Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN


KONSOLIDASIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Akuntansi Keungan Lanjutan 2 diampu oleh


Bapak Dr. La Ode Anto, SE., M.Si.Ak, QIA., CA.,CRP.,CRMP.,ASEAN.,CPA

Disusun oleh Kelompok 3:

Ida Bagus Surya S B1C119109


Indar Wisya B1C119111
Moh.Assegaf Arifin Putra B1C119127

Meyki Melanisa B1C119125


Nurul Kartika Wijayanti B1C11 9147

KELAS C

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. karena atas


berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan judul “ENTITAS KONSOLIDASI DAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN” makalah ini penulis susun
secara maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah penyusun. untuk itu penyusun
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berkordinasi dalam
pembuatan makalah ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh


dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah penulis
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri,amin.

Kendari, maret 2022

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..........................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................3
C. Tujuan penulisan.......................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasian ……………............4
B. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasian........................... ii
C. Laporan Keuangan Anak Perusahaan…………………………....6
D. Laporan Keuangan Konsolidasian: Konsep Dan Standar................7
E. Gambaran Umum Proses Konsolidasi…………………………...…9
F. Ilustrasi Proses Konsolidasi…………………………………….…11
G. Kepentingan Nonpengendali…………………………………...….17
H. Laporan Keuangan Gabungan…………………………………......18
I. Entitas Bertujuan Khusus Dan Entitas Kepemilikan
Variabel (Variable Interest Entities)…………………………...….19
J. Pertimbangan Lain- Pendekatan Yang
Berbeda Untuk Konsolidasi…………………………………….…21
K. Pengungkapan……………………………………………………..22

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................24

DAFTAR PUSTAKA........................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, hampir semua perusahaan besar membuat laporan keuangan


konsolidasian. Walaupun orang sering mengira bahwa pcrusahaanperusahaan
raksasa dunia merupakan pcrusahaan tunggal, pengamatan lebih dekat
mengungkapkan bahwa tiap perusahaan sebenarnya terdiri dari sejumlah
perusahaan-perusahaan terpisah. Sebagai contoh, PT Indofood Sukses
Internasional dan PT HM Sampoerna masing-masing memiliki belasan
perusahaan lain. PT Media Nusantara Citra juga memiliki banyak anak
perusahaan termasuk sejumlah perusahaan-perusahaan berikut: jaringan televisi
(RCTI, TPI, Global TV), jaringan radio (Trijaya, Radio Dangdut TPI, ARG
Global, Women Radio) dan surat kabar (Koran Seputar Indonesia - Sindo Begitu
pula dengan PT Astra International yang memiliki banyak anak perusahaan,
seperti PT Astra Graphia, Astra Agro Lestari, PT Astra Autoparts, dan PT United
Tractors. PT Indofood Sukses Internasional, PT HM Sampoerna, PT Media
Nusantara Citra, dan PT Astra International masing-masing menyajikan laporar
keuangan konsolidasiam sebagaimana hampir semua perusahaan yang dimiliki
publik.
Laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statements)
menyajikan posisi kcuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (parent—
entitas pengendali) dari satu atau lebih anak perusabaan (subsidiaries—entitas
yang dikendalikan) seakan.akan entitas-entitas individual tersebut adalah satu
entitas atau perusahaam Konsohdasi diharuskan jika suatu perusahaan memihki
mayoritas saham beredar di perusahaan Jain. Berdasarkan PSAK 65 (revisi 2013),
induk perusahaan harus mempersiapkan laporan keuangan konsolidasian. Laporan
keuansao tersendiri hanya dapat ditampilkan sebagai informasi tambahan
terhadap laporan keuangan konsolidasiasv Sebagaimana akan dibahas selanjutnya
da)arn bab ini. konsolidasi )uga dapat diterapkan untuk beberapa situasi bin dan

1
tidak semua unit yang hacus dikonsoiidasi harus berbentuk petusahaan atau badan
usaha yang bertujuan mendapatkan laba.
Dan perusahaan dianggap perusahaan bertlasi atau afiliasi (related
companies of affiliates) ketika suatu perusahaan mengendalikan perusahaan lain
atau kedua perusahaan berada di bawah pengendalian yang sama perusahaan lain.
Laporan keuangan konsolidasian umumnya dianggap lebih berguna dibanding
laporan ingin tersendiri perusahaan individual jika perusaha perusahaan tersebut
berelasi. Prinsip akuntansi yang diterapkan dalam pembuatan laporan kenang
konsolidasian sama dengan prinsip akuntansi yang diterapkan untuk membuat
laporan k konsolidarian termasuk mengungkan perusahaan tersendiri. Proses
pembuatan laporan keuangan konsed bersama-sama laporan keuangan tersendiri
dari perusahaan-perusahaan yang berelasi seakan-akan perusahaan-perusahaan
tersebut merupakan perusahaan turggal.
Setiap kombinasi bisnis menghasilkan satu dari dua situasi berikut: (1)
aset bersih dari atau kedua perusahaan yang bergabung ditransfer ke satu
perusahaan (merger atau konsolidasi) (2) tiap perusahaan yang bergabung tetap
sebagal entitas legal tersendiri stau separate legal (akuisisi saharm). Pada situasi
pertama, tidak ada masalat konsolidasi yang timbul karena han Masalah Lapora
satu perusahaan yang timbul dari baril kombinasi bitnis. Laporan keuangan dari
entitas pelaporan penggabungan tersebut merupakan laporan keuangan dari
perusahaan tunggal keuangan konsolidasian timbul dalam situasi kedua karena
keberadaan dus atau lebih perumahan tersendiri tetapi berelast Situasi yang sama
juga timbul jika suatu perusahaan membentuk, buk membeli, anak perusahaan.
Bak anak perusahaan tersebut diakuisisi atau diberuk, masing-masing mempunyai
pembukuan akuntansi terendiri, tetapi konsolidasi diperlukan untuk menyajik
perusahaan perusahaan tersebut sebagai satu entitas ekonomi untuk tujuan
pelaporan keuangan bertujuan umum.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasian
2. Bagaimana Bntuk Laporan Keuangan Anak Perusahaan
3. Bagaimana Konsep Dan Standar Laporan Keuangan Konsolidasian
4. Bagaimana Proses Konsolidasi
5. Apa itu Laporan Keuangan Gabungan
6. Bagaimana Pengungkapan

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasian
2. Mengetahui Bentuk Laporan Keuangan Anak Perusahaan
3. Mengetahui Konsep Dan Standar Laporan Keuangan Konsolidasian
4. Mengetahui Proses Konsolidasi
5. Mengetahui Laporan Keuangan Gabungan
6. Mengetahui Bagaimana Pengungkapan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasian terutama ditujukan untuk kepentingan
pihak-pihak yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan
seperti pemegang saham, kreditur, dan penyedia dana lain ke induk perusahaan.
Laporan keuangan konsolidasian sering kali merupakan satu-satunya cara untuk
mendapatkan gambaran yang jelas dari total number daya perusahaan haal
kombinasi bisnis yang berada di bawah kendil induk perusahaan dar hasil
pengelolaan sumber daya tersebut, terutama jika jumlah perusahaan yang berelati
sangat banyak, kemungkinan tidak ada cara lain yang mudah untuk
mengikhtisarkan jumlah informasi yang banyak schubungan dengan masing
masing perusahaan tersebut dan bagaimana posisi keuangan serta operasional
masing-masing perusahaan memengaruhi entitas konsolidasi secara keseluruhan.
Pemegang saham yang ada dan calon pemegang saham dari induk
perusahaan umumnya mempunyal kepentingan paling besar atas laporan
keuangan konsolidasian dibandingkan laporan masing-masing perusahaan secara
individu karena nasib indok perusahaan dipengaruhi oleh operasi dari anak-anak
perusahaan. Ketika anak perusahaan menghasilkan labe, laba tersebut akan diakul
ole induk perusahaan dan, sebaliknya, Induk perusahaan tidak dapat menghindari
kerugian dari anak perusahaan yang tidak menghasilkan keuntungan. Dengan
melihat laporan keuangan kondi pemilik dan pemilik potensial lebih mampu
untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam memanfaatkan qsumber daya
yang berada dalam kendalinya.
Kreditur jangka panjang dari induk perusahaan juga memperhatikan
kegunaan laporan keuangan konsolidasian karena pengaruh operasional anak
perusahaan terhadap kesehatan keseluruhan perusahaan dan masa depan induk
perusahaan, relevan untuk pengambilan keputusan kreditur. Walaupun induk
perusahaan dan anak perusahaan adalah perusahaan tersendiri kreditur Induk
perusahaan mempunyai klaim tidak langsung atas aset-aset anak perusahaan. Bagi

4
kreditur jangka pendek dari induk perusahaan, walaupun juga memiliki klaim
tidak langsung atas aset aset anak perusahaan, mereka biasanya lebih tertarik pada
sol ablitas jangka pendek dibanding profitabilitas jangka panjang Sehingga
mereka cenderung lebih memperhatikan laporan keuangan induk perusahaan
secara terpisah, terutama laporan posisi keuangan.
Manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan yang berkelanjutan
untuk informasi terkini baik mengenai operasi gabungan dari entites konsolidar;
dan juga mengenai perusahaan perusahaan individual yang membentuk entitas
konsolidasi. Sebagai contoh, anak perusahaan individual dapat mempunyai
volatilitas tinggi dalam operasinya, setelah hasil eperasi dan laporan posisi
keuangan digabung, manajer bara dapat menyadari pengaruh keseluruhan dari
aktivitas aktivitas pada periode tersebut. Sebaliknya, informasi mengenai
perusahaan-perusahaan individual dalam entitas konsolidasi juga dapat berguna.
Misalnya, dapat menyebabkan manajer mengompensasi kekurangan kas di satu
anak perusahaan dengan kelebihan kas dari anak perusahaan lain tarpa perlu
melakukan pinjaman dari luar yang memerlukan biaya. Manajemen induk
perusahaan menaruh perhatian pada laporan keuangan konsolidasian karena
manajemen perusahaan umumnya dievaluasi, dan kadang dikompensasi.
berdasarkan kinerja entitas secara keseluruhan yang tercermin di laporan
keuangan konsolidasian. Kreditur dan pemegang saham lain dari anak perusahaan
secara umum memilih menggunakan laporan keuangan tersendiri dari anak
perusahaan tersebut. Penyedia sumber anak perusahaan tidak memiliki klaim pada
induk perusahaan, kecuali induk perusahaan menyediakan garansi atau masuk ke
dalam pengaturan lain demi keuntungan anak perusahaan.

B. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasian


Walaupun laporan keuangan konsolidasian berguna. tetap harus diingat
bahwa laporan keuangan konsolidasian mempunyai keterbatasan. Beberapa
informasi akan hilang setiap kumpulan data digabungkan; pada situasi tertentu hal
ini benar jika informasi tersebut melibatkan penggabungan antarperusahaan yang
memiliki karakteristik operasi yang berbeda.

5
Beberapa keterbatasan terpenting dari laporan keuangan konsolidasian
adalah sebagai berikut:
1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan
yang dimasukkan dalam laporan konsolidasi tidak diungkapkan, kinerja
atau posisi buruk dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan
oleh kinerja yang baik dari perusahaan lainnya.
2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk cviden induk
perusahaan karena sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan
asas laba anak perusahaan yang belum dibagikan. Begitu pula karena
laporan keuangan konsolidasian termasuk aset anak perusahaan, tidak
semua aset yang ditampilkan tersedia untuk pembagian dividen induk
perusahaan.
3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasian
dihitung berdasarkan informasi gabungan, raslo-raslo tersebut tidak
mewakili perusahaan mana pan yang dikonsolidasi, termasuk induk
perusahaan.
4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang
digabungkan dalam konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat
diperbandingkan. Sebagai contoh, siklus operasi dari perusahaan-
perusahaan yang berbeda dapat bervariasi, menyebabkan piutang dari
panjang periode yang sama diklasifikasikan berbeda.
5. Informasi tambahan tentang masing masing perusahaan atau kelompok
perusahaan yang termasuk dalam konsolidasi sering diperlukan untuk
penyajian wajar, tetapi tambahan pengungkapan tersebut dapat
menyebabkan catatan atas laporan keuangan menjadi sangat banyak.

C. Laporan Keuangan Anak Perusahaan


Sebagian pengguna laporan keuangan dapat mempunyai kepentingan
dalam laporan keuangan tersendiri dari setiap anak perusahaan, baik untuk
menggantikan atau sebagai tambahan dari laporan keuangan konsolidasian.
Walaupun manajemen Induk perusahaan mempunyai kepentingan dengan selurah

6
entitas konsolidasi juga dengan individual anak perusahran, kreditur, pemegang
seh preferen, dan pemegang saham biasa non pengendali dari anak perusahaan
lebih tertarik pada laporan keuangan tersendiri anak perusahaan di mana mereka
mempunyai kepentingan. Karena anak perusaha secara legal terpisah dari induk
perusahaan, kreditur dan pemegang saham anak perusah umumnya tidak
mempunyai klaim terhadap Induk perusahaan dan juga pemegang saham mak
perusahaan tidak mendapat bagian dari laba Induk perusahaan. Oleh karena itu,
laporan keuangan konsolidasian biasanya hanya mempunyai sedikit kegunaan
bagi mereka yang berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang aset,
modal, atau laba individual anak perusahaan.

D. Laporan Keuangan Konsolidasian: Konsep Dan Standar


Laporan keuangan konsolidasian ditujukan untuk memberikan gambaran
yang jelas dari keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu entitas ekonomi yang
terdiri dari sejumlah perusahaan yang bereda Standar konsolidasi saat ini telah
ditetapkan dalam PSAK 65 (revisi 2013) "Laporan Keuanga Konsolidasian".
Berdasarkan standar tersebut, anak perusahaan harus dikonsolidasi kecuali indak
perusahaan dibatasi untuk mempunya! pengendalian. Jika konsolidasi anak
perusahaan tidak diterapkan, maka anak perusahaan dilaporkan sebagai investasi
pada perusahaan lain.
1. Pandangan tradisional mengenai pengendalian
Selama bertahun-tahun, satu-satunya kriteria paling penting untuk
menentukan apakah setiap anak perusahaan harus dikonsolidasi adalah
pengendalian. PSAK 65 menyatakan bahwa laporan keuange konsolidatian
biasanya diterapkan untuk sekelompok perusahaan ketika salah satunya
"memillo pengendalian atas kepentingan keuangan di perusahaan-perusahaan
lainnya." Dinyatakan juga bahwa "kondisi umum untuk pengendalian atas
kepentingan keuangan adalah kepemilikan berhak suara mayoritas... Dalam
praktiknya, pengendalian ditentukan dari proporsi saham berhak suara
perusahaan yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh
perusahaan lain. Kriteria ini diformalkan oleh PSAK 65, yang mengharuskan

7
konsolidasi semua anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
induk perusaliaan, kecuali induk perusahaan tidak mempunyai pengendalian,
misalnya perusahaan mengalami pailit, atau sedang dalam pengawasan
pengadilan.
Walaupun kepemilikan mayoritas umumnya adalah cara utama untuk
mendapatkan pengendalian, suatu perusahaan dapat mengarahkan kebijakan
operasi dan keuangan perusahaan lain dengan kepemilikan kurang dari
mayoritas, seperti jika kepemilikan saham yang lain terseb PSAK 65 tidak
melarang konsolidasi dengan kepemilikan kurang dari mayoritas, tetapi
konsolidad seperti itu jarang ditemul dalam praktik.
a) Mengendalikan lebih dari separuh kepentingan mayoritas berhak
suara, menurut perjanjia dengan investor lain.
b) Mengendalikan kebijakan keuangan dan operasi berdasarkan undang-
undang hukum atau perjanjian.
c) Otoritas untuk menunjuk atau mengganti anggota dewan atau setingkat
dengan dewan serta mengendalikan operasi entitas melalui dewan
tersebut.
d) Otoritas untuk menycarakan mayoritas dalam dewan atau setara
dengan dewan, serta mengendalikan operasi entitas melalul dewan
tersebut.
2. Pengendalian tidak langsung
Pandangan tradisional dari pengendalian termasuk pengendalian
langsung dan tidak langsung Pengendalian langsung (direct control) biasanya
terjadi jika sata perusahaan memiliki mayoritas saham biasa perusahaan lain
Pengendalian tidak langsung (indirec: control) atau bentuk piramida terjadi
jika saham biasa suatu perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih perusahaan
yang semuanya dalam pengendalian bersama.
3. Kemampuan untuk memiliki pengendalian
Dalam situasi tertentu, pemegang saham mayoritas anak perusahaan
mungkin tidak mampu untuk mempunyai kendali walaupun mereka
mempunyai lebih dari 50% saham berhak suara yang beredar. Hal ini dapat

8
terjadi, sebagai contoh, jika anak perusahaan dalam kondisi reorganisasi legal
atau dalam kepailitan; walaupun induk perusahaan mempunyai kepemilikan
mayoritas, pengendalian ada pada pengadilan atau trustee yang ditunjuk oleh
pergadilan. Begitu pula, jika anak perusahaan berada di negara lain dan negara
tersebut memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah
pengembalian laba atau aset ke induk perusahaan, konsolidasi dari anak
perusahaan tersebut tidak sesuai karena ketidakmampuan induk perusahaan
untuk mengendalikan aspek penting dari operasi anak perusahaan.
4. Perbedaan periode fiskal
Perbedaan periode fiskal dari induk perusahaan dan anak perusahaan
tidak menyebabkan kand tidak diterapkan atas anak perusahaan tersebut.
Sering terjadi periode fiskal anak perusaha jika berbeda dengan induk
perusahaan, diubah untuk disamakan dengan periode fatal ind perusahaan.
Alternatif lain adalah dengas menyesuaikan data laporan keuangan anak perus
tisp periode untuk meletakkan data tersebut dengan dasar yang konsisten
dengan periode fidal indak perusahaan. Baik OJK maupun standar suntansi
yang berlaku memperbolehkan konsolidasi dari laporan keuangan anak
perusahaan tanpa menyesuaikan periode fiskal anak perusahaan jikaq periode
fiskal tersebut tidak berbeda lebih dari tiga bulan dari periode fiskal induk
perusahaan dan Jika dilakukan pengakuan terhadap kejadian-kejadian yang
mempunyai pengaruh material terhadap posisi keuangan atau hasil operasi.

E. Gambaran Umum Proses Konsolidasi


Proses konsolidasi menambahkan secam bersama-sama laporan keuangan
dari dua atau leb perusahaan legal yang terpisah, menghasilkan satu kumpulan
laporan keuangan. Bab-bab selanjutnya akan membahas prosedur spesifik yang
akan digunakan untuk menghasilkan laporan keuange konsolidasi secara lebih
rinci. Pemahaman prosedur tersebut penting karena prosedur terseb memfaillitasi
pembuatan laporan keuangan konsolidasian yang akurat dan efisien. Akan tetapi,
faku harus terus berlanjut pada produk akhir, yaitu laporan keuangan. Prosedur

9
tersebut ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan seakan-akan
perusahaan-perusahaan yang terkansolidasi adalah satu perusahaan tunggal.
Laporan keuangan tersendiri dari perusahaan-perusahaan yang terlibat
merupakan-titik awal tlap kali laporan keuangan konsolidasian dibuat Laporan
keuangan tersendiri tersebut ditambabkan bersama-sama, setelah beberapa
penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan laporan keuange konsolidasian.
Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan transaksi dan kepemik
antarperusahaan. Walaupun perusahaan individual dalam entitas konsolidasi dapat
melaporkan penjualan dan plutang atau utang satu sama lain, entitas konsolidasi
secara keseluruhan haru melaporkan hanya transaks dengan pihak di luar entitas
konsolidasi dan plutang dari atau tang kepada pihak eksternal Jadi, penyesuaian
dan eliminasi diperlukan sebagai bagian dari pro konsolidasi ditujukan untuk
memastikan bahwa laporan keuangan konsolidasian disajikan kes akan
perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal.
Untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang tepat, PSAK 65
memberikan pedoman berikut ini.
1. Investasi perusahaan induk di perusahaan anak dihilangkan menurut
kepemilikan proporsional perusahaan induk di perusahaan anak.
2. Kepentingan non-pengendali atas keuntungan dan kerugian selaina
periode konsolidasi di anak perusahaan diidentifikasi.
3. Setiap kepentingan non-pengendali di aset bersih anak perusahaan
konsolidasi diidentifikas secara terpisah, Kepentingan non-pengendali aset
bersih terdiri atas:
a. total kepentingan non-pengendali dihitung pada awal konsolidasi
berdasarkan PSAK 22 Kombinasi Bisnis; dan
b. porsi kepentingan non-pengendali atas perubahan aset setelah tanggal
kombinasi
4. Saldo transaksi, pendapatan, dan beban antarperusahaan (intercompany)
dihilangkan seluruhnya.
Setelah semua prosedur konsolidasi diterapkan, pembuat harus menelaah
dari laporan keuangan yang dihasilkan dan bertanya: "Apakah laporan keuangan

10
tersebut mencerminkan seakan akan perusahaan-perusahaan yang
dikonsolidasikan adalah perusahaan tunggal?" Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, harus dijawab dua pertanyaan lain, yaitu:
1. Apakah pos-pos yang dimasukkan dalam laporan keuangan tersebut ada
yang tidak akan muncul, atau akan dinyatakan dalam jumlah berbeda,
dalam laporan keuangan sebagai perusahaan tunggal?
2. Apakah ada pos-pos yang tidak muncul di laporan keuangan tersebut yang
akan muncul jika entitas konsolidasi adalah perusahaan tunggal?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab bukan berdasarkan pengetahuan
mengenal prosedur konsolidasi, tetapi berdasarkan pengetahuan mendalam
mengenai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika laporan tersebut tidak dapat
disamakan dengan laporan keuangan perusahaan tunggal, tambahan prosedur
harus diselesaikan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akan dihasilkan
oleh satu entitas pelaporan.

F. Ilustrasi Proses Konsolidasi


Konsep dasar yang diterapkan untuk pembuatan laporan keuangan
konsolidasian akan dillustrasikan dalam contoh berikut. Fokus contoh ini adalah
pada laporan posisi keuangan, tetapi konsep tersebut juga berlaku untuk laporan
keuangan yang lain. Asumsikan pada tanggal 1 Januari 20X1, PT Indah membeli
pada nilai buku semua saham biasa PT Andika. Pada akhir tahun 20X1, laporan
posisi keuangan dari kedua perusahaan tampak sebagai berikut.

11
Informasi tambahan terkait dengan PT Indah dan PT Andika adalah
sebagai berikut:
1. PT Indah menggunakan metode ekuitas dasar untuk mencatat investasi
pada FT Andika Abes investasi dicatat pada nilai truka aser bersih PT
Andika dan disesuaikan dengan bagian PT Indah atas laba dan dividen PT
Andika.
2. PT Andika beruang ke PT Indah senilai Rp1.000.000 pada akhir tahun
3. PT Andika membeli perandian dari PT Indah senilai Rp000.000 selama
tahun 201 Persediaan tersebut mengangal Ldays perolehan awal
Rp1.000.000. PT Andika masih mengung persediaan terarbut pada akhir
periode.
a. Entitas Konsolidasi
Diagram berikut dapat membantu untuk memahami entitas konsolidari.

Kotak yang berisi induk perusahaan dan anak perusahaar,


mengindikasikan entitas legal. Tramaka dicatat dalam pembukuan kedua
entitas legal. Garis putus-putus melingkar dapat dianggap sebagai entitas
konsolidasi, yang terdiri dari induk perusahaan dan anak perusahaan.
Entitas konsolida tidak mempunyai eksistensi legal tetapi dianggap
mempunyai realitas ekonomi.
Transaksi atau hubungan kepemilikan yang terjadi melintasi garis
putus-putus melibatkan pihak luar dan dicerminkan secara tepat dalam

12
laporan keuangan konsolidasi. Transaksi atau hubungan yang terjadi
seluruhnya dalam entitas konsolidasi tidak dicerminkan dalam laporan
keuangan konsolidasian karena tidak melibatkan pihak luar. Sebaliknya,
transaksi atau hubungan tersebut dipandang terjadi dalam satu entitas
akuntansi dan, karenanya, tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan
dalam laporan keuangan konsolidasian.
FIGUR 3-1
Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan posisi keuangan konsolidasian untuk PT Indah dan PT


Andika ditampilkan pada Figur 3-1, bersamaan dengan penghitungan yang
digunakan untuk saldo-saldo yang dilaporkan. Akun akun yang sama dari
laporan keuangan induk perusahtan dan anak perusahaan ditambahkan dan
disesuaikan, jika ada, untuk menghilangkan pengaruh kepemilikan dan
transaksi antarperusahaan. Sebagai contoh, jumlah total yang dilaporkan
untuk kas, aset tetap, aset lain-lain, dan utang jangka panjang dalam
contoh ini didapat dari total jumlah yang dilaporkan oleh kedua

13
perusahaan. Penyesuaian diperlukan untuk mengurangi piutang (bersih)
dan utang jangka pendek untuk utang antarperusahaan. Begitu pula
dengan persediaan dan saldo laba disesuaikan untuk menghilangkan
peningkatan nilai tercatat yang terjadi ketika PT Andika membeli
persediaan dari PT Indah. Untuk kepemilikan perusahaan, hanya saldo
ekuitas pemegang saham PT Indah, sebagai induk perusahaan, yang
dimasukkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Penjelasan dari
tiap penyesuaian disajikan di bagian berikut.
Pada contoh PT Indah dan PT Andika, beberapa hal perlu
mendapat perhatian khusus untuk memastikan bahwa laporan keuangan
konsolicasian menampilkan seakan-akan laporan keuangan tersebut
adalah laporan keuangan dari satu perusahaan tunggal.
1. Kepemilikan antarperusahaan (intercorporate stockholdings).
Pada contoh yang diberikan, saham biasa PT Indah dimiliki
oleh pihak luar entitas konsolidasi dan dianggap sebagai saham biasa
dari entitas keseluruhan. Sebaliknya, saham biasa PT Andika, dimiliki
seluruhnya dalam entitas konsolidasi dan bukan salam yang beredar
dilihat dari sudut pandang konsolidasi Hubungan ini dapat
dillustrasikan sebagai berikut.

Karena suatu perusahaan tidak dapat melaporkan investasi


pada dirinya sendiri dalam laporan keuangannya, saham biasa PT
Andika dan investasi PT Indah calam kedua saham tersebut harus

14
dieliminasi. Saham biasa PT Indah tetap sebagai saham biasa entitas

konsolidasi.

Hanya saldo laba PT Indah yang dimasukkan dalam laporan


posisi keuangan konsolidasi yang ditunjukkan pada Figur 3-1. Saldo
laba PT Andika tidak dilaporkan di laporan posisi keuang
konsolidasian karena saldo laba tersebut berhubungan dengan
kepemilikan yang dimiliki seluruhny dalam entitas konsolidasi.
Sebaliknya, saldo laba PT Indah mencerminkan klaim pemegang
saham induk perusahaan, yang merupakan pemilik sisa dari entitas
konsolidasi. Saldo laba PT Indah, (dikurangi laba antarperusahaan
yang belum direalisasi) mengindikasikan jumlah laba masa lal yang
belum didistribusikan dari entitas konsolidasi yang menjadi milik
pemegang saham induk perusahaan dan, karenanya, dilaporkan
sebagai saldo laba konsolidasian.
2. Piutang dan utang antarperusahaan.
Piutang dan utang antarperusahaan dapat dilihat sebagai
berikut.

Satu perusahaan tidak dapat berutang kepada dirinya sendiri.


Walaupun sebagai perusahaan terpisah PT Indah melaporkan piutang
usaha sebesar Rp1.000.000 dari PT Andika dan PT Andika
melaporkan utang usaha sebesar Rp1.000.00 ke PT Indah, piutang dan

15
utang seperti itu tidak ada dari sudut pandang konsolidasi. Oleh karena
itu, Rp1.000.000 dieliminasi dari piutang dan utang dalam membuat
laporan posisi keuangan konsolidasian.
3. Penjualan antarperusahaan
Penjualan barang dagangan dari PT Indah ke PT Andika juga
harus dilihat dari konteks entitas tunggal, sebagaimana diilustrasikan
dalam diagram berikut.

Perusahaan tunggal tidak dapat mengakui laba dan menaikkan


nilai persediaannya hanya karena persediaan tersebut ditransfer dari
satu departemen/divisi ke departemen/divisi yang lain. Hal ini juga
berlaku untuk penjualan antarperusahaan dalam entitas konsolidasi.
Dalam contoh ini, persediaan antarperusahaan yang tersisa pada akhir
periode (Rp6.000.000) harus dinyatakan kembali menjadi biaya
perolehan awalnya untuk entitas konsolidasi, Rp4.000.000 yang
dibayarkan PT Indah pada saat membeli persediaan tersebut. Begitu
pula, laba sebesar Rp2.000.000 yang diakui dari penjualan
antarperusahaan dan termasuk dalam saldo labo antarperusahaan tidak
boleh dimasukkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Oleh
karena itu, persediaan dan saldo laba dikurangi laba antarperusahaan
yang belum direalisasi sebesar Rp2.000.000 pada saat pembuatan
laporan posisi keuangan konsolidasian. Dalam pembuatan laporan laba

16
rugi konsolidasian, penjualan antarperusahaan sebesar Rp6.000.000
juga harus dikeluarkan dari pendapatan gabungan PT Indah dan PT
Andika karena penjualan tersebut tidak mencerminkan penjualan ke
pihak eksternal.

G. Kepentingan Nonpengendali
Induk perusahaan tidak selalu memiliki 100% saham biasa anak
perusahaan yang beredar. Indak perusahaan dapat memiliki kurang dari 100%
saham suatu perusahaan dalam kombinasi bisnis, ata pada awalnya memiliki
100%, tapi kemudian dijual atau diberikan beberapa lembar ke pihak la Dalam
mengonsolidasi anak perusahaan, induk perusahaan hanya perlu mempunyai
kepemilikan pengendali Saham lain dari anak perusahaan yang tidak dimiliki
induk perusahaan disebu pemegang saham "nonpengendali: Klaim dari pemegang
saham tersebut atas laba dan aset bersih anak perusahaan disebut kepentingan
nonpengendali (noncontrolling interest).

Pemegang saham non-pengendali jelas mempunyai klaim atas asei dan


laba anak perusahaan karena adanya kepemilikan saham mereka. Karena
umumnya semua aset, liabilitas, dan laba anak perusahaan dimasukkan dalam

17
laporan keuangan konsolidasian, klaim pemegang saham too pengendali atas hal-
hal tersebut harus dilaporkan.
Dalam situasi yang tidak rumit, jumlah kepentingan nonpengendali
hanyalah bagian proporsional sederhana dari jumlah yang relevan di anak
perusahaan. Sebagai contoh, jika anak perusahaan mempunyai laba bersih
Rp150.000.000 dan pemegang saham non-pengendali mempunyai 10% saham
anak perusahaan, maka bagian mereka atas labs adalah Rp15.000.000
(Rp150.000.000 0.10). Begitu pula, jika ekuitas pemegang saham anak
perusahaannya terdiri dari saham biasa sebesar Rp600.000.000 dan saldo laba
Rp200.000.000, total kepentingan non-pengendall, yang mencerminkan klaim
pemegang saham non-pengendali atas aset bersih anak perusahaan, dihitung
sebagai berikut.

Saham biasa anak perusahaan Rp600.000.000


Saldo laba anak perusahaan 200.000.000
Nilai buku anak perusahaan Rp800.000.000
Bagian proposional pemegang saham
Nonpengandali x 0.10
Kepentingan nonpengendali Rp 80.000.000

Beberapa teori konsolidasi berbeda yang berdampak pada perhitungan dan


perlakuan dari kepentingan nonpengendali telah diusulkan. Teori-teori ini
didiskusikan dalam bab berikutnya.

H. Laporan Keuangan Gabungan


Laporan keuangan ada kalanya dibuat untuk kelompok perusahaan jika
tidak ada perusahaan dalam kelompok tersebut yang mempunyai kepentingan
pengendali saham biasa dari perusahaan lain dalam kelompok tersebut. Laporan
keuangan yang di dalamnya terdapat kelompok perusahaan-perusahaan yang
berelasi tanpa adanya induk perusahaan atau pemilik lain disebut laporan
keuangan gabungan (combined financial statements).
Laporan keuangan gabungan umumnya dibuat jika seseorang, bukan
perusahaan, memiliki atau mengendalikan beberapa perusahaan dan ingin
menggabungkan semuanya dalam satu kumpulan laporan keuangan. Dalam

18
beberapa kasus, induk perusahaan dapat membuat laporan keuangan yang hanya
terdiri dari anak perusahaan, tidak ada induk perusahaan. Dalam kasus lain, induk
perusahaan dapat membuat laporan keuangan untuk anak perusahaannya
berdasarkan kelompok operasi, di mana semua anak perusahaan dalam jenis
operasi yang sama, atau anak perusahaan yang berlokasi di daerah geografis
tertentu, dilaporkan bersama-sama.
Prosedur yang digunakan untuk membuat laporan keuangan gabungan
intinya sama dengan prosedur yang digunakan untuk membuat laporan keuangan
konsolidasian. Semua piutang dan utang antarperusahaan, transaksi
antarperusahaan, serta laba dan rugi antarperusahaan yang belum direalisasi harus
dieliminasi dengan cara yang sama dalam pembuatan laporan keuangan
konsolidasian. Walaupun induk perusahaan tidak dimasukkan dalam entitas
pelaporan, setiap kepemilikan antarperusahaan, dan bagian terkait dari ekuitas
pemegang saham, harus dieliminasi dengan cara yang sama dengan eliminasi
investasi induk perusahaan di anak perusahaan dalam pembuatan laporan
keuangan konsolidasian. Sisa ekuitas pemegang saham dari perusahaan dalam
entitas pelaporan dibagi menjadi kepentingan pengendali (pemilik entitas induk)
dan kepentingan pengendali.

I. Entitas Bertujuan Khusus Dan Entitas Kepemilikan Variabel


(Variable Interest Entities)
Walaupun standar konsolidasi sehubungan dengan perusahaan kadang-
kadang kurang jelas dan perlu diperbarui, tetapi standar konsolidasi sehubungan
dengan persekutuan atau entitas jenis lain seperti trusts dapat dikatakan hampir
tidak ada. Bahkan, standar konsolidasi perusahaan tidakan dalam situasi di mana
hubungan lain seperti jaminan dan perjanjian operasi menutupi ketiadaan elemen
kepemilikan signifikan. Sebagai akibatnya, perusahaan seperti Enron mengambil
manfaat dar kelemahan standar untuk menghindari pelaporan utang atau kerugian
dengan menyembunyikan di entitas khusus yang tidak dikonsolidasi. Walaupun
banyak perusahaan menggunakan entitas khusus untuk tujuan yang
diperbolehkan, pelaporan keuangan tidak selalu dapat menangkap substan

19
ekonomis dari hubungan tersebut. Hanya dalam beberapa tahun terakhir standar
konsolidasi untuk entitas khusus tersebut mulai memberikan keseragaman dalam
pelaporan keuangan untuk perusahaan yang mempunyai hubungan dengan entitas
tersebut.
PSAK 65 menetapkan standar konsolidasi dalam kondisi di mana suatu
perusaha mengendalikan perusahaan lainnya dan menetapkan kepentingan
pengendali berhak suara sebagai kondisi umum yang menyebabkan perlunya
konsolidasi. PSAK 65 juga mengharuskan konsolida terhadap anak perusahaan
dengan kepentingan penger dali. Namun di tahun-tahun terakhir, je hubungan
baru telah dibentuk antara perusahaan dan entitas lain yang sering sulit untuk
dijelaskan an yang dalam istilah hak suara atau hak pengendalian. Entitas tersebut
sering dibentuk untuk menyediakan pendanaan dan/atau pengendalian melalui
bentuk lain selain yang digunakan oleh perusahaan beroperasi secara tradisional.
Beberapa entitas ticak mempunyai dewan pengelola, atau mereka mempunyai
dewan atau manajer dengan kemampuan terbatas untuk mengarahkan aktivitas
entitas. Entitas-entitas tersebut kemungkinan dikelola melalui perusahaan yang
memilikinya atau dokume dokumen persekutuan, atau cieh perjanjian atau
dokumen-dokumen lainnya. Beberapa entitas seperti itu hanya mempunyai sedikit
investasi ekuitas dan investor ekuitas hanya mempunyai sedikit atau tidak sama
sekali kendali atas entitas. Untuk jenis entitas khusus tersebut, PSAK 65 tidak
memberikan dasar yang jelas untuk konsolidasi.
Entitas jenis khusus tersebut umumnya dikenal dengan istilah entitas
bertujuan khusus-ERK (special purpose entities-SPE). Secara umum, EBK adalah
perusahaan, trusts, atau persekutuan yang dibentuk untuk satu tujuan khusus.
Entitas tersebut biasanya tidak mempunyai kegiatan operasi yang substansial dan
digunakan hanya untuk tujuan pendanaan. EBK telah digunakan selama beberapa
dekade untuk sekuritisasi aset, pembagian risiko, dan mengambil keuntungan dari
peraturan perpajakan. Sebelum tahun 2004, tidak ada kerangka pelaporan
komprehensif yang dibuat untuk EBK. Pada tahun 2004, DSAK menerbitkan
ISAK 7, "Interpretasi atas Entitas Bertujuan Khusus" (ISAK 7) yang memberikan
petunjuk terkait dengan EBK. Menurut ISAK 7, EBK harus dikonsolidasikan jika

20
terdapat substansi hubungan antara perusahaan dan EBK mengindikasikan bahwa
EBK dikendalikan oleh perusahaan.

J. Pertimbangan Lain- Pendekatan Yang Berbeda Untuk Konsolidasi


Bagian ini akan membahas mengenai berbagai teori yang mendasari
proses konsolidasi. Terdapat beberapa teori yang berbeda yang dapat menjadi
dasar dalam pembuatan laporan keuangan konsolidasian. Pilihan teori konsolidasi
dapat mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian
dalam kasus di mana indak perusahaan mempunyai kepemilikan dalam saham
biasa anak perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya. Pembahasan ini berfokus
pada tiga alternatif teori konsolidasi: (1) perorangan (proprietary), (2) induk
perusahaan (parent company) dan (3) entitas (entity). Teori perorangan dan teori
entitas dapat dilihat terletak pada: ujang yang saling berbeda dari suatu spektrum,
dengan teori induk perusahaan terletak di antaranya. Walaupun profesi akuntansi
belum mengadopsi salah satu dari teori tersebut secara keseluruhan. prosedur
konsolidasi yang secara tradisional digunasan dalam praktik semakin mendekati
pendekatan induk perusahaan.
Teori Konsolidasi
Teori perorangan (proprietary theory) dari akuntansi menganggap
perusahaan adalah kepanjangan dari pemiliknya. Aset, liabilitas, pendapatan,
dan beban perusahaan dianggap merupakan bagian dari pemiliknya. Ketika
diaplikasikan dalam pemuatan laporan keuangan konsolidasian, konsep
perorangan menghasilkan konsolidasi pro rata (pro rata consolidation). Induk
perusahaan hanya mengonsolidasi sebesar proporsi kepemilikan atas aset,
liabilitas, pendapatan, dan beban anak sepemina perusahaan yang tidak
dimiliki seluruhnya
Teori induk perusahaan (parent company theory) mungkin lebih sesuai
dengan perusahaan modern dan pembuatan laporan keuangan konsolidasian
dibandingkan pencekatan perorangan. Teori induk perusahaan mengakui
bahwa induk perusahaan mempunyai pengendalian efektif atas semua aset dan
liabilitas anak perusahaan, bukan hanya atas bagian proporsionalnya,

21
walaupun induk perusahaan tidak secara aktual memiliki aset anak perusahaan
atau hertanggung jawab atas liabilitasnya. Laporan keuangan konsolidasian
mencakup seluruh aset, liabilitas, pendapatan, dan beban anak perusahaan.
Pengakuan terpisah diberikan di laporan posisi keuangan konsolidasian atas
klaim kepentingan nonpengendali atas aset bersih anak perusahaan dan dalam
laporan laba rugi atas laba yang dialokasikan ke pemegang saham
nonpengendali.
Sebagai teori kepemilikan umum, teori entitas (entity theory) berfokus
pada perusahaan sebagai entitas ekonomis terpisah bukan pada hak
kepemilikan dari pemegang saham. Penekanan dalam pendekatan entitas
adalah pada entitas konsolidasi itu sendiri, dengan pemegang saham
pengendali dan pemegang saham nonpengendali dipandang sebagai dua
kelompok yang terpisah, masing-masing. mempunyai ekuitas yang sama
dalam entitas konsolidasi. Oleh karena itu, sentan aset, liabilitas, pendapatan,
dan beban dari anak perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya dimasukkan
dalam laporan keuangan konsolidasian, tanpa perlakukan khusus yang
membedakan antara pemegang saham pengendali atau nonpengendali.

K. Pengungkapan
PSAK 67 (revisi 2013) "Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain"
di antaranya mengharuskan hal-hal berikut ini diungkapkan dalam laporan
keuangan konsolidasian:
1. Sifat hubungan antara induk dan anak perusahaan apabila induk
perusahaan tidak memiliki, secara langsung atau tidak langsung melalui
anak perusahaan lain, lebih dari separuh hak suara.
2. Alasan-alasan mengapa kepemilikan lebih dari separuh hak suara, secara
langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lain tidak memiliki
pengaruh signifikan atas anak perusahaan.
3. Sifat dan lingkup setiap batasan signifikan misalnya, sebagai konsekuensi
perjanjian yang ditandatangani atau sebagai kondisi dari badan pengatur,
sesuai dengan kapabilitas anak perusahaan untuk mentransfer dana kepada

22
induk perusahaan sebagai dividen tunai, atau sebagai pelunasan pinjaman
atau uang muka.
4. Apabila induk perusahaan kehilangan kendali atas anak perusahaan, maka
induk perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian dari transaksi
tersebut.
5. Ketika induk perusahaan mer.yusun laporan keuangan tersendiri, maka a)
keuangan adalah laporan keuangan tersediri sebagai informasi tambahan
pada laporan keuangan konsolidasian b) daftar investasi di negara lain,
termasuk nama, kepemilikan, negara, hak suara, dan lain-lain. serta c)
metode yang digunakan dalam akuntansi untuk investasi tersebut.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan keuangan konsolidasian menyajikan posisi keuangan dan hasil
operasi dari induk perusahaan dan satu atau lebih anak perusahaan seakan-akan
mereka adalah perusahaan tunggal. Sebagai hasilnya, kelompok perusahaan yang
secara legal terpisah digambarkan sebagai entitas ekonomis tunggal oleh laporan
keuangan konsolidasian. Semua indikasi adanya kepemilikan antarperusahaan
dan pengaruh dari semua transaksi antarperusahaan tidak dimasukkan dalam
laporan keuangan konsolidasian. Pendekatan dasar dalam pembuatan laporan
keuangan konsolidasian adalah untuk menggabungkan laporan keuangan
tersendiri dari perusahaan-perusahaan individual yang akan dikonsolidasi dan
kemudian untuk mengeliminasi dan menyesuaikan hal-hal yang tidak akan
muncul, atau akan muncul berbeda, jika perusahaan-perusahaan tersebut adalah
satu.
Standar konsolidasi saat ini mengharuskan laporan keuangan
konsolidasian memasukkan semua perusahaan yang berada dalam pengendalian
bersama, kecuali pengendalian tersebut dipertanyakan. Laporan keuangan
konsolidasian disajikan terutama untuk mereka yang mempunyai kepentingan
jangka panjang dalam induk perusahaan, terutama pemegang saham dan kreditur
jangka panjang induk perusahaan. Walaupun laporan keuangan konsolidasian
memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk melihat kelompok
perusahaan-perusahaan yang berelasi sebagai suatu entitas ekonomis tunggal,
laporan keuangan konsolidasian tersebut mempunyai beberapa keterbatasan.
Terutama informasi mengenai karakteristik dan operasi dari anak perusahaan
individual dalam entitas konsolidasi akan hilang dalam proses penggabungan
laporan keuangan.
Jenis-jenis baru dalam perjanjian usaha telah terbukti menimbulkan
masalah dalam pelaporan keuangan. Terutama jenis entitas khusus, yang disebut
entitas bertujuan khusus (special-purpose entities) telah digunakan untuk

24
menyembunyikan atau mentransformasi berbagai jenis transaksi. selain
digunakan untuk berbagai tujuan yang diperbolehkar seperti pembagian risiko.
Sering kali entitas tersebut hanya diungkapkan secara tidak jelas dalam catatan
atas laporan keuangan. Standar pelaporan saat ini mengharuskan pihak yang
merupakan penerima keuntungan utama dari entitas kepentingan variabel
(variable interest entities) untuk mengcnsolidasi entitas tersebut.
Terdapat beberapa teori atau pendekatan berbeda yang mendasari
pembuatan laporan keuangan konsolidasian, dan pendekatan yang digunakan
dapat secara signifikan memengaruhi laporan keuangan konsolidasian jika anak
perusahaan tidak dimiliki seluruhnya. Teori perorangan dan entitas dapat
dipandang terletak dalam ujung yang berbeda dari suatu spektrum, dengan teori
induk perusahaan berada di antaranya. Praktik saat ini cenderang lebih dekat ke
teori induk perusahaan. dengan beberapa karakteristik dari teori entitas. Praktik di
masa depan mengindikasikan akan bergerak mendekati pendekatan entitas.

25
DAFTAR PUSTAKA

E.Baker Richard dkk.2015.Akuntansi Keuangan Lanjutan (perspektif indonesia)


edisi 2 buku 1. Jakarta Selatan Salemba Empat

26

Anda mungkin juga menyukai