Anda di halaman 1dari 9

RESUME EPIDEMIOLOGI

“Laporan Kegiatan Surveilens Epidemiologi dalam Bidang Kebidanan”

DiSusun Oleh :

SHELA RAHAYU PUTRI


P0 0340421021

Dosen Pengajar :
Heru Laksono, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN
TA.2021/2022
A. Teknik Penyusunan Laporan Surveilens

Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara

sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah

kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit

atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan

penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan,

pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada

penyelenggara program kesehatan.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang

dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional

variabel yang bersangkutan. Metode pengumpulan data yang umum

digunakan dalam suatu penelitian adalah: kuesioner, observasi,

wawancara.

Dengan mengamati secara terus-menerus dan sistematis maka

perubahan- perubahan kecenderungan penyakit dan faktor yang

mempengaruhinya dapat diamati atau diantisipasi, sehingga dapat

dilakukan langkah-langkah investigasi dan pengendalian penyakit dengan

tepat. Seperti yang telah dijelaskan di atas ada 5 komponen utama dari

kegiatan Surveilans Epidemiologi antara lain :

1. Pengumpulan/pencatatan kejadian (data) yang dapat dipercaya.

2. Pengolahan dan penyajian data.

2
3. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan.

4. Desiminasi informasi atau penyebarluasan informasi.

5. Feed back atau umpan balik

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan

insidensi terhadap orang-orang yang dianggap penderita campak atau

population at risk melalui kunjungan rumah (active surveillance) atau

pencatatan insidensi berdasarkan laporan sarana pelayanan kesehatan yaitu

dari laporan rutin poli umum setiap hari, laporan bulanan puskesmas desa

dan puskesmas pembantu, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan

harian dari laboratorium dan laporan dari masyarakat serta petugas

kesehatan lain (pasive surveillance). Atau dengan kata lain, data

dikumpulkan dari unit kesehatan sendiri dan dari unit kesehatan yang

paling rendah, misalnya laporan dari pustu, posyandu, barkesra, poskesdes.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik wawancara dan atau

pemeriksaan (Arias, 2010).

Sumber data yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis

penyakit. Sumber data sistem surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:

a. Pencatatan kematian

b. Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam

surveilans. Data yang diperlukan : nama penderita, umur,

jenis kelamin, alamat, diagnosis dan tanggal mulai sakit.

c. Laporan kejadian luar biasa atau wabah.

3
d. Hasil pemeriksaan laboratorium.

e. Penyelidikan peristiwa penyakit menular.

f. Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.

g. Survey: memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.

h. Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit

pada hewan.

i. Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.

j. Data kependudukan dan lingkungan.

2. Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data

ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau

rumus-rumus tertentu (Hasan, 2002). Pengolahan data merupakan bagian

yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data,

data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam

memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan

perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok- kelompok, diadakan

kategorisasi.

a. Data Kualitatif

Data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik

berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitaif merupakan data yang dihasilkan dari pengukuran,dapat

4
berupa bilangan bulat atau desimal. Berbeda dengan data kualitatif, data

kuantitatif hasilnya dinyatakan dalam kuantitas numerik terhadap

ciri tertentu yang disebut variabel, misalnya jumlah bakteri yang

terdapat dalam sampel air.

3. Kegiatan Dalam Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau

data terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah

untuk menghilangkan kesalahan- kesalahan yang terdapat pada

pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi. Pada kesempatan ini,

kekurangan data atau kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki

baik dengan pengumpulan data ulang atau pun dengan interpolasi

(penyisipan). Hal-hal yang perlu diedit pada data masuk adalah sebagai

berikut :

1) Dipenuhi tidaknya instruksi sampling

2) Dapat dibaca atau tidaknya data yang masuk

3) Kelengkapan pengisian

4) Keserasian(consistency)

5) Apakah isi jawaban dapat dipahami

b. Coding

Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data

5
yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang

dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruff yang memberikan

petunjuk, atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan

dianalisis. Contoh kode pendidikan, kode daerah (kabupaten,

kecamatan, dan desa).

c. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah

diberikan kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk

melakukan tabulasi ini dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian agar

tidak terjadi kesalahan khususnya dalam tabulasi silang.

4. Teknik-Teknik Penyajian Data

Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

membuat tabel atau daftar dan grafik atau diagram.

a. Tabel

Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut

kategori-kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan

masa kerja) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.

Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan

informasi dan gambaran mengenai jumlah secara terperinci sehingga

memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut.

b. Grafik

Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana

dikemukakan di atas, data-data kuantitatif (numerik) yang terkumpul

6
juga dapat disajikan ke dalam bentuk grafik. Penyajian data dalam

bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah

gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk

dibaca dan lebih menarik.

Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari

pembuatan tabel distribusi frekuensi karena pembuatan grafik itu

haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh karena itu

pembuatan grafik selalu diawali dengan pembuatan tabel distribusi

frekuensi.

B. Feed Back

1. Definisi Feed Back

Data yang telah dilakukan analisis kemudian hasil analisis

disebarkan kemasyarakat dan dilakukan umpan balik kepada wilayah

kerja di level bawahnya. Kegiatan umpan balik dapat dilakukan dari

dinas kesehatan pusat ke dinas kesehatan propinsi, dari dinas kesehatan

provinsi ke dinas kesehatan Kabupaten/Kota, dari dinas kesehaan

kabupaten/kota ke puskesmas dan dari puskesmas ke wilayah kerja

puskesmas tersebut.

Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-

sumber data (pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan

kegunaannya setelah diolah, merupakan suatu tindakan yang penting,

selain tindakan follow up.

Kegiatan umpan balik dapat berupa pertemuan berkala, pelatihan

7
atau yang lainya Unit surveilans puskesmas mengirim umpan balik

laporan ke puskesmas pembantu diwilayahnya. Kegiatan umpan balik

diharapkan dapat memperbaiki data yang dikumpulkan dan menjadi

informasi pada lesurveilans rumah sakit bekerja sama dengan rekaman

medik, petugas rawat inap dan rawat jalan melakukan validasi data.

Dinas kesehatan kabupaten/kota memberikan umpan balik bulanan ke

puskesmas, rumah sakit serta laboratorium diwilayah kerjanya. Dinas

kesehatan provinsi memberikan umpan balik bulanan ke dinas

kesehatan kabupaten/kota. Unit surveilans laboratorium melakukan

umpan balik terhadap instansi terkait untuk melakukan validasi data.

2. Kunci Keberhasilan Feed Back

Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan umpan balik

kepada sumber-sumber data surveilans agar mudah memberikan

kesadaran kepada sumber data tentang pentingnya proses pengumpulan

data. Bentuk umpan balik yang biasanya adalah ringkasan informasi

atau korektif laporan yang diberikan (Depkes RI, 2003:17).

8
DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N. 2016. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105.

Depkes RI. 2003, Surveilans Epidemiologi Penyakit, Jakarta.

Nur Nasry Noor, Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.

Anda mungkin juga menyukai