Kompetensi Dasar:
3.8 Menganalisis asam, basa, dan garam
4.8 Melakukan percobaan sifat asam, basa, dan garam di bidang pariwisata
Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian asam, basa dan garam.
2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat asam, basa dan garam.
3. Siswa dapat menjelaskan contoh asam, basa dan garam.
4. Siswa dapat menentukan derajat keasaman dan kebasaan suatu larutan.
5. Siswa dapat mengklasifikasikan jenis asam, basa dan garam.
6. Siswa dapat menganalisis asam, basa dan garam
7. Siswa dapat melakukan percobaan pengaruh asam, basa dan garam di bidang
pariwisata.
8. Siswa dapat melakukan percobaan sifat asam, basa, dan garam di bidang pariwisata.
1. Senyawa asam
Asam adalah senyawa yang dalam air melepaskan ion hidrogen (H+). Asam yang sudah
melepaskan ion hidrogen disebut sisa asam.
HZ H+ + Z-
Sisa asam
Sifat-sifat asam :
- rasanya masam
- bersifat korosif
- dalam air melepaskan ion hidrogen (H+)
- dapat menghantarkan listrik
- memerahkan kertas lakmus
Contoh asam : HCl, HI, H2SO4, CH3COOH, HNO3, H3PO4
Berdasarkan derajat ionisasinya asam dibedakan menjadi dua, yaitu : asam kuat dan asam
lemah
Asam kuat adalah asam yang dalam air terionisasi sempurna (α = 1) sehingga mempunyai daya
hantar listrik yang kuat. Contoh : HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3.
Asam lemah adalah asam yang dalam air hanya terionisasi sebagian (α < 1) sehingga daya
hantar listriknya lemah. Contoh : CH3COOH, H3PO4, H2S, HCN, HF
ii. Pada senyawa asam yang tersusun oleh tiga jenis atom, penamaannya diawali kata
asam diikuti nama sisa asam yaitu anion poliatom.
Contoh : HNO3 = asam nitrat
H2SO4 = asam sulfat
H3PO3 = asam fosfit
H3PO4 = asam fosfat
1. Senyawa basa
Basa adalah senyawa yang dalam air melepaskan ion hidroksil (OH-). Umumnya senyawa
basa terbentuk antara kation logam dengan anion OH-.
MOH M+ + OH-
Sifat-sifat basa :
- di kulit terasa licin (bersifat kaustik)
- rasanya agak pahit
- dalam air melepaskan ion OH-
- dapat menghantarkan arus listrik
- membirukan kertas lakmus
Berdasarkan derajat ionisasinya basa dibedakan menjadi dua, yaitu : basa kuat dan basa
lemah.
basa kuat adalah basa yang dalam air terionisasi sempurna (α = 1) sehingga mempunyai daya
hantar listrik yang kuat. Contoh : NaOH, KOH, LiOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2.
basa lemah adalah basa yang dalam air hanya terionisasi sebagian (α < 1) sehingga daya
hantar listriknya lemah. Contoh : NH4OH, Mg(OH)2, Al(OH)3, Fe(OH)2, dll
Aturan penamaan basa yaitu dengan menyebutkan nama kationnya diikuti kata hidroksida.
Contoh : KOH = kalium hidroksida
Ca(OH)2 = kalsium hidroksida
Al(OH)3 = aluminium hidroksida
3. Senyawa garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari kation basa (kation logam) dan anion sisa
asam. Rumus garam diperoleh dengan memberikan indeks pada kation dan anionnya sehingga
jumlah muatannya sama karena garam bersifat netral.
Aturan penamaan garam yaitu dengan menyebutkan nama kation diikuti nama anionnya.
Perha tikan contoh pada tabel berikut.
Kation Anion Rumus Garam Nama Garam
K+ NO3- KNO3 Kalium nitrat
Ca2+ NO2- Ca(NO2)2 Kalsium nitrit
Ba2+ Cl- BaCl2 Barium klorida
Na +
SO42- Na2SO4 Natrium sulfat
Mg2+ CO32- MgCO3 Magnesium karbonat
Reaksi Penetralan
Jika suatu larutan asam dicampurkan dengan suatu larutan basa, maka H+ dari asam akan
bereaksi dengan OH- dari basa, untuk membentuk air.
H+ (aq) + OH- (aq) ----> H2O (l)
Akibatnya, larutan tidak bersifat asam dan tidak juga bersifat basa. Larutan semacam ini disebut
larutan netral, dan reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan (netralisaasi).
Parhatikanlah reaksi anatara larutan HCl dengan larutan NaOH
H+ + Cl- + Na+ + OH- ------- Na+ + Cl- + H2O
Atau
HCl (aq) + NaOH (aq) ------ NaCl (aq) + H2O (l)
Reaksi HCl dan NaOH di atas menghasilkan senyawa NaCl yang tersusun dari ion Na+ dan ion
Cl-Senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa disebut garam. Seperti halnya asam dan
basa, garampun merupakan elektrollit, sebab terlarut dalam wujud ion.
Jadi reaksi penetralan dapat dituliskan sebagai berikut
1) NaCl atau garam dapur : untuk penambah rasa makanan, bisa juga digunakan untuk
mengawetkan makanan.
2) Na3PO4 atau TSP : untuk pupuk dan bahan pembuatan detergen.
3) NH4Cl atau salmoniak: digunakan sebagai bahan elemen kering atau baterai.
4) CaCO3 atau kalsit : digunakan sebagai bahan pembuatan cat, bahan penetral tanah
pertanian yang terlalu asam.
5) K2CO3 atau potas: digunakan sebagai salah satu bahan sabun
6) KNO3 atau salpeter : digunakan sebagai bahan pupuk.
7) NaHCO3 atau baking soda: untuk zat aditif pada makanan.
8) Na2CO3 atau soda api: digunakan sebagai bahan pembuatan detergen.
9) MgSO4 atau garam Epsom (garam Inggris) : sebagai obat pencahar atau obat cuci
perut.
10) Al2(SO4)3 atau aluminium sulfat : sebagai bahan penjernih air atau pengolahan air
air
minum
11) NaC17H35COO atau natrium stearat : sebagai komponen utama pembuatan sabun
mandi
12) Na2CO3 atau natrium karbonat : sebagai soda pencuci
Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut (sebagai
tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada
kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak
kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan
ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya.
1. Lakmus
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan
kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH dalam
larutan yang ada. Dalam suasana asam kertas lakmus akan berwarna merah, sedang dalam
suasana basa berwarna biru.
2. Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat
menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
a) Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini
dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan
ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang
tersedia.
b) Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil
Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih
dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin
(Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah
anggur apabila pH larutan di atas 10 (Gambar berikut).
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang ahli
dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana.
Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal dengan skala
pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis:
pH = – log [H+]
pH + pOH = 14.
Contoh :
1. Tentukan pH dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H+ sebesar 2 × 10−4 M.
Gunakan nilai log 2 = 0,3
Pembahasan
[H+ ] = 2 × 10−4, dengan rumus yang sama,
Ingat sifat log berikut
2. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 3. Tentukan besar konsentrasi ion
H+ dalam
larutan tersebut!
Pembahasan
Data:
pH = 3
[H+] = .....