Anda di halaman 1dari 68

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH PELANGGAN


YANG DI SUPLAI TRAFO SL 278 DENGAN METODE
PERGANTIAN KABEL SR DENGAN JTR

DISUSUN OLEH :
KEVIN GILLAND HAEZER
NIM : 2016-11-191

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA, 2020
PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH PELANGGAN
YANG DI SUPLAI TRAFO SL 278 DENGAN METODE
PERGANTIAN KABEL SR DENGAN JTR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

KEVIN GILLAND HAEZER


NIM : 201611191

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN JAKARTA

2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : KEVIN GILLAND HAEZER


NIM : 201611191
Program Studi : S1 TEKNIK ELEKTRO
Fakultas : KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Judul Skripsi : PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH
PELANGGAN YANG DISUPLAI TRAFO SL 278
DENGAN METODE PERGANTIAN KABEL SR
DENGAN JTR

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan Institut Teknologi
PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia
memikul segala resiko jika ternyata pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 31 januari 2021

(Kevin Gilland Haezer)

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH PELANGGAN YANG DI


SUPLAI TRAFO SL 278 DENGAN METODE PERGANTIAN KABEL SR
DENGAN JTR

Disusun Oleh:

KEVIN GILLAND HAEZER


NIM: 201611191

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Jakarta, 19 Januari 2021

Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
S1 Teknik Elektro
Digitally signed by Tony Koerniawan
DN: C=ID, OU=Fakultas Ketenagalistrikan
dan Energi Terbarukan, O=Institut
Teknologi PLN, CN=Tony Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id
Location: Jakarta
Date: 2021-03-04 19:03:41

(Tony Koerniawan, S.T., M.T.) (Novi Gusti Pahiyanti S.T.,) M.T.

Dosen Pembimbing Kedua

(Dr. Ir. Pawenary M.T.,MPM.)

iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
SKRIPSI

PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH PELANGGAN YANG DI


SUPLAI TRAFO SL 278 DENGAN METODE PERGANTIAN KABEL SR
DENGAN JTR

Disusun Oleh
KEVIN GILLAND HAEZER
NIM: 201611191

Telah disidangkan dan dinyatakan LULUS pada sidang Skrips Pada Program Studi
S1 Teknik Elektro Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institut
Teknologi PLN pada 17 Februari 2021
.................................

TIM PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan
Erlina, S.T., M.T. Ketua Sidang

Ibnu Hajar, S.T., M.Sc. Sekretaris Sidang


Juara Mangapul, S.T., Anggota Sidang
M.Si.

Mengetahui,
Kepala Program Studi
Digitally signed by Tony
Koerniawan
DN: C=ID, OU=Fakultas
Ketenagalistrikan dan Energi
Terbarukan, O=Institut Teknologi
PLN, CN=Tony Koerniawan,
E=tony.koerniawan@itpln.ac.id
Location: Jakarta
Date: 2021-03-04 19:03:59

(Tony Koerniawan, S.T., M.T.)

iv
UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar besarnya
kepada yang terhormat:

Novi Gusti Pahiyanti S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing Utama


Dr. Ir. Pawenary, M.T.,MPM. Selaku Dosen Pembimbing Kedua

Yang telah memberikan petunjuk, saran saran serta bibingan sehingga Skripsi ini dapat
diselesaikan.

Terimakasih yang sama saya sampaikan kepada :


1. Ibu Tri Rahayu sekalu Manager PLN ULP Sunggal
2. Bapak Manotas Silaban selaku SPV TEKNIK PLN ULP Sunggal
3. Bapak Fadli selaku SPV TE PLN ULP Sunggal
4. Bapak Budi selaku SPV K3L PLN ULP Sunggal

Yang telah memberikan masukan dan mengijinkan pengumpulan data beban puncak pada
penyulang Dauhwaru.

Jakarta, 31 Januari 2020

KEVIN GILLAND HAEZER


NIM : 201611191

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi - PLN, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Kevin Gilland Haezer
NIM : 201611191
Program Studi : S-1 Teknik Elektro
Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH PELANGGAN YANG DI


SUPLAI TRAFO SL 278 DENGAN METODE PERGANTIAN KABEL SR
DENGAN JTR
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan
Skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Jakarta
Pada tanggal: 31 Januari 2021
Yang menyatakan,

(Kevin Gilland Haezer)

vi
PERBAIKAN DROP VOLTAGE PADA RUMAH PELANGGAN YANG
DISUPLAI TRAFO SL 278 DENGAN METODE PERGANTIAN KABEL SR
DENGAN JTR
Kevin Gilland Haezer, 201611191
dibawah bimbingan Novi Gusti Pahiyanti S.T., M.T. dan Dr.,Ir., Pawenary
M.T.,M.P.M.

ABSTRAK

Pada pengoperasian sistem tenaga listrik, diperlukan kualitas pelayanan yang baik.
Salah satunya adalah nilai tegangan yang diterima pelanggan tidak mengalami drop
tegangan. Berdasarkan SPLN No. 1 : 1978 tegangan pelayanan adalah maksimum 5%
dan minimum 10 % dari tegangan nominal. Jaringan tegangan rendah yaitu 220 V. yakni
minimum drop voltage 198V dan maksimum over voltage 231V, Salah satu lokasi yang
mengalami masalah drop tegangan adalah di Jalan Pantai Harapan Indah, Medan
Sunggal. Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh divisi jaringan PT. PLN ULP Sunggal,
ternyata drop tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal
diakibatkan oleh jarak lokasi tersebut berada jauh dari gardu distribusi SL 278, yaitu 500
meter dengan kabel SR. Oleh karena itu perlu dilakukan pergantian kabel SR yang
berderet menjadi kabel JTR. Hal ini dilakukan karena semakin besar arus yang
dibutuhkan maka semakin besar juga diameter kabel penghantar yang diperlukan. Oleh
karena itu, pergantian kabel SR perlu dilakukan agar tegangan pada rumah pelanggan di
Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal menghasilkan nilai tegangan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan PT.PLN yaitu 220 V. setelah di lakukan pergantian kabel
dari kabel SR menjadi kabel JTR diketahui bahwa nilai tegangan yang di peroleh
pelanggan di jalan Pantai Harapan Medan Sunggal sudah semangkin baik, yakni
sebelumnya mengalami jatuh tegangan sebesar 27% di fasa R yaitu sebesar 60,08 volt,
setelah di lakukan pergantiaan kabel jatuh tegangan menjadi lebih baik, yakni sebesar 5,1
% yakni sebesar 11,32 volt, dari analisa tersebut dapat di katakana bahwa metode
pergantian kabel untuk mengatasi jatuh tegangan berhasil.

Kata kunci : jatuh tegangan , pergantian kabel , tegangan rendah

vii
IMPROVEMENT OF DROP VOLTAGE IN CUSTOMER'S HOUSE SUPPLIED BY
SL 278 TRAFO WITH THE REPLACEMENT OF SR CABLE WITH JTR

Kevin Gilland Haezer, 201611191


Under the tutelage of Novi Gusti Pahiyanti S.T., M.T. and Dr.,Ir., Pawenary
M.T.,M.P.M.

ABSTRACT

In the operation of the electric power system, reliable service quality is required. One of
the categories is the voltage value received by the customer does not experience a voltage
drop. Based on SPLN No. 1: 1978 the service voltage is a maximum of 5% and a minimum
of 10% of the nominal voltage. The low voltage network is 220 V.the minimum of drop
voltage is 198V and the maximum of over voltage is 231V, One of the locations that had
a voltage drop problem is Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal. Based on the
analysis conducted by the network division of PT. PLN ULP Sunggal, it turned out that
the voltage drop that occurred on Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal was
caused by the long-distance location from the SL 278 distribution substation, which was
500 meters with an SR cable. Therefore it was necessary to replace the SR cables in rows
to become JTR cables. This was conducted because the current required is proportional
to conducting cable’s diameter. Therefore, it was necessary to replace the SR cable so
that the voltage at the customer's house on Jalan Pantai Harapan Indah, Medan Sunggal
produces a voltage value following the standards set by PT PLN that is 220 V. after
changing the cable from SR cable to JTR cable, it known that the voltage value obtaine
by the customer on Pantai Harapan Street, in Medan Sunggal, is getting better, that is,
before experiencing of voltage drop from 27% phase R, which is 60,08 volts, after doing
the cable changing, the cable voltage drop is better, it’s 5,1% which is 11,32 volt. From
this analysis, it can be said that cable replacement method to overcome the voltage drop
is a successful.

Key words: voltage drop, cable replacement, low voltage

viii
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................. iv
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ................................................................................. 2
1.2.1 Indentifikasi Masalah .................................................................................. 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah.............................................................................. 2
1.2.3 Perumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 4
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 4
2.2 Jaringan Distribusi Tegangan Rendah .................................................................. 6
2.2.1 Jaringan Distribusi Tegangan Rendah ........................................................... 6
2.2.2 Jenis Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah ................................................. 6
2.2.3 Komponen Utama Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah............................. 6
2.3 Drop Voltage (Jatuh Tegangan) ........................................................................... 9
2.3.1 Penyebab Terjadinya Drop Voltage ............................................................... 9

ix
2.3.2 Cara Mengatasi Drop Voltage ..................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 12
3.1 Perancangan Penelitian ...................................................................................... 12
3.1.1 Tempat Penelitian ....................................................................................... 12
3.1.2 Metode Wawancara ................................................................................... 12
3.1.3 Studi Literatur ........................................................................................... 12
3.1.4 Konsultasi ................................................................................................. 12
3.2 Desain Penelitian .......................................................................................... 13
3.3 Metode Pengumpulan data ............................................................................ 14
3.3.1 Observasi Lapangan .................................................................................. 14
3.3.2 Pengumpulan Data .................................................................................... 14
3.3.3 Pengolahan data ........................................................................................ 14
3.3.4 Pembuatan Laporan ................................................................................... 14
3.4 Metode Analisis Data ........................................................................................ 14
3.4.1 analisa vektor diagram Drop tegangan ....................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 19
4.1 Analisa Drop Tegangan ..................................................................................... 19
4.2 Analisa Perhitungan Drop Tegangan Sebelum Dilakukan pergantian kabel JTR 23
4.3 Perencanaan Pekerjaan Pergantian kabel............................................................ 29
4.4 Analisa Perhitungan Drop Tegangan Setelah Dilakukan Pergantian Kabel ........ 30
4.5 Analisa Perhitungan Drop Tegangan dengan menggunakan kabel 3x50mm
(NFA2X) ................................................................................................................. 37
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 43
5.2 Saran ................................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 46

x
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 4.1 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Gardu Distribusi GD 108 ............. 20
Tabel 4.2 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Jalan Sawit Komplek Hankam,
Cimanggis................................................................................................... 20
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL ................. 21
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL ................. 22
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Cos  dan Sin  Sebelum Diadakan ................................ 24
Tabel 4.6 Karakteristik Kabel TIC (NFA2X) 70 sesuai dengan SPLN 42-10 :1993
(kasim, i. 2013) ........................................................................................... 24
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL278 pada
Waktu beban tidak puncak .......................................................................... 25
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL 278 pada
Waktu Malam ............................................................................................. 27
Tabel 4.9 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Terakhir Jurusan A di Jalan Pantai Harapan
Pada Saat Sebelum Diadakan Pekerjaan Pergantian kabel. .......................... 28
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sesudah Diadakan Pergantian Kabel ......... 31
Tabel 4.11 Karakteristik Kabel TIC (NFA2X) 70 sesuai dengan SPLN
42-10 :1993 (kasim, i. 2013) ..................................................................... 32
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan G di Gardu Distribusi GD .............. 34
Tabel 4.13 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Ke 9 Jurusan A di Jalan Pantai Harapan Pada
Saat Setelah Diadakan Pekerjaan Pecah Beban (Jam 17.39 WIB).............. 35
Tabel 4.14 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan pantai harapan Sebelum Diadakan
pergantian kabel ....................................................................................... 36
Tabel 4.15 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan Pantai Harapan Sesudah Diadakan
pergantian kabel ....................................................................................... 37

xi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Diagram alur Perancangan ....................................................................... 13
Gambar 3.2 Vektor Diagram (DuniaListrik ,2014) ...................................................... 17
Gambar 4.1 Lokasi Pelanggan yang Mengalami Drop Tegangan ................................. 19
Gambar 4.2 Peta Jurusan A di Gardu Distribusi SL278 ............................................... 21
Gambar 4.3 Lokasi Titik Potong Sambung .................................................................. 30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Bimbingan Skripsi....................................................................... A


Lampiran 2. Lembar Perbaikan Skrpsi ......................................................................... C

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Drop Voltage (Jatuh Tegangan) di jaringan tegangan rendah disebabkan oleh
berbagai macam hal, seperti sambungan antara kabel Sr dan kabel JTR yang kurang
sempurna,beban yang tinggi pada suatu jaringan, jauhnya jarak antara rumah pelanggan
dengan gardu distribus atau trafo, dan luas penampang penghantar yang terlalu kecil.
Berdasarkan SPLN No. 1 Tahun 1978, tegangan pelayanan adalah maksimum 5% atau
231 Volt dan minimum 10% atau 198 Volt dan tegangan normal jaringan tegangan rendah
adalah 220 Volt (Spln 1-1978 tegangan standar TR). Salah satu lokasi yang mengalami
drop voltage adalah di Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal. Menurut laporan pelanggan
yang diterima oleh PT. PLN (Persero) ULP Medan Sunggal, terdapat pelanggan yang
mengeluh karena terjadi drop voltage di lokasi tersebut. Akibat dari drop voltage yang
terjadi di rumah pelanggan itu, hal ini mengakibatkan mereka terkadang tidak dapat
menyalakan beberapa alat elektronik serta kualitas lampu penerangan di rumah pelanggan
tersebut menjadi redup. Permasalahan drop voltage ini pun harus segera di analisa dan di
perbaiki. Hal ini dilakukan supaya pelanggan dapat menyalakan alat elektroniknya
kembali secara normal dan nilai tegangan yang diterima oleh pelanggan terserbut tidak
berada dibawah 10 % atau 198 Volt dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah
adalah 220 Volt.
Dilihat dari data pelanggan serta konfigurasi jaringan yang diperoleh oleh PT.
PLN (Persero) ULP Medan Sunggal Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal disuplai dari
trafo SL 278 bermerek Sintra dengan kapasitas 100 KVA melalui penyulang PL 06. Trafo
ini memiliki 2 jurusan kabel TIC 4x70 mm2 yang aktif digunakan, dan salah satu
jurusannya mengarah ke Jalan Pantai Harapan..
Untuk mengatasi drop voltage yang terjadi di daerah Jalan Pantai Harapan
dipilihlah dengan menggunakan metode pergantian kabel SR dengan menggunakan kabel
JTR dikarenakan luas penampang kabel SR yang kecil.

1
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Indentifikasi Masalah
Pertumbuhan beban di PLN ULP Sunggal, Medan Sunggal akan
mengakibatkan kenaikan beban setiap tahunnya. Semakin banyaknya
pertumbuhan disekitar, maka kebutuhan akan kelistrikan juga akan semakin
banyak, di tengah banyaknya kebutuhan listrik ini, kualitas penyediaan listrik
juga di kontrol dengan baik, misalnya jumlah trafo, banyaknya beban beban
tiap trafo, batas panjang penyaluran trafo serta kualitas komponen penyaluran
trafo, misalnya kabel, tiang penyangga dll. Apabila system penyalyuran listrik
tidak diperhatikan dengan baik, maka akan menghasilkan kualitas penyaluran
yang kurang baik di antaranya yaitu drop voltage (jatuh tegangan).
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Pembahasan dibatasi pada analisis tentang metode pergantian kabel SR
dengan menggunakan kabel JTR (SR berderet) terhadap rumah pelanggan yang
mengalami Drop Voltage agar penyaluran listrik dapat berjalan secara normal
tanpa mengalami drop voltage.
1.2.3 Perumusan Masalah
Masalah yang didapat pada penulisan proposal ini diantaranya :
1. Apa penyebab drop voltage yang terjadi pada rumah pelanggan di
Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal ?
2. Bagaimana proses perbaikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel SR yang berderet dengan menggunakan kabel JTR
di jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal?
3. Bagaimana proses perbaikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel SR yang berderet dengan menggunakan kabel JTR
di jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuannya dari penulisan proposal ini diantara lain :
1. Menganalisi penyebab drop voltage yang terjadi pada pelanggan di Jalan
Pantai Harapan, Medan Sunggal.
2. Mempelajari proses perbaikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel SR dengan kabel JTR yang terjadi di jalan Pantai Harapan,
Medan Sunggal

2
3. Membandingkan nilai Drop voltage sebelum dan sesudah dilakukan
pergantian kabel SR dengan menggunakan kabel JTR di jalan Pantai
Harapan, Medan Sunggal.
Manfaatnya dari penulisan proposal ini antara lain :
1. Dapat menganalisis penyebab drop voltage yang terjadi pada rumah
pelanggan di Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal.
2. Dapat mempelajari proses perbaiikan drop voltage menggunakan metode
pergantian kabel yang SR dengan kabel JTR yang terjadi di Jalan Pantai
Harapan, Medan Sunggal.
3. Mendapatkan hasil perbandinga dari nilai drop voltage sebelum dan seusdah
dilakukan pergantian kabel SR dengan menggunakan kabel JTR di Jalan
Pantai Harapan, Medan Sunggal.

1.4 Sistematika Penulisan


Berikut adalah sistematika penulisan laporan proposal yang terdiri dari beberapa
bab yang saling berkaitan dan mengacu pada petunjuk penulisan laporan
meliputi:
Bab I Pendahuluan, Bab ini membahas mengenai latar belakang kerja magang,
ruang lingkup, tujuan kerja magang, manfaat kerja magang, waktu dan tempat
pelaksanaan kerja magang. Metode pengumpulan data, serta sistematika
penulisan. Bab II Gambaran Umum Perusahaan, membahas mengenai profil PT.
PLN (Persero) ULP Medan Sunggal. Bab III Metode pelaksanaan kegiatan,
membahas mengenai metode dalam pelaksanaan kegiatan yang meliputi
perencanaan, prosedur kerja, pelaksanaan kerja serta peluang dan kendala
(masalah) yang dihadapi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Yang Relavan


Berdasarkan penelitian dari Jurnal (Ishak Kasim,Chairul Gagarin, Fahrizal)
dalam jurnal teknik elektronya yang berjudul “PERBAIKAN JATUH
TEGANGAN PADA FEEDER B KB31P SETIABUDI di JAKARTA
DENGAN METODE PECAH BEBAN” menjelaskan tentang penyebab
terjadinya drop tegangan pada jaringan distribusi,(Dalam jaringan distribusi
sering terjadi penurunan kualitas penyaluran yang menyebabkan pendistribusian
tenaga listrik ke pelanggan (konsumen) menjadi terganggu yang terjadi pada
jaringan distribusi diantaranya yaitu penurunan kualitas SKTM. Salah satunya
adalah Partial dichage. Meskipun pengujian partial discharge dengan metode
Assesment kabel sudah ada sebelumnya, namun teknologi dan metode analisa
untuk mendapatkan pendeteksian yang lebih baik dalam bidang ini masih terus
berlanjut. Adapun tinjauan mutakhir dari referensi penelitian tersebut adalah:
1. Menurut Buku Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah ini.
Kelayakan dari sebuah jaringan distribusi, serta spesifikasi dari
komponen komponen yang digunakan dalam konstruksi pembangunan
jaringan distribusi tegangan rendah. Dari penelitian ini didapat
bagaimana standar yang baik dalam melaksanakan pembangunan suatu
jaringan tegangan rendah yang baik.
Penyambunga JTR menurut SPLN No. 74 Tahun 1987 yaitu “
Sambungan JTR adalah sambungan rumah (SR) penghantar dibawah
tanah atau diatas tanah termasuk peralatannya mulai dari titik
penyambungan tiang JTR sampai alat pembatas dan pengukur (APP).
Spesifikasi umum sambungan rumah yaitu :
1. Rugi Tegangan Jatuh tegangan maksimum yang di perkenankan
sepanjang SR ialah 2%. Dengan catatan dalam hal ini SR di
perhitungkan dari titik penyambung pada STR. Khusus untuk
penyambungan langsung dari papan bagi TR di gardu
transformator jatuh tegangan diperkenankan maksimum 5%

4
2. Ukuran Penghantar minimum UKuran penghantar minimum
saluran rumah (SLP dan SMP) ialah untuk SLP, baik diatas
ataupun dibawah tanah minimal 10mm2 atau tembaga minimum
4mm2. Sambungan rumah digunakan kabel pilim berinti tembaga
minimum 4 mm2. Sambunga rumah digunkan kabel pilin berinti
tembaga atau aluminum dengan ukuran inti tembaga adalah 4 mm2,
6 mm2,10 mm2,16mm2,25mm2. Ukuran inti alumunium adalah 10
mm2 ; 16 mm2, 25mm2, 35 mm2.
3. Jumlah langganan/Sambungan Seri dengan memperhitungkan jauh
tegangan maksimum yang diizinkan, cos ɸ = 0,85 impedansi
saluran dan “ demand factor” = 0,5 maka didapatkan jumlah
sambungan seri menurut ukuran dari jenis kabel SR, jarak SR dan
besar beban tersambung rata – rata.
Berdasarkan penelitian dari Skripsi Jufri, F. H. (2008), dalam skripsinya yang
berjudul penyaluran sistem kelistrikan tegangan rendah penyulang
laksamana GI JATIRANGON menjelaskan tentang Jatuh tegangan adalah
permasalahan yang paling sering terjadi pada saluran distribusi 20kV. Jatuh
tegangan yang terjadi pada saluran distribusi 20kV disebabkan oleh beberapa
faktor seperti panjang penghantar, jenis penghantar dan beban dari saluran
distribusi 20kV tersebut. Panjang dan jenis penghantar saluran distribusi 20kV
berpengaruh pada nilai resistansi dari penghantar yang digunakan dimana
semakin besar nilai resistansi penghantar suatu saluran distribusi 20kV maka
semakin besar juga nilai Jatuh tegangan pada saluran distribusi 20kV tersebut.
Beban pada saluran distribusi berpengaruh pada arus yang mengalir pada
penghantar dimana semakin besar arus yang mengalir pada penghantar maka
semakin besar nilai jatuh tegangan yang terjadi pada saluran distribusi 20kV
tersebut. Suatu sistem tenaga listrik yang baik harus memiliki batas toleransi
tegangan. Batas toleransi tegangan sesuai dengan peraturan SPLN 72:1987
adalah 5% di atas dari tegangan nominalnya dan 10% di bawah dari nilai
tegangan nominalnya.

5
Berdasarkan penelitian Made Suartika, I Wayan Arta Wijaya dalam jurnalnya
yang berjudul rekonfigurasi jaringan rendah (JTR) untuk memperbaiki Drop
tegangan di daerah banjar tulanganyuh klungkug. Menjelaskan tentang Cara
untuk memperbaiki drop tegangan pada jaringan tegangan rendah diantaranya
adalah dengan metoda tap changer (pemilihan level tap-tap tegangan pada trafo),
pergantian kabel dengan yang lebih baik, dan rekonfigurasi jaringan (meliputi :
pengalihan jaringan, penambahan jaringan, pergantian jaringan baru).
Berdasarkan standar PLN yang telah disebutkan di atas dan mengacu dari teori
mengenai konfigurasi jaringan yang menyatakan bahwa “faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam memilih konfigurasi sistem distribusi adalah : kontinuitas
pelayanan tenaga listrik yang baik, kualitas tegangan listrik yang baik, dan
kuantitas tenaga listrik”, maka dalam hal ini untuk mengatasi jatuh tegangan pada
Jalan Pantai Harapan di pilihlah Metode Pergantian kabel karena hasil yang di
peroleh akan lebih relavan di bandingkan dengan mengunakan metode yang lain.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
Jaringan distribusi TR adalah merupakan sebuah bagian awal dari
suatu sistem tenaga listrik melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenga
listrik kepada para pelanggan, maka selain harus memenuhi persyaratan
kualias teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap
pengguna dan akrab terhadap lingkungan. (Indonesia,K.Ketenagalistrikan.
2010)
2.2.2 Jenis Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
Jenis konstruksi jaringan tegangan rendah yaitu terdiri dari :
1.Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah
2.Saluran Udara Tegangan Rendah Kabel Pilin
3.Saluran Udara Tegangan Rendah Bare Conductor
2.2.3 Komponen Utama Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
2.2.3.1 Saluran udara tegangan rendah
1. Penghantar
Jenis penghantar yang dipergunakan yaitu kabel pilin udara
(NFA2X) aluminum twisted cable dengan inti alumunium

6
sebagai inti penghantar fasa dan almelec/alumunium sebagai
netral (Indonesia,K.Ketenagalistrikan. 2010)

2. Tiang
Untuk konsutruksi jaringan SUTR yang berdiri snediri dipakai
tiang beton atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang
beton yang dipakai dari berbagai jenis yang memiliki kekuatan
beban kerja (working load) 200daN,350daN dan 500 daN.
Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang beton
yang dilengkapi dengan terminal pembumian
(Indonesia,K.Ketenagalistrikan. 2010).
3. Pole Bracket
Terdapat dua jenis komponen pole bracket :
 Tension Bracket
 Suspension Bracket
4. Strain Clamp
Strain Clamp atau clamp tarol dipakai pada pole bracket tipe
tension bracket
5. Suspension Clamp
Fungsi Suspension Clamp yaitu untuk menggantung bagian
penghantar netral pada tiang dengan sudut lintasan jaringan
sampai dengan 30o.
6. Stainless Steel Strip
Pengikat pole bracket pada tiang yang diikat mati dengan
stopping buckle. Dibutuhkan lebih kurang 120 cm untuk tiap
tiang.
7. Plastic Strap (Plastic Tie)
Plastic strap digunakan untuk mengikat kabel pilin yang
terurai agar terlihat rapi dan kokoh.

2.2.3.2 Saluran Kabel Tegangan Rendah


1. Penghantar (Kabel)

7
Jenis Kabel yang dipakai adalah jenis kabel bawah tanah
berpelindung mekanis NYFGbY (H.B sitorus, D. P. 2009)
2. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
PHB harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain seperti,
kemampuan hantar arus, kemampuan mengatasi hubung
singkat, kemampuan mekanis. (H.B sitorus, D. P. 2009).
3. Sepatu Kabel
Semua terminasi kabel pada rel PHB harus memakai sepatu
kabel sesuai dengan ukuran kabelnya. Jika memakai kabel
dengan inti alumunium harus memakai sepatu kabel
bimetalAl-Cu. Sebelum dikaitkan pada terminasi sepatu kabel
pada inti kabel harus dipress hydraulic. Bagian dalam sepatu
kabel dicor timah panas. Selanjutnya di tutup dengan bahan
heatshrink-sieeve sesuai dengan warna urutan fasanya.
Sedangkan untuk penandaan warna Fasa N-PE sesuai dengan
SNI 04-0225-2000 (H.B sitorus, D. P. 2009).
4. Terminal Kabel
Terminal Kabel digunkana untuk instalasi SKTR pasangan
luar yang terbuat dari heatshrink-sleeve atau cold shrink untuk
mencegah masuknya air didalam inti penghantar. (H.B sitorus,
D. P. 2009)
5. Elektroda Pembumian
Elektroda pembumian dari sejenis elektroda batang sebagai
berikut.
1. Jenis Insuno
Batang Besi diameter 10 mm dilapis tembaga, dengan
cincin tembaga sebagai terminal dengan panjang sekurang-
kurangnya 1,8 meter.
2. Pipa Galvanis
Pipa Galvanis dengan diameter 1,5 inci dengan cincin
tembaga panjang 2.75 meter. Penghantar tembaga langsung
ke bagian bawah pipa dikeluarkan 20 cm diatas ujung pipa,
dililitkan dan di lapisi timah solder. Sambungan penghantar
8
pembumian pada elektroda memakai sepatu kabel yang di
lapisi timah solder (H.B sitorus, D. P. 2009)

i. Konstruksi Saluran Kabel Tegangan Rendah


Pada konstruksi saluran kabel tegangan rendah terdiri dari beberapa
seperti: Jarak aman, konstruksi kabel tanah tanam langsung konstruksi
penyambungan kabel (H.B sitorus, D. P. 2009)
ii. Konstruksi Saluran Udara Tegangan Rendah
Pada konstruksi sutr terdiri dari beberapa konstruksi yang tersusun atas
beberapa komponen seperti; konstruksi bagian atas. Jarak dari antara
tiang. Penyangga untuk tiang, jarak aman dalam pengerjaan dan ruang
bebas hambatan. (Jufri, F. H. 2008)
2.3 Drop Voltage (Jatuh Tegangan)
Drop Voltage adalah selisih antara tegangan ujung pengiriman dan tegangan ujung
penerima (Utomo, M. K.2011).
Suatu nilai tegangan dikatakan buruk apabila pada jaringan tersebut variasi tegangan naik
turun yang melebihi batas yang diizinkan, sehingga akan mempengaruhi perlatan-
peraltan listrik konsumen. Menurunnya tegangan pada jaringan yang disebabkan oleh
adanya drop voltage pada saluran (Utomo, M. K. 2011).
Pencatuan tenaga listrik kepada pelanggan, tegangannya tidak dapat konstan karena
adanya impedansi dari jaringan yang mencatu. Variasi tegangan ini tentu saja ada batas
toleransinya. Untuk Indonesia toleransi tegangan pelayanan didasarkan pada SPLN 1:78
dimana ditentukan variasi tegangan pelayanan sebagai akibat drop voltage adalah
maksimum 5% dan minimum 10% dan tegangan nominalnya.

2.3.1 Penyebab Terjadinya Drop Voltage


Terjadinya Drop Voltage atau Jatuh Tegangan diakibatkan berbagai hal. Berbagai
hal tersebut mulai dari kabel, besarnya beban, kemampuan sumber kelistrikan dan
sebagainya. Berikut merupakan penyebab terjadinya Drop Voltage.
1. Panjang kabel, penggunaan kabel yang semakin panjang dapat meningkatkan
drop voltage

9
2. Luas penampang pada kabel penghantar, semakin luas penampangnya maka
drop voltage yang terjadi akan semakin kecil.
3. Tahanan jenis kabel, kondisi kabel juga harus di perhatikan, semakin jelek
kondisi kabel maka tahanan jenisnya juga semakin besar, semkain besar
tahanan jenisnya maka drop voltage juga akan semakin besar.
4. Besarnya arus yang mengalir, semakin besar arus yang mengalir maka
semakin besar juga drop voltage yang terjadi. Begitu juga sebaliknya semakin
kecil arus yang mengalir maka semakin kecil juga juga drop voltage yang
terjadi
5. Pemasangan sambungan dan kondisi sambungan yang jelek semisal karat
atau sambungan kurang kuat sehingga menyebabkan tahanan yang terjadi
semakin besar. Tahanan yang semakin besar juga menyebabkan drop voltage
yang terjdi semkin besar. (Utomo, M. K. 2011).

2.3.2 Cara Mengatasi Drop Voltage


Hampir semua rangkaian kelistrikan terutama pada kendaraan mengalami drop
voltage atau jatuh tegangan. Perbedaannya hanya terletak pada besar kecilnya drop
voltage yang terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan secara untuk mengatasi terjadinya
drop voltage. Drop Voltage dapat mengakibatkan terjadinya berbagai masalah seperti
lampu redup, klakson kurang keras dan sebagainya. Berikut merupakan cara mengatasi
drop voltage atau jatuh tegangan.
1. Rangkaian Kelistrikan harus dibuat sesuai dengan standarisasi dari PLN,
tidak boleh terlalu panjang. Agar kabel yang digunakan akan dihemat
seefesien mungkin. Dengan jarak yang pendek ini maka drop voltage juga
akan semakin kecil.
2. Menggunakan kabel dengan diameter yang lebih besar, dengan
menggunakan kabel yang lebih besar (luas penampang yang lebih besar)
maka drop voltage yang terjadi juga semakin kecil.
3. Menggunakan kabel dengan tahanan jenis yang kecil, karena tahanan jenis
mempengaruhi besar drop voltge semakin besar nilai tahannannya maka
semakin besar drop voltage terjadi.

10
4. Memasang soket dan menggunakan soket anti karat. Hal ini akan
mengurangi timbul tahanan sehingga memperkecil drop voltage yang
terjadi.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Pada penelitian ini dilaksanakan di PLN ULP Sunggal, Medan Sunggal
sebagai tempat untuk pengambilan data, data diambil dari transformator
SL 278 yang mengalami penurunan kualitas penyaluran, yakni Drop
Voltage (jatuh tegangan).

3.1.2 Metode Wawancara


Metode wawancara kepada staf-staf di lapangan maupun pekerja dari
anak perusahaan PLN seperti PT. Razza Prima Trafo yang berkaitan
dengan objek penelitian sebagai langkah awal untuk proses perbaikan
penurunan kualitas penyaluran jatuh tegangan yang terjadi dengan
menggunakan metode pergantian kabel SR yang berderet dengan
menggunakan kabel JTR.

3.1.3 Studi Literatur


Penulisan melakukan kegiatan dengan studi literature untuk mencari
teori yang relevan dengan permasalahan yang ditemukan. Pencarian
dilakukan dari berbagai sumber seperti buku, arsip, jurnal, artikel dan
sebagainya. Sehingga informasi yang diperoleh dari studi ini dijadikan
rujukan untuk argumentasi yang ada.

3.1.4 Konsultasi
Melakukan kegiatan konsultasi dengan pembimbing dan staf-staf yang
ada pada bagian jaringan di PLN ULP Sunggal serta pekerja lapangan
dari PT. Razza Prima Trafo mengenai masalah yang akan dibahas

12
3.2 Desain Penelitian

MULAI

KELUHAN PELANGGAN

PENGUKURAN JATUH
TEGANGAN

DROP VOLTAGE
(>10%)? Tidak

YA
PENGUMPULAN
DATA

MELAKUKAN PERHITUNGAN
PERGANTIAN KABEL

TIDAK
PERHITUNGAN DATA
SESUAI STANDAR
SPLN1:1978<10%?

YA

PELAKSANAAN PERGANTIAN
KABEL DAN MEMASTIKAN TIDAK
TERJADINYA DROP VOLTAGE

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram alur Perancangan

13
3.3 Metode Pengumpulan data
Pada Tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori serta rumus-
rumus yang diperoleh dari berbagai buku jurnal dan sebagainya untuk
dapat melengkapi teori dan konsep sehingga dapat memiliki landasan dan
keilmuan yang bagus dan sesuai.
3.3.1 Observasi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan
tempat peneliti melakukan penelitian, dalam hal ini tempat
penelitian akan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) ULP Medan
Sunggal
3.3.2 Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan metode
meminta secara langsung pada bagian-bagian yang terkait
memiliki data tersebut di PT. PLN (Persero) ULP Medan Sunggal
3.3.3 Pengolahan data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data akan dilakukan sesuai
dengan teori serta rumus – rumus yang di dapat sebelumnya dari
studi literatur
3.3.4 Pembuatan Laporan
Pada tahap pembuatan laporan ini penyusunan laporan dilakukan
setelah data yang didapat sudah diolah dan disusun sesuai format
penulisan
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan yaitu metode kualitatif dimana landsan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan.
Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambran umum tentang
latar penelitian dan sebagai bahan hasil penelitian. Untuk memahami setiap tahapan
penulisan yang ada, akan di berikan penjelasan sebagai berikut:
1. Pendahuluan

Studi pendahulan adalah tahap awal dalam metodologi penulisan. Dalam


tahapan ini akan dilakukan peninjauan langsung pada lokasi penelitian, serta
memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan. Informasi awal sangat penting

14
dalam memulai tahap penulisan agar memahami persoalan yang ada. Adapun lokasi
yang digunakan dalam penelitian akan dilaksanakan di UP3 Ciracas.

2. Identifikasi dan Perumusan masalah

Setelah dilakukan pendahuluan, maka akan diperoleh permasalahan yang


dapat ditelusuri. Dengan memahami permasalahan yang ada maka akan dibuat
perumusan masalah untuk menyelesaikan masalah secara bertahap. Dalam
menemukan permasalahan, dapat dilakukan dengan survey secara langsung ke lokasi
penelitian atau melakukan tanya jawab dengan teknisi diperusahaan tempat
penelitian berlangsung. Permasalahan yang akan dibahas dalam skrpsi ini adalah
studi jatuh tegangan (Drop Voltage)

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi berupa berbagai


macam teori mengenai permasalahan yang dibahas. Studi pustaka dilakukan untuk
memperoleh informasi dari referensi berbentuk text book, artikel di internet ataupun
sumber karya tulis lainnya.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati langsung pada lokasi penelitian dan
berinteraksi langsung teknisi ataupun supervisor bagian electrical terkait data yang
dibutuhkan.Data-data yang dibutuhkan antara lain:
a. Data hasil pengukuran Drop Voltage
b. Data hasil pengukuran besar beban
c. Data hasil pengukuran Panjang kabel
d. Data pembanding hasil pengukuran
e. Data pengujian system penyaluran
f. Data pengujian sebelum di lakukan pecah beban
g. Data pengujian sesudah di lakukan pecah beban

15
5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan saat setelah semua kebutuhan data telah


terpenuhi. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan perhitungan dan
pengamatan diantaranya sebagai berikut:
a. Besarnya jatuh tegangan yang terjadi
b. Analisa penyebab terjadi jatuhnya tegangan
c. Pengaruh di lakukannya pecah beban terhadap jatuh tegangan
d. Perkembangan jatuh tegangan setelah di lakukan pecah beban

6. Analisa Hasil Perhitungan

Ketika pengujian jatuh tegangan telah dilakukan maka hasil perhitungan


akan dianalisa dengan membuktikan menuru teori yang sudah ada. Setelah itu
mendeteksi lokasi yang mengalami jatuh tegangan. Setelah dianalisa dan diketahui
kesimpulan dari tiap percobaan perhitungan yang telah dilakukan, maka diharapkan
akan meminimalisir kerusakan atau penurunan kualitas penyaluran yang akan terjadi
pada saluran kabel dan konsumen.

7. Penulisan Skripsi

Setelah selesai melakukan pengolahan data dan didapat analisa penelitian,


maka langkah berikutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk karya tulis atau
skripsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

16
3.4.1 analisa vektor diagram Drop tegangan

Gambar 3.2 Vektor Diagram (DuniaListrik ,2014)

Keterangan :
V2 = V1 + I.R.Cos  + I.X.Sin 
V2 – V1 = I.R.Cos  + I.X.Sin 
V2 – V1 = ∆V = I.R.Cos  + I.X.Sin 
∆V = I.R.Cos  + I.X.Sin 
∆V = I.( R.Cos  + X.Sin  )

Besarnya drop tegangan yang terjadi pada penghantar dapat dirumuskan


sebagai berikut :

∆V = Vs – Vr

Dimana, Vs = Tegangan Kirim (Volt)


Vr = Tegangan Terima (Volt)

Besarnya jatuh tegangan pada suatu jaringan dipengaruhi oleh hambatan, arus, dan
jarak. Semakin besar nilai arus, hambatan, dan jarak, maka semakin besar jatuh
tegangannya.

Hal ini pun selaras dengan rumus drop tegangan yaitu :

17
ΔV = I (R Cos  + X Sin  )

Dapat diketahui bahwa I adalah beban dalam ampere, R adalah resistansi pada
penghantar dengan dengan satuan Ohm/Km, dan X adalah reaktansi pada
penghantar dalam Ohm/Km. Jika diketahui jarak atau panjang saluran (L) dengan
satuan Km, maka jatuh tegangan pun dapat dicari dengan rumus berikut :

ΔV = I.L (R Cos  + X Sin  )

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat dilakukan
menggunakan persamaan 2.3 dan untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam
presentase dapat dilakukan menggunakan rumus :

∆ .  X Sin 
% 100%

(Kasim, I. 2013)

= Nilai jatuh Tegangan


Vs = Tegangan Kirim

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Drop Tegangan


Pelanggan mengeluh telah terjadi jatuh tegangan di rumahnya pada malam hari.
Akibat dari jatuh tegangan yang terjadi di rumah pelanggan tersebut, hal ini
mengakibatkan mereka terkadang tidak dapat menghidupkan beberapa alat elektronik
serta kualitas nyala lampu menjadi redup. Lokasi pelanggan tersebut dapat dilihat pada
gambar 4.1

Gambar 4.1 Lokasi Pelanggan yang Mengalami Drop Tegangan

Nilai tegangan yang terukur di kabel Jaringan Tegangan Rendah (JTR) pada saat itu
menunjukan telah melebihi batas minimum dari tegangan nominal jaringan tegangan
rendah yaitu 220 V. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Batas minimum jatuh tegangan menurut SPLN No.1 tahun 1978 adalah 10%,
sedangkan nilai tegangan yang terukur pada kabel Jaringan Tegangan Rendah (JTR) pada
saat itu telah berada dibawah 10% dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah, yaitu
198 Volt .

19
Metode pergantian kabel ini dipilih karena memiliki waktu penanganan yang cepat.
Lalu, penaikan trap pada tap changer pun tidak dilakukan karena nilai tegangan yang
terukur di gardu distribusi masih belum berada di bawah 220 Volt. Hasil ukurnya dapat
diihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Gardu Distribusi SL 278

R-N (V) S-N (V) T-N (V)

221 223 220


Hasil tegangan yang diukur pada gardu distribusi SL278 adalah, fasa R = 221V fasa S =
223V dan fasa T = 220V

Tabel 4.2 Hasil Ukur Tegangan pada Kabel JTR di Jalan Pantai Harapan, Medan
Sunggal

R-N (V) S-N (V) T-N (V)

160,92 220 205,85


Hasil tegangan yang diukur pada gardu distribusi SL278 adalah, fasa R = 160,92 V fasa
S = 220V dan fasa T = 205,85 V

Analisa ini dilakukan melalui aplikasi E-Map yang digunakan untuk mencari lokasi
pelanggan yang mengalami jatuh tegangan, serta melalui situs Master Jardis yang
digunakan untuk mengecek data gardu distribusi yang melayani pelanggan dan juga untuk
mengecek hasil ukur beban di gardu distribusi tersebut.

Dari analisa yang saya lakukan, didapatkan hasil bahwa lokasi pelanggan yang
mengalami jatuh tegangan berada di Jalan Pantai Harapan. Gardu distribusi yang
melayani pelanggan di lokasi tersebut adalah gardu distribusi SL278. Jarak antara gardu
distribusi SL278 dengan Jalan Pantai Harapan adalah 500 meter. Dan kabel yang di
gunakan adalah kabel SR 2 x 10mm, Hal ini pun sesuai dengan rumus drop tegangan,
yaitu semakin kecil luas penammpang semangkin besar pula kemungkinan terjadinya
jatuh tegangan. (Kasim, I. 2013)

Untuk data transformator, gardu distribusi SL278 memiliki satu trafo, yaitu trafo
bermerek sintra dengan kapasitas 100KVA.. Trafo ini memiliki 2 jurusan kabel TIC
(NFA2X) 4×70 + N yang terbentang secara radial dan aktif digunakan. Salah satu
jurusan dari kabel tersebut mengarah ke Jalan Pantai Harapan.
20
Lalu, dari analisa yang dilakukan juga diperoleh data jurusan kabel TIC (NFA2X) dan
hasil ukur beban yang mengarah ke Jalan Pantai Harapan. Jurusan kabel TIC (NFA2X)
yang mengarah ke Jalan Pantai Harapan adalah jurusan A. Jurusan kabel ini dapat dilihat
pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Peta Jurusan A di Gardu Distribusi SL278

Lalu, untuk hasil ukur beban pada jurusan A, hasilnya berdasarkan pengukuran
beban terakhir pada saat terdapat pekerjaan inspeksi gardu distribusi di SL278. Hasil ukur
beban ini nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai tegangan dan besarnya
presentase jatuh tegangan.

Dari analisa yang dilakukan, diperoleh data hasil ukur beban pada waktu beban
normal (siang hari) dan pada waktu beban puncak (malam hari). Hasil ukur bebannya
dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL


278 pada Waktu Siang

Fasa I (Ampere)
R 60
S 0
T 40
N 35

21
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 60A, fasa S = 0A, fasa T = 40A dan
fasa N = 35A

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL


278 pada Waktu Malam

Fasa I (Ampere)
R 85
S 0
T 58
N 42
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 85A, fasa S = 0A, fasa T = 58A dan
fasa N = 42A

Dari kedua tabel tersebut terlihat bahwa pemakaian beban pada jurusan A di gardu
distribusi SL 278 mengalami peningkatan pada waktu malam hari. Hal ini disebabkan
karena malam hari merupakan Waktu Beban Puncak (WBP). Waktu ini terjadi pada jam
18.00 - 22.00 WIB. Dampak dari meningkatnya beban pada jurusan A di gardu distribusi
SL 278 adalah terjadinya jatuh tegangan di Jalan Pantai Harapan pada waktu malam hari.
Hal ini sesuai rumus jatuh tegangan, yaitu semakin besar arus yang mengalir dalam suatu
penghantar, maka nilai jatuh tegangannya juga akan semakin besar.

Setelah melakukan analisa permasalahan, divisi Jaringan PT PLN (Persero) ULP


Sunggal pun segera menyurvei lokasi pelanggan yang mengalami jatuh tegangan. Survei
ini bertujuan untuk melihat lokasi dan kondisi wilayah di sekitar Jalan Pantai Harapan.

Dari hasil analisa dan survei lokasi yang dilakukan oleh divisi Jaringan PT PLN
(Persero) ULP Sunggal, dapat diketahui bahwa lokasi pelanggan yang berada di Jalan
Pantai Harapan terletak pada jarak 500M dari lokasi gardu distribusi .jalur ini juga masih
menggunakan kabel SR 2x10mm yang terhubung ke kabel TIC 4x70mm, karena
banyaknya kabel SR yang terhubung ke kabel TIC tersebut menyebabkan
terjadinya jatuh tegangan pada kabel 2x10mm, sehingga di simpulkanlah bahwa
penanggulangan yang tepat di lakukan adalah memperpanjang kabel 4x70mm, sehingga
lebih dekat dengan rumah warga yang mengalami jatuh tegangan. Selain itu, daerah di
sekitar lokasi tersebut juga memiliki beban yang tinggi pada malam hari karena banyak

22
berdiri pemukiman warga, perumahan, dan pertokoan. Dampak dari faktor tersebut
adalah nilai jatuh tegangan pun menjadi semakin meningkat. Hal ini pun selaras dengan
rumus jatuh tegangan yaitu:

ΔV I. L R Cos φ X Sin φ

4.2 Analisa Perhitungan Drop Tegangan Sebelum Dilakukan pergantian kabel


JTR
Analisa perhitungan jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan sebelum
diadakan pergantian kabel dilakukan dengan menggunakan data pengukuran beban pada
waktu siang dan malam hari yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi terakhir di
gardu distribusi SL278. Penggunaan data pengukuran yang berbeda ini bertujuan untuk
membandingkan besarnya jatuh tegangan yang terjadi pada waktu siang hari dan malam
hari.

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat menggunakan
rumus berikut [3]:

ΔV I. L R Cos φ X Sin φ

Lalu, untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam presentase dapat


menggunakan rumus (kasim, i. 2013)

∆ .  X Sin 
% 100%

= Nilai jatuh Tegangan


Vs = Tegangan Kirim

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan
diperlukan beberapa variabel data untuk dimasukkan ke dalam rumus, yaitu :

23
1. Hasil ukur beban pada waktu siang dan malam hari di jurusan A
yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi terakhir di gardu distribusi
SL278.
2. Panjang kabel TIC 2 x 10 !!" yang terbentang dari Gardu Distribusi SL278
menuju ke Jalan Pantai Harapan = 500 meter = 0,500 km.
3. Cos  dan Sin  pada tiap fasa di jurusan A sebelum diadakan pecah beban.
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Cos  dan Sin  Sebelum Diadakan

Fasa Cos φ Sin φ


R 0,85 0,5
S 0,85 0,5
T 0,85 0,5

Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini tertera
pada kertas spesifikasi kabel

4. Karakteristik kabel TIC (NFA2X). Kabel yang digunakan adalah TIC 2 x 10


+ N, karakteristiknya dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Karakteristik Kabel TIC 10 sesuai dengan SPLN 42-10 :1993 (kasim,
i. 2013)

Penghantar Resistansi Reaktansi pada f = 50Hz


penghantar pada 20° (ohm/km)
(ohm/km)
Jenis Ukuran
TIC 2 X 10 !!"
0,088 1,81

24
Untuk analisa pertama, dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase drop
tegangan pada waktu siang hari menggunakan hasil pengukuran beban di siang hari.
Hasil ukur bebannya dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL278 pada
Waktu beban tidak puncak

Fasa I (Ampere)
R 60
S 0
T 40
N 35

Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 60A, fasa S = 0A, fasa T = 40A dan
fasa N = 35A

Hasil perhitungannya sebagai berikut :


1. jatuh tegangan di fasa R adalah :
• ΔV = I.L(R Cos + X Sin  )
ΔV = 60 . 0,500 (0,088 . 0,85 + 1,81 . 0,5)
ΔV = 29,394 Volt

• ∆V = Vs – Vr
29,394 = 221 – Vr
Vr = 191,6 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


%&
% %&
100%

"1,314
6 100 % 13,3%
""5

2. jatuh tegangan di fasa S adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )

25
ΔV = 0 . 0,500 (0,088 . 0,85 + 1,81 . 0,5)
ΔV = 0 Volt

• ∆V = Vs – Vr
0 = 221 – Vr
Vr = 221 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


% 100
%& %&

=0%

3. jatuh tegangan di fasa T adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 40. 0,500 (0,088 . 0,85 + 1,81 . 0,5)
ΔV = 19,596 Volt

• ∆V = Vs – Vr
19,596 = 223 – Vr
Vr = 203,4 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


% 100%
%& %&

58,819
6 100 % 6,9%
""3

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai tegangan dan
presentase jatuh tegangan di Fasa R yang terjadi pada waktu siang hari di Jalan Pantai
Harapan mengalami jatuh tegangan.

analisa kedua dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase jatuh tegangan pada
waktu malam hari menggunakan hasil pengukuran beban di malam hari. Hasil ukur
bebannya dapat dilihat pada tabel 4.8.

26
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan A di Gardu Distribusi SL 278 pada
Waktu Malam

fasa I (Ampere)
R 85
S 0
T 58
N 42

Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu malam hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 85A, fasa S = 0A, fasa T = 58A dan
fasa N = 42A

Hasil perhitungannya sebagai berikut :


1. jatuh tegangan di fasa R adalah :

• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin )


ΔV = 85 . 0,500(0,088 . 0,93 + 1,81 . 0,37)
ΔV = 60,08 Volt

• ∆V = Vs – Vr
60,08 = 221 – Vr
Vr = 160,92 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


%&
% %&
100%

9<,<9
""5
6 100 % 27%

2. jatuh tegangan di fasa S adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 0 . 0,418(0,088 . 0,96 + 1,81 . 0,28)
ΔV = 0 Volt

• ∆V = Vs – Vr
0 = 220 – Vr

27
Vr = 220 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


%&
% %&
100%
=0%

3. jatuh tegangan di fasa T adalah :

• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )


ΔV = 58. 0,500 (0,088 . 0,96 + 1,81 . 0,28)
ΔV = 17,147 Volt

• ∆V = Vs – Vr
17,147 = 223 – Vr
Vr = 205,85 Volt

∆ .  X Sin 
% 100%

17,174
6 100 % 7,7%
223

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa presentase jatuh tegangan
pada Fasa R yang terjadi pada waktu malam hari di jalan Pantai Harapan mengalami
peningkatan dibandingkan pada waktu siang hari dan telah jauh melewati standar
tegangan minimum yang telah ditetapkan oleh PT PLN (Persero), yakni 198 Volt atau -
10% dari standar tegangan nominal jaringan tegangan rendah yaitu 220 V.

Selain dari hasil perhitungan, didapat pula hasil pengukuran tegangan eksisting di
tiang dekat rumah pelanggan yang mengalami jatuh tegangan pada saat sebelum diadakan
pekerjaan pecah beban. Hasil pengukuran tegangannya dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Terakhir Jurusan A di Jalan Pantai Harapan
Pada Saat Sebelum Diadakan Pekerjaan Pergantian kabel.

R-N (V) S-N (V) T-N (V) R-T (V) S-T (V) T-S (V)

160,92 220 205,85 361 360 362

28
Hasil tegangan yang diukur pada gardu distribusi SL278 adalah, fasa R = 160,92 V fasa
S = 220V dan fasa T = 205,85 V

Menurut SPLN No.1 tahun 1978, tegangan pelayanan adalah maksimum 5% atau
231 V dan minimum 10% atau 198 V dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah
yaitu 220 V. Namun, dari hasil ukur tegangan di tiang terakhir jurusan A di Jalan Pantai
Harapan pada saat sebelum diadakan pekerjaan pergantian kabel menunjukkan sudah
mengalami jatuh tegangan tetapi tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan pada jam
16.30 WIB masih berada pada waktu beban normal dan belum memasuki Waktu Beban
Puncak (WBP). Berdasarkan analisa penyebab jatuh tegangan, survei lokasi, dan hasil
perhitungan drop tegangan pada waktu malam hari, saya pun memutuskan untuk
menangani kasus jatuh tegangan ini menggunakan metode pergantian kabel.

4.3 Perencanaan Pekerjaan Pergantian kabel


Pada proses perencanaan, dilakukan penentuan lokasi yang akan diadakan pergantian
kabel atau di lakukan potong sambung pada suatu tiang. Penentuan titik potong sambung
ini di lakukan dengan melihat jarak antara gardu distribusi dengan lokasi pelanggan.

Menurut SPLN 1:1978, jarak ideal antara gardu distribusi dengan pelanggan adalah
305 meter Namun, dalam kasus jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan, jarak
antara gardu distribusi dengan lokasi tersebut berjarak 500 meter. Hal ini pun tentunya
sudah melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh PT PLN (Persero).

Oleh karena itu, diputuskan untuk mengalihkan atau memindahkan beberapa tiang
dari Jalan Pantai Harapan yang menuju ke arah gardu distribusi SL 278 ke jurusan
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang baru, yaitu jurusan A.

Pemindahan beberapa tiang ini pun juga mempertimbangkan kondisi beban di sekitar
Jalan Pantai Harapan yang sebelumnya telah saya survei. Pada proses perencanaan ini,
dilakukan penentukan lokasi yang akan diadakan rekonfigurasi atau dilakukan potong
sambung pada suatu tiang.

29
Gambar 4.3 Lokasi Titik Potong Sambung

4.4 Analisa Perhitungan Drop Tegangan Setelah Dilakukan Pergantian Kabel


Setelah dilakukan pergantian kabel, kembali dilakukan analisa perhitungan jatuh
egangan. Analisa dilakukan dengan menggunakan data pengukuran beban pada waktu
siang dan malam hari yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi pertama di gardu
distribusi SL278 setelah diadakan pecah beban, serta menggunakan data pengukuran pada
saat pekerjaan pecah beban telah selesai. Penggunaan data pengukuran yang berbeda ini
bertujuan untuk membandingkan besarnya jatuh tegangan yang terjadi pada waktu siang
hari dan malam hari, serta pada saat pekerjaan pergantian kabel telah selesai

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat menggunakan rumus
berikut:

ΔV I. L R Cos φ X Sin φ

Lalu, untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam presentase dapat menggunakan
rumus [3]:

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


%&
% %&
100%

= Nilai jatuh Tegangan

30
Vs = Tegangan Kirim

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan
diperlukan beberapa variabel data untuk dimasukkan ke dalam rumus, yaitu :

1. Hasil ukur beban pada waktu siang dan malam hari di jurusan A
kabel TIC (NFA2X) yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi
pertama di gardu distribusi SL 278 setelah diadakan pergantian kabel.

2. Panjang kabel NFA2X yang terbentang dari Gardu Distribusi SL 278menuju


ke Jalan Pantai Harapan = 500 meter = 0,500 km.
3. Cos  dan Sin  pada tiap fasa di jurusan A setelah diadakan pecah beban.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sesudah Diadakan Pergantian Kabel

fasa Cos  Sin 


R 0,91 0,41
S 0,93 0,36
T 0.90 0,43
Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini
tertera pada kertas spesifikasi kabel.

Tabel 4.11 karakterikstik peghantar aluminium berdasarkan buku PLN (PERSERO)


2010

31
4. Karakteristik kabel TIC (NFA2X). Kabel yang digunakan adalah TIC
(NFA2X) 3×70 + N, karakteristiknya dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Karakteristik Kabel TIC 10 sesuai dengan


SPLN 42-10 :1993 (kasim, i. 2013)

Resistansi Reaktansi Pada f


Penghantar Penghantar Pada = 50 Hz
20° C (Ohm/Km) (Ohm/Km)
Jenis Ukuran
4 x 70
0,443 0,1
NFA2X

Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini
tertera pada kertas spesifikasi kabel

Untuk analisa pertama, dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase jatuh
tegangan pada waktu siang hari menggunakan hasil pengukuran beban di siang hari. Hasil
ukur bebannya dapat dilihat pada tabel 4.13.

fasa I ( Ampere )
R 34
S 0
T 21
N 15

Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 34A, fasa S = 0A, fasa T = 21A dan
fasa N = 15A

Hasil perhitungannya sebagai berikut :


1. jatuh tegangan di fasa R adalah :
• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin )
ΔV = 34 . 0,500(0,443 . 0,91 + 0,1 . 0,41)
ΔV = 7,55 Volt

32
• ∆V = Vs – Vr
7,55 = 221 – Vr
Vr = 213,4 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


• % 100%
%& %&

@,88
6 100 % 3,4%
""5

2. jatuh tegangan di fasa S adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 0 . 0,500 (0,443 . 0,93 + 0,1 . 0,36)
ΔV = 0 Volt

• ∆V = Vs – Vr
0 = 220 – Vr
Vr = 220 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 



%&
% %&
100%
= 0 %

3. jatuh tegangan di fasa T adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 21 . 0,500 (0,443 . 0,90 + 0,1 . 0,43)
ΔV = 4,63 Volt

• ∆V = Vs – Vr
4,63 = 220 – Vr
Vr = 215,37 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


• % 100%
%& %&

4,93
6 100 % 2,1%
""<

33
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan G di Gardu Distribusi GD
108 pada Waktu Malam
fasa I ( Ampere )
R 51
S 0
T 32
N 19
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 51A, fasa S = 0A, fasa T = 32A dan
fasa N= 19A

Hasil perhitungannya sebagai berikut :

jatuh tegangan di fasa R adalah :

 ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )


ΔV = 51. 0,500 (0,443 . 0,91 + 0,1 . 0,41)
ΔV = 11,32 Volt

• ∆V = Vs – Vr
11,32 = 221 – Vr
Vr = 209,68 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


• % 100%
%& %&

55,3"
• 6 100 % 5,1%
""5

2. jatuh tegangan di fasa S adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 0 . 0,418(0,443 . 0,94 + 0,1 . 0,34 )
ΔV = 0 Volt

• ∆V = Vs – Vr
0 = 223 – Vr
Vr = 0 Volt

34
∆$ '.( ) *+& , - ./0 
• % 100%
%& %&

=0%

3. jatuh tegangan di fasa T adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 32 . 0,500 (0,443 . 0,94 + 0,1 . 0,34 )
ΔV = 7,2 Volt

• ∆V = Vs – Vr
7,2 = 220 – Vr
Vr = 212,8 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


• % 100%
%& %&

@,"
• 6 100 % 3,2%
""<

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai tegangan dan
presentase jatuh tegangan yang terjadi pada waktu malam hari di Jalan Pantai Harapan
berada dalam keadaan belum melewati standar tegangan minimum yang telah ditetapkan
oleh PT PLN (Persero), yakni 198 Volt atau -10% dari standar tegangan nominal jaringan
tegangan rendah yaitu 220 V.

Selain dari hasil perhitungan, didapat pula hasil pengukuran tegangan eksisting di
tiang dekat rumah pelanggan yang mengalami jatuh tegangan pada saat setelah diadakan
pekerjaan pergantian kabel JTR. Nilai tegangannya dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.15 Hasil Ukur Tegangan di Tiang Ke 9 Jurusan A di Jalan Pantai Harapan Pada
Saat Setelah Diadakan Pergantian Kabel

R-N (V) S-N (V) T-N (V) R-T (V) S-T (V) T-S (V)

209,6 223 212,8 374 381 370

35
Menurut SPLN No.1 tahun 1978, tegangan pelayanan adalah maksimum 5% atau Hasil
tegangan yang diukur pada gardu distribusi SL278 adalah, fasa R = 209,6V fasa S = 223V
dan fasa T = 212,8V

yaitu 220 V. Dari hasil ukur tegangan pada tiang terakhir jurusan baru di jalan
Pantai Harapan pada saat setelah diadakan pergantian kabel hasilnya menunjukkan
peningkatan dibandingkan pada saat sebelum diadakan pergantian kabel . Hal ini
disebabkan karena beban pada tiang terakhir yang di pasang terlalu banyak kabel SR yang
dialihkan menuju ke kabel JTR baru dan berdampak pada kenaikan nilai tegangan di
lokasi tersebut. Hal ini sesuai rumus drop tegangan, yaitu semakin kecil arus yang
mengalir dalam suatu penghantar, maka nilai jatuh tegangannya juga akan semakin kecil.

Berdasarkan analisa perhitungan dan pengukuran tegangan pada saat pekerjaan


pergantian kabel telah selesai, maka dapat disimpulkan bahwa metode pergantian kabel
berhasil mengatasi jatuh tegangan yang terjadi pada pelanggan di Jalan Pantai harapan
Hal ini karena nilai tegangan yang didapat berdasarkan analisa perhitungan siang dan
malam, serta pengukuran tegangan eksisting pada saat pekerjaan pergantian kabel telah
selesai, hasilnya menunjukan masih berada dalam keadaan belum melewati standar
tegangan minimum yang telah ditetapkan oleh PT PLN (Persero), yakni 198 Volt atau -
10% dari standar tegangan nominal jaringan tegangan rendah yaitu 220 V.

Perbandingan nilai arus dan tegangan di Jalan Pantai Harapan, Medan Sunggal
sebelum dan sesudah diadakan pergantian kabel pun dapat dilihat pada tabel 4.15 dan
4.16.

Tabel 4.15 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan pantai harapan Sebelum Diadakan
pergantian kabel

Sebelum diadakan pergantian kabel


PARAMETER Waktu siang Waktu malam
R S T R S T
I (A) 60 0 40 85 0 58
∆ (V) 29,394 0 19,596 60,08 0 17,147
Vs (V) 221 221 223 221 220 223
Vr (V) 191,6 221 203,4 160,92 220 205,85
∆ B (%) 13,3 0 6,9 27 0 7,7

36
Tabel 4.16 Nilai Arus dan Tegangan di Jalan Pantai Harapan Sesudah Diadakan
pergantian kabel

Sesudah diadakan pergantian kabel


PARAMETER Waktu siang Waktu malam
R S T R S T
I (A) 34 0 21 51 0 32
∆ (V) 7,55 0 4,63 11,32 0 7,2
Vs (V) 221 220 220 221 223 220
Vr (V) 213,4 220 215,37 209,68 223 212,8

4.5 Analisa Perhitungan Drop Tegangan dengan menggunakan kabel 3x50mm


(NFA2X)

Setelah dilakukan pergantian kabel, kembali dilakukan analisa perhitungan jatuh


tegangan. Analisa dilakukan dengan menggunakan data pengukuran beban pada waktu
siang dan malam hari yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi pertama di gardu
distribusi SL278 setelah diadakan pecah beban, serta menggunakan data pengukuran pada
saat pekerjaan pecah beban telah selesai. Penggunaan data pengukuran yang berbeda ini
bertujuan untuk membandingkan besarnya jatuh tegangan yang terjadi pada waktu siang
hari dan malam hari, serta pada saat pekerjaan pergantian kabel telah selesai

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan dalam (∆V) dapat menggunakan rumus
berikut :

ΔV I. L R Cos φ X Sin φ

Lalu, untuk menghitung besarnya jatuh tegangan dalam presentase dapat menggunakan
rumus:

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


%&
% %&
100%

37
= Nilai jatuh Tegangan
Vs = Tegangan Kirim

Untuk menghitung besarnya nilai jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan
diperlukan beberapa variabel data untuk dimasukkan ke dalam rumus, yaitu :

5. Hasil ukur beban pada waktu siang dan malam hari di jurusan A
kabel TIC (NFA2X) yang datanya didapat dari pekerjaan inspeksi
pertama di gardu distribusi SL 278 setelah diadakan pergantian kabel.

6. Panjang kabel NFA2X yang terbentang dari Gardu Distribusi SL 278menuju


ke Jalan Pantai Harapan = 500 meter = 0,500 km.
7. Cos  dan Sin  pada tiap fasa di jurusan A setelah diadakan pecah beban.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Hasil Pengukuran Cos dan Sin Sesudah Diadakan Pergantian Kabel

fasa Cos  Sin 


R 0,91 0,41
S 0,93 0,36
T 0.90 0,43
Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini
tertera pada kertas spesifikasi kabel
8. Karakteristik kabel TIC (NFA2X). Kabel yang digunakan adalah TIC
(NFA2X) 3×50 + N, karakteristiknya dapat dilihat pada tabel 4.18.

38
Tabel 4.18 Karakteristik Kabel TIC (NFA2X) 70 sesuai dengan SPLN 42-10
:1993 (Kasim, I. 2013)

Resistansi Reaktansi Pada f


Penghantar Penghantar Pada = 50 Hz
20° C (Ohm/Km) (Ohm/Km)
Jenis Ukuran
3×50
+ 1×50 0,641 0,3678
NFA2X

Tabel sin dan cos teta yang terdapat pada karakteristik kabel yang di pakai, tabel ini
tertera pada kertas spesifikasi kabel

Untuk analisa pertama, dilakukan perhitungan jatuh tegangan dan presentase jatuh
tegangan pada waktu siang hari menggunakan hasil pengukuran beban di siang hari. Hasil
ukur bebannya dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Hasil Pengukuran Beban pada siang hari

Fasa I ( Ampere )
R 34
S 0
T 21
N 15
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 34A, fasa S = 0A, fasa T = 21A dan
fasa N = 15A

Hasil perhitungannya sebagai berikut :


1. jatuh tegangan di fasa R adalah :

• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin )


ΔV = 34 . 0,500(0,641 . 0,91 + 0,1 . 0,3674)
ΔV = 10,53 Volt

• ∆V = Vs – Vr
10,53 = 221 – Vr

39
Vr = 210,47 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


• % 100%
%& %&

10,53
6 100% 4,76%
221

2. jatuh tegangan di fasa S adalah :

• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )


ΔV = 0 . 0,500 (0,443 . 0,93 + 0,1 . 0,36)
ΔV = 0 Volt

• ∆V = Vs – Vr
0 = 220 – Vr
Vr = 220 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 



%&
% %&
100%
= 0 %

3. jatuh tegangan di fasa T adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 21 . 0,500 (0,641 . 0,90 + 0,1 . 0,3678)
ΔV = 6,44 Volt

• ∆V = Vs – Vr
6,44 = 220 – Vr
Vr = 213,55 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 



%&
% %&
100%

6,44
6 100 % 2,92%
220

40
Tabel 4.20 Hasil Pengukuran Beban pada Jurusan G di Gardu Distribusi GD
108 pada Waktu Malam

fasa I ( Ampere )
R 51
S 0
T 32
N 19
Pada pengukuran beban gardu distribusi SL278 pada waktu siang hari ini di dapatkan
bahwa, beban yang ada di lokasi sebesar, fasa R = 51A, fasa S = 0A, fasa T = 32A dan
fasa N= 19A

Hasil perhitungannya sebagai berikut :

jatuh tegangan di fasa R adalah :

 ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )


ΔV = 51. 0,500 (0,641 . 0,91 + 0,1 . 0,3678)
ΔV = 15,8 Volt

• ∆V = Vs – Vr
15,8 = 221 – Vr
Vr = 205,2 Volt

∆$ '.( ) *+& , - ./0 


• % 100%
%& %&

15,8
6 100 % 7,1%
221

2. jatuh tegangan di fasa S adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 0 . 0,418(0,443 . 0,94 + 0,1 . 0,34 )
ΔV = 0 Volt
• ∆V = Vs – Vr
0 = 223 – Vr
Vr = 0 Volt

41
∆$ '.( ) *+& , - ./0 

%&
% %&
100%

=0%

3. jatuh tegangan di fasa T adalah :


• ΔV = I.L(R Cos  + X Sin  )
ΔV = 32 . 0,500 (0,641 . 0,94 + 0,1 . 0,3678 )
ΔV = 9,9 Volt

• ∆V = Vs – Vr
9,9 = 220 – Vr
Vr = 210,1 Volt
∆$ '.( ) *+& , - ./0 
% 100%
%& %&


1,1
""<
6 100 % 4,5%

42
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan hasil studi kasus mengenai Perbaikan jatuh Tegangan pada
Jaringan Tegangan Rendah Menggunakan Metode Pergantian kabel, dapat disimpulkan
bahwa :

1. jatuh tegangan yang terjadi di Jalan Pantai Harapan diakibatkan oleh jarak lokasi
tersebut berada jauh dari gardu distribusi SL 278, yaitu 500 meter. Hal itu tentunya
sudah melewati batas ideal pelayanan yang telah ditetapkan oleh PT PLN
(Persero). Menurut SPLN 1:1978, jarak tersebut sudah melewati batas ideal
pelayanan yang telah ditetapkan oleh PT PLN (Persero) yaitu 305 meter Selain
itu, daerah di sekitar lokasi tersebut juga memiliki beban yang tinggi, dikarenakan
banyak berdiri pemukiman warga, perumahan dan pertokoan. Dampak dari faktor
tersebut adalah nilai jatuh tegangan pun menjadi semakin meningkat.
2. Sebelum dilakukan pergantian kabel, besarnya jatuh tegangan yang terjadi di
Jalan Pantai Harapan hampir mendekati batas ideal pelayanan yang telah
ditetapkan oleh PT PLN (Persero), Hasil analisis perhitungan menunjukan
besarnya nilai drop tegangan pada malam hari sebesar, fasa R : 60,08 Volt, S : 0
Volt, T : 17,147 Volt. Lalu, nilai tegangan pada saat terjadinya drop tegangan,
yaitu pada malam hari sebesar : fasa R : 160,92 Volt, S : 220 Volt, T : 205,85 Volt.
Kemudian, besarnya presentase drop tegangan pada malam hari dapat diketahui
sebagai berikut : fasa R : 27 %, S : 0 %, T : 7,7 %. . Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa tegangan yang di terima sudah sesuai dengan standart PLN
yakni minimum 10 % atau sebesar 198 Volt dari tegangan nominal jaringan
tegangan rendah, yaitu 220 Volt.
3. Setelah dilakukan pergantian kabel, besarnya jatuh tegangan yang terjadi di Jalan
Pantai Harapan, Medan Sunggal sudah berada dalam standar yang telah ditetapkan
oleh PT PLN (Persero), Hasil analisis perhitungan menunjukan besarnya nilai
drop tegangan pada siang hari sebesar, fasa R : 11,32 Volt, S : 0 Volt, T : 7,2 Volt.
Didapat pula nilai tegangan pada siang hari, yaitu sebesar, fasa R : 209,68 Volt, S

43
: 223 Volt, T : 212,8 Volt. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tegangan
yang di terima sudah sesuai dengan standart PLN yakni minimum 10 % atau
sebesar 198 Volt dari tegangan nominal jaringan tegangan rendah, yaitu 220 Volt
5.2 Saran
1. Untuk mengatasi jatuh tegangan yang terjadi pada pelanggan, PT PLN (Persero)
ULP Sunggal sebaiknya melakukan penambahan gardu distribusi dan
mendirikan gardu distribusi dengan jarak maksimum 305 meter antar gardu atau
dengan penarikan JTR yang tidak melebihi 10 gawang. Hal ini dikarenakan
semakin jauh lokasi pelanggan dari gardu distribusi, maka nilai jatuh tegangan
akan semakin besar.

44
DAFTAR PUSTAKA

DR. ARTONO ARISMUNANDAR, M. (2004). BUKU PEGANGAN TEKNIK


TENAGA LISTRIK. Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA.
H.B sitorus, D. P. (2009).Buku analisis rekonfigurasi jaringan tegangan rendah dalam
rangka menangani gangguan jatuh tegangan akibat beban berlebih di salah
satu feeder. jakarta : 3 (2). 135-146.
H.B Sitorus, D. P. (2009).Buku Jatuh Tegangan. In D. P. H.B Sitorus, Analisis Jatuh
Tegangan pada Jaringan Tegangan Rendah (p. 130). Jakarta: Indonesia.
Indonesia,K.Ketenagalistrikan. (2010). Buku standart konstruksi jaringan tegangan
rendah tenaga listrik . jakarta.
Jufri, F. H. (2008). skripsi penyaluran sistem kelistrikan tegangan rendah penyulang
laksamana GI JATIRANGON. DEPOK: UNIVERSITAS INDONESIA.
Kasim, I. (2013). Jurnal perbaikan jatuh tegangan pada feeder B KB 31P setiabudi
jakarta dengan metode pecah beban. jakarta: universitas negeri jakarta.
Maman, A. (2010). Buku pedoman assessment kabel. jakrata: PT. Haleyora power.
Suartika, ,. &. (2010). Jurnal rekonfigurasi jaringan rendah (JTR) untuk memperbaiki
Drop tegangan di daerah banjar tulanganyuh klungkug. klungkung.
Suhadi, D. (2008). Jurnal Teknik Distribusi Tenaga Listrik jilid I. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Suhadi, D. (2008). Jurnal teknik distribusi tenaga listrik jilid II . jakarta: direktorat
pembinaan sekolah menengah kejurusan.
Utomo, M. K. (2011). Jurnal optimasi pecah beban dan peletakan gardu sisipan untuk
mengurangi jatuh tegangan dan losses pada jaringan tegangan rendah. jakarta.
Walangare, F. A. (2013). single line diagram sistem pengoperasian jaringan tegangan
rendah . jurnal teknik elektro dan komputer.

45
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Data Personal
NIM : 2016-11-191
Nama : Kevin Gilland Haezer
Tempat / Tgl. Lahir : Medan/ 01 Juni 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : Teknik Elektro
Alamat : Jln. Sei Kapuas Komp. Avonlea Residence no.9C
Telp. : -Hp.: 085361088744
Email : kevingilland19@yahoo.co.id
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
TK TK St. Thomas 1 Medan - 2004
SD SD St. Thomas 2 Medan - 2010
SMP SMP St. Thomas 1 Medan - 2013
SMA SMA Negeri 1 Medan IPA 2016

Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.


Medan, 1 November 2020

(Kevin Gilland Haezer)

46
Lampiran 1. Lembar Bimbingan Skripsi

A
B
C
D
Lampiran 2. Lembar Perbaikan Skrpsi

E
F
G
H

Anda mungkin juga menyukai