Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)

“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Anak I”

Dosen Pembimbing :
Ns. Neneng Aria N, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
1. Dara Dicha Ayu (CKR0190204) 2. Devi Citra
Herawan (CKR0190205)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN KAMPUS II
RS. CIREMAI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kekurangan Kalori Protein (KKP)”. Makalah ini disusun sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Keperawatan Anak I. Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ns. Neneng Aria N, S.Kep., M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
pengetahuan kita.

Cirebon, Juli 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
2.1 Definisi Kekurangan Kalori Protein (KKP)...................................................4
2.2 Etiologi...........................................................................................................4
2.3 Tanda dan Gejala............................................................................................5
2.4 Patofisiologi...................................................................................................6
2.5 Pathway..........................................................................................................7
2.6 Pemeriksaan penunjang..................................................................................7
2.7 Penatalaksanaan.............................................................................................8
ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
3.1 Kesimpulan..................................................................................................19
3.2 Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
* SPIDER WEB....................................................................................................21

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk
bertahan hidup, makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tubuh akan zat-zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan
zat-zat lain. Namun, di zaman yang sudah modern ini justru banyak orang
yang tidak dapat memenuhi zat-zat tersebut.
Protein yang berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama
atau utama. Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. Jika kita tidak mendapat asupan protein yang cukup
dari makanan tersebut, maka kita akan mengalami kondisi malnutrisi energi
protein.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status
gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum
pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tersebut,
peningkatan perbaikan gizi merupakan salah satu upaya kesehatan yang
sangat penting. Disamping itu kesehatan merupakan salah satu aspek dari
kehidupan manusia dan status gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan mutu hidup dan produktivitas tenaga kerja.
Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Secara
umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit
yang diakibatkan kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan
sebagai keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka

1
Kecukupan Gizi (AKG). Bergantung pada derajat kekurangan energy protein
yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. Penyakit KKP
ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi.
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di
negaranegara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relative tidak jelas,
hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak
seusianya. Kira-kira berat badannya hanya sekitar 60% sampai 80% dari berat

badan ideal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Kekurangan Kalori Protein ?

2. Apa saja etiologi Kekurangan Kalori Protein ?

3. Apa saja tanda dan gejala Kekurangan Kalori Protein ?

4. Bagaimana patofisiologi dari Kekurangan Kalori Protein ?

5. Bagaimana Pathway dari Kekurangan Kalori Protein ?

6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Kekurangan Kalori Protein ?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari Kekurangan Kalori Protein ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Kekurangan Kalori Protein.

2. Untuk mengetahui etiologi Kekurangan Kalori Protein .

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Kekurangan Kalori Protein.

4. Untuk mengetahui patofisiologi Kekurangan Kalori Protein.

5. Untuk mengetahui pathway Kekurangan Kalori Protein .

2
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Kekurangan Kalori Protein.

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Kekurangan Kalori Protein.

1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
patofisiologi, pathway, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan.

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kekurangan Kalori Protein (KKP)


Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition (CPM) adalah
suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga
Protien Energi Malnutrisi (PEM).
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang
kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori
dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama.
Kurang Kalori Protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang
bervariasi pada defisiensi protein maupun energi.
Kekurangan kalori protein diklasifikasi menjadi dua berdasarkan berat
tidaknya yaitu KKP ringan atau sedang disebut juga sebagai gizi kurang
(undernutrition) ditandai oleh adanya hambatan pertumbuhan dan KKP yang
meliputi kwasiorkor, marasmus dan kwashiorkor marasmus. Malnutrisi kalori
protein adalah tidak adekuatnya intake protein dan kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga
tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). (Betz, L & Linda S, 2013).

2.2 Etiologi
Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apabila kebutuhan individu yang sehat
akan protein, kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh makanan yang
adekuat, atau sekunder, akibat adanya penyakit yang menyebabkan asupan
suboptimal, gangguan penyerapan dan pemakaian nutrien, dan/atau
peningkatan kebutuhan karena terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan

4
stres. Kekurangan kalori protein merupakan penyakit energi terpenting di
negara yang sedang berkembang dan salah satu penyebab utama morbilitas
dan mortalitas pada masa kanak-kanak diseluruh dunia.
Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan
berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai
nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus
kwashiorkor). Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehingga
penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan multifactoral.
Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifactoral menuju ke arah
terjadinya KKP : 1. Ekonomi negara rendah
2. Pendidikan umum kurang
3. Produksi bahan pangan rendah
4. Hygiene rendah
5. Pekerjaan rendah
6. Pasca panen kurang baik
7. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar
8. Persediaan pangan kurang
9. Penyakit infeksi dan investasi cacing
10. Konsumsi kurang
11. Absorpsi terganggu
12. Utilisasi terganggu
13. KKP
14. Pengetahuan gizi kurang
15. Anak terlalu banyak (Betz, L & Linda S, 2013).

2.3 Tanda dan Gejala


1. KKP Ringan
a. Pertumbuhan linear terganggu
b. Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun
c. Ukuran lingkar lengan atas menurun
d. Maturasi tulang terlambat

5
e. Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun
f. Anemia ringan atau pucat
g. Aktifitas berkurang
h. Kelainan kulit (kering, kusam)
i. Rambut kemerahan
2. KKP Berat
a. Gangguan pertumbuhan
b. Mudah sakit
c. Kurang cerdas
d. Jika berkelanjutan menimbulkan kematian (Betz, L & Linda S, 2013).

2.4 Patofisiologi
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat
penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat
dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera
diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau
kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri
jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari
tubuh. (Arisman, 2012).

6
2.5 Pathway

2.6 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, albumin, globulin, protein total,
elektrolit serum)
2. Pemeriksaan urine
3. Uji faat hati
4. EKG
5. Photo thorax
6. Antropometri anak (TB/U, BB/U, LK/U)

7
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kurang kalori protein

1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin


2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
3. Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic
Penatalaksanan KKP berat dirawat inap dengan pengobatan rutin :

1) Atasi atau cegah hipoglikemi


Periksa kadar gula darah bila ada hipotermi (suhu skala < 35 derajat celciul
suhu rektal 35,5 derajat celcius). Pemberian makanan yang lebih sering
penting untuk mencegahkedua kondisi tersebut. Bila kadar gula darah di
bawah 50 mg/dl, berikan :
a. 50 mlbolus glukosa 10 % atau larutan sukrosa 10% (1 sdt gula dalam 5
adm air) secara oral atau sonde / pipa nasogastrik.
b. Selanjutnya berikan lanjutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam
(setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam).
c. Berikan antibiotik d. Secepatnya berikan makanan setiap 2 jam, siang
dan malam.

2) Atasi atau cegah hipotermi


Bila suhu rektal < 35.5 derajat celcius :
a. Segera berikan makanan cair / formula khusus (mulai dengan rehidrasi
bila perlu).
b. Hangatkan anak dengan pakaian atau seelimut sampai menutup kepala,
letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas)

atau peluk anak di dasa ibu, selimuti.


c. Berikan antibiotik d. Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5 derajat
celcius.

3) Atasi atau cegah dehidrasi


Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan
syok/rentan. Lakukan pemberian infus dengan hati-hati, tetesan pelan
pelan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan
garam khusus yaitu resomal (rehydration Solution for malnutrition atau

8
pengantinya). Anggap semua anak KKP berat dengan diare encer
mengalami dehidrasi sehingga harus diberikan :
a. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30 menit
selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik.
b. Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya ;
jumlah yang tepat harus diberikan tergantung berapa baanyak anak
menginginkannntya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan
muntah.
c. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas
khusus sejumlah yang sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
d. Selanjutnya mulai beri formula khusus.
4) Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada senua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar Na
plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg) sering terjadi
dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan. Ketidakseimbangan
ini ikut andil pada terjadinya edema (jangan obati dengan pemberian
diuretik). Berikan :
a. Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (= 150-300mg KCL/kgBB/hari)
b. Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (=7,5-15mg KCL/kgBB/hari)
c. Siapkan makanan tanpa beri garam
Tambahkan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan
tambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20ml larutan pada 1
liter formula. Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu : 1. Defisiensi
vitamin A, seperti korelasi defisiensi mikro
2. Dermatosis
Umum defisiensi Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis membaik
dengan pemberian suplementasi Zn, selain itu :
a. Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K-permanganat)
1% selama 10 menit.
b. Beri salep (Zn dengan minyak kastor).

c. Jaga daerah perineum agar tetap kering.

9
3. Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3
hari.

4. Diare melanjut
Diare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya pada
pemberian makanan secara berhati-hati. Bila ada intoleransi laktosa
(jarang) obati hanya bila diare berlanjutnya diare. Bila mungkin
lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik, berikan metronidazol 7,5
mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari. (Arisman, 2012).

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas Klien (nama, nomor regular, jenis kelamin, usia,
pendidikan, tanggal MRS, tanggal pengkajian, penanggung jawab,
nama orang tua, usia, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan
anak, agama dan alamat).
2) Keluhan Utama a. Saat MRS : lemas dan menangis b. Saat
Pengkajian : anak lemas, pucat, dehidrasi, aktivitas menurun
3) Riwayat Penyakit Sekarang : anak lemas, pucat, dehidrasi, aktivitas
menurun
4) Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit yang pernah dialami,
Kecelakaan ( termasuk kecelakaan lahir/persalinan), Operasi ( jenis
dan waktu )
5) Riwayat Penyakit Keluarga : Penyakit yang pernah diderita
keluarga, Lingkungan rumah dan komunitas, Perilaku yang
mempengaruhi kesehatan, Persepsi keluarga terhadap penyakit
anak)
6) Riwayat Psiko Sosial Spiritual : orang tua merasa cemas dengan
keadaan anaknya yang mengalami penurunan aktivitas serta nampak
lemas, pucat, dan terjadi penurunan berat badan yang signifikan.
Orang tua berharap anaknya dapat sembuh dan kembali.
7) Riwayat Tumbuh Kembang

10
a. Antenatal :
1. Hiperemesis gravidarum : ibu beresiko mengalami
kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan akibat mual
muntah yang berlebihan sehingga bayi lahir BBLR dan
kekurangan kalori protein (nutrisi)
2. Perdarahan pervagina : tidak ada perdarahan vagina selama
kehamilan
3. Anemia : pada awal kehamilan trimester 1
4. Penyakit infeksi : tidak ada penyakit infeksi selama
kehamilan
5. Preeklampsia dan eklampsia : tidak ada preeklampsia dan
eklampsia saat kehamilan maupun melahirkan
6. Gangguan kesehatan :
b. Natal : bisa lahir normal atau SC
c. Post Natal : bayi yang beresiko mengalami KKP antara lain
yang lahir premature, dan BBLR.
d. Pertumbuhan : mengalami keterlambatan pertumbuhan, TB dan
BB tidak sesuai umur
e. Perkembangan : jika masalah nutrisi ini tidak segera diatasi
maka akan berpengaruh terhadap perkembangan
kognitif(pengetahuan), afektif(sikap, perilaku) dan
psikomotor(tingkah laku) pada anak.

11
8 ) riwayat imunisasi

Umur/ Kelompok sasaran Jenis Imunisasi

<24 bulan Hepatitis B

1 bulan BCG, Polio tets 1

2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio tetes 2

3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio tetes 3

4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio tetes 4, Polio suntik (IPV)

9 bulan Campak- Rubella

18 bulan DPT-HB-Hib

Campak- Rubella

Kelas 1 SD Campak – Rubella, DT

Kelas 2 SD Td

Kelas 5 SD Td

9) Pola kebiasaan pemeliharaan Kesehatan


1. Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu

12
makan
2. Eliminasi alvi (BAB) : frekuensi jarang, jumlah, konsistensi
sedikit
3. Eliminasi urine (BAK) perlu dikaji apakah sering kencing,
sedikit/banyak, sakit/tidak
4. Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur
karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga
kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang
5. Kebersihan : upaya keluarga untuk menjaga kebesihan,
perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yangsakit sertta
upaya untuk menjaga keseehatan. (Wong, L, D & Whaleys,
2012)
10) Pengkajian fisik
a. Keadaan Umum : Sadar (Composmentis)
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Ubun-ubun cekung
2. Mata : Cekung atau mata cowong
3. Hidung : Normal
4. Mulut : mukosa bibir kering, pucat
5. Telinga : normal
6. Leher : tampak kurus
7. Dada : tulang rusuk nampak jelas
8. Perut : buncit
9. Genitalia : Ulserasi
10.Ekstrimitas : kulit kering, CRT >2 detik, lesi kulit
hipo/hiper pigmentasi (Nelson. 2011)
11) Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, albumin, globulin, protein
total, elektrolit serum)

2. Pemeriksaan urine
3. Uji faat hati

13
4. EKG
5. Photo thorax
6. Antropometri anak (TB/U, BB/U, LK/U)
12) Terapi yang diberikan
1. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit 3. Penannganan diare
bila ada : cairan, antidiare, dan antibiotic

Analisa data
No Data Etiologi Masalah

1 DS : - Penurunan jml Defisit nutrisi


pritein tubuh
DO :
- BB menurun Gangguan absorbsi
- Bising usus zat
hiperaktif
- Membran Penyusutan otot
mukosa pucat
Penurunan BB

Nutrisi kurang dari


kebutuhan
2 DS : - Penurunan jml Gangguan
protein tubuh integritas kulit

14
DO
Adanya
: penurunan
BB Perubahan biokimia
Turgor kulit tubuh
CRT > buruk
2 detik
rambut Hipoalbuminenia
Adanya kemerahan pada
Tek. Osmotik plasma
menurun

Edma

Ggn integritas kulit


3 DS : - Penurunan jumlah Gangguan
protein tubuh tumbuh
kembang
DO :
- Pertumbuhan dan
Pasien tampak perkembangan
- lesu tubuh terhambat
Nafsu makan
- menurun Defisiensi hormone
Pola tidur pertumbuhan
- terganggu
Respon sosial Gangguan tumbuh
lambat kembang

2. Diagnosis Keperawatan
1) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien
2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
status nutrisi
(kekurang protein)
3) Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan defisiensi
stimulus

3. Rencana Keperawatan

15
N Diagnosa SLKI SIKI
o

1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi :


berhubungan selama 1x24

16
dengan jam, diharapkan defisit O: Identifikasi
ketidakmampuan nutrisi terpenuhi dengan  status nutrisi
mengabsorbsi nutrien kriteria hasil : Identifikasi
• Monitor IMT dan kebutuhan
Data mayor BB kalori dan
Subjektif : - Objektif :  jenis
• Mempertahank an
- BB nutrirnt
asupan makanan
menurun Monitor
yang
minimal 10% asupan
bernutrisi
dibawah makanan
• Memilih Monitor BB
rentan makanan dan 
ideal minuman yang
Berikan
berprotein dan
Data minor makanan
berkalori
Subjektif :  TKTP
tinggi
Berikan
- Kram/nyer • Pengetahuan T: suplemen
i abdomen tentang standar makanan, jika

- Nafsu makan asupan nutrisi perlu
menurun yang tepat
- Cepat makan meningkat
Ajarkan diet
setelah • Pengetahuan  yang
makan tentang memilih diprogaram
makanan dan kan
Objektif : minuman
- Bising usus meningkat E: Kolaborasi
hiperaktif • Memperoleh  dengan ahli
- Membran bantuan keuangan gizi untuk
mukosa pucat untuk membeli menentuka n
- Serum makanan jumlah kalori
albumin K: dan jenis
turun nutrien yang

diberikan, jika
- Otot menelan
lemah perlu
- Otot
penguyah
lemah
- Diare
- Rambut

17
rontok
berlebihan
- Sariawan
2 Gangguan Setalah dilakukan tindakan Perawatan
integrasi kulit selama 1x24 jam,
berhubungan dengan diharapkan dehidrasi O:
perubahan status teratasi dan kulit kembali

nutrisi (kekurangan normal dengan kriteria hasil
protein) :
• Elastisitas kulit
Data mayor normal
Subjektif : - Objektif : • Perfusi jaringan
- Kerasukan normal integrasi kulit :
jaringan atau • Kulit membaik
lapisan Identifikasi
kulit
• Tekstur kulit penyebab
normal gangguan
Data minor
Subjektif : - Objektif : • Membran mukosa T : integrasi kulit
normal  (mis.
- nyeri
• CRT < 2 detik Perubahan
- Pendaraha status nutrisi
n terapeutik )
- Kemeraha
n Gunakan
- Hematoma produk
berbahan
petrolium atau
 minyak pada
kulit kering
Hindari
produk
berbahan
dasar alkohol
pada kulit
kering
E: 

Anjurkan
menggunak an
pelembab
(lotion,seru m)
 Anjurkan
meningkatk
an asupan
nutrii

 Asupan
meningkatk an
asupan buah
dan

18
sayur K :
 Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentuka n
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
diberikan,
jika perlu

19
3 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan tindakan Perawata n
kembang berhubungan 1x24 jam, diharapkan perkembangan :
dengan defisiensi tumbuh kembang normal O:
stimulus dengan kriteria hasil :
 Identifikasi
• Keterampilan dan pencapaian
Data mayor prilaku sesuai usia tugas
Subjektif : - Objektif : meningkat perkemban gan
- Tidak mampu • Kemampuan anak
melakukan mengenali Identifikasi
keterampil an perubahan status  isyarat perilaku
atau prilaku kesehatan fisiologis yang
khas sesuai ditunjukan
• Pemantauan
usia pada bayi atau
perubahan
(fisik, bahasa, anak
status nutri
motorik,
psikososia meningkat
Motivasi anak
l) • Penggunaan berinterasi
- Pertumbuh fasilitas kesehatan dengan anak
an fisik meningkat T: lain
terganggu  Pertahanka n
lingkungan
Data minor yang
mendukung
Subjektif : - Objektif :
perkemban
- Tidak mampu gan Fasilitasi
melakukan
 anak untuk
melatih

20
perawatan diri keterampila n
sesuai usia
Afek datar
Respon
- sosial lambat
- kontak mata
terbatas Nafsu
makan
menurun
Lesu Mudah
marah
Regersi
- Pola tidur
terganggu
(pada bayi)
-
-

-
-

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kekurangan Kalori Protein (KKP) adalah defisiensi gizi terjadi pada anak
yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan
kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi


baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,

21
perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada
tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami
kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, peningkatan
perbaikan gizi merupakan salah satu upaya kesehatan yang sangat penting.
Disamping itu kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan manusia
dan status gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan mutu
hidup dan produktivitas tenaga kerja.
Anak yang sehat dan cerdas merupakan harapan bangsa dan negara, harapan
tersebut akan terpenuhi jika anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
sempurna sehingga kelak mereka akan menjadi tenaga yang produktif dan
terampil.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini ibu lebih memperhatikan status gizi
anak agar tidak terjadi malnutrisi atau kekurangan kalori protein (KKP).

DAFTAR PUSTAKA

Ismed. 2020. Tingkat Konsumsi Zat Gizi dan Status Gizi Anak Balita di Desa
Rajawali Kec. Lintau Buo Kab. Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.
Tersedia : http://jurnal.ensiklopediaku.org (Diakses pada tanggal 2 Juli
2021)

22
Ayu Nita. 2019. Kekurangan Kalori Protein. Tersedia : https://pdfcoffee.com
(Diakses pada tanggal 2 Juli 2021)

* SPIDER WEB

Kurang Kalori Protein (KKP)

Kurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi


yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). (Betz, L &
Linda S, 2013).21
Tanda &
Etiologi
gejala

Etiologi malnutrisi dapat primer, yaitu apa bila


kebutuhan individu yang sehat akan protein,
kalori atau keduanya, tidak dipenuhi oleh
makanan yang adekuat, atau sekunder, akibat
adanya penyakit yang menyebabkan asupan
suboptimal, gangguan penyerapan dan pemakaian
nutrien, dan/atau peningkatan kebut uhan karena
terjadinya hilangnya nutrien atau keadaan stres.

KKP RINGAN
KKP BERAT

Pertumbuhan linear terganggu


Masalah berat badan
Ukuran lingkar lengan atas menurun
Gangguan
Maturasi tulang terlambat
pertumbuhan Ratio berat
Mudah sakit Anemia ringan atau pucat
Kurang cerdas Aktifitas berkurang
Kematian Kelainan k ulit (kering, kusam)
Rambut kemerahan

Kurang Kalori Protein (KKP)


Kurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan rendahnya konsumsi energi dan

protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak


memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). (Betz, L & Linda
S, 2013).
22
patofisiolog
Pemeriksaan
penunjang

. Akibatnya katabolisme protein


terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino
yang segera diubah jadi 7. Pemeriksaan darah
karbohidrat di hepar dan ginjal. lengkap (Hb, Ht,
Selam puasa jaringan lemak dipecah
albumin, globulin,
menjadi asam lemak,
gliserol dan keton bodies. Otot protein total,
elektrolit serum)
dapat mempergunakan asam
8. Pemeriksaan ur
ine
lemak dan keton bodies sebagai
9. Uji faat hati
sumber energi kalau kekurangan
10. EKG
makanan ini berjalan menahun.
11. Photo thorax
Tubuh akan mempertahankan diri
12. Antropometri anak
jangan sampai memecah protein lagi setelah
kira-kira kehilangan (TB/U, BB/U,
LK/U)
separuh dari tubuh. (Arisman,
2012).
Kurang Kalori Protein (KKP)

Kurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang


disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka
kebutuhan gizi (AKG). (Betz, L & Linda S, 2013).
23

Anda mungkin juga menyukai