Jurnal Desi Dwi 12

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA


(Di Dusun Rembu Tengah Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Mojokerto)

Desy Dwi Fajarwati1Maharani Tri Puspitasari2


12
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email: desydf83@gmail.com 2email: maharanitripus@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan Kurangnya dukungan dari keluarga menyebabkan lansia sering merasa


murung atau stress sehingga mereka jarang berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi
sosial yang kurang seperti lansia jarang berkumpul dengan sesama lansia, lebih banyak
menyendiri di rumah, dan tidak akan pergi ke posyandu atau bertemu teman jika tidak ada
keluarga yang mengantarkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan interaksi sosial pada lansia. Desain penelitian yaitu analitik korelasional
dengan pendekatan crossectional. Variabel penelitian ada dua yaitu dukungan keluarga
sebagai variabel independen dan interaksi sosial sebagai variabel dependen. Populasi
penelitian yaitu seluruh lansia di Dusun Rembu Tengah Desa Japanan Kec. Kemlagi
Mojokerto sebanyak 58 lansia. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 50
responden. Data dikumpulkan dengan instrument kuesioner dan diuji chi square. Hasil
penelitian menunjukkan dari 28 responden yang mempunyai dukungan keluarga positif
terdapat 24 responden interaksi sosialnya baik dan 4 responden interaksi sosialnya cukup.
Dari 22 responden yang mempunyai dukungan keluarga negatif terdapat 5 responden
interaksi sosialnya baik dan 17 responden interaksi sosialnya cukup. Hasil uji chi square
menunjukkan nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 maka ρ < α sehingga H 0 ditolak berarti ada
hubungan dukungan keluarga dengan interaksi sosial lansia di Dusun Rembu Tengah Desa
Japanan Kecamatan Kemlagi Mojokerto. Kesimpulan Lansia yang memperoleh dukungan
keluarga memiliki interaksi sosial yang lebih baik dari pada lansia yang tidak memperoleh
dukungan keluarga. oleh karena itu hendaknya keluarga lebih meningkatkan perhatian dan
dukungan yang diberikan pada lansia, sehingga mereka tidak merasa kesepian dan tetap
dapat menjalankan aktivitas mereka dengan lebih baik.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Interaksi Sosial, Lansia

FAMILY RELATIONSHIP SUPPORT WITH SOCIAL INTERACTION IN ELDERLY


(In Rembu Tengah Village, Japanan Village, Kemlagi Mojokerto District)

ABSTRACT

Introduction The lack of support given by families so that the elderly often feel depressed


or stress with their current circumstances. This is less social interaction such as they rarely
get together with fellow elderly, more elderly who are happy to be alone at home, and they
will not go to the posyandu or meet friends if there is no family that accompany them The
purpose are to knowm the relationship support families with social interaction on the
elderly.This research design was analytic korelasional with crossectional approach. There
are two research variables namely family support as the independent variablee and the
dependent variable as social interaction. Population of this research were all of elderly in
Rembu Tengah Hamlet, Japanan Village Kemlagi Subdistrict Mojokerto as
much as 58 elderly. Samples taken with  purposive  sampling technique as much as 50
respondents. Data collected by questionnaire and tested instrument chi square. The results

1
2

showed from 28 respondents that have positive family support there are 24 respondents have
good social interaction and 4 respondents have enough social interaction. From
22 respondents who have  negative  family  support  there is 5 respondents have good social
interactions  good  and 17 respondents who have enough social interaction. Chi square test
results showed the value of ρ = 0.000 α = 0.05, Then ρ < α so that H0 rejected it’s means
there is a relationship between families support with elderly social interaction in the Rembu
Tengah Hamlet, Japanan Village Kemlagi Subdistrict Mojokerto . The conclusion
Elderly who obtain family support have a better social interaction than on the elderly who
did not obtain family support . the family Should therefore further enhance attention and
support given to the elderly, so that the elderly do not feel lonely and they can still run their
activities better.

Key Words : Family Support, Social Interaction, Elderly

PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) tahun
Lanjut usia sebagai tahap akhir siklus 2012 memperkirakan di seluruh dunia
perkembangan manusia. Masa dimana jumlah orang lanjut usia berjumlah 500
semua orang berharap akan menjalani
hidup dengan tenang, damai serta juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun
menikmati masa pensiun bersama anak dan dan pada tahun 2025 diperkirakan
cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. mencapai 1,2 milyar jiwa. Infodatin Lansia
Pada kenyataannya tidak semua lanjut usia tahun 2016 menunjukkan bahwa penduduk
mendapatkannya. Berbagai persoalan lanjut usia di Indonesia sebanyak 8,5%
hidup yang menimpa lanjut usia sepanjang dari total penduduk Indonesia, sedangkan
hayatnya seperti kemiskinan, kegagalan di provinsi Jawa Timur mencapai 11,5%
yang beruntun, stres yang berkepanjangan dari jumlah penduduk Jawa Timur
ataupun konflik dengan keluarga atau anak (Kemenkes RI 2016). Cakupan pelayanan
dan sebagainya. Kondisi seperti ini dapat kesehatan usila (60 tahun +) di kabupaten
memicu depresi (Mustika, 2014). Lansia Mojokerto tahun 2015 dari total 108.166
memiliki resiko yang besar untuk yang mendapat pelayanan kesehatan
mengalami depresi. Depresi dapat sebesar 57.548 (53,20 %) (Dinkes
menyebabkan penurunan kualitas hidup Kabupaten Mojokerto, 2016). Hasil
pada lansia salah satunya interaksi sosial penelitian yang dilakukan oleh Nusi (2014)
dengan lingkungan sekitarnya (Wedhari, dengan judul hubungan dukungan keluarga
2013). Interaksi sosial yang kurang dari dengan respon social lanjut usia pada
para lansia terjadi karena kurangnya lansia diperoleh hasil Dukungan keluarga
dukungan yang diberikan oleh keluarga dikategorikan efektif sebanyak 38
sehingga lansia sering merasa murung atau responden atau 50.7%. Respon Sosial
stress dengan keadaan mereka saat ini. Lansia sebagian besar dikategorikan aktif
Interaksi sosial yang kurang ini seperti sebanyak 39 responden atau 52.0%. Hasil
mereka jarang berkumpul dengan sesama studi pendahuluan yang dilakukan di Desa
lansia, lebih banyak lansia yang senang Rembu Tengah Desa Japanan Kecamatan
menyendiri di rumah, dan mereka tidak Kemlagi Kabupaten Mojokerto diperoleh
akan pergi data jumlah lansia sebanyak 58 lansia.
Hasil wawancara terhadap 7 lansia
ke posyandu atau bertemu teman jika tidak diperoleh data 4 lansia (57%) menyatakan
ada keluarga yang mengantarkan mereka. bahwa jarang ada keluarga yang mengajak
Selain itu karena lansia mengalami rekreasi, sering ditinggal sendiri di rumah,
kesulitan dalam mendengar sehingga mereka juga menyatakan dirinya memiliki
mereka kurang percaya diri ketika harus keterbatasan fisik tubuhnya, sering merasa
berkumpul dengan teman-teman yang lain. putus asa sehingga mereka menolak untuk
3

berhubungan dengan orang lain. melakukan kunjungan posyandu secara


Sedangkan 3 lansia (43%) menyatakan rutin dan teratur serta melakukan olahraga
bahwa keluarga tetap memperhatikan di pagi hari agar mereka dapat lebih bugar
lansia diantaranya mengajak rekreasi, bugar dan dapat melakukan aktivitas
menemani lansia sendiri di rumah, secara mandiri. Selain itu Perlunya
sehingga lansia berusaha untuk memahami keluarga meningkatkan dukungan keluarga
tentang perubahan yang terjadi dan mereka kepada lansia baik itu dukungan keluarga
juga tetap berusaha untuk dapat instrumental, emosional, penghargaan
berkomunikasi dan bekerjasama dengan maupun informatif untuk menjaga atau
orang lain. mempertahankan kemandirian lansia
semaksimal mungkin. Serta petugas
(Friedman, 2009) mengemukakan, kesehatan dapat bekerjasama dengan para
keluarga adalah orang yang paling dekat kader lansia untuk menginformasikan
hubungannya dengan lansia. Keluarga pentingnya mengikuti kegiatan posyandu
merupakan sistem pendukung utama bagi lansia sehingga lansia akan dapat
lansia dalam mempertahankan memahami tentang keadaan yang terjadi
kesehatannya. Salah satu upaya keluarga dan keluarga dapat melakukan
yang dapat dan mudah dilakukan adalah penatalaksanaan permasalahan lansia
dengan memberikan dukungan. Dukungan dengan lebih baik dan tepat (Ratnasari,
dapat berarti bantuan atau sokongan yang 2014)
diterima seseorang dari orang lain.
Dukungan biasanya diterima dari
lingkungan sosial yaitu orang-orang yang BAHAN DAN METODE PENELITIAN
dekat, termasuk di dalamnya adalah
anggota keluarga, orang tua dan teman. Desain penelitian yaitu analitik
Dukungan keluarga merupakan suatu korelasional dengan pendekatan
bentuk hubungan interpersonal yang crossectional. Variabel penelitian ada dua
melindungi seseorang dari efek stres yang yaitu dukungan keluarga sebagai variabel
buruk Kurangnya dukungan keluarga saat independen dan interaksi sosial sebagai
lansia sakit juga akan meningkatkan variabel dependen. Populasi penelitian
kesepian pada lansia tersebut dan yaitu seluruh lansia di Dusun Rembu
sebaliknya kesepian juga akan Tengah Desa Japanan Kec. Kemlagi
memperparah kondisi penyakit lansia. Mojokerto sebanyak 58 lansia. Sampel
Adanya masalah kesepian pada lansia diambil dengan teknik purposive sampling
ditambah dengan adanya anggapan dalam sebanyak 50 responden. Data dikumpulkan
masyarakat bahwa lansia merupakan warga dengan instrument kuesioner dan diuji chi
kelas dua menyebabkan lansia square.
mengembangkan sikap sebagai golongan
minoritas seperti sensitif, mudah .
tersinggung, merasa tidak aman, cemas, HASIL PENELITIAN
ketergantungan secara berlebihan pada
orang lain dan pertahanan diri. Mengingat Data Umum
dampak yang terjadi dari kesepian yaitu,
dapat menimbulkan perilaku yang a. Karakteristik responden berdasarkan
mengarah pada depresi, cenderung untuk Usia Lansia
mudah terserang penyakit, mengakibatkan
pola makan dan tidur seseorang menjadi Tabel 1. Distribusi Frekuensi
kacau, menderita sakit kepala serta Responden Berdasarkan Usia
muntah-muntah (Stuart, 2007). Lansia di Dusun Rembu
Tengah Desa Japanan
Upaya yang dapat dilakukan agar lansia Kecamatan Kemlagi Bulan
dapat melakukan aktivitas dan berinteraksi November 2017
dengan lingkungan sekitarnya antara lain
4

DATA KHUSUS
No Usia F %
1. 60-65 tahun 35 70 a. Karakteristik responden berdasarkan
2. 66-74 tahun 15 30 dukungan Keluarga
Jumlah 50 100
Tabel 4. Distribusi Frekuensi
Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian Responden Berdasarkan
besar usia responden adalah 60-65 Dukungan Keluarga di Dusun
tahun sebanyak 36 responden (72%). Rembu Tengah Desa Japanan
Kecamatan Kemlagi Bulan
b. Karakteristik Responden berdasarkan November 2017
pendidikan
Dukungan
No F %
Tabel 2. Distribusi Frekuensi keluarga
Responden Berdasarkan 1. Positif 28 56
2. Negatif 22 44
Pendidikan di Dusun Rembu
Tengah Desa Japanan Jumlah 50 100
Kecamatan Kemlagi Bulan
November 2017 Tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian
besar responden memperoleh
dukungan keluarga secara positif
No Pendidikan F %
sebanyak 28 responden (56%)
1. SD 24 48
2. SLTP 14 28 b. Karakteristik responden berdasarkan
3. SLTA 12 24 interaksi sosial
Jumlah 50 100
Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Tabel 2. menunjukkan hampir Responden Berdasarkan
setengahnya lansia berpendidikan SD Interaksi Sosial di Dusun
sebanyak 24 responden (48%). Rembu Tengah Desa Japanan
Kecamatan Kemlagi Bulan
c. Karakteristik Responden berdasarkan November 2017
Jenis Kelamin
No Interaksi Sosial F %
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Jenis 1. Baik 29 58
Kelamin di Dusun Rembu 2. Cukup 21 42
Tengah Desa Japanan 3. Kurang 0 0
Kecamatan Kemlagi Bulan Jumlah 50 100
November 2017
Tabel 5. menunjukkan bahwa sebagian
No Jenis Kelamin F % besar responden dapat berinteraksi
dengan baik sebanyak 29 responden
1. Laki-laki 25 50 (58%).
2. Perempuan 25 50
Jumlah 50 100 c. Hubungan Dukungan keluarga dengan
interaksi sosial
Tabel 3 menunjukkan setenganya
responden adalah berjenis kelamin sama Tabel 6 Tabulasi silang Dukungan
yaitu laki-laki dan perempuan masing- Keluarga Dengan Interaksi
masing sebanyak 25 responden (50%). Sosial di Dusun Rembu
Tengah Desa Japanan
5

Kecamatan Kemlagi Bulan dan juga mengngatkan lansia ketika jadwal


November 2017 kontrol ke dokter, melakukan kunjungan
posyandu dan menemani lansia dalam
Interaksi sosial
berkativitas di waktu senggang keluarga.
Dukun Total
Sedangkan pada responden yang
No
gan
Baik Cukup Kurang memperoleh dukungan negatif atau
Keluar keluaga tidak memberikan dukungan
ga
F % F % F % F % dengan baik pada lansia. Hal ini terjadi
karena keluarga masih sibuk dalam bekerja
1 Positif 24 82,8 4 19 0 0 28 56
sehingga mereka hanya dapat meluangkan
2 Negati 0 0
5 17,2 17 81 22 44 waktu yang sedikit untuk dapat
f
Total 0 0 10 memberikan perhatian atau dukungan pada
29 100 21 100 50
0 lansia.

Tabel 6 menunjukkan dari 28 Dukungan Keluarga merupakan sumber


responden yang mempunyai dukungan daya sosial yang dapat membantu
keluarga positif terdapat 24 responden individu dalam menghadapi suatu
yang interaksi sosial baik dan 4 kejadian yang menekan. Penelitian
responden yang interaksi sosialnya berikutnya membuktikan bahwa
cukup. Dan dari 22 responden yang dukungan Keluarga juga mempunyai
mempunyai dukungan keluarga negatif hubungan yang positif yang dapat
terdapat 5 responden yang interaksi mempengaruhi kesehatan individu dan
sosialnya baik dan 17 responden yang kesejahteraannya atau dapat meningkatkan
mempunyai interaksi sosial cukup. kreativitas individu dalam kemampuan
penyesuaian yang adaptif terhadap stres
Hasil uji chi square menunjukkan dan rasa sakit yang dialami (Wangmuba,
nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 maka ρ < α 2009).
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima
berarti ada hubungan dukungan Faktor pertama yang mempengaruhi
keluarga dengan interaksi sosial lansia dukungan keluarga yaitu faktor usia.
di Dusun Rembu Tengah Desa Japanan Berdasarkan umur responden sebagian
Kecamatan Kemlagi Bulan November besar usia responden adalah 60-65 tahun
2017. sebanyak 35 responden (70%). Hasil
tabulasi silang antara umur dan dukungan
keluarga menunjukkan dari 35 responden
PEMBAHASAN terdapat 18 responden (51,4%) yang
memperoleh dukungan positif dan 17
Dukungan keluarga responden (48,6%) yang memperoleh
dukungan negatif.
Tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian
besar responden memperoleh dukungan Menurut Peneliti Usia responden pada
keluarga secara positif sebanyak 28 penelitian ini dapat dikatakan usia dewasa
responden (56%) dan yang memperoleh tua sehingga mereka lebih berpengalaman
dukungan keluarga negatif sebanyak 22 dalam memberikan perawatan terhadap
responden (44%). anggota keluarga yang menderita suatu
penyakit. Dukungan keluarga diperlukan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia karena semakin bertambahnya usia
sebagian besar responden memperoleh juga dapat terjadi menurunnya daya
dukungan keluarga secara positif tangkap untuk memperoleh informasi yang
ditunjukkan keluarga dengan cara keluarga didapatkan dari luar, usia menjadi faktor
mengingatkan lansia dalam mengikuti penting dalam memperoleh pengalaman
kegiatan posyandu lansia, mengantarkan serta hubungan komunikasi dengan
lansia jika berkunjung ke rumah keluarga keluarga, semakin tua usia seseorang di
6

keluarga akan semakin dihormati dalam dukungan dengan sebaiknya akan tetapi
memberikan informasi karena dianggap responden tetap merasa dirinya belum
lebih berpengalaman. . diperhatikan atau diberikan dukungan oleh
keluarga.
Menurut Erfandi (2009) usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan Menurut (Mubarak, 2007) latar belakang
pola pikir seseorang. Semakin bertambah pendidikan dapat mempengaruhi
usia akan semakin berkembang pula daya pengetahuan seseorang dimana pendidikan
tangkap dan pola pikirnya, sehingga berarti bimbingan yang diberikan
pengetahuan yang diperolehnya semakin seseorang pada orang lain terhadap sesuatu
membaik. Cohen & Syme (1985) dalam hal agar mereka dapat memahami. Tidak
Wangmuba (2009) menyatakan keluarga dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
berfungsi sebagai sistem pendukung bagi pendidikan seseorang semakin mudah pula
anggotanya. Anggota keluarga memnadang mereka menerima informasi, dan pada
bahwa orang yang bersifat mendukung akhirnya makin banyak pula pengetahuan
selalu siap memberikan pertolongan dan yang dimilikinya. Sebaliknya jika
bantuan jika diperlukan. seseorang tingkat pendidikannya
rendah,akan menghambat perkembangan
Faktor yang kedua yaitu pendidikan sikap seseorang terhadap penerimaan
responden diperoleh data bahwa hampir informasi dan nilai-nilai yang baru
setengahnya lansia berpendidikan SD diperkenalkan. Sedangkan menurut
sebanyak 24 responden (48%). (Maharani Tri, 2016) Dukungan keluarga
Berdasarkan tabulasi silang antara latar yang diberikan kepada lansia dalam
belakang pendidikan dan dukungan pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa
keluarga diperoleh data dari 24 responden Banjaragung Kecamatan Bareng
terdapat 13 responden (54,2%) yang Kabupaten Jombang adalah dukungan
memperoleh dukungan positif dan 11 keluarga dengan kriteria sedang, serta
responden (45,8%) yang memperoleh Kemandirian lanjut usia dalam pemenuhan
dukungan negatif. aktivitas sehari-hari di Desa Banjaragung
Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang
Pendidikan sangat mempengaruhi adalah bantuan sebagian.
seseorang dalam memperoleh informasi
atau memberikan dukungan. Pendidikan Interaksi Sosial pada lansia
bisa diperoleh secara informal dan formal,
dengan pendidikan tinggi maka Tabel 5. menunjukkan bahwa sebagian
pengetahuan seseorang akan lebih banyak, besar responden dapat berinteraksi dengan
namun dari hasil penelitian ini banyak baik sebanyak 29 responden (58%) dan
dukungan keluarga yang negatif. lansia yang mempunyai interaksi sosial
Walaupun dengan pendidikan yang cukup, yang cukup sebanyak 21 responden (42%).
karena dukungan merupakan suatu
perilaku sedangkan perilaku terbentuk Menurut peneliti interaksi sosial pada
setelah seseorang tahu, bersikap, walaupun lansia menunjukkan sebagian besar
dengan pendidikan cukup tetapi kurangnya interaksi sosialnya baik, hal ini dapat
suatu pengalaman dapat juga terjadi karena responden mempunyai
mempengaruhi seseorang untuk bertindak. lingkungan pendukung yang baik dalam
Responden pada penelitian ini melakukan hubungan komunikasi karena
menunjukkan bahwa latar belakang tradisi dan kebudayaan yang ada di desa
pendidikan yang dimiliki termasuk masih terjaga dengan baik, sehingga masih
pendidikan dasar, sehingga responden terjalin komunikasi yang baik antar
belum mampu memahami bagaimana perorangan. Sedangkan responden yang
bentuk dukungan yang tepat dan harus mengalami interaksi sosial yang kurang
diberikan oleh keluarga, meskipun baik dikarenakan mereka belum dapat
terkadang keluarga sudah memberikan beradaptasi dengan baik dengan situasi
7

yang dialami sehingga mereka lebih


memilih untuk menghindari kontak sosial Hubungan dukungan keluarga dengan
dan menarik diri dari lingkungannya. interaksi sosial pada lansia
Bagaimanapun individu harus bisa
menyesuaikan diri dengan keadaan yang Tabel 6 menunjukkan dari 28 responden
sedang dihadapi dan berusaha untuk yang mempunyai dukungan keluarga
membantu menafsirkan situasi yang tak positif terdapat 24 responden yang
diharapkan menjadi situasi yang interaksi sosial baik dan 4 responden yang
diharapkan. Interaksi sosial yang kurang interaksi sosialnya cukup. Dan dari 22
baik dan dialami lansia terjadi terjadi pada responden yang mempunyai dukungan
parameter kerjasama dimana hal ini keluarga negatif terdapat 5 responden yang
menunjukkan bahwa responden penelitian interaksi sosialnya baik dan 17 responden
ini tidak dapat bekerjasama secara baik yang mempunyai interaksi sosial cukup.
dengan orang – orang disekitarnya
sehingga mereka jarang bertemu dan Hasil uji chi square menunjukkan hasil ρ =
bertegur sapa dengan tetangg aatau sesama 0,000 < α = 0,05 maka ρ < α sehingga H0
lansia. Hasil penelitian yang dilakukan ditolak dan H1 diterima berarti ada
pada jawaban kuesioner yang di isi hubungan dukungan keluarga dengan
responden pada parameter penyesuaian diri interaksi sosial lansia di Dusun Rembu
dan kerjasama mempunyai nilai rata-rata Tengah Desa Japanan Kecamatan Kemlagi
yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa Bulan November 2017.
dalam melakukan interaksi sosial
responden harus dapat menyesuaian diri Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan bekerjasama dengan lansia lain. lansia yang memperoleh dukungan
keluarga memiliki interaksi sosial yang
Interaksi sosial merupakan suatu lebih baik dari pada lansia yang tidak
hubungan-hubungan sosial yang dinamis memperoleh dukungan keluarga. Lansia
menyangkut hubungan antara orang- yang memiliki interaksi sosial yang baik
perorangan, antara kelompok- kelompok juga akan cenderung tidak mengalami
manusia, maupun antara orang perorangan depresi, hal ini terjadi karena saat terjalin
dengan kelompok manusia. Proses sosial interaksi sosial yang baik lansia
adalah cara-cara berhubungan yang dapat mendapatkan dukungan dari lingkungan
dilihat apabila para individu dan sehingga mereka mempunyai peralihan
kelompok-kelompok saling bertemu terhadap stressor yang dialaminya. Dengan
menentukan system serta bentuk adanya dukungan sosial, lingkungan yang
hubungan tersebut atau apa yang akan mendukung maka lansia merasa
terjadi apabila ada perubahan-perubahan diperhatikan, bernilai, dan dicintai,
yang menyebabkan goyahnya cara-cara sehingga mendukung kesejahteraan lansia
hidup yang telah ada. Atau dengan tersebut. Sedangkan pada lansia yang
perkataan lain, proses sosial diartikan menunjukkan interaksi sosial yang cukup
sebagai pengaruh timbal balik antara tetapi mereka tidak memperoleh dukungan
pelbagai segi kehidupan bersama keluarga.
(Soekanto, 2010). Ketika seseorang
mengalami pensiun (purnatugas), maka Berdasarkan tabulasi silang menunjukkan
yang dirasakan adalah pendapatan bahwa dari 28 lansia yang mempunyai
berkurang (kehilangan finansial); dukungan positif terdapat 4 responden
kehilangan status (dulu mempuyai jabatan/ yang melakukan interaksi sosial yang
posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan cukup baik, hal ini terjadi karena lansia
semua fasilitas); kehilangan relasi; masih belum mampu menyesuaikan diri
kehilangan kegiatan, akibatya timbul dengan perubahan yang mereka alami baik
kesepian akibat pengasingan dari perubahan secara fisik maupun secara
lingkungan sosial serta perubahan cara psikis. Meskipun mereka sudah diberikan
hidup (Nugroho, 2008). dukungan dengan baik oleh keluarga akan
8

tetapi lansia tersebut masih tetap merasa Mojokerto diperoleh data sebagian
kesepian dan tidak ada yang menemani besar responden dapat berinteraksi
sehingga mereka lebih senang menyendiri dengan baik.
dalam beberapa saat. Dan pada 22 lansia
yang memperoleh dukungan negatif 3. Terdapat hubungan dukungan keluarga
terdapat 5 lansia yang mempunyai dengan interaksi sosial lansia di Dusun
interaksi sosial baik, hal ini terjadi karena Rembu Tengah Desa Japanan
meskipun keluarga jarang memperhatikan Kecamatan Kemlagi Kabupaten
para lansia, akan tetapi mereka berusaha Mojokerto yang artinya semakin baik
untuk dapat menghibur diri mereka biar dukungan yang diberikan akan semakin
tidak merasa bosan dengan cara baik interaksi sosial lansia.
berinteraksi dengan teman-teman di
lingkungan mereka, sehingga lansia dapat Saran
tetap percaya diri dan tidak merasa sepi
serta bosan sendiri di rumah. 1. Hendaknya keluarga lebih
meningkatkan perhatian dan dukungan
Menurut Rahmi (2008) menyebutkan yang diberikan pada lansia, sehingga
bahwa dengan interaksi sosial yang bagus para lansia tidak merasa kesepian dan
memungkinkan lansia untuk mereka tetap dapat menjalankan
mendapatkan perasaan memiliki suatu aktivitas mereka dengan lebih baik,
kelompok sehingga dapat berbagi cerita, serta diharapkan keluarga juga
berbagi minat, berbagi perhatian, dan dapat mengajak lansia untuk sering
melakukan aktivitas secara bersama-sama melaksanakan sholat berjamaah agar
yang kreatif dan inovatif. Lansia dapat dapat mengurangi perawsaan yang tidak
berkumpul bersama orang seusianya nyaman yang sering dialami.
sehingga mereka dapat saling
menyemangati dan berbagi mengenai 2. Hendaknya petugas kesehatan lebih
masalahnya. Hal ini akan berdampak efektif lagi dalam memberikan promosi
terhadap psikososial lansia berupa kesehatan pada lansia sehingga layanan
menurunnya beban pikiran yang ada pada yang diberikan lebih memberikan
lansia dan rendahnya tingkat kesepian serta manfaat pada lansia.
gangguan kesehatan lainnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan memberikan masukan bagi institusi
tersebut diatas maka dapat disimpulan pendidikan keperawatan terutama
bahwa semakin baik dukungan yang dalam meningkatkan proses
diberikan oleh keluarga akan semakin baik pembelajaran praktik keperawatan
interaksi sosial yang dilakukan lansia. gerontik khususnya informasi tentang
masalah dukungan keluarga dan
interaksi sosial sehingga mahasiswa
SIMPULAN DAN SARAN dapat lebih siap dalam melakukan
tindakan promosi dan preventif tentang
Simpulan menghadapi lansia pada masyarakat
dengan lebih baik.
1. Dukungan keluarga di Dusun Rembu
Tengah Desa Japanan Kecamatan 4. Hendaknya peneliti selanjutnya dapat
Kemlagi Kabupaten Mojokerto menggunakan metode atau materi yang
sebagian besar memperoleh dukungan lain dalam melakukan penelitian seperti
keluarga secara positif faktor yang mempengaruhi faktor lain
yang mempengaruhi dukungan keluarga
2. Interaksi sosial yang ditunjukkan lansia dan interaksi sosial lansia
di Dusun Rembu Tengah Desa Japanan
Kecmatan Kemlagi Kabupaten
9

KEPUSTAKAAN

Friedman, M. B. (2009). Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, teori, dan praktik, alih
bahasa, Akhir Yani S. Hamid dkk ; Ed 5. Jakarta: EGC.

Maharani Tri, P. (2016, September). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian


Lanjut Usia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari Di Desa Banjaragung Kecamatan
Bareng Kabupaten Jombang (Studi di Desa …. 12, hal. 14-22.

Mubarak, W. I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Manusia: Teori & Aplikasi. Jakarta: CV
Sagung Seto.

Stuart, G. &. (2007). Principles and practice of psychiatric nursing, (8th ed). St. Louis:
Mosby.

Anda mungkin juga menyukai