltage value received by the customer does not experience a voltage
drop. Based on SPLN No. 1: 1978 the service voltage is a maximum of 5% and a minimum
of 10% of the nominal voltage. The low voltage network is 220 V.the minimum of drop
voltage is 198V and the maximum of over voltage is 231V, One of the locations that had
a voltage drop problem is Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal. Based on the
analysis conducted by the network division of PT. PLN ULP Sunggal, it turned out that
the voltage drop that occurred on Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal was
caused by the long-distance location from the SL 278 distribution substation, which was
500 meters with an SR cable. Therefore it was necessary to replace the SR cables in rows
to become JTR cables. This was conducted because the current required is proportional
to conducting cable’s diameter. Therefore, it was necessary to replace the SR cable so
that the voltage at the customer's house on Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal
produces a voltage value following the standards set by PT PLN that is 220 V. after
changing the cable from SR cable to JTR cable, it known that the voltage value obtaine
by the customer on Pantai Harapan Street, in Medan Sunggal, is getting better, that is,
before experiencing of voltage drop from 27% phase R, which is 60,08 volts, after doing
the cable changing, the cable voltage drop is better, it’s 5,1% which is 11,32 volt. From
this analysis, it can be said that cable replacement method to overcome the voltage drop
is a successful.
viii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................. iv
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ................................................................................. 2
1.2.1 Indentifikasi Masalah .................................................................................. 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah.............................................................................. 2
1.2.3 Perumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 4
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 4
2.2 Jaringan Distribusi Tegangan Rendah .................................................................. 6
2.2.1 Jaringan Distribusi Tegangan Rendah ........................................................... 6
2.2.2 Jenis Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah ................................................. 6
2.2.3 Komponen Utama Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah............................. 6
2.3 Drop Voltage (Jatuh Tegangan) ........................................................................... 9
2.3.1 Penyebab Terjadinya Drop Voltage ............................................................... 9
ix
2.3.2 Cara Mengatasi Drop Voltage ..................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 12
3.1 Perancangan Penelitian ...................................................................................... 12
3.1.1 Tempat Penelitian ....................................................................................... 12
3.1.2 Metode Wawancara ................................................................................... 12
3.1.3 Studi Literatur ........................................................................................... 12
3.1.4 Konsultasi ................................................................................................. 12
3.2 Desain Penelitian .......................................................................................... 13
3.3 Metode Pengumpulan data ............................................................................ 14
3.3.1 Observasi Lapangan .................................................................................. 14
3.3.2 Pengumpulan Data .................................................................................... 14
3.3.3 Pengolahan data ........................................................................................ 14
3.3.4 Pembuatan Laporan ................................................................................... 14
3.4 Metode Analisis Data ........................................................................................ 14
3.4.1 analisa vektor diagram Drop tegangan ....................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 19
4.1 Analisa Drop Tegangan ..................................................................................... 19
4.2 Analisa Perhitungan Drop Tegangan Sebelum Dilakukan pergantian kabel JTR 23
4.3 Perencanaan Pekerjaan Pergantian kabel............................................................ 29
4.4 Analisa Perhitungan Drop Tegangan Setelah Dilakukan Pergantian Kabel ........ 30
4.5 Analisa Perhitungan Drop Tegangan dengan menggunakan kabel 3x50mm
(NFA2X) ................................................................................................................. 37
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 43
5.2 Saran ................................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 46
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Gardu Distribusi GD 108 ............. 20
Tabel 4.2 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Jalan Sawit Komplek Hankam,
Cimanggis................................................................................................... 20
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL ................. 21
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL ................. 22
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sebelum Diadakan ................................ 24
Tabel 4.6 Karakteristik Kabel TIC (NFA2X) 70 sesuai dengan SPLN 42-10 :1993
(kasim, i. 2013) ........................................................................................... 24
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL278 pada
Waktu beban tidak puncak .......................................................................... 25
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL 278 pada
Waktu Malam ............................................................................................. 27
Tabel 4.9 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Terakhir Jurusan A di Jalan Pantai Harapan
Pada Saat Sebelum Diadakan Pekerjaan Pergantian kabel. .......................... 28
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sesudah Diadakan Pergantian Kabel ......... 31
Tabel 4.11 Karakteristik Kabel TIC (NFA2X) 70 sesuai dengan SPLN
42-10 :1993 (kasim, i. 2013) ..................................................................... 32
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan G di Gardu Distribusi GD .............. 34
Tabel 4.13 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Ke 9 Jurusan A di Jalan Pantai Harapan Pada
Saat Setelah Diadakan Pekerjaan Pecah Beban (Jam 17.39 WIB).............. 35
Tabel 4.14 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan pantai harapan Sebelum Diadakan
pergantian kabel ....................................................................................... 36
Tabel 4.15 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan Pantai Harapan Sesudah Diadakan
pergantian kabel ....................................................................................... 37
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Diagram alur Perancangan ....................................................................... 13
Gambar 3.2 Vektor Diagram (DuniaListrik ,2014) ...................................................... 17
Gambar 4.1 Lokasi Pelanggan yang Mengalami Drop Tegangan ................................. 19
Gambar 4.2 Peta Jurusan A di Gardu Distribusi SL278 ............................................... 21
Gambar 4.3 Lokasi Titik Potong Sambung .................................................................. 30
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Drop Voltage (Jatuh Tegangan) di jaringan tegangan rendah disebabkan oleh
berbagai macam hal, seperti sambungan antara kabel Sr dan kabel JTR yang kurang
sempurna,beban yang tinggi pada suatu jaringan, jauhnya jarak antara rumah pelanggan
dengan gardu distribus atau trafo, dan luas penampang penghantar yang terlalu kecil.
Berdasarkan SPLN No. 1 Tahun 1978, tegangan pelayanan adalah maksimum 5% atau
231 Volt dan minimum 10% atau 198 Volt dan tegangan normal jaringan tegangan rendah
adalah 220 Volt (Spln 1-1978 tegangan standar TR). Salah satu lokasi yang mengalami
drop voltage adalah di Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal. Menurut laporan pelanggan
yang diterima oleh PT. PLN (Persero) ULP Medan Sunggal, terdapat pelanggan yang
mengeluh karena terjadi drop voltage di lokasi tersebut. Akibat dari drop voltage yang
terjadi di rumah pelanggan itu, hal ini mengakibatkan mereka terkadang tidak dapat
menyalakan beberapa alat elektronik serta kualitas lampu penerangan di rumah pelanggan
tersebut menjadi redup. Permasalahan drop voltage ini pun harus segera di analisa dan di
perbaiki. Hal ini dilakukan supaya pelanggan dapat menyalakan alat elektroniknya
kembali secara normal dan nilai tegangan yang diterima oleh pelanggan terserbut tidak
berada dibawah 10 % atau 198 Volt dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah
adalah 220 Volt.
Dilihat dari data pelanggan serta konfigurasi jaringan yang diperoleh oleh PT.
PLN (Persero) ULP Medan Sunggal Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal disuplai dari
trafo SL 278 bermerek Sintra dengan kapasitas 100 KVA melalui penyulang PL 06. Trafo
ini memiliki 2 jurusan kabel TIC 4x70 mm2 yang aktif digunakan, dan salah satu
jurusannya mengarah ke Jalan Pantai Harapan..
Untuk mengatasi drop voltage yang terjadi di daerah Jalan Pantai Harapan
dipilihlah dengan menggunakan metode pergantian kabel SR dengan menggunakan kabel
JTR dikarenakan luas penampang kabel SR yang kecil.
1
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Indentifikasi Masalah
Pertumbuhan beban di PLN ULP Sunggal, Medan Sunggal akan
mengakibatkan kenaikan beban setiap tahunnya. Semakin banyaknya
pertumbuhan disekitar, maka kebutuhan akan kelistrikan juga akan semakin
banyak, di tengah banyaknya kebutuhan listrik ini, kualitas penyediaan listrik
juga di kontrol dengan baik, misalnya jumlah trafo, banyaknya beban beban
tiap trafo, batas panjang penyaluran trafo serta kualitas komponen penyaluran
trafo, misalnya kabel, tiang penyangga dll. Apabila system penyalyuran listrik
tidak diperhatikan dengan baik, maka akan menghasilkan kualitas penyaluran
yang kurang baik di antaranya yaitu drop voltage (jatuh tegangan).
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Pembahasan dibatasi pada analisis tentang metode pergantian kabel SR
dengan menggunakan kabel JTR (SR berderet) terhadap rumah pelanggan yang
mengalami Drop Voltage agar penyaluran listrik dapat berjalan secara normal
tanpa mengalami drop voltage.
1.2.3 Perumusan Masalah
Masalah yang didapat pada penulisan proposal ini diantaranya :
1. Apa penyebab drop voltage yang terjadi pada rumah pelanggan di
Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal ?
2. Bagaimana proses perbaikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel SR yang berderet dengan menggunakan kabel JTR
di jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal?
3. Bagaimana proses perbaikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel SR yang berderet dengan menggunakan kabel JTR
di jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuannya dari penulisan proposal ini diantara lain :
1. Menganalisi penyebab drop voltage yang terjadi pada pelanggan di Jalan
Pantai Harapan, Medan Sunggal.
2. Mempelajari proses perbaikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel SR dengan kabel JTR yang terjadi di jalan Pantai Harapan,
Medan Sunggal
2
3. Membandingkan nilai Drop voltage sebelum dan sesudah dilakukan
pergantian kabel SR dengan menggunakan kabel JTR di jalan Pantai
Harapan, Medan Sunggal.
Manfaatnya dari penulisan proposal ini antara lain :
1. Dapat menganalisis penyebab drop voltage yang terjadi pada rumah
pelanggan di Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal.
2. Dapat mempelajari proses perbaiikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel yang SR dengan kabel JTR yang terjadi di Jalan Pantai
Harapan, Medan Sunggal.
3. Mendapatkan hasil perbandinga dari nilai drop voltage sebelum dan seusdah
dilakukan pergantian kabel SR dengan menggunakan kabel JTR di Jalan
Pantai Harapan, Medan Sunggal.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Ukuran Penghantar minimum UKuran penghantar minimum
saluran rumah (SLP dan SMP) ialah untuk SLP, baik diatas
ataupun dibawah tanah minimal 10mm2 atau tembaga minimum
4mm2. Sambungan rumah digunakan kabel pilim berinti tembaga
minimum 4 mm2. Sambunga rumah digunkan kabel pilin berinti
tembaga atau aluminum dengan ukuran inti tembaga adalah 4 mm2,
6 mm2,10 mm2,16mm2,25mm2. Ukuran inti alumunium adalah 10
mm2 ; 16 mm2, 25mm2, 35 mm2.
3. Jumlah langganan/Sambungan Seri dengan memperhitungkan jauh
tegangan maksimum yang diizinkan, cos ɸ = 0,85 impedansi
saluran dan “ demand factor” = 0,5 maka didapatkan jumlah
sambungan seri menurut ukuran dari jenis kabel SR, jarak SR dan
besar beban tersambung rata – rata.
Berdasarkan penelitian dari Skripsi Jufri, F. H. (2008), dalam skripsinya yang
berjudul penyaluran sistem kelistrikan tegangan rendah penyulang
laksamana GI JATIRANGON menjelaskan tentang Jatuh tegangan adalah
permasalahan yang paling sering terjadi pada saluran distribusi 20kV. Jatuh
tegangan yang terjadi pada saluran distribusi 20kV disebabkan oleh beberapa
faktor seperti panjang penghantar, jenis penghantar dan beban dari saluran
distribusi 20kV tersebut. Panjang dan jenis penghantar saluran distribusi 20kV
berpengaruh pada nilai resistansi dari penghantar yang digunakan dimana
semakin besar nilai resistansi penghantar suatu saluran distribusi 20kV maka
semakin besar juga nilai Jatuh tegangan pada saluran distribusi 20kV tersebut.
Beban pada saluran distribusi berpengaruh pada arus yang mengalir pada
penghantar dimana semakin besar arus yang mengalir pada penghantar maka
semakin besar nilai jatuh tegangan yang terjadi pada saluran distribusi 20kV
tersebut. Suatu sistem tenaga listrik yang baik harus memiliki batas toleransi
tegangan. Batas toleransi tegangan sesuai dengan peraturan SPLN 72:1987
adalah 5% di atas dari tegangan nominalnya dan 10% di bawah dari nilai
tegangan nominalnya.
5
Berdasarkan penelitian Made Suartika, I Wayan Arta Wijaya dalam jurnalnya
yang berjudul rekonfigurasi jaringan rendah (JTR) untuk memperbaiki Drop
tegangan di daerah banjar tulanganyuh klungkug. Menjelaskan tentang Cara
untuk memperbaiki drop tegangan pada jaringan tegangan rendah diantaranya
adalah dengan metoda tap changer (pemilihan level tap-tap tegangan pada trafo),
pergantian kabel dengan yang lebih baik, dan rekonfigurasi jaringan (meliputi :
pengalihan jaringan, penambahan jaringan, pergantian jaringan baru).
Berdasarkan standar PLN yang telah disebutkan di atas dan mengacu dari teori
mengenai konfigurasi jaringan yang menyatakan bahwa “faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam memilih konfigurasi sistem distribusi adalah : kontinuitas
pelayanan tenaga listrik yang baik, kualitas tegangan listrik yang baik, dan
kuantitas tenaga listrik”, maka dalam hal ini untuk mengatasi jatuh tegangan pada
Jalan Pantai Harapan di pilihlah Metode Pergantian kabel karena hasil yang di
peroleh akan lebih relavan di bandingkan dengan mengunakan metode yang lain.
6
sebagai inti penghantar fasa dan almelec/alumunium sebagai
netral (Indonesia,K.Ketenagalistrikan. 2010)
2. Tiang
Untuk konsutruksi jaringan SUTR yang berdiri snediri dipakai
tiang beton atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang
beton yang dipakai dari berbagai jenis yang memiliki kekuatan
beban kerja (working load) 200daN,350daN dan 500 daN.
Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang beton
yang dilengkapi dengan terminal pembumian
(Indonesia,K.Ketenagalistrikan. 2010).
3. Pole Bracket
Terdapat dua jenis komponen pole bracket :
Tension Bracket
Suspension Bracket
4. Strain Clamp
Strain Clamp atau clamp tarol dipakai pada pole bracket tipe
tension bracket
5. Suspension Clamp
Fungsi Suspension Clamp yaitu untuk menggantung bagian
penghantar netral pada tiang dengan sudut lintasan jaringan
sampai dengan 30o.
6. Stainless Steel Strip
Pengikat pole bracket pada tiang yang diikat mati dengan
stopping buckle. Dibutuhkan lebih kurang 120 cm untuk tiap
tiang.
7. Plastic Strap (Plastic Tie)
Plastic strap digunakan untuk mengikat kabel pilin yang
terurai agar terlihat rapi dan kokoh.
7
Jenis Kabel yang dipakai adalah jenis kabel bawah tanah
berpelindung mekanis NYFGbY (H.B sitorus, D. P. 2009)
2. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
PHB harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain seperti,
kemampuan hantar arus, kemampuan mengatasi hubung
singkat, kemampuan mekanis. (H.B sitorus, D. P. 2009).
3. Sepatu Kabel
Semua terminasi kabel pada rel PHB harus memakai sepatu
kabel sesuai dengan ukuran kabelnya. Jika memakai kabel
dengan inti alumunium harus memakai sepatu kabel
bimetalAl-Cu. Sebelum dikaitkan pada terminasi sepatu kabel
pada inti kabel harus dipress hydraulic. Bagian dalam sepatu
kabel dicor timah panas. Selanjutnya di tutup dengan bahan
heatshrink-sieeve sesuai dengan warna urutan fasanya.
Sedangkan untuk penandaan warna Fasa N-PE sesuai dengan
SNI 04-0225-2000 (H.B sitorus, D. P. 2009).
4. Terminal Kabel
Terminal Kabel digunkana untuk instalasi SKTR pasangan
luar yang terbuat dari heatshrink-sleeve atau cold shrink untuk
mencegah masuknya air didalam inti penghantar. (H.B sitorus,
D. P. 2009)
5. Elektroda Pembumian
Elektroda pembumian dari sejenis elektroda batang sebagai
berikut.
1. Jenis Insuno
Batang Besi diameter 10 mm dilapis tembaga, dengan
cincin tembaga sebagai terminal dengan panjang sekurang-
kurangnya 1,8 meter.
2. Pipa Galvanis
Pipa Galvanis dengan diameter 1,5 inci dengan cincin
tembaga panjang 2.75 meter. Penghantar tembaga langsung
ke bagian bawah pipa dikeluarkan 20 cm diatas ujung pipa,
dililitkan dan di lapisi timah solder. Sambungan penghantar
8
pembumian pada elektroda memakai sepatu kabel yang di
lapisi timah solder (H.B sitorus, D. P. 2009)
9
2. Luas penampang pada kabel penghantar, semakin luas penampangnya maka
drop voltage yang terjadi akan semakin kecil.
3. Tahanan jenis kabel, kondisi kabel juga harus di perhatikan, semakin jelek
kondisi kabel maka tahanan jenisnya juga semakin besar, semkain besar
tahanan jenisnya maka drop voltage juga akan semakin besar.
4. Besarnya arus yang mengalir, semakin besar arus yang mengalir maka
semakin besar juga drop voltage yang terjadi. Begitu juga sebaliknya semakin
kecil arus yang mengalir maka semakin kecil juga juga drop voltage yang
terjadi
5. Pemasangan sambungan dan kondisi sambungan yang jelek semisal karat
atau sambungan kurang kuat sehingga menyebabkan tahanan yang terjadi
semakin besar. Tahanan yang semakin besar juga menyebabkan drop voltage
yang terjdi semkin besar. (Utomo, M. K. 2011).
10
4. Memasang soket dan menggunakan soket anti karat. Hal ini akan
mengurangi timbul tahanan sehingga memperkecil drop voltage yang
terjadi.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.4 Konsultasi
Melakukan kegiatan konsultasi dengan pembimbing dan staf-staf yang
ada pada bagian jaringan di PLN ULP Sunggal serta pekerja lapangan
dari PT. Razza Prima Trafo mengenai masalah yang akan dibahas
12
3.2 Desain Penelitian
MULAI
KELUHAN PELANGGAN
PENGUKURAN JATUH
TEGANGAN
DROP VOLTAGE
(>10%)? Tidak
YA
PENGUMPULAN
DATA
MELAKUKAN PERHITUNGAN
PERGANTIAN KABEL
TIDAK
PERHITUNGAN DATA
SESUAI STANDAR
SPLN1:1978<10%?
YA
PELAKSANAAN PERGANTIAN
KABEL DAN MEMASTIKAN TIDAK
TERJADINYA DROP VOLTAGE
SELESAI
13
3.3 Metode Pengumpulan data
Pada Tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori serta rumus-
rumus yang diperoleh dari berbagai buku jurnal dan sebagainya untuk
dapat melengkapi teori dan konsep sehingga dapat memiliki landasan dan
keilmuan yang bagus dan sesuai.
3.3.1 Observasi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan
tempat peneliti melakukan penelitian, dalam hal ini tempat
penelitian akan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) ULP Medan
Sunggal
3.3.2 Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan metode
meminta secara langsung pada bagian-bagian yang terkait
memiliki data tersebut di PT. PLN (Persero) ULP Medan Sunggal
3.3.3 Pengolahan data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data akan dilakukan sesuai
dengan teori serta rumus – rumus yang di dapat sebelumnya dari
studi literatur
3.3.4 Pembuatan Laporan
Pada tahap pembuatan laporan ini penyusunan laporan dilakukan
setelah data yang didapat sudah diolah dan disusun sesuai format
penulisan
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan yaitu metode kualitatif dimana landsan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan.
Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambran umum tentang
latar penelitian dan sebagai bahan hasil penelitian. Untuk memahami setiap tahapan
penulisan yang ada, akan di berikan penjelasan sebagai berikut:
1. Pendahuluan
14
dalam memulai tahap penulisan agar memahami persoalan yang ada. Adapun lokasi
yang digunakan dalam penelitian akan dilaksanakan di UP3 Ciracas.
3. Studi Pustaka
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati langsung pada lokasi penelitian dan
berinteraksi langsung teknisi ataupun supervisor bagian electrical terkait data yang
dibutuhkan.Data-data yang dibutuhkan antara lain:
a. Data hasil pengukuran Drop Voltage
b. Data hasil pengukuran besar beban
c. Data hasil pengukuran Panjang kabel
d. Data pembanding hasil pengukuran
e. Data pengujian system penyaluran
f. Data pengujian sebelum di lakukan pecah beban
g. Data pengujian sesudah di lakukan pecah beban
15
5. Pengolahan Data
7. Penulisan Skripsi
16
3.4.1 analisa vektor diagram Drop tegangan
Keterangan :
V2 = V1 + I.R.Cos + I.X.Sin
V2 – V1 = I.R.Cos + I.X.Sin
V2 – V1 = ∆V = I.R.Cos + I.X.Sin
∆V = I.R.Cos + I.X.Sin
∆V = I.( R.Cos + X.Sin )
∆V = Vs – Vr
Besarnya jatuh tegangan pada suatu jaringan dipengaruhi oleh hambatan, arus, dan
jarak. Semakin besar nilai arus, hambatan, dan jarak, maka semakin besar jatuh
tegangannya.
17
ΔV = I (R Cos + X Sin )
Dapat diketahui bahwa I adalah beban dalam ampere, R adalah resistansi pada
penghantar dengan dengan satuan Ohm/Km, dan X adalah reaktansi pada
penghantar dalam Ohm/Km. Jika diketahui jarak atau panjang saluran (L) dengan
satuan Km, maka jatuh tegangan pun dapat dicari dengan rumus berikut :
Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat dilakukan
menggunakan persamaan 2.3 dan untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam
presentase dapat dilakukan menggunakan rumus :
∆ . X Sin
% 100%
(Kasim, I. 2013)
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai tegangan yang terukur di kabel Jaringan Tegangan Rendah (JTR) pada saat itu
menunjukan telah melebihi batas minimum dari tegangan nominal jaringan tegangan
rendah yaitu 220 V. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Batas minimum jatuh tegangan menurut SPLN No.1 tahun 1978 adalah 10%,
sedangkan nilai tegangan yang terukur pada kabel Jaringan Tegangan Rendah (JTR) pada
saat itu telah berada dibawah 10% dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah, yaitu
198 Volt .
19
Metode pergantian kabel ini dipilih karena memiliki waktu penanganan yang cepat.
Lalu, penaikan trap pada tap changer pun tidak dilakukan karena nilai tegangan yang
terukur di gardu distribusi masih belum berada di bawah 220 Volt. Hasil ukurnya dapat
diihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Gardu Distribusi SL 278
Tabel 4.2 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Jalan Pantai Harapan, Medan
Sunggal
Analisa ini dilakukan melalui aplikasi E-Map yang digunakan untuk mencari lokasi
pelanggan yang mengalami jatuh tegangan, serta melalui situs Master Jardis yang
digunakan untuk mengecek data gardu distribusi yang melayani pelanggan dan juga untuk
mengecek hasil ukur beban di gardu distribusi tersebut.
Dari analisa yang saya lakukan, didapatkan hasil bahwa lokasi pelanggan yang
mengalami jatuh tegangan berada di Jalan Pantai Harapan. Gardu distribusi yang
melayani pelanggan di lokasi tersebut adalah gardu distribusi SL278. Jarak antara gardu
distribusi SL278 dengan Jalan Pantai Harapan adalah 500 meter. Dan kabel yang di
gunakan adalah kabel SR 2 x 10mm, Hal ini pun sesuai dengan rumus drop tegangan,
yaitu semakin kecil luas penammpang semangkin besar pula kemungkinan terjadinya
jatuh tegangan. (Kasim, I. 2013)
Untuk data transformator, gardu distribusi SL278 memiliki satu trafo, yaitu trafo
bermerek sintra dengan kapasitas 100KVA.. Trafo ini memiliki 2 jurusan kabel TIC
(NFA2X) 4×70 + N yang terbentang secara radial dan aktif digunakan. Salah satu
jurusan dari kabel tersebut mengarah ke Jalan Pantai Harapan.
20
Lalu, dari analisa yang dilakukan juga diperoleh data jurusan kabel TIC (NFA2X) dan
hasil ukur beban yang mengarah ke Jalan Pantai Harapan. Jurusan kabel TIC (NFA2X)
yang mengarah ke Jalan Pantai Harapan adalah jurusan A. Jurusan kabel ini dapat dilihat
pada gambar 4.2
Lalu, untuk hasil ukur beban pada jurusan A, hasilnya berdasarkan pengukuran
beban terakhir pada saat terdapat pekerjaan inspeksi gardu distribusi di SL278. Hasil ukur
beban ini nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai tegangan dan besarnya
presentase jatuh tegangan.
Dari analisa yang dilakukan, diperoleh data hasil ukur beban pada waktu beban
normal (siang hari) dan pada waktu beban puncak (malam hari). Hasil ukur bebannya
dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.
Fasa I (Ampere)
R 60
S 0
T 40
N 35
21
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 60A, fasa S = 0A, fasa T = 40A dan
fasa N = 35A
Fasa I (Ampere)
R 85
S 0
T 58
N 42
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 85A, fasa S = 0A, fasa T = 58A dan
fasa N = 42A
Dari kedua tabel tersebut terlihat bahwa pemakaian beban pada jurusan A di gardu
distribusi SL 278 mengalami peningkatan pada waktu malam hari. Hal ini disebabkan
karena malam hari merupakan Waktu Beban Puncak (WBP). Waktu ini terjadi pada jam
18.00 - 22.00 WIB. Dampak dari meningkatnya beban pada jurusan A di gardu distribusi
SL 278 adalah terjadinya jatuh tegangan di Jalan Pantai Harapan pada waktu malam hari.
Hal ini sesuai rumus jatuh tegangan, yaitu semakin besar arus yang mengalir dalam suatu
penghantar, maka nilai jatuh tegangannya juga akan semakin besar.
Dari hasil analisa dan survei lokasi yang dilakukan oleh divisi Jaringan PT PLN
(Persero) ULP Sunggal, dapat diketahui bahwa lokasi pelanggan yang berada di Jalan
Pantai Harapan terletak pada jarak 500M dari lokasi gardu distribusi .jalur ini juga masih
menggunakan kabel SR 2x10mm yang terhubung ke kabel TIC 4x70mm, karena
banyaknya kabel SR yang terhubung ke kabel TIC tersebut menyebabkan
terjadinya jatuh tegangan pada kabel 2x10mm, sehingga di simpulkanlah bahwa
penanggulangan yang tepat di lakukan adalah memperpanjang kabel 4x70mm, sehingga
lebih dekat dengan rumah warga yang mengalami jatuh tegangan. Selain itu, daerah di
sekitar lokasi tersebut juga memiliki beban yang tinggi pada malam hari karena banyak
22
berdiri pemukiman warga, perumahan, dan pertokoan. Dampak dari faktor tersebut
adalah nilai jatuh tegangan pun menjadi semakin meningkat. Hal ini pun selaras dengan
rumus jatuh tegangan yaitu:
ΔV I. L R Cos φ X Sin φ
Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat menggunakan
rumus berikut [3]:
ΔV I. L R Cos φ X Sin φ
∆ . X Sin
% 100%
Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan
diperlukan beberapa variabel data untuk dimasukkan ke dalam rumus, yaitu :
23
1. Hasil ukur beban pada waktu siang dan malam hari di jurusan A
yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi terakhir di gardu distribusi
SL278.
2. Panjang kabel TIC 2 x 10 !!" yang terbentang dari Gardu Distribusi SL278
menuju ke Jalan Pantai Harapan = 500 meter = 0,500 km.
3. Cos dan Sin pada tiap fasa di jurusan A sebelum diadakan pecah beban.
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sebelum Diadakan
Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini tertera
pada kertas spesifikasi kabel
Tabel 4.6 Karakteristik Kabel TIC 10 sesuai dengan SPLN 42-10 :1993 (kasim,
i. 2013)
24
Untuk analisa pertama, dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase drop
tegangan pada waktu siang hari menggunakan hasil pengukuran beban di siang hari.
Hasil ukur bebannya dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL278 pada
Waktu beban tidak puncak
Fasa I (Ampere)
R 60
S 0
T 40
N 35
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 60A, fasa S = 0A, fasa T = 40A dan
fasa N = 35A
• ∆V = Vs – Vr
29,394 = 221 – Vr
Vr = 191,6 Volt
"1,314
6 100 % 13,3%
""5
25
ΔV = 0 . 0,500 (0,088 . 0,85 + 1,81 . 0,5)
ΔV = 0 Volt
• ∆V = Vs – Vr
0 = 221 – Vr
Vr = 221 Volt
=0%
• ∆V = Vs – Vr
19,596 = 223 – Vr
Vr = 203,4 Volt
58,819
6 100 % 6,9%
""3
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai tegangan dan
presentase jatuh tegangan di Fasa R yang terjadi pada waktu siang hari di Jalan Pantai
Harapan mengalami jatuh tegangan.
analisa kedua dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase jatuh tegangan pada
waktu malam hari menggunakan hasil pengukuran beban di malam hari. Hasil ukur
bebannya dapat dilihat pada tabel 4.8.
26
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL 278 pada
Waktu Malam
fasa I (Ampere)
R 85
S 0
T 58
N 42
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu malam hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 85A, fasa S = 0A, fasa T = 58A dan
fasa N = 42A
• ∆V = Vs – Vr
60,08 = 221 – Vr
Vr = 160,92 Volt
9<,<9
""5
6 100 % 27%
• ∆V = Vs – Vr
0 = 220 – Vr
27
Vr = 220 Volt
• ∆V = Vs – Vr
17,147 = 223 – Vr
Vr = 205,85 Volt
∆ . X Sin
% 100%
17,174
6 100 % 7,7%
223
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa presentase jatuh tegangan
pada Fasa R yang terjadi pada waktu malam hari di jalan Pantai Harapan mengalami
peningkatan dibandingkan pada waktu siang hari dan telah jauh melewati standar
tegangan minimum yang telah ditetapkan oleh PT PLN (Persero), yakni 198 Volt atau -
10% dari standar tegangan nominal jaringan tegangan rendah yaitu 220 V.
Selain dari hasil perhitungan, didapat pula hasil pengukuran tegangan eksisting di
tiang dekat rumah pelanggan yang mengalami jatuh tegangan pada saat sebelum diadakan
pekerjaan pecah beban. Hasil pengukuran tegangannya dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Terakhir Jurusan A di Jalan Pantai Harapan
Pada Saat Sebelum Diadakan Pekerjaan Pergantian kabel.
R-N (V) S-N (V) T-N (V) R-T (V) S-T (V) T-S (V)
28
Hasil tegangan yang diukur pada gardu distribusi SL278 adalah, fasa R = 160,92 V fasa
S = 220V dan fasa T = 205,85 V
Menurut SPLN No.1 tahun 1978, tegangan pelayanan adalah maksimum 5% atau
231 V dan minimum 10% atau 198 V dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah
yaitu 220 V. Namun, dari hasil ukur tegangan di tiang terakhir jurusan A di Jalan Pantai
Harapan pada saat sebelum diadakan pekerjaan pergantian kabel menunjukkan sudah
mengalami jatuh tegangan tetapi tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan pada jam
16.30 WIB masih berada pada waktu beban normal dan belum memasuki Waktu Beban
Puncak (WBP). Berdasarkan analisa penyebab jatuh tegangan, survei lokasi, dan hasil
perhitungan drop tegangan pada waktu malam hari, saya pun memutuskan untuk
menangani kasus jatuh tegangan ini menggunakan metode pergantian kabel.
Menurut SPLN 1:1978, jarak ideal antara gardu distribusi dengan pelanggan adalah
305 meter Namun, dalam kasus jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan, jarak
antara gardu distribusi dengan lokasi tersebut berjarak 500 meter. Hal ini pun tentunya
sudah melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh PT PLN (Persero).
Oleh karena itu, diputuskan untuk mengalihkan atau memindahkan beberapa tiang
dari Jalan Pantai Harapan yang menuju ke arah gardu distribusi SL 278 ke jurusan
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang baru, yaitu jurusan A.
Pemindahan beberapa tiang ini pun juga mempertimbangkan kondisi beban di sekitar
Jalan Pantai Harapan yang sebelumnya telah saya survei. Pada proses perencanaan ini,
dilakukan penentukan lokasi yang akan diadakan rekonfigurasi atau dilakukan potong
sambung pada suatu tiang.
29
Gambar 4.3 Lokasi Titik Potong Sambung
Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat menggunakan rumus
berikut:
ΔV I. L R Cos φ X Sin φ
Lalu, untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam presentase dapat menggunakan
rumus [3]:
30
Vs = Tegangan Kirim
Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan
diperlukan beberapa variabel data untuk dimasukkan ke dalam rumus, yaitu :
1. Hasil ukur beban pada waktu siang dan malam hari di jurusan A
kabel TIC (NFA2X) yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi
pertama di gardu distribusi SL 278 setelah diadakan pergantian kabel.
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sesudah Diadakan Pergantian Kabel
31
4. Karakteristik kabel TIC (NFA2X). Kabel yang digunakan adalah TIC
(NFA2X) 3×70 + N, karakteristiknya dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini
tertera pada kertas spesifikasi kabel
Untuk analisa pertama, dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase jatuh
tegangan pada waktu siang hari menggunakan hasil pengukuran beban di siang hari. Hasil
ukur bebannya dapat dilihat pada tabel 4.13.
fasa I ( Ampere )
R 34
S 0
T 21
N 15
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 34A, fasa S = 0A, fasa T = 21A dan
fasa N = 15A
32
• ∆V = Vs – Vr
7,55 = 221 – Vr
Vr = 213,4 Volt
@,88
6 100 % 3,4%
""5
• ∆V = Vs – Vr
0 = 220 – Vr
Vr = 220 Volt
• ∆V = Vs – Vr
4,63 = 220 – Vr
Vr = 215,37 Volt
4,93
6 100 % 2,1%
""<
33
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan G di Gardu Distribusi GD
108 pada Waktu Malam
fasa I ( Ampere )
R 51
S 0
T 32
N 19
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 51A, fasa S = 0A, fasa T = 32A dan
fasa N= 19A
• ∆V = Vs – Vr
11,32 = 221 – Vr
Vr = 209,68 Volt
55,3"
• 6 100 % 5,1%
""5
• ∆V = Vs – Vr
0 = 223 – Vr
Vr = 0 Volt
34
∆$ '.( ) *+& , - ./0
• % 100%
%& %&
=0%
• ∆V = Vs – Vr
7,2 = 220 – Vr
Vr = 212,8 Volt
@,"
• 6 100 % 3,2%
""<
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai tegangan dan
presentase jatuh tegangan yang terjadi pada waktu malam hari di Jalan Pantai Harapan
berada dalam keadaan belum melewati standar tegangan minimum yang telah ditetapkan
oleh PT PLN (Persero), yakni 198 Volt atau -10% dari standar tegangan nominal jaringan
tegangan rendah yaitu 220 V.
Selain dari hasil perhitungan, didapat pula hasil pengukuran tegangan eksisting di
tiang dekat rumah pelanggan yang mengalami jatuh tegangan pada saat setelah diadakan
pekerjaan pergantian kabel JTR. Nilai tegangannya dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.15 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Ke 9 Jurusan A di Jalan Pantai Harapan Pada
Saat Setelah Diadakan Pergantian Kabel
R-N (V) S-N (V) T-N (V) R-T (V) S-T (V) T-S (V)
35
Menurut SPLN No.1 tahun 1978, tegangan pelayanan adalah maksimum 5% atau Hasil
tegangan yang diukur pada gardu distribusi SL278 adalah, fasa R = 209,6V fasa S = 223V
dan fasa T = 212,8V
yaitu 220 V. Dari hasil ukur tegangan pada tiang terakhir jurusan baru di jalan
Pantai Harapan pada saat setelah diadakan pergantian kabel hasilnya menunjukkan
peningkatan dibandingkan pada saat sebelum diadakan pergantian kabel . Hal ini
disebabkan karena beban pada tiang terakhir yang di pasang terlalu banyak kabel SR yang
dialihkan menuju ke kabel JTR baru dan berdampak pada kenaikan nilai tegangan di
lokasi tersebut. Hal ini sesuai rumus drop tegangan, yaitu semakin kecil arus yang
mengalir dalam suatu penghantar, maka nilai jatuh tegangannya juga akan semakin kecil.
Perbandingan nilai arus dan tegangan di Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal
sebelum dan sesudah diadakan pergantian kabel pun dapat dilihat pada tabel 4.15 dan
4.16.
Tabel 4.15 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan pantai harapan Sebelum Diadakan
pergantian kabel
36
Tabel 4.16 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan Pantai Harapan Sesudah Diadakan
pergantian kabel
Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat menggunakan rumus
berikut :
ΔV I. L R Cos φ X Sin φ
Lalu, untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam presentase dapat menggunakan
rumus:
37
= Nilai jatuh Tegangan
Vs = Tegangan Kirim
Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan
diperlukan beberapa variabel data untuk dimasukkan ke dalam rumus, yaitu :
5. Hasil ukur beban pada waktu siang dan malam hari di jurusan A
kabel TIC (NFA2X) yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi
pertama di gardu distribusi SL 278 setelah diadakan pergantian kabel.
Tabel 4.17 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sesudah Diadakan Pergantian Kabel
38
Tabel 4.18 Karakteristik Kabel TIC (NFA2X) 70 sesuai dengan SPLN 42-10
:1993 (Kasim, I. 2013)
Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini
tertera pada kertas spesifikasi kabel
Untuk analisa pertama, dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase jatuh
tegangan pada waktu siang hari menggunakan hasil pengukuran beban di siang hari. Hasil
ukur bebannya dapat dilihat pada tabel 4.19.
Fasa I ( Ampere )
R 34
S 0
T 21
N 15
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 34A, fasa S = 0A, fasa T = 21A dan
fasa N = 15A
• ∆V = Vs – Vr
10,53 = 221 – Vr
39
Vr = 210,47 Volt
10,53
6 100% 4,76%
221
• ∆V = Vs – Vr
0 = 220 – Vr
Vr = 220 Volt
• ∆V = Vs – Vr
6,44 = 220 – Vr
Vr = 213,55 Volt
6,44
6 100 % 2,92%
220
40
Tabel 4.20 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan G di Gardu Distribusi GD
108 pada Waktu Malam
fasa I ( Ampere )
R 51
S 0
T 32
N 19
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 51A, fasa S = 0A, fasa T = 32A dan
fasa N= 19A
• ∆V = Vs – Vr
15,8 = 221 – Vr
Vr = 205,2 Volt
15,8
6 100 % 7,1%
221
41
∆$ '.( ) *+& , - ./0
•
%&
% %&
100%
=0%
• ∆V = Vs – Vr
9,9 = 220 – Vr
Vr = 210,1 Volt
∆$ '.( ) *+& , - ./0
% 100%
%& %&
•
1,1
""<
6 100 % 4,5%
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan hasil studi kasus mengenai Perbaikan jatuh Tegangan pada
Jaringan Tegangan Rendah Menggunakan Metode Pergantian kabel, dapat disimpulkan
bahwa :
1. jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan diakibatkan oleh jarak lokasi
tersebut berada jauh dari gardu distribusi SL 278, yaitu 500 meter. Hal itu tentunya
sudah melewati batas ideal pelayanan yang telah ditetapkan oleh PT PLN
(Persero). Menurut SPLN 1:1978, jarak tersebut sudah melewati batas ideal
pelayanan yang telah ditetapkan oleh PT PLN (Persero) yaitu 305 meter Selain
itu, daerah di sekitar lokasi tersebut juga memiliki beban yang tinggi, dikarenakan
banyak berdiri pemukiman warga, perumahan dan pertokoan. Dampak dari faktor
tersebut adalah nilai jatuh tegangan pun menjadi semakin meningkat.
2. Sebelum dilakukan pergantian kabel, besarnya jatuh tegangan yang terjadi di
Jalan Pantai Harapan hampir mendekati batas ideal pelayanan yang telah
ditetapkan oleh PT PLN (Persero), Hasil analisis perhitungan menunjukan
besarnya nilai drop tegangan pada malam hari sebesar, fasa R : 60,08 Volt, S : 0
Volt, T : 17,147 Volt. Lalu, nilai tegangan pada saat terjadinya drop tegangan,
yaitu pada malam hari sebesar : fasa R : 160,92 Volt, S : 220 Volt, T : 205,85 Volt.
Kemudian, besarnya presentase drop tegangan pada malam hari dapat diketahui
sebagai berikut : fasa R : 27 %, S : 0 %, T : 7,7 %. . Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa tegangan yang di terima sudah sesuai dengan standart PLN
yakni minimum 10 % atau sebesar 198 Volt dari tegangan nominal jaringan
tegangan rendah, yaitu 220 Volt.
3. Setelah dilakukan pergantian kabel, besarnya jatuh tegangan yang terjadi di Jalan
Pantai Harapan, Medan Sunggal sudah berada dalam standar yang telah ditetapkan
oleh PT PLN (Persero), Hasil analisis perhitungan menunjukan besarnya nilai
drop tegangan pada siang hari sebesar, fasa R : 11,32 Volt, S : 0 Volt, T : 7,2 Volt.
Didapat pula nilai tegangan pada siang hari, yaitu sebesar, fasa R : 209,68 Volt, S
43
: 223 Volt, T : 212,8 Volt. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tegangan
yang di terima sudah sesuai dengan standart PLN yakni minimum 10 % atau
sebesar 198 Volt dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah, yaitu 220 Volt
5.2 Saran
1. Untuk mengatasi jatuh tegangan yang terjadi pada pelanggan, PT PLN (Persero)
ULP Sunggal sebaiknya melakukan penambahan gardu distribusi dan
mendirikan gardu distribusi dengan jarak maksimum 305 meter antar gardu atau
dengan penarikan JTR yang tidak melebihi 10 gawang. Hal ini dikarenakan
semakin jauh lokasi pelanggan dari gardu distribusi, maka nilai jatuh tegangan
akan semakin besar.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Data Personal
NIM : 2016-11-191
Nama : Kevin Gilland Haezer
Tempat / Tgl. Lahir : Medan/ 01 Juni 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : Teknik Elektro
Alamat : Jln. Sei Kapuas Komp. Avonlea Residence no.9C
Telp. : -Hp.: 085361088744
Email : kevingilland19@yahoo.co.id
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
TK TK St. Thomas 1 Medan - 2004
SD SD St. Thomas 2 Medan - 2010
SMP SMP St. Thomas 1 Medan - 2013
SMA SMA Negeri 1 Medan IPA 2016
46
Lampiran 1. Lembar Bimbingan Skripsi
A
B
C
D
Lampiran 2. Lembar Perbaikan Skrpsi
E
F
G
H