PBL
OLEH
KELOMPOK 3/KELAS B
Raihan Amalia S. Tahir 841420045
Muhammad Amin Oka 841420054
Novita Sania Tinaweng 841420059
Agustira Putra Albani Pakaya 841420064
Sri Fajriani Tahir 841420067
Adriyanto lasulika 841420068
Aisyah Nuur Fadilah 841420074
Putri Apriliani 841420075
Nurfadillah Abdullah 841420078
Sitti Nur Fauziyah R. Mohamad 841420081
Karmila Baks 841420082
Nur Fatiya Atuna 841420092
2. KATA KUNCI
Bengkak pada ekremitas bawah
Konjungtiva pucat (+)
Kulit menghitam
TD: 150/110 mmHg
RR: 22 x/ menit
N: 80 x/ menit
SB: 370C
Kalium = 6 mmol/L
Ureum = 53 mg/dl
Kreatinin 2,1 mg/dl
3.
III. MIND MAP
BENGKAK
Tanda dan gejala menurut Tanda dan gejala (Vania & I Made,
2019) :
Alodokter:
- Penurunan fungsi
- Jumlah dan frekuensi urine
ginjal(Glomerulus Filtration
berkurang
- Pembengkakan pada tungkai Rate) <60 ml/min/1.73mm2
akibat penumpukan cairan - Rasio almbuminuria :
- Tubuh mudah lelah kreatinin sebesar >30mg/g
- Sesak napas - Tekanan darah tinggi
- Gangguan irama jantung - Sesak napas
- Nyeri atau sensasi tertekan di
- Bagian tangan, kaki, dan
dada
- Napas berbau tidak sedap wajah bengkak
- Muncul ruam atau rasa gatal - Malaise, aritmia jantung
di kulit - Anemia
- Nafsu makan menurun - Warna kulit kuning,
- Mual dan muntah kecoklatan
- Demam
- Sakit di perut dan di
punggung
TABEL PENYORTIRAN
Penyakit
gejala
Bengkak pada √ √
ekstremitas bawah
Kongjungtiva pucat √ √
Kulit menghitam - √
Kalium 6 mmol/L √ √
Ureum 53 mg/dl √ √
I. PERTANYAAN PENTING
1. Apa penyebab bengkak pada pada bagian eksremitas bawah?
2. Penyebab konjungtiva pucat?
3. Apa penyebab kulit menghitam?
4. Apa penyebab meningkatnya nilai laboratorium seperti Natrium,kalium,ureum
dan kreatinin?
5. Apa penyebab hipertensi pada kasus di atas?
meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal kronik (Zhe and Hang, 2017).
Adanya batu saluran kemih dapat menghambat pengeluaran aliran urin dan
masalah ginjal yang serius seperti sindrom nefrotik, hipertensi renal dan juga
V. KLASIFIKASI INFORMASI
Gagal ginjal kronik saat ini memiliki prioritas sebagai masalah kesehatan
utama di masyarakat dunia. Menurut Global Burden of Disease Study (2010),
gagal ginjal kronik menduduki peringkat ke 27 sebagai penyebab kematian di
seluruh dunia pada tahun 1990, peringkat tersebut naik menjadi peringkat ke
18 pada tahun 2010 (Kemenkes RI, 2017). Hal tersebut menunjukkan adanya
peningkatan jumlah penderita gagal ginjal kronik dalam 2 dekade terakhir.
kondisi penderita dari waktu ke waktu dan akhirnya jatuh kedalam kondisi
kemih atau nefropati obstruksi (7%), karena asam urat (1%), penyakit lupus
konjungtiva pucat dan kulit menghitam. Tanda Vital Td: 150/110 mmHg,
2,1 mg/dl bahwa klien mengalami penykit Gagal Ginjal Kronik sesuai
KONSEP MEDIS
SKENARIO 1BENGKAK
A. Definisi
Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara
bertahap akibat kerusakan jaringan ginjal.Secara medis, gagal ginjal kronis
didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan ginjal selama 3 bulan atau lebih.
Fungsi utama ginjal adalah menyaring limbah (zat sisa metabolisme tubuh) dan
kelebihan cairan dari darah untuk dibuang melalui urine.Setiap hari, kedua ginjal
menyaring sekitar 120–150 liter darah dan menghasilkan sekitar 1–2 liter urine.
B. Etiologi
c. Penyakit Tubulointerstisial
d. Penyebab Lain
Penyakit ginjal kronis juga dapat disebabkan oleh obstruksi saluran kemih
atau komplikasi dari gagal ginjal akut.Obstruksi saluran kemih dapat diakibatkan
oleh pembesaran prostat jinak, batu ginjal, striktur uretra, tumor, defek kongenital
ginjal, neurogenicbladder, atau fibrosisretroperitoneal.
C. Manifestasi Klinis
G2 60-89 Ringan
G4 15-29 Berat
G5 < 15 Terminal
Berdasarkan albumim didalam urin (albuminuia), penyakit ginjal kronis dibagi menjadi :
AER
Kategori ACR (approximate equivalent)
(mg/24 hours)
Terms
(mg/g)
(mg/mmol)
30-300 3 – 30 30-300
A2 Sedang*
300 30 300
A3 Berat**
* Berhubungan dengan remaja dan dewasa
** Termasuk nephritic syndrome, dimana biasanya eskresi albumin > 220mg/24
jam
F. Pemeriksaan Penunjang
Berikut ini adalah pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa gagal ginjal kronik (prabowo 2014):
a. Biokimiawi
b. Urinalisis
c. Ultrasonografi ginjal
d. Imaging (gambaran)
G. Penatalaksanaan
a. Terapi PGK
Bila ditemukan tanda dan gejala penyakit ginjal, maka yang harus
dilakukan adalah :
1) Kontrol gula darah pada penderita diabetes,
2) Kontrol tekanan darah pada penderita hipertensi,
3) Pengaturan pola makan yang sesuai dengan kondisi ginjal.
Penyakit ginjal kronik tidak dapat disembuhkan, tetapi kita masih dapat
mempertahankan agar tetap berfungsi seoptimal mungkin, yaitu melalui :
b. Pencegahan Primer
1) Terapi dengan obat-obatan
2) Transplantasi (cangkok) ginjal
3) Dialisis (cuci darah)
4) Modifikasi gaya hidup
c. Melakukan diet sehat, diantaranya :
Mengkonsumsi roti dan sereal gandum whole grain, buah segar dan sayur-
sayuran, pilih asupan rendah kolesntrol dan lemak, batasi asupan makanan olahan
yang banyak mengadung kadar gula dan sodium tinggi, batasi penggunaan garam
dan racikan yang mengadung sodium tinggi saat memasak makanan, pertahankan
kecukupan kalori, pertahankan berat tubuh yang ideal, asupan kalium dan fosfor
biasanya tidak dibatasi kecuali bagi yang kadar di dalam darah di atas normal dan
pertahankan tekanan darah pada level normal.
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a) Identitas pasien
Nama : Tn. M
Usia : Tidak Terkaji
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Tanggal masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
No. Registrasi : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronik (GGK)
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Tidak Terkaji
Umur : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Hubungan dengan klien : Tidak Terkaji
c) Keluhan utama : Bengkak pada ekstremitas bawah
d) Riwayat penyakit sekarang : Tn. M dirawat di ruang interna dengan
keluhan bengkak pada ekstremitas bawah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
konjugtiva pucat dan kulit menghitam. Tanda Vital TD : 150/110 mmHg,
Pernapasan 22 kali/Menit, Nadi 80 kali/menit, suhu 37°C. Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Natrium = 147 mmol/L, Kalium=6 mmol/L, Ureum= 53 mg/dl,
kreatinin = 2,1 mg/dl .
e) Riwayat penyakit dahulu -Tidak Terkaji
f) Riwayat kesehatan keluarga - Tidak Terkaji
g) Data psikososial -Tidak Terkaji
h) Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Pasien tampak lemas
TTV :
- Tekanan darah : 150/ 110 mmHg
- Nadi : 80 x permenit
- Pernapasan : 22 x permenit
- Suhu : 37˚ C
Tinggi Badan : Tidak Terkaji
Berat badan : Tidak Terkaji
Natrium : 147 mmol/L
Kalium : 6 mmol/L
Ureum : 53mg/dl
Kreatinin : 2,1 mg/dl
Keadaan Fisik :
Infeksi saluran kemih, penyakit Penyakit vaskuler, glomelurus, Penyakit metabolic ( DM,
peradangan dan tubolointerstisial Hipertensi, obesitas )
C.
Kerusakan
D. glomelurus Gagal ginjal kronis Sekresi eritropoietin
E. permeabilitas kapiler
Meningkatnya
Kulit Menghitam
Hipervolemia
Gangguan integritas
Kulit/jaringan
F. ANALISIS DATA
Transudasi cairan
intravacular ke intertisil
Edema
Hipervolemia
Ds: - GGK Perfusi Perifer Tidak
Efektif (D.0009)
Do:Konjungtiva pucat
↓ Sekresi eritroprotein
Oksihemoglobin menurun
Menurunnya suplai O2 ke
jaringan
Meningkatnya
Permeabilitas Kapiler
Kekurangan Protein
Protenuria Masif
Hipoalbumin
Menurunnya Tekanan
Onkotik
Transudasi Cairan
Intravacular Ke Intertisil
Edema
Kulit menghitam
Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Hipervolemia (D.0077)
Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Nutrisi dan Cairan
Hipervolemia b.d berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan air dan menahan natrium d.d adanya edema/pembengkakan.
2) Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Sirkulasi
Perfusi perifer tidak efektif b.d menurunnya suplai oksigen ke jaringan d.d
konjungtiva pucat/anemia
3) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129)
Kategori : Lingkungan
Sub kategori : Keamanan dan Proteksi
Gangguan integritas kulit/jaringan b.d adanya perubahan pigmen d.d kulit
menghitam.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kolaborasi
Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretic
2 Perfusi Perifer Tidak Efektif Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi (I.02079) Observasi
(D.0009) (L.02011)
Definisi - Untuk mengetahui
Kategori: Fisiologis
sirkulasi perifer (mis.
Subkategori: Sirkulasi Kriteria Hasil Mengidentifikasi dan merawat
Nadi perifer, edema,
area lokal dengan keterbatasan
Setelah dilakukan pengisian kapiler,
Definisi tindakan keperawatan sirkulasi perifer warna, suhu, ankle-
Penurunan sirkulasi darah pada selama 3 x 24 jam pada brachial index)
Tindakan
level kapiler yang dapat masalah perfusi perifer - Untuk mengetahui
mengganggu metabolisme dapat teratasi dengan Observasi faktor risiko
tubuh. indikator: 1. Periksa sirkulasi perifer gangguan sirkulasi
(mis. Nadi perifer, edema, (mis. Diabetes,
- Kekuatan nadi
pengisian kapiler, warna, perokok, orang tua,
Penyebab perifer meningkat
suhu, ankle-brachial index) hipertensi dan kadar
(5)
1. Penurunan konsentrasi kolestrol tinggi)
- Warna kulit pucat 2. Identifikasi faktor risiko
hemoglobin - Untuk mengontrol
menurun (5) gangguan sirkulasi (mis.
2. Peningkatan tekanan darah panas, kemerahan,
- Turgor kulit Diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar nyeri, atau bengkak
membaik (5)
Gejala dan Tanda Mayor kolestrol tinggi) pada extermitas
- Tekanan darah
sistolik membaik 3. Monitor panas, kemerahan,
Subjektif
(5) nyeri, atau bengkak pada Terapeutik
(Tidak Tersedia) extermitas
- Tekanan darah
- Untuk menghindari
diastolic membaik Terapeutik
rasa sakit pada
Objektif (5) 1. Hindari pengukuran extermitas
tekanan darah pada - Untuk menghindari
1. Warna kulit pucat
extermitas dengan adanya rasa tidak
2. Turgor kulit menurun
keterbatasan perfusi nyaman pada pasien
2. Hindari penekanan dan akibat tekanan dan
pemasangan tourniquet pemasangan
Gejala dan Tanda Minor:
pada area yang cedera tourniquet.
Subjektif: - 3. Lakukan perawatan kaki - Untuk menjaga
dan kuku kebersihan pada
kuku dan kaki pasien
Objektif
Edukasi
1. Edema
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan - Agar tekanan darah
Kondisi Klinis Terkait
darah, antikoagulan, dan dan kolesterol pasien
1. Anemia penurun kolestrol, jika dapat di antisipsi jika
perlu terjadi peningkatan
2. Anjurkan minum obat secara tiba-tiba.
pengontrol tekanan darah - Agar tekanan darah
secara teratur pasien dapat dapat
Anjurkan melakukan terkontrol
perawatan kulit yang tepat - Agar kelembaban
(mis. Melembabkan kulit kulit pada pasien
kering pada kaki) tetap terjaga
3 Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan Integritas Kulit Observasi
Kulit/Jaringan (D.0129)
Kategori : Lingkungan Jaringan (L.14125) (I.11353) - Untuk mengetahui
apa yang
Subkategori : Keamanan dan
menyebabkan
proteksi
Kriteria Hasil Definisi
gangguan pada
Definisi: integritas kulit
Setelah melakukan Mengidentifikasi dan
Kerusakan kulit (dermis tindakan keperawatan mengelolah asupann nutrisi yang
dan/atau epidermis) atau selama 3 x 24 jam pada seimbang Terapeutik: -
jaringan (membran mukosa, masalah integritas kulit
Tindakan
kornea, fasia, otot, tendon, dapat teratasi dengan
tulang, kartilago, kapsul sendi indikator: Edukasi
Objektif Edukasi
Objektif: -
1. Gagal ginjal
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Terapeutik
- Membatasi asupan cairan dan garam
Edukasi
- Mengajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
- Mengajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
- Berkolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretic
Edukasi
- Menganjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolestrol, jika perlu
- Menganjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
- Menganjurkan melakukan perawatan kulit
yang tepat (mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)
Gangguan Integritas Perawatan Integritas Kulit (I.11353) S : Perawat
Kulit/Jaringan menilaiwarna kulit
Tindakan
(D.0129) pasien perlahan
Observasi
mulai membaik
- Mengidentifikasi penyebab gangguan
integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, O : Warna kulit
perubahan status nutrisi, penurunan pasien perlahan
kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, mulai membaik
penurunan mobilitas)
A :Masalah teratasi
Terapeutik: - P : Lanjutkan
intervensi
Edukasi