Anda di halaman 1dari 38

STUDIO PERANCANGAN II

Dosen Pengampu :

(TUGAS BESAR 1)

NAMA KELOMPOK :

AHMAD FADLI HASAN (41119210004)

FIRMANUDIN AZIZ (41119210007)

ILHAM GHUFRONIANDI (41119210008)

KUSNAN PRASETIA (41119210017)

FIRDA ERIKA CANDRA (41119210019)

M. DAFFA HARJUNA (41119210020)

JURUSAN TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNVERSITAS MERCU BUANA

JATISAMPURNA

2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jalan tol adalah jalan umum atau tertutup di mana para penggunanya

dikenakan biaya (atau tol) untuk melintasinya sesuai tarif yang berlaku. Jalan ini

merupakan suatu bentuk pemberian tarif pada jalan yang umumnya diterapkan

untuk menutupi biaya pembangunan dan perawatan jalan.

Penetapan tarif didasarkan pada golongan kendaraan. Bangunan atau

tempat fasilitas tol dikumpulkan disebut sebagai gerbang tol. Bangunan ini

biasanya ditemukan di dekat pintu keluar, di awal atau akhir jembatan (misal:

Jembatan Suramadu), dan ketika di awal memasuki suatu jalan layang (fly-over).

Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas

hambatan, meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak

semua jalan bebas hambatan memerlukan bayaran. Dalam bahasa Inggris, jalan

bebas hambatan tanpa berbayar dinamakan freeway atau expressway sedangkan

jalan bebas hambatan berbayar dinamakan dengan tollway atau toll road.
1.2 LOKASI PROYEK

Proyek jalan tol yang kami bahas berlokasi di ruas area Cibitung –

Cilincing STA 14+000,00 sampai STA 19+000,00

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek

1.3 TUJUAN PROYEK

Jika Jakarta disebut kota metropolitan karena banyaknya jumlah perkantoran yang ada

di sana, maka Bekasi akan bisa disebut kota industri. Pasalnya, Kabupaten Bekasi

meruapakan salah satu pusat industri nasional yang nilai ekspornya terbilang tinggi. Ada

sekitar 2000 lebih pabrik yang berasal dari 25 negara tersebar di beberapa kawasan industri

yang ada di Kabupaten Bekasi. jika Anda melewati tol Cikampek. Kebanyakan kendaraan

yang mengisi tol adalah kendaraan besar yang membawa muatan yang banyak. Ini

merupakan hal wajar, dikarenakan jumlah pabrik sangat banyak. Di kawasan industri

MM2100 saja ada lebih dari 180 manufaktur yang beroperasi.

Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia yang

terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang arus

keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar pulau. Pelabuhan ini menangani
lebih dari 30% komoditi Non Migas Indonesia, disamping itu 50% dari seluruh arus barang

yang keluar / masuk Indonesia melewati pelabuhan ini. Karenanya Tanjung Priok merupakan

barometer perekonomian Indonesia. Fasilitas intermoda yang lengkap di pelabuhan ini

mampu menghubungkan Tanjung Priok dengan seluruh kota di Indonesia. Dengan Teknologi

dan fasilitas modern, Tanjung Priok telah mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir

yang secara langsung menuju ke berbagai pusat perdagangan internesional (direct call).

Pengembangan pelabuhan ini diarahkan mampu mengantisipasi percepatan bongkar

muat barang melalui penyediaan dan kelengkapan fasilitas pelayanan spesialisasi. Fasilitas

pelayanan yang dimiliki oleh pelabuhan Tanjung Priok cukup memadai untuk melayani arus

keluar masuk barang baik berupa barang curah, konvensional maupun container.

Tujuan dari pembangunan proyek Tol Cibitung – Cilincing adalah untuk

mempercepat akses mobilitas dari daerah industri cibitung ke daerah pelabuhan tanjung priok

atau sebaliknya maka dibangun infrastruktur jalan tol oleh pemerintah guna memperlancar

salah satu jalur perekonomian nasional.

1.4 KETERANGAN
BAB II

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Metode Pelaksanaan Kerja yang digunakan PT. Barantas Abipraya pada Proyek Jalan dan
Jembatan Jalan Tol Cibitung – Cilincing Sta 14+000 s/d 19+000 dibagi menjadi empat
pekerjaan besar, yaitu :
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Tanah Biasa dan Struktur
 Pekerjaan Perkerasan Jalan
 Pekerjaan Jembatan

3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Pembersihan Lokasi

Pekerjaan Pembersihan Lahan bertujuan membersihan lokasi dari pohon,


perdu, rumput, tanah sampah dan bangunan agar pekerja mudah melaksanakan
kegiatan. Pembersihan ini dilakukan sepanjang trase proyek Jalan Tol Cibitung –
Cilincing Sta 14+000 s/d 19+000

Metode Kerja :

 Penebangan pohon dilakukan dengan gergaji mesin sementara pembersihan


sampah,perdu dilakukan dengan bulldozer.

 Pembersihan dari sisi utara ke selatan trase proyek Jalan Tol Cilincing -
Cibitung

 Hasil pembersihan dikumpulkan kemudian dibuang menggunakan dump


truck pada dizposol area yang telah disetujui.

GAMBAR
Sumber Daya yang Digunakan :  

No Tenaga kerja Tugas


1. Supir Dump Truck Mengendarai Dump truck
2. Operator Bulldozer Mengoperasikan Bulldozer
3. Operator gergaji mesin Mengoperasikan Gergaji mesin
4. Pekerja Mengumpulkan hasil pembersihan
Peralatan yang Digunakan :  

No Nama Peralatan
1. Bulldozer
2. Dump truck
3. Gergaji mesin

 Waktu
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pilar ini adalah 10 hari kerja.

b. Pembuatan Papan Nama Proyek

Pembuatan papan nama proyek bertujuan sebagai legalitas fisik. Dibuat 2 unit pada awal
dan akhir kantor proyek.

GAMBAR

Syarat:

 Papan Nama Proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat oleh umum dengan
ketinggian ± 3 m, huruf jelas, pemasangan harus tegak lurus dan kokoh.
 Pembuatan papan nama proyek harus mendapat persetujuan dari perencana sebelum
dilaksanakan serta persetujuan dari pemerintah Kabupaten Bekasi.

c. Pekerjaan Pengukuran

Pekerjaan pengukuran bertujuan untuk mendapatkan peta proyek secara keseluruhan dan
kondisi lapangan di sekitar proyek sehingga didapatkan koordinat dan elevasi jalan dan
jembatan secara presisi. Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh 2 tim. Tim pertama
melaksanakan pengukuran dari STA 14+000 dan Tim kedua dari STA 19+000.

Metode Kerja :

1. Penentuan titik BM.


Titik BM dijadikan sebagai acuan pengukuran. Penentuan titik BM awal ditentukan
berdasarkan data yang diberikan oleh pemda setempat. Titik BM ini berupa titik
koordinat (X,Y,Z). Posisi titik BM sebaiknya diambil di luar wilayah proyek. Hal
bertujuan agar titik BM tidak hilang dan tetap terjaga sebagai acuan pengukuran.
Pekerjaan pengukuran menggunkan dua buah titik BM, yaitu :
a) Titik BM 1 berada di luar wilayah proyek sebelum STA 0+000 di sekitar
kelurahan Cilandak Timur.  
b) Titik BM 2 berada di luar wilayah proyek setelah STA 5+900 di sekitar
kelurahan Cipedak. Titik BM 1 Titik BM 2

GAMBAR

PETA PENENTUAN BM

2. Penentuan titik dan garis as


Titik dan garis as dicari dengan cara :
a) Theodolit   yang berada di titik BM 1 diputar sebesar 90° (tegak lurus terhadap
garis arah BM 1 ke BM 2 ke arah lokasi rencana) sesuai jarak rencana.
Kemudian tandai dan beri nama Titik 1.  
b) Pindahkan theodolit   ke titik sementara tersebut. Putar theodolit   90° tegak
lurus dari titik BM 1 ke arah memanjang. Kemudian tandai dan beri nama Titik
2.
c) Tarik garis antara Titik 1 dan Titik 2, maka diperoleh garis as.
d) Titik-titik ditandai dengan patok.
3. Penentuan titik dan garis as bangunan
Untuk mempermudah menentukan garis as melintang bangunan, maka perlu dibuat
garis as memanjang bangunan, yaitu :
a) Theodolit diletakkan di Titik 1, tembakkan ke Titik 2 dan putar 90° ke arah
lokasi as jalan (bentang selatan) dan tarik garis sesuai jarak yang direncanakan.
Tandai titik tersebut. (Metode ini juga digunakan pada bentang utara)  
b) Pindahkan theodolit ke titik tersebut, tembakkan ke Titik 1 dan putar 90° ke
arah memanjang jalan (bentang selatan), kemudian tarik garis sesuai jarak
rencana. Tandai dan beri nama titik-titik as di perpanjang garis tersebut.

Untuk mencari garis as melintang bangunan dilakukan dengan cara :

a. Pindahkan theodolit   di masing-masing titik as memanjang bangunan.


Theodolit diputar 90° tegak lurus garis as memanjang bangunan dan
mengarahkannya kedua bagian (depan dan belakang). Di kedua bagian tersebut
dipasang patok atau tanda lain sebagai acuan pengukuran bangunan tersebut

Sumber Daya yang Digunakan :

No Tenaga kerja Tugas


1. Koordinator Surveyor Memberikan arahan kepada surveyor dalam
melakukan pekerjaan pengukuran.
2. Surveyor Sebagai pelaksana surveying di lapangan
3. Asisten Surveyor Pembantu surveyor dalam melaksanakan
pekerjaan surveying di lapangan.

 Waktu
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pilar ini adalah 7 hari
kerja.
d. Pembuatan Direksi Keet

Lebih kurang ukuran direksi keet adalah 8 X 6 m (disesuikan dengan tempat serta kondisi
yang ada)

GAMBAR DENAH

Direksi Keet mempunyai beberapa ruangan seperti yang disyaratkan dalam kontrak yaitu 4
Ruang Kerja untuk karyawan, 1 Ruang Rapat, Dapur, Mushola, WC, dan Ruang Tamu.
Direksi keet juga diberi perlengkapan seperti yang ada pada kontrak. Untuk penempatan
lokasi Direksi Keet dapat dilihat pada gambar Denah Instalasi di bawah.
e. Pembuatan Gudang

Gudang digunakan untuk penyimpanan bahan material yang tidak tahan atas perubahan
cuaca seperti semen dan lainnya. Gudang juga digunakan untuk menyimpan peralatan tukang,
peralatan K3, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan. Gudang dibuat dengan ukuran 8 x 10.

f. Pembuatan Bedeng

Bedeng digunakan untuk tempat beristirahat para pekerja dan tempat untuk menginap dan
tidur. Ukuran Bedeng dibuat 8 x 10 m sesuai dengan yang dicantumkan dalam kontrak.
Bedeng juga dilengkapi dengan MCK disebelahnya dengan ukuran 20 m2. Bedeng dibuat
untuk memenuhi semua pekerja dan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak. Untuk
penempatan lokasi bedeng dapat dilihat pada gambar Denah Instalasi.

g. Pos Keamanan

Pos keamanan yang berjumlah satu buah pada instalasi lapangan dengan dimensi 3 x 2 m.

h. Pembuatan Bengkel Kerja

Bengkel Kerja ini dibuat untuk pekerjaan pembesian serta perkayuan dengan ukuran 6x4
m

i. Pengadaan Air, Listrik, Telepon

Kontraktor bekerja sama dengan PDAM dan PLN dalam pengadaan Air Kerja & Listrik.
Kontraktor menyiapkan pembangkit listrik dengan kapasitas 3000 watt untuk seluruh
kegiatan proyek. Kontraktor juga bekerja sama dengan Telkom untuk menyediakan sarana
komunikasi dan internet.  

j. Dokumentasi Foto

Dokumentasi dibuat oleh tukang foto berpengalaman. Foto harus berwarna dan
ditunjukan sebagai laporan tentang tahap pelaksanaan dan sebagai bukti visual tentang hasil
pekerjaan. Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus dilengkapi dengan foto.

k. Pembuatan Pagar

Pagar pengaman dibuat dengan cara yang mudah untuk dipindahkan dan dapat
melindungi areal pekerjaan dari arus kendaraan dan manusia, dimana pada tahap awal
dibuatkan pagar untuk melindungi pekerjaan pada daerah yang akan dilaksanakan pekerjaan
perkerasan, untuk selanjutnya dipindahkan untuk melindungi areal bagi pekerjaan struktur.
l. Pengujian Bahan

Dilakukan ketika sebelum dan sesudah pekerjaan dimulai. Pengujian bahan dilakukan di
laboratorium PT. Barra Construction dan di lapangan lokasi proyek Jalan Tol Tol Cilincing -
Cibitung

m. Mobilisasi dan Demobilisasi

Pekerjaan ini mencakup tenaga kerja, bahan, perlengkapan, dan Alat Berat. Sebelum
dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap
jenis/kapasitas alat berat yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas Lapangan. PT.
Barantas Abipraya memiliki alat berat sendiri yang terletak di Serpong dan selain itu bekerja
sama dengan PT Trakindo dalam memenuhi kebutuhan alat berat. Mobilisasi dilakukan sejak
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan kepada kontraktor. Dan Demobiliassi
dilakukan bila Tenaga Kerja/Perlengkapan/Alat Berat sudah tidak dibutuhkan lagi. Mobilisasi
dan demobilisasi alat berat melewati rute sebagai berikut :

 Rute Pertama :
Gudang PT. Barra Construction (Serpong) Serpong – Jalan Tol Serpong Bintaro
– Jalan Tol JORR – Jalan TB Simatupang – Instalasi Proyek
GAMBAR PETA RUTE
 Rute Kedua :
Gudang PT. Trakindo (Jalan TB. Simatupang) untuk sewa sebagian alat berat Jalan
TB Simatupang – Instalasi Proyek
GAMBAR PETA RUTE

 Waktu
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah 14 hari kerja.
3.2 PEKERJAAN TANAH BIASA DAN STRUKTUR

Perencanaan umum pekerjaan tanah dibagi tiga zona :

 Zona pertama Sta 0+000 sampai Sta 1+300 ,  pekerjaan galian dan timbunan dapat
dilaksakan dalam kondisi balance sesuai rencana trase jalan.
 Zona kedua Sta 1+300 sampai Sta 4+100,  pekerjaan galian dan timbunan dapat
dilaksanakan dalam kondisi balance sesuai rencana trase jalan.
 Zona ketiga Sta 4+100 sampai 5+900 dilakukan pekerjaan galian. Disini terdapat
kelebihan tanah tidak terpakai yang akan disimpan pada bank tanah PT. Barra
Construction di Gunung Sindur, Jawa Barat.
A. Pekerjaan Galian

BAGAN ALIR PEKERJAAN GALIAN

MULAI

PENGGALIAN

TIDAK SESUAI
SPESIFIKASI

GALIAN
UNTUK DIBUANG YA
GALIAN
DIBUANG TIMBUNAN UNTUK
TIMBUNAN

PERATAAN TANAH

PEMADATAN

SELESAI

B. Pekerjaan Galian Untuk Timbunan


 Galian untuk timbunan diperlakukan terhadap material eksisting yg berada pada area
pekerjaan, memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan sebagai bahan timbunan pada
lokasi pekerjaan
 Penggalian tanah dilakukan sesuai spesifikasi, garis ketinggian, kelandaian, sampai
dengan kedalaman yang ditentukan.
 Penggalian dengan menggunakan Excavator dan diangkut ke lokasi timbunan dengan
dump truk pada lokasi yang membutuhkan pekerjaan galian timbunan di zona
pertama Sta 0+000 sampai Sta 1+300 dan zona kedua Sta 1+300 sampai Sta 4+100
 Penggalian tanah dilakukan secara bertingkat (trap) dengat 14 fleet.
 Tanah hasil galian harus memenuhi syarat AASTHO untuk bisa dipakai sebagai
timbunan
C. Pekerjaan Galian Untuk Dibuang / Dipindahkan
 Pekerjaan Galian untuk dibuang dilakukan terhadap unsuitable material yg berada
pada lokasi konstruksi badan jalan yang membutuhkan pekerjaan galian di Zona
ketiga Sta 4+100 sampai 5+900
 Penggalian tanah dilakukan sesuai spesifikasi, garis ketinggian, kelandaian, sampai
dengan kedalaman yang ditentukan.
 Penggalian dengan menggunakan Excavator.
 Hasil galian dibuang dengan bantuan Dump Truck ke daerah yang telah disetujui.
D. Pekerjaan Timbunan Biasa dan Perataan Tanah
 Jarak dumping tanah adalah diperhitungkan terhadap volume tanah per ritase
dump truk, lebar timbunan / badan jalan dan tebal timbunan per layer 20 cm
 Pekerjaan timbunan dilakukan per layer tiap 20 cm padat dan dibentuk kemiringan
melintang 2 % agar air hujan dapat langsung melimpas.
 Pekerjaan timbunan dikerjakan pada lokasi yang membutuhkan timbunan seperti
Sta 1+300 - 2+300, Sta. 2+400 – 3+000 dan Sta. 5+600 –  5 +900
 Penghamparan dengan bulldozer dan pemadatan dengan vibratory roller dengan
8x lintasan (atau sesuai hasil trial compaction) hingga 95% kepadatan maksimum
 Test kepadatan dengan sand cone untuk penghamparan tiap 500m3.
 Segera setelah setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang
memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan. Perataan Jalan dilakukan sepanjang trase proyek Jalan Tol Cibitung –
Cilincing Sta 14+000 s/d 19+000. Dimulai dari Sta 14+000

E. Pekerjaan Timbunan Granular Backfill

 Urugan material berbutir dituang dengan Backhoe di belakang abutment jembatan


Pada lokasi Abutment 1 di Sta 3+200 dan Abutment 2 di Sta 3+800
 Pemadatan material berbutir dengan Tamping Rammer dan Baby Roller secara
layer per layer.
E. Lokasi Penyimpanan Bank Tanah
LOKASI
3.3 PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
A. Pekerjaan Lean Concrete
Uraian Pelaksanaan :
 Pekerjaan pemasangan bekisting Hollow/Siku untuk lean concrete pada tanah
dasar
 Pengecoran dan perataan lean concrete secara manual dengan jidar
 Pekerjaan dimulai dari Sta. 5+900 (dengan satu lajur terlebih dahulu, agar lean
concrete tidak terinjak oleh kendaraan berat)
 Karena produksi 4 fleet /hari sama dengan 300 m3/hari oleh karena itu dalam
sehari pekerjaan lean concrete dikerjakan pada satu jalur dengan lebar 3.5 meter
dan tebal 0.1 meter sepanjang 858 meter.
B. Pekerjaan Rigid Pavement
Uraian Pelaksanaan :
 Pekerjaan rigid pavement dilakukan otomatis dengan alat automatic concrete
pavers (SP500) dimulai pada Sta. 5+900 per satu lajur dan paralel dengan
pekerjaan Lean Concrete.
 Karena produksi 2 fleet /hari sama dengan 400 m3/hari oleh karena itu dalam
sehari  pekerjaan lean concrete dikerjakan pada satu jalur dengan lebar 3.5 meter
dan tebal 0.3 meter sepanjang 381 meter.
 Posisi kerja : Truk mixer berada di depan concrete pavers SP 500, beton dituang
dari truk mixer kedalam feeder SP 500, secara otomatis rigid pavement terbentuk
tanpa  bekisting samping
 SP 500 detector untuk perataan perkerasan secara otomatis. Ketinggian rencana
perkerasan dapat diinput dari gambar rencana atau mengikuti ketinggian
perkerasan sebelumnya.
 Pekerjaan perataan rigid dikombinasikan dengan total station. Sensor kemiringan
pada SP 500 digantikan dengan total station dan kemiringan pengukuran didapat
dengan 2 sensor axis slope pada slip form paver
C. Pekerjaan Dowel dan Tiebar
 Tulangan Dowel dan Tiebar dibuat di instalasi proyek sebelum penghamparan
Rigid Pavement. Pekerjaan pemasangan dowel bars secara otomatis dengan DBI
(Dowel Bar Inserter) bersamaan dengan Pekerjaan Rigid Pavement dengan SP 500
 Setelah dowel diletakkan pada tempatnya, dowel ditekan masuk kedalam beton
 Dowel dipasang merata selebar perkerasan yang direncanakan.
 Pekerjaan pemasangan tiebar secara otomatis dengan TBI (Tie Bar Inserter)
 Tulangan tiebar diletakan pada inserter kemudian tulangan ditekan pada beton
dengan hydraulic cylinder
D. Pekerjaan Finishing Pavement
 Pekerjaan finishing rigid pavement dengan super smoother and finishing beam
 Pekerjaan grooving dengan SP 500 secara otomatis
 Pekerjaan curing pada permukaan beton setelah pengecoran untuk mengurangi
penguapan air pada beton
 Pekerjaan curing :
- Curing Compound, disemprotkan pada permukaan beton
- Geotekstil non woven basah atau karung basah ditempatkan diatas beton
 Pekerjaan joint cutting beton dengan pisau potong beton sedalam 4-7 cm atau
sesuai spesifikasi untuk mencegah retaknya beton diluar area dowel
 Pekerjaan joint cutting beton maksimum 10 jam setelah pengecoran
 Pembersihan nat beton dengan compressor
 Pengisisan joint beton dengan joint sealant
E. Hasil akhir

GAMBAR JALAN YG SUDAH JADI

F. Lokasi Batching Plant


PT. Barra Construction dalam mengadakan beton segar melakukan kerjasama dengan PT.
Barra Beton di daerah Serpong, Kamal, Kebon Jeruk serta kerjasama dengan PT.
Adhimix dalam mensuplai Beton segar
G. Pekerjaan Drainase Jalan
 Galian ini dilakukan untuk selokan drainase dan saluran air sepanjang proyek
Jalan Tol Cibitung – Cilincing STA 14+000,00 sampai STA 19+000,00.
 Penggalian dan pengangkatan galian mempergunakan tenaga kerja dan excavator,
kemudian diangkut dengan dump truk menuju lokasi yang telah ditentukan oleh
Direksi.
 Pekerjaan galian drainase dilakukan dimulai dari arah kiri jalan arah utara (dengan
satu fleet) setelah itu dilanjutkan ke sisi kanan jalan.
 Bekisting dibuat 200 meter dan dipakai untuk pekerjaan selanjutnya
 Pembetonan drainase pararel dengan galian drainase.
H. Pekerjaan Finishing Jalan

Pekerjaan finishing dilaksanakan setelah semua pekerjaan selesai. Pekerjaan yang


membutuhkan ketelitian tinggi seperti penyambungan pipa, pemotongan dan pekerjaan
penyiapan lainnya dilakukan secara pabrikasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan dan
penyetelan di proyek lokasi proyek.

Urutan pekerjaan Finishing meliputi:

a) Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal


Berupa kegiatan penyediaan perakitan dan pemasangan penerangan lampu penerangan
serta instalasi listrik lainnya sesuai yang direncanakan.  
b) Pekerjaan Pemasangan Pelengkap Jalan
Pelengkap jalan seperti pemasangan kilometer post dipasang setiap 200 meter. Serta
pemasangan Guadrail pada tikungan horizontal.
c) Pekerjaan Median dan Talud
Berupa pekerjaan penanaman rumput sesuai spesifikasi pada daerah median jalan dan
talud.
d) Pekerjaan Marka Jalan dan Rambu Jalan
Berupa kegiatan penyediaan perakitan dan pemasangan rambu serta pengecatan marka
sesuai yang direncanakan.
e) Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan dan Demobilisasi
Berupa kegiatan membongkar bangunan non-permanen dengan tenaga kerja tukang lalu
akan disimpan pada gudang PT. Barra Construction di Serpong dan membersihkan
lokasi proyek sehingga proyek bersih sesuai yang direncanakan. Jika diperlukan
menggunakan alat berat untuk membersihkan lokasi. Untuk Demobilisasi berbagai alat
berat menggunakan Truck Trailer.
 Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan finishing ini adalah 47 Hari
kerja.

Uraian Pekerjaan Finishing Jalan :

a) Pekerjaan Median dan Talud


Berupa pekerjaan penanaman rumput.Pekerjaan ini dipasang pada tanah rounding dan
lereng yang curam dengan ketentuan pemasangan jarak antar rumput harus rapat.
b) Pekerjaan Guardrail
- Menyusun Beam-beam di atas tanah di pinggir jalan dengan kondisi overlap
lubang menghadap lubang sebagai patokan pemasangan dan pemancangan
Post.
- Memancang Post sekaligus Block Piece sepanjang jalan. (hindari pengecoran
pada post, agar flexibelitas guardrail terjaga)
- Beam dipasang dimulai dari akhir jalan dengan arah berlawanan dari arah
datangnya kendaraan
- Pengencangan baut-baut. Serta las titik baut tersebut untuk menghindari
pencurian.
c) Pekerjaan Rambu – Rambu
GAMBAR RAMBU - RAMBU
BAB III
DETAIL SPESIFIKASI TEKNIS
PROYEK JALAN TOL CIBITUNG - CILINCING
3.1 Spesifikasi Teknis
a. Mutu Beton Struktural

1 Tiang Pancang CSP 600 mm Fc’ 50mpa

2 Pile Head Fc’ 50mpa

3 Slab Precast Fc’ 50mpa

b. Mutu Beton non Struktural

1 Parapet Beton Fc’ 20mpa

2 Concrete Barrier Fc’ 20mpa

3 Slab Precast Fc’ 50mpa

c. Mutu Baja Tulangan : D22

d. Mutu Aspal : Asphalt Pavement 5cm

3.2 Pembersihan Tempat Kerja

a. Uraian

Pekerjaan ini mencakup pembersihan semua pohon dengan diameter lebih kecil dari

15 cm, pohon-pohon yang tumbang, halangan-halangan, semak-semak, tumbuh-

tumbuhan lainnya, sampah, dan semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus

termasuk pembongkaran tunggul, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang
diakibatkan oleh pembersihan dan pengupasan sesuai dengan Spesifikasi ini atau

sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan ini juga harus

termasuk penyingkiran dan pembuangan struktur- struktur yang menghalangi,

mengganggu, atau sebaliknya menghalangi Pekerjaan kecuali bilamana disebutkan

lain dalam Spesifikasi ini atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

Pemotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pemotongan semua pohon yang

ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Konsultan Pengawas dengan

diameter 15 cm atau lebih yang diukur satu meter di atas permukaan tanah. Pekerjaan

ini harus mencakup tidak hanya penyingkiran dan pembuangan setiap pohon yang

memuaskan Konsultan Pengawas tetapi juga termasuk tunggul dan akar-akarnya.

Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan tumbuhan dan benda-benda yang

ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Umum

Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan

seluruh pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di

tempatnya. Kontraktor harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan

harus tetap di tempatnya.

2) Pembersihan, Pembongkaran dan Pembuangan Pohon- pohon

Semua objek yang berada di atas muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu

lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan

lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukkan berada di sana, harus dibersihkan

dan/atau dibongkar, dan dibuang bila perlu.


Pada daerah-daerah di bawah timbunan badan jalan, di mana lapisan tanah

permukaan atau material tak terpakai harus dibuang atau harus dipadatkan,

seluruh tunggul dan akar harus dibuang sampai habis dan bersih

Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibang sampai habis dan bersih.

Pembersihan dan pembongkaran terowongan, kanal dan selokan hanya ditentukan

sampai kedalaman yang diperlukan oleh pekerjaan penggalian pada daerah-daerah

tersebut.

Lubang-lubang akibat pembongkaran akar harus diurug dengan material yang

memadai dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan Pasal S4.06.

3) Pengupasan Lapisan Tanah Permukaan (Topsoil Stripping)

Pada daerah di bawah timbunan badan jalan atau pada tempat yang ditentukan

Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengupas lapisan tanah permukaan dan

membuangnya sebagaimana petunjuk Konsultan Pengawas.

Secara umum pembuangan lapisan tanah permukaan hanya mencakup lapisan

tanah yang subur bagi tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan maksimal tebal 30 cm.

Pembuangan lapisan tanah permukaan pada daerah-daerah yang telah ditentukan

harus sampai pada kedalaman yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas,

dan lapisan atas tanah itu harus dipisahkan dari material hasil penggalian lainnya.

Bila lapisan tanah permukaan tersebut akan dipergunakan untuk menutupi lereng

timbunan atau daerah lainnya yang telah ditentukan Konsultan Pengawas atau

sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar, pekerjaan pengupasan lapisan atas tanah

tersebut dianggap mencakup juga penimbunannya bila perlu, dan pembuangannya,


serta penempatan dan penebarannya di daerah-daerah yang ditentukan Konsultan

Pengawas. Setelah ditebarkan, lapisan atas tanah tersebut harus digaru untuk

membentuk permukaan yang rata yang bersih dari gulma, akar, rerumputan dan

batu-batu besar.

4) Perlindungan Untuk Tempat Tertentu yang Harus Tetap Dipertahankan.

Pada daerah-daerah yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor

bertanggungjawab untuk selalu melindungi dan memelihara semak-semak,

pepohonan dan rerumputan yang ada pada daerah tersebut. Patok pengukuran,

patok kilometer, instalasi pelayanan umum, dan benda lainnya yang ditunjuk

Konsultan Pengawas untuk ditinggalkan harus dilindungi dari kerusakan yang

dapat diakibatkan oleh operasi Kontraktor. Bila pekerjaan telah selesai, daerah-

daerah tersebut harus dikembalikan kepada Pengguna Jasa dengan keadaan yang

sama seperti sebelumnya, dan setiap kerusakan akibat langsung atau tak langsung

dari pekerjaan Kontraktor harus diperbaiki dengan biaya sendiri.

c. Pembuangan Material Hasil Pembersihan

Kontraktor berhak memanfaatkan kayu-kayu yang tidak laku dijual (ataupun laku

dijual bila ada ijin tertulis dari badan Pemerintah yang berwenang) untuk tujuan-

tujuan yang berkenaan dengan Kontrak, dengan syarat Kontraktor telah memenuhi

ketentuan-ketentuan dari instansi Pemerintah yang berwenang.

Kayu yang dapat dijual harus disimpan dengan rapi di tempat yang dapat diakses yang

disetujui di dalam atau di dekat Ruang Milik Jalan yang sesuai dengan

petunjuk dan harus dipangkas dan ditumpuk sesuai dengan persyaratan dari badan

Pemerintah yang berwewenang.


Kayu-kayuan lainnya, kecuali yang akan dipergunakan, dan semua semak-semak,

tunggul, akar, batang kayu dan material tak terpakai lainnya hasil operasi

pembersihan dan pembongkaran harus dibuang di lokasi yang sudah disediakan oleh

Kontraktor.

Jalan dan daerah-daerah di sekitarnya harus dijaga kerapihannya. Tidak boleh terdapat

puing-puing di atau di sekitar ruang milik jalan.

d. Metode Pengukuran

Pembersihan dan pembongkaran, pengupasan lapisan atas tanah dan perlindungan

area yang ditetapkan, akan dipandang sebagai pekerjaan pembersihan tempat kerja,

dan akan dibayar berdasarkan meter persegi.

Pemotongan pohon dan perlindungan terhadap pohon yang ditetapkan tetap berada di

tempat harus dipertimbangkan sebagai Pemotongan Pohon Yang Ada berdiameter

sama atau lebih besar dari diameter 15 cm yang diukur 1 meter dari permukaan tanah

dan akan dibayar dalam buah. Pekerjaan Pembersihan Tempat kerja dan Pemotongan

Pohon pada lokasi yang diperuntukkan bagi tempat pembuangan, tempat material,

tempat borrow pit untuk diambil materialnya, lokasi jalan kerja dan semua lokasi

pelaksanaan sementara, tidak akan dibayar bila lokasi-lokasi tersebut berada di luar

lokasi yang telah ditetapkan untuk dibersihkan dan dibongkar, dan Kontraktor

diijinkan menentukan pilihannya sendiri apakah memilih menggunakan sebagai lokasi

pembuangan atau lokasi borrow pit.


3.3 Pekerjaan Tanah dan Geosintetik

a. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan tanah meliputi segala pekerjaan penggalian, pemuatan, pengangkutan dan

penempatan atau pembuangan tanah atau batu atau material lainnya dari atau ke badan

jalan atau sekitarnya, untuk pembuatan saluran air (waterway), selokan/parit (ditches),

tempat pemberhentian (laybys), oprit jembatan (bridge approach) untuk pemindahan

material tak terpakai, pemindahan tanah longsoran, yang semua sesuai dengan garis,

ketinggian, penampang melintang yang tampak dalam Gambar atau ditentukan oleh

Konsultan Pengawas.

b. UMUM

1) Informasi Tanah

Informasi mengenai sifat tanah yang tercantum dalam Gambar atau dari hasil

pembicaraan Kontraktor dengan Konsultan Pengawas sepenuhnya menjadi

tanggungjawab Kontraktor.

Kontraktor bertanggungjawab atas penafsirannya mengenai informasi dari Pengguna

Jasa dan harus mengunjungi Tempat Kerja dan Borrow Pit yang mungkin ada.

Sebelum memluai pekerjaan tanah, Kontraktor harus memastikan sifat tanah,

jumlahnya, lokasi dan kesesuaiannya untuk memenuhi Spesifikasi yang telah

ditetapkan.
2) Bagian-bagian Pekerjaan

Pekerjaan ini dibagi ke dalam beberapa jenis :

(a)  Galian Biasa (Common Excavation), Galian Batu Lunak, Galian Batu, Galian

Perkerasan Berbutir dan Galian Perkerasan Beton;

(b)  Borrow Material;

(c)  Pembentukan Timbunan Badan Jalan dan Daerah Urugan;

(d)  Material Buangan (Waste);

(e)  Daerah Urugan Khusus;

(f)  Urugan Material Berbutir (Granular Backfill);

(g)  Urugan Rembesan (Permeable Backfill);

(h)  Vertical Sand Drain dan Horizontal Sand Drain;

(i)  Geotextile

(j)  Penyalir Vertikal Pra-Fabrikasi (Prefabricated Vertical Drain, PVD)

(k)  Instrumentasi Geoteknik

Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi untuk bagian-

bagiannya tersebut, dan spesifikasi untuk macam-macam pekerjaan terkait,dan harus

sesuai dengan garis, ketinggian, penampang dan ukuran yang ada dalam Gambar atau

ditentukan oleh Konsultan Pengawas.


3) Alinyemen Horisontal dan Vertikal

Konsultan Pengawas harus memberitahu Kontraktor lokasi titik-titik potong garis-

garis tangen dan kelandaian jalan (Points of Intersection of Tangents and Grade

Lines). Gambar harus menunjukkan data-data kurva horisontal dan vertikal, dan angka

superelevasi. Kontraktor harus membuat Gambar Penampang Melintang berdasarkan

pada data-data tersebut dan melaksanakan pematokan (stake out) sebelum memulai

pekerjaan. Bila menurut Konsultan Pengawas, perlu ada modifikasi garis atau pun

ketinggian, baik sebelum maupun setelah stake-out, Konsultan Pengawas akan

memberikan instruksi terperinci kepada Kontraktor, dan Kontraktor harus merevisi

stake-out untuk persetujuan Konsultan Pengawas. Ketentuan-ketentuan itu harus

ditaati tanpa pembayaran tambahan dan segala pembiayaan sudah tercakup di dalam

Harga Penawaran untuk mata pembayaran dalam Kontrak ini.

4) Kuantitas Pekerjaan

Kuantitas pekerjaan dari berbagai jenis galian dan timbunan, termasuk saluran tanpa

pelapisan (unlined ditch) yang harus diukur untuk pembayaran dalam Kontrak,

didasarkan pada garis-garis pada profil memanjang dan penampang melintang yang

telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Berdasarkan hasil evaluasi karakteristik

tanah, Konsultan Pengawas dapat menentukan sudut kemiringan galian dan timbunan

atau pembentukan lereng bertangga (bench) pada saat pekerjaan berlangsung.

Penampang melintang merupakan dasar kalkulasi pekerjaan tanah (earthworks), yang

didapatkan pengukuran di tempat kerja agar penentuan kuantitas pekerjaan untuk

setiap mata pembayaran dilakukan dengan tepat. Batas galian dan timbunan yang
sebenarnya, harus diukur dan dicatat oleh Kontraktor. Konsultan Pengawas harus

memeriksa catatan tersebut dan bila benar akan disetujui untuk dijadikan dasar

pembayaran. Penggalian dan penimbunan yang melewati batas penampang melintang

yang telah disetujui tidak dibayar. Material galian yang berlebih dan memenuhi

persyaratan dari Spesifikasi ini, harus digunakan untuk daerah timbunan atau harus

disimpan untuk timbunan selanjutnya. Penggalian yang berlebihan harus diurug lagi

sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dengan material yang sesuai tanpa ada

pembayaran tambahan.

5) Metode Pengukuran

Kuantitas pekerjaan tanah yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material

diukur dan dihitung dengan perhitungan metode penampang akhir rata-rata, kecuali

kesalahan dapat melebihi kurang lebih lima persen dibandingkan dengan rumus

prismiodal, dalam hal ini Konsultan Pengawas akan mengijinkan penggunaan metode

yang lebih akurat. Namun, Kontraktor harus meminta kewenangan tersebut sebelum

Kontraktor menyerahkan kuantitasnya untuk persetujuan. Kuantitas diukur atas dasar

penampang akhir rata-rata, setelah perhitungan ini telah diserahkan dan disetujui,

tidak akan ditinjau kembali untuk dengan menerapkan metode yang lebih akurat

6) Pemindahan Rintangan

Harga Satuan untuk pekerjaan galian mencakup harga atau biaya pembongkaran

semua material terlepas dari sifatnya, ditemukan dalam batas penggalian yang

disetujui, termasuk pemindahan dan pembuangan reruntuhan batu bata, batu-batu, dan

pasangan batu atau beton, sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

Hanya batu-batu besar (boulder) atau batu bata atau beton yang berukuran lebih dari 1
(satu) meter kubik, akan dibayar menurut mata pembayaran pada Divisi 3 Spesifikasi

ini.

7) Pengalihan Aliran Air

Pemindahan atau pengalihan aliran air harus dibayar menurut Pasal S1.26 Spesifikasi

ini dan tak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan tersebut dalam Divisi 4 ini.

Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk pengeringan, atau

untuk menyalurkan atau mengalihkan aliran air bila diperlukan untuk melaksanakan

dan melindungi pekerjaan atau bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

Kontraktor harus membuat parit pembuangan sementara ataupun permanen bila

diperlukan agar drainase cukup baik untuk mengalirkan air hujan. Pembayaran harus

diberikan hanya untuk pekerjaan permanen.

8) Pemanfaatan dan Pembuangan Material Galian

Seluruh material galian yang memenuhi syarat, yang digali dalam batas dan lingkup

proyek, kecuali bila ada ketentuan lain, harus digunakan seefektif mungkin untuk

membentuk timbunan badan jalan (embankment). Material yang berlebihan dari

kebutuhan, atau material yang secara tertulis dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh

Konsultan Pengawas, harus dipindahkan oleh Kontraktor keluar ruang milik jalan atau

sesuai dengan perintah Konsultan Pengawas menurut ketentuan Spesifikasi ini, dan

harus tunduk pada ketentuan dalam Pasal S4.07.

9) Selokan/Parit

Kontraktor harus membuat saluran, selokan tepi dan selokan penangkap (interception

ditch), selokan pembuang dan pemasuk seperti tampak dalam Gambar atau sesuai

perintah Konsultan Pengawas, sebagai saluran drainase sementara atau permanen.


Untuk menjauhkan air dari timbunan, subgrade, sub base dan/atau base selama

pelaksanaan konstruksi, Kontraktor setiap saat harus menjamin bahwa drainase

berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan konstruksi perkerasan

dimulai. Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan saluran drainase agar arus air

selalu lancar selama Jangka Waktu Pelaksanaan dan Jangka Waktu Pemeliharaan.

Kerusakan pada pekerjaan akibat rendaman air karena drainase kurang memadai harus

diperbaiki atas tanggungan biaya Kontraktor. Selokan pertama-tama harus dipangkas

sedikit dari penampang yang disetujui, dan pemangkasan akhir, termasuk perbaikan

kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, harus dilaksanakan

setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dan akan menjadi persyaratan untuk persetujuan

dan penerimaan akhir. Kerusakan pada pekerjaan akibat rendaman air karena drainase

yang kurang memadai harus diperbaiki atas tanggungan biaya Kontraktor. Selokan

pertama- tama harus dipangkas sedikit (trimmed short) dari penampang yang

disetujui, dan pemangkasan akhir (final trimming), termasuk perbaikan kerusakan

yang mungkin terjadi selama pelaksanaan pekerjaan, harus dilaksanakan setelah

seluruh pekerjaan diselesaikan dan ini menjadi syarat untuk persetujuan dan

penerimaan pekerjaan. Pengaliran air pada saluran irigasi pada daerah-daerah di mana

harus dilaksanakan pekerjaan tanah harus sudah dihentikan selambat-lambatnya dua

bulan sebelum pelaksanaan. Seluruh air permukaan harus dikeringkan, dan parit

permanen atau sementara harus dibuat agar daerah itu menjadi kering.

10) Relokasi Saluran

Sebagaimana tercantum dalam Gambar atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas,

Kontraktor harus melakukan pengukuran penampang melintang dari saluran yang ada,

bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, menandai dengan rincian galian yang

diperlukan untuk relokasi saluran tersebut. Kontraktor juga harus melakukan

pengukuran elevasi sehingga memungkinkan elevasi penampang memanjang gorong-


gorong kotak dan perpanjangannya dapat ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.

Pekerjaan tidak boleh dilaksanakan tanpa persetujuan oleh Konsultan Pengawas atas

penampang melintang yang ditandai. Pekerjaan penggalian saluran air ini dianggap

sebagai Galian Biasa dan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak untuk mata

pembayaran tersebut, dan harus tunduk ketentuan Pasal S4.03 Spesifikasi ini.

11) Tanah Gembur atau Batuan Lepas, Longsoran Tanah, Bench, dan Melandaikan

Lereng Talud Timbunan

Batuan lepas atau tanah gembur harus disingkirkan dari lereng talud bila Konsultan

Pengawas memerintahkannya. Konsultan Pengawas juga dapat memerintahkan

pemindahan segala material yang berasal dari longsoran tanah, pembuatan bench pada

atau di atas lereng talud, atau bila menurutnya setelah digali lereng tidak stabil, maka

lereng talud harus dilandaikan. Pelaksanaan pekerjaan ini tidak dibayar langsung,

tetapi merupakan kewajiban tambahan Kontraktor yang dibayar berdasarkan Harga

Satuan untuk Galian Biasa atau Material Borrow.

12) Pengurugan Saluran

Bila saluran yang ada harus dialihkan dari daerah timbunan atau pekerjaan lainnya,

maka saluran aslinya harus dibersihkan dari segala tumbuh-tumbuhan dan endapan

tanah lunak, serta diurug hati-hati dengan material galian biasa, dipadatkan sesuai

ketentuan Pasal S4.06 Spesifikasi ini.

13) Galian dan Urugan di Daerah Longsoran

Galian di daerah longsor, selain mengikuti prosedur yang sudah ditentukan dalam

Spesifikasi Umum, hasilnya harus dibuang atau ditimbun di luar daerah longsor. Hasil

galian harus langsung dimasukkan ke alat angkut dan ditempatkan di lokasi yang

sudah disetujui Konsultan Pengawas. Material timbunan harus langsung ditempatkan

di lokasi badan jalan, dan tidak dibolehkan melakukan penumpukan (stock piling).

Material harus langsung diratakan sesuai dengan ketebalan gembur untuk dipadatkan.
14) Timbunan pada Daerah Transisi antara Urugan dan Galian

Daerah transisi antara urugandan galian pada arah memanjang jalan atas petunjuk dari

Konsultan Pengawas dapat diberi benching dan subdrain dipasang atau seperti detail

yang diperlihatkan pada Gambar. Benching harus masuk ke dalam daerah galian

untuk menjamin seluruh tanah yang tidak stabil dapat dibuang dari daerah subgrade.

Benching yang paling atas harus dimiringkan sejajar permukaan lereng tanah asli

untuk memberikan peralihan secara gradual antara urugan dan tanah asli.

Rencana SubgradeExisting Ground

Galian
Urugan

S4.02 (15)

Pemasangan Subdrain

Bidang potong

Toleransi Dimensi
(a) Galian

1. (i)  Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh berbeda 2 cm pada

setiap titik.

2. (ii)  Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis

profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk bukan galian batu dan 20 cm untuk

galian batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.

3. (iii)  Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap

aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk

menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

SU4 - 5

(b) Timbunan

1. (i)  Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 1 cm

atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.

2. (ii)  Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus

memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

3. (iii)  Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari

garis profil yang ditentukan.

Cuaca yang Diijinkan untuk Pekerjaan Timbunan

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan

tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di luar rentang

yang disyaratkan dalam Pasal S4.06.(3).(e). Semua permukaan timbunan yang belum
terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk mempertahankan kadar air dan

harus ditutup dengan lembaran plastik atau terpal yang tidak tembus air pada akhir kerja

setiap hari dan juga ketika akan turun hujan.

GALIAN BIASA (COMMON EXCAVATION), GALIAN BATU LUNAK, GALIAN

PERKERASAN BERBUTIR DAN GALIAN PERKERASAN BETON

Uraian

Galian Biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas ruang milik jalan yang tidak

diklasifikasi sebagai galian batu lunak, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan

(borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian

perkerasan beton; pemindahan, pemuatan, pengangkutan, penimbunan dan

penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang galian, dan penyempurnaan

bidang galian yang terbuka (exposed), sesuai dengan Spesifikasi dan garis, ketinggian,

kelandaian, ukuran dan penampang melintang yang tercantum dalam Gambar dan petunjuk

Konsultan Pengawas.

Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai tekan tekan

uniaksial 0,6 – 12,5 MPa (6 – 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan ASTM D7012-14e1 atau

SNI 2825:2008

Galian Perkerasan Berbutir mencakup galian pada perkerasan berbutir lama dan pembuangan

bahan perkerasan berbutir yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau

sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.


Galian Perkerasan Beton mencakup galian pada perkerasan beton lama dan pembuangan

bahan perkerasan beton yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau

sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

Penggunaan kembali material lama bekas galian harus disetujui terlebih dahulu penggunaan

dan penempatannya oleh Konsultan Pengawas.

Ketentuan lain yang dapat diberlakukan

Ketentuan yang sesuai dari Pasal S4.02 merupakan bagian dari Pasal S4.03 "Galian Biasa"

ini.

Pelaksanaan Pekerjaan

Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam

Gambar atau ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas dan harus mencakup pembuangan semua

bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan

batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.

Penggunaan Material Galian

Material yang memenuhi persyaratan dan berasal dari galian menurut Pasal ini harus

dipergunakan sejauh mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan permanen menurut Pasal S4.06,

atau material galian dianggap sebagai material buangan (waste) bila Konsultan Pengawas

menentukan demikian dan diperlakukan sesuai ketentuan Pasal S4.07.

Pembuangan Material yang Tidak Memenuhi Persyaratan


Bila diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus membongkar

material yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan harus membuangnya

sesuai dengan ketentuan Pasal S4.07.

Bila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun yang tidak,

Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa sehingga material yang

memenuhi syarat digali secara terpisah tanpa tercampur dengan material lain yang tidak

memenuhi syarat, untuk digunakan dalam pekerjaan.

Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada daerah galian atau

di bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas untuk dibuang, maka tanah

bekas galian tersebut harus dipadatkan, sampai kedalaman 20 cm, terhadap 100 persen dari

kepadatan kering maksimum menurut SNI 1742:2008 (AASHTO T99-15-(2015)).

Pembayaran untuk pekerjaan pemadatan ini sudah harus tercakup dalam Harga Satuan untuk

pekerjaan Galian Biasa.

Metode Pengukuran

Kuantitas yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material yang telah disetujui untuk

digali. Material harus diukur didasarkan pada posisi semula pada tanah asli, setelah pekerjaan

Pembersihan Tempat Kerja (Divisi 2) dan Pembongkaran (Divisi 3).

Volume material yang digali untuk pengalihan jalan sementara yang dibuat Kontraktor, tidak

akan diukur untuk berdasarkan Pasal ini (S4.03), karena pekerjaan ini dibayar menurut

ketentuan dalam Pasal S1.19 "Manajemen dan Keselamatan Lalulintas"

Pengukuran harus mencakup kerusakan yang tak terhindarkan karena longsoran yang bukan

diakibatkan oleh kecerobohan Kontraktor.


Dasar Pembayaran

GALIAN BATU (ROCK EXCAVATION) Uraian

Galian Batu terdiri dari galian bongkahan batu dalam Ruang Milik Jalan yang mempunyai

kuat tekan uniaksial > 12,5 MPa (> 125 kg/cm 2) yang diuji sesuai dengan SNI 2825:2008,

dengan batuan yang berukuran l meter kubik atau lebih dan semua batu atau bahan keras

lainnya yang, menurut pendapat Konsultan Pengawas, tidak praktis untuk menggali tanpa

pengeboran dan peledakan. Hal ini tidak termasuk bahan yang, menurut pendapat Konsultan

Pengawas, dapat dilepas oleh kuku tunggal dari ripper hidrolik yang ditarik oleh unit traktor

dengan berat minimal 15 ton dan daya kuda neto 180 PK.

Ketentuan Lain yang Dapat Diberlakukan

Ketentuan Pasal S4.02 harus dibaca bersama-sama dan merupakan bagian dari Pasal ini.

4.03 (1) 4.03 (2)

4.03 (3) 4.03 (4) 4.03 (5) 4.03 (6) 4.03 (7)

Galian Biasa untuk Timbunan

Galian Biasa untuk Material Pengisi di Median

Galian Biasa untuk Dibuang [Waste] Galian Batu Lunak untuk Timbunan Galian Batu Lunak

untuk dibuang Galian Perkerasan Berbutir

Galian Perkerasan Beton

Bila Konsultan Pengawas memerintahkan penggunaan material yang diperoleh dari Galian

Biasa atau Galian Batu Lunak untuk melaksanakan pekerjaan lain (seperti pasangan batu atau
agregat untuk perkerasan atau beton) material galian itu akan dibayar menurut Harga Satuan

untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang menggunakan material itu.

Kuantitas pekerjaan galian biasa harus dibayar dalam Harga Satuan Kontrak per meter kubik

sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran itu

merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan galian, meliputi penggalian,

pemindahan, pengangkutan, penempatan, penambahan/pengurangan kadar air, pemadatan,

atau pembuangan dan penggalian badan jalan; untuk pekerjaan membentuk dan

menyelesaikan permukaan, dan untuk penyediaan tenaga kerja, material pendukung,

peralatan, perlengkapan, dan keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan

sebagaimana tercantum dalam Gambar dan ditentukan dalam Spesifikasi ini, serta petunjuk

Konsultan Pengawas.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran


BAB IV

WORKS BREAKDOWN STRUKTUR


Jalan Tol

Cibitung - Cilincing

Pekerjaan Struktur
Bawah Pekerjaan Struktur
Atas

Pengalihan dan Pembersihan Pembongkaran Struktur beton


Pebebasan Lahan perlindungan tempat Kerja
fasilitas yang ada

Pembersihan Pembongkaran Pondasi & pilr Kolom Pier head


tempat kerja pekerjaan jalan cap
aspal dan beton

Penebangan Pembongkaran Desain pondasi Pasang perancah Cabut SSP


pohon pasang batu atau final
struktur beton

Pekerjaan bore Pembesian Dismantling


pile bekisitng kolom

Pancang SSP Bekisting Desain pier head


final

Galian struktur Cor Pemasangan


sleeper

PDA Test Pemasangan


sleeper

PIT Test

Desain pile cap


dan pier column
final

Pembobokan &
penghamparan
LC

Pembesian

Pengecoran pile
cap

Anda mungkin juga menyukai