Anda di halaman 1dari 7

Nama : ALHAVID

NPM : 51621220026

PENENTUAN BESARNYA BIAYA PER UNIT PRODUK

A. Biaya Per Unit

Biaya per unit ( unit cost ) adalah biaya yang yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap satu
unit produk. Biaya yang dihitung berasal dari pembebanan biaya ke obyek biaya seperti
produk, konsumen, pemasok,dan bahan mentah.

Penentuan biaya perunit berfungsi untuk:

1. Dasar penentuan harga. Jika manajemen mengetahui biaya produksinya maka mereka
akan dapat menentukan harga yang sekiranya tidak akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
2. Dasar pembuatan keputusan. Jika manajemen mengetahui biaya produksi sebuah
produk maka mereka dapat membandingkannya dengan harga jual produk pesaing.
Berdasarkan hal tersebut, manajer akan dapat menentukan apakah sebaiknya produk
dihentikan produksinya atau dapat terus dilanjutkan.

B. METODE PENENTUAN BIAYA PRODUK

Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung biaya produk,
yaitu pendekatan berbasis unit ( konvensional ) dan pendekatan berbasis aktivitas ( actifity
based costing- ABC ) . Pada pendekatan konvensional terdapat dua metode yang lazim
dipergunakan, yaitu metode tarif tunggal ( plantwide rate ) dan metode tarif departemental (
departmental rate ).
1. Penentuan Tarif Tunggal dan Tarif Departemen

a. Tarif Tunggal

Perusahaan menggunakan satu tarif biaya overhead pabrik untuk membebankan


biaya overhead pabrik ke setiap pesanan dari awal proses produksi sampai akhir
proses produksi.

Berdasarkan pendekatan tarif tunggal, biaya overhead diasumsikan hanya dipicu


oleh satu pemicu pada semua fasilitas produksi ( pabrik ) dan produk. Terdapat
dua tahapan dalam perhitungan biaya overhead produk.

1) Penentuan tarif pembebanan overhead


a) Anggaran overhead diakumulasi menjadi satu untuk seluruh pabrik
dengan langkah – langkah sbb:
Biaya diakumulasi secara sederhana dengan cara langsung
menambahkan semua biaya yang diharapkan akan terjadi selama satu
periode dalam satu fasilitas pabrik.
b) Setelah biaya diakumulasi, dihitung tarif pembebanannya berdasarkan
satu pemicu (driver) level unit.
2) Pembebanan biaya overhead
Biaya overhead dibebankan ke dalam produk menggunakan dasar tarif yang
telah ditentukan. Pembebanan biaya overhead ke dalam produk dilakukan
dengan menggunakan formula berikut ini.

Overhead dibebankan total = Tarif overhead Aktivitas sesungguhnya

Setelah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk diketahui, langkah


terakhir perhitungan biaya produk adalah menjumlahkannya dengan biaya
bahan baku sesungguhnya yang digunakan ditambah dengan biaya tenaga
kerja langsung sesungguhnya.
2. Tarif Departemen

Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan atau
departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik
tergantung pada tahapan atau departemen produksi yang ada.

Tahapan perhitungan biaya produk dengan tarif departemental adalah sbb :

a) Biaya overhead di seluruh pabrik dibagi dan dimasukkan ke dalam kelompok-


kelompok departemen produksi sehingga didapatkan kelompok biaya departemen.
b) Biaya overhead dibebankan ke produk dengan cara mengalikan antara tarif biaya
overhead departemen dan jumlah pemicu yang digunakan oleh produk departemen
tersebut.

C. Karakteristik Umum Join Product

1. Produk bersama yang dihasilkan secara bersama menggunakan faktor produk yang
juga sama akan memiliki hubungan fisik yang erat satu sama lain. Ketika Anda
mencoba untuk menambah kuantitas maupun harga jual dari salah satu produk,
maka produk lain juga akan mengalami hal serupa.
2. Produk bersama atas dasar proses serta biaya produk yang sama, maka tidak dikenal
produk yang memiliki nilai lebih signifikan. Semua produk dalam produk bersama
dianggap sama dan setara.
3. Dalam proses produksi produk bersama, dikenal istilah titik pisah yang digunakan
untuk memisah produk-produk yang dibuat secara bersamaan melalui bahan
baku,tenaga kerja, serta biaya overhead yang juga sama.
4. Ketika produk bersama telah melewati split-off atau titik pisah, maka produk sudah
menjadi produk yang berbeda dan berdiri sendiri. Beberapa sudah bisa langsung
dijual, beberapa masih perlu diolah untuk menghasilkan produk yang lebih baik.
Itulah mengapa harganya relatif sama dengan kemungkinan berbeda yang kecil
dalam kapasitas yang tidak terlalu besar.
D. Akuntansi Untuk Join Product dan By product

1. Pengertian join product dan by product

a. Join Product

Joint product (produk bersama) adalah produk-produk yang dihasilkan dari


satu proses yang sama atau beberapa proses yang sama. Nilai joint
product yang dihasilkan relatif sama antara satu dengan yang lainnya.
Proses produksinya berjalan secara simultan, apabila ingin meningkatkan
produksi salah satu produk bersama maka produk bersama yang lain secara
otomatis juga akan bertambah produksinya. Ketika masih dalam proses yang
sama, produk bersama tersebut masih terlihat sebagai satu produk yang sama.
Pada titik tertentu produk-produk Bersama tersebut terpecah menjadi dua
produk terpisah atau lebih. Titik tersebut dinamakan split-off point (titik
pisah). Contoh, pada pengolahan minyak bumi menghasilkan beberapa
produk, antara lain, bensin, minyak tanah, solar, aspal, dan parafin.

b. By product

By-product (produk sertaan/sampingan) adalah suatu produk yang


nilainya relatif kecil yang dihasilkan bersamaan dengan produk lain yang
nilainya lebih besar. Produk yang bernilai besar disebut main product (produk
utama). Contoh, pada penggilingan padi produk utamanya adalah beras,
sedangkan produk sampingannya berupa dedak dan merang. Contoh lain, pada
industri kayu produk utamanya berupa balok kayu dan produk sampingannya
berupa serbuk kayu yang berasal dari proses penggergajian kayu. By-product
yang dihasilkan pada suatu proses produksi ada yang memiliki nilai jual dan
ada pula yang tidak memiliki nilai jual.
2. Perlakukan akuntansi join Product dan by product

Ada 2 metode akuntansi untuk join produc dan by product yaitu:

a) Gross Method

Gross berarti bruto atau hasil penjualan dari by product tanpa dikurangi
apapun. Metode ini ada empat pilihan alternatif cara. Format bentuk baku
sederhana, yaitu :

1) Other Income

Penjualan By Product di treatment sebagai Other Income sehingga Letaknya


berada di bawah Operating Income.
2) Additional sales revenue
Penjualan By Product ditreatment sebagai Penambah Sales revenue, sehingga
letaknya dibawahnya sales revenue, yang akan menambahkan nilai Net Sales
di Net Income.

3) Deduction of COGS main Product

Penjualan By Product ditreatment sebagai Pengurang COGS. Sehingga


letaknya dibawahnya COGS dan mengurangi COGS karena COGS bersifat
expense, dan penjualannya bersifat revenue. Dan akan menghasilkan Adjusted
COGS.

4) Deduction Of Cost Of Main Product


Penjualan By Product ditreatment sebagai Pengurang Total Biaya Produk atau
manufacturing cost produk tersebut. Sehingga letaknya berada di dalam
COGS yaitu mengurang COGM (Cost of Goods Manufactured) atau total
Production cost. Dan menghasilkan Net Production Cost.
b) Nett Method

Net berarti netto. Hasil penjualan by product ini tidak langsung di


treatment salah satu dari empat pilihan alternatif. Tetapi, harus dimurnikan
atau harus dikurangi dengan selling expense, marketing expense,
administrative expense, dan separable processing cost. Barulah menjadi netto,
setelah menjadi netto bisa menggunakan salah satu alternatif dari empat
pilihan alternatif diatas. Sehingga, yang membedakan dengan gross ialah
pada Net method ini nilainya lebih rendah karena telah dikurangi dengan
selling expense, marketing expense, administrative expense, dan separable
processing cost atau gross revenue dikurangi cost split-off.

Anda mungkin juga menyukai