Anda di halaman 1dari 15

Nama : Khairun Nisak

NIM : 162019002
Prodi : Pendidikan Bahasa Arab semester 3

UJIAN AKHIR SEMESTER


MATA KULIAH: MANAJEMEN PENDIDIKAN

Petunjuk:
1. Semua jawaban wajib disertakan sumber (Buku, jurnal, dll) dan didukung oleh pendapat
ahli/pakar.
2. UAS dikumpulkan paling lambat pada hari jumat Pukul 16.00 Wib melalui komisaris
3. Komisaris harus sudah mengirimkan UAS secara kolektif ke email saya;
hasnadi@standirundeng.ac.id pada pukul 16.15 Wib
4. UAS dituliskan dalam bentuk Microsoft Word dan filenya dituliskan nama mahasiswa yang
bersangkutan.

1. Pemerintah Indonesia telah berupaya secara optimal untuk meningkatkan kualitas SDM melalui
pendidikan. Komitmen pemerintah tersebut dapat dilihat pada mengalokasi dana pendidikan
sebesar 20% dari APBN, program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pemberian beasiswa,
desentralisasi pendidikan, dan lain sebagainya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih
banyaknya terjadi permasalahan dalam pembiayaan pendidian. Misalnya; mahalnya biaya
pendidikan, banyaknya angka putus sekolah yang disebabkan oleh tidak mampu membiayai
pendidikan, penyalahgunaan dana BOS, dan masih minimnya sarana dan prasana pendidikan.
a. Jelaskan pengeluaran biaya di sekolah berdasarakan pendekatan unsur biaya (ingredient
approach)!
b. Jelaskan tentang pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal.
c. Bagaimana pandangan anda tentang alokasi dana pendidikan sebesar 20% dari APBN?
d. Bagaimana cara mengelola dana BOS secara tepat sehingga dapat mengeliminasi korupsi?
e. jika anda menjadi kepala sekolah, apa yang anda lakukan untuk menyediakan sarana dan
prasarana sekolah yang memadai?
f. Bagaimana pendapat anda terhadap sekolah harus bermutu namun biaya murah.

2. Humas dalam pendidikan merupakan rangkaian pengelolaan yang berhubungan dengan kegiatan
maupun hubungan antara suatu lembaga pendidikan dengan masyarakat. Dalam kegiatan humas
berhubungan dengan komunikasi, informasi, public relations, dan lain lain sebagainya. Tujuan
humas adalah untuk menciptakan dan juga memelihara sikap maupun tanggapan dari lingkungan
luar lembaga pendidikan terhadap keberadaan dan aktivitas yang dilakukan dilembaga
pendidikan.
a. Jelaskan pentingnya Humas dalam mengelola lembaga Pendidikan!
b. Bagaimana teknik komunikasi yang baik dalam dalam melakukan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat?
c. Jelaskan hubungan humas lembaga pendidikan dengan konsensus dan resolusi konflik.

3. Seiring dengan perkembangan globalisasi, informasi dan teknologi, maka dalam dunia
pendidikan juga diperlukan inovasi agar sesuai dengan perkamabangan zaman.
a. Jelaskan fungsi sistem informasi manajemen pada lembaga pendidikan dan sertakan
contohnya!
b. Jika anda menjadi pimpinan pada suatu lembaga pendidikan sekolah, inovasi-inovasi apasaja
yang anda lakukan, dan mengapa?

4. Manajemen peserta didik merupakan usaha atau proses pengaturan terhadap peserta didik mulai
dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen
peserta didik bertujuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan
tersebut menunjang proses belajar mengajar dan berjalan dengan lancar, tertib dan teratur
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Oleh karena
itu, maka perlu adanya manajemen peserta didik yang tepat.
a. Manajemen peserta didik dimulai dari perencanaan peserta didik, rekruitmen peserta didik,
seleksi peserta didik, orientasi peserta didik, pengelompokan peserta didik, pembinaan dan
pengembangan peserta didik, dan diakhiri dengan pencatatan serta pelaporan. Jelaskan
tahapan-tahapan tersebut.
b. Jelaskan pandangan anda tentang dampak positif dari penerapan manajemen peserta didik di
sekolah yang tepat dan dampak negatif dari penerapan manajemen peserta didik di sekolah
yang tidak optimal.
c. Dalam manajemen peserta didik terdapat pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan
kuantitatif (the quantitative approach) dan pendekatan kualitatif (the qualitative approach).
Jelaskan kedua pendekatan tersebut dan berikan pendapat anda bahwa pendekatan apa yang
tepat digunakan?
d. Pada era revolusi industri 4.0 sekarang ini, semua data tentang peserta didik tersimpan pada
sistem DAPODIK. Sebagai calon tenaga administrasi sekolah, bagaimana pandangan anda
tentang hubungan data peserta didik dengan IT dan kompetensi apasaja yang perlu dimiliki
oleh tenaga administrasi sekolah dalam berkompetisi di era revolusi industri 4.0!
5. Manajemen sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang mengatur dalam mempersiapkan
segala peralatan/material untuk terselenggaranya proses pendidikan di sekolah secara efektif dan
efisien. Sekolah sebagai satuan pendidikan dipengaruhi oleh ketersediaan sarana (buku
pelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan
ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga)
yang memadai.
a. Jelaskan proses manajemen sarana dan prasarana sekolah yang terdiri dari perencanaan,
pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan.
b. Jelaskan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana
pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada
saat digunakan, (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.
c. Jelaskan prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan dan tidak langsung
digunakan.
d. Jika anda menjadi kepala sekolah, bagaimana strategi yang akan anda lakukan terkait
manajemen sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar dan pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah?

6. Supervisi pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh supervisor melalui proses
pembimbingan, pembinaan, pemberian informasi dan pengetahuan kepada guru dan pimpinan
lembaga pendidikan sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi dan
kinerjanya, mutu pembelajaran, pengembangan profesi dan pencapaian tujuan pendidikan.
a. Jelaskan prinsip, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
b. Jelaskan model supervisi pendiikan
c. Jelaskan pendekatan supervisi pendidikan
d. Penerapan supervisi di sekolah memiliki beberapa permaslaahan, di antaranya; pandangan
guru terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan
model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan
pendapat, sikap supervisor seperti sikap otoriter, hanya mencari kesalahan guru dan
menganggap lebih dari guru karena jabatannya, guru senior cenderung menganggap
supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki
kemampuan dan pengalaman yang lebih. Berikan tanggapan anda terhadap permasalahan
tersebut dan berikan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Jawaban:
1. A. Dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar yang berjudul “ Pembiayaan Pendidikan di
Indonesia” karya Rida Fironika K, di jelaskan bahwa Anggaran biaya pendidikan terdiri
dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran
pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Menurut (Nanang Fattah, 2006:23)
Anggaran penerimaan adalah Pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari
berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Untuk sekolah dasar negeri, umumnya
memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan, yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, masyarakat sekitar, orangtua murid, dan sumber lain. Sedangkan anggaran dasar
pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-
komponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi di antara sekolah yang satu dan
daerah yang lain. Serta dari waktu ke waktu. Berdasarkan pendekatan unsur biaya (ingredient
approach), pengeluaran sekolah dapat dikategorikan kedalam beberapa item pengeluaran
yaitu:
1. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
4. Kesejahteraan pegawai
5. Administrasi Pembinaan teknis education dan
6. Pendataan
Perhitungan biaya dalam pendidikan akan ditentukan oleh unsur-unsur tersebut yang
didasarkan pula pada perhitungan biaya nyata (the real cost) sesuai dengan kegiatan menurut
jenis dan volumenya.

B. Dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar yang berjudul “ Pembiayaan Pendidikan di


Indonesia” karya Rida Fironika K, di jelaskan bahwa Menurut Mulyono. MA standar
pembiayaan pendidikan adalah sebuah analisis terhadap sumber-sumber pendapatan dan
penggunaan biaya yang di peruntukkan sebagai pengelolaan pendidikan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tentukan. Pada Peraturan Pemerintah
No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat kerancuan antara Bab I Pasal
1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 Ayat (1) s/d (5) tentang ruang lingkup standar
pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar Pembiayaan pada Pasal 1 tampak lebih
sempit dari Pasal 62 yaitu standar pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang
mengatur komponen dan besarnya “biaya operasi ”satuan pendidikan yang berlaku
selama satu tahun. Pada pasal 62 mencakup “biaya investasi, biaya operasi,
dan biaya personal ”. Pada Bab IX: standar pembiayaan, pasal 62 di sebutka
bahwa:
1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal.
2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja
tetap.
3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara
teratur dan berkelanjutan.
4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:
 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji.
 Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
 Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi,
dan lain sebagainya.
5) Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usulan BSNP.

C. Menurut M. Nafarin, Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang di susun
berdasarkan program-program yang telah di sahkan. Anggaran pendidikan merupakan upaya
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan asasi masyarakat agar dapat menjalankan fungsi dan
mengembangkan fungsi kehidupan terutama dalam dunia pendidikan. Dalam buku informasi
APBN 2021 “Percepatan Pemulihan dan Penguatan Reformasi” yang disusun oleh Tim
Kementrian Keuangan, bahwa untuk tahun 2021 anggaran fungsi pendidikan di alokasikan
sebesar Rp. 550 triliun. Rp. 184,5 Triliun untuk belanja pemerintah pusat, Rp. 229,1 Triliun
untuk transfer ke daerah dan dana desa, serta Rp. 66,4 untuk pembiayaan anggaran.
Pandangan saya tentang alokasi dana pendidikan 20% dari APBN yaitu bahwa pemanfaatannya
bisa di bilang belum optimal dalam meningkatkan dan pemerataan kualitas pendidikan di
Indonesia. Sehingga perlu adanya perbaikan dalam penggunaan alokasi dana pendidikan
tersebut. Dan saya berharap, semoga penggunaan alokasi dana pendidikan 20% dari APBN
menjadi lebih optimal dalam meningkatkan dan pemerataan kualitas pendidikan di indonesia
sehingga pendidikan di indonesia menjadi berkualitas.

D. Dalam jurnal administrasi pendidikan yang berjudul “ Pengelolaan dana bantuan


operasional sekolah (BOS) Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
Kota Bukittinggi” karya Afrilliana Fitri, di jelaskana bahwa Menurut Soetjipto (1992:76)
pengelolaan keuangan meliputi: kegiatan perencanaan, penggunaan atau pemanfaatan,
pencatatan data, pelaporan dan pertanggungjawaban yang dialokasikan untuk
menyelenggarakan sekolah dengan tujuan untuk menunjukkan tertib adminstrasi keuangan
sehingga pengurusannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dana BOS yang diberikan untuk sekolah juga perlu dikelola dengan baik. Menurut “Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana BOS Tahun 2012” Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah
program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi
nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar.
Cara mengelola dana BOS secara tepat sehingga dapat mengeliminasi korupsi yaitu melalui
suatu proses kerjasama yang sistematis mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi.
Dalam merencanakan penggunaan dana BOS kepala sekolah terlebih dahulu
menyesuaikan dengan rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan, baik
pengembangan jangka pendek, maupun jangka panjang. Pengembangan jangka pendek berupa
pengembangan satu tahunan. Pengembangan jangka panjang berupa pengembangan lima
tahunan, sepuluh tahunan, dan dua puluh lima tahunan. Dengan adanya rencana, penggunaan
dana BOS dapat dilakukan dengan baik. Penggunaan dana BOS harus didasarkan pada
kesepakatan dan keputusan bersama antara tim manajemen BOS sekolah, dewan guru dan
komite sekolah. Hasil kesepakatan harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara
rapat dan ditandatangani oleh seluruh peserta rapat. Dalam penggunaan dana BOS ini tidak
semua kebutuhan sekolah dapat dipenuhi. Karena dana BOS ini hanya membiayai
komponen–kompenen kegiatan tertentu, seperti pembelian/penggandaan buku teks pelajaran,
kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa, perawatan sekolah, pembayaran honorarium
bulanan guru honorer dan lain sebagainya. Setelah menggunakan dana BOS kemudian langkah
berikutnya yaitu membuat pertanggungjawaban. Dalam salah satu bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan program BOS masing-masing pengelola diwajibkan untuk melaporkan hasil
kegiatannya kepada pihak terkait. Secara umum hal yang dilaporkan oleh pelaksana program
adalah yang berkaitan dengan statistik penerimaan bantuan, penyaluran, penyerapan, dan
pemanfaatan dana serta pengaduan masalah jika ada.
E. Dalam jurnal Universitas Pendidikan Ganesha Administrasi Pendidikan yang berjudul
“Evektivitas Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pada SMP Negeri Seririt
Kabupaten Buleleng” karya I Made Yudana menjelaskan bahwa, Perwujudan pendidikan
dasar tanpa memungut biaya maka Pemerintah memberikan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) kepada setiap sekolah. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak langsung diberikan
dananya kepada masing-masing siswa tetapi diberikan dan dikelola sekolah yang bersangkutan.
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) (2015: 17) menjelaskan bahwa tim dalam
pengelolaan manajemen sekolah yaitu kepala sekolah sebagai penanggung jawab, bendahara
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), orang tua siswa yang dipilih kepala sekolah dan komite
sekolah. Menurut Sagala (2011: 220) keadaan sekolah yang memadai adalah sekolah yang
didukung fasilitas laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas lainnya yang memadai untuk
mengembangkan minat serta bakat siswa dan lokasinya terletak pada daerah yang sangat
strategis dan lingkungan yang nyaman.
Jika saya menjadi kepala sekolah, hal yang saya lakukan untuk menyediakan sarana dan
prasarana sekolah yang memadai yaitu dengan berinisiatif dan melibatkan tokoh masyarakat
sekitar untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak atau mengumpulkan dana untuk
sarana yang lebih baik, serta saya akan memberikan aspirasi mengenai sarana dan prasarana
yang kurang kepada tempat yang benar atau penting. Selain itu, saya akan berusaha untuk
mengalokasikan dana BOS dengan baik dalam hal pengelolaan dana untuk sarana dan
prasarana.

F. Dalam jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Administrasi


Pendidikan yang berjudul “Analisis Biaya Pendidikan Dan Hubungannya Dengan Mutu
Pendidikan Pada SMP Negeri 2 Sukasada Tahun Pelajaran 2013/2014” karya Nur
Fadillah, di jelaskan bahwa Fattah (2000) mengatakan bahwa biaya dalam pendidikan
meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung
terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan
belajar siswa seperti pembelian alat-alat pembelajaran, penyediaan sarana pembelajaran, biaya
transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri.
Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk biaya
kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh siswa selama belajar, contohnya: uang jajan
siswa, pembelian peralatan sekolah (pulpen, tas, buku tulis, dan lain-lain). Dalam
penyelenggaraan pendidikan baik ditingkat makro (negara) maupun di tingkat mikro (lembaga),
pembiayaan merupakan unsur yang mutlak harus tersedia.
Mengenai kalimat “Sekolah Harus bermutu namun biaya Murah”. Saya kurang setuju dengan
kalimat tersebut. Karena menurut saya pendidikan lebih bermutu jika biayanya lebih sedikit
mahal. Murah atau mahalnya pendidikan memang bersifat relatif, tetapi yang perlu di
perhatikan adalah biaya pendidikan hendaklah proporsional dengan perolehan yang di dapat
oleh anak didik. Menurut saya wajar, bila biaya pendidikan di atas rata-rata bisa menghasilkan
lulusan yang bermutu dan mempunyai kompetensi di bidangnya. Buat apa pendidikan yang
murah kalau lulusan yang di hasilkan kurang berkualitas dan tidak berkompeten di bidangnya.

2.A. Di dalam Jurnal yang berjudul “Manajemen Sekolah Dan Masyarakat Dalam
Pendidikan” karya Munirwan Umar di jelaskan bahwa, Dengan adanya humas dalam sebuah
lembaga pendidikan sangat dibutuhkan dalam rangka mempertahankan eksistensi kelembagaan,
karena sebagian besar masyarakat memandang semua lembaga pendidikan sebagai lembaga
yang kompeten dalam bidang pendidikan bagi generasi penerus mereka.
Berkaitan dengan ini, menurut Suharsimi Arikunto pentingnya humas dalam mengelola
lembaga pendidikan dijabarkan sebagai berikut:
1. Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan
pekerjaan agar sekolah atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai wahana yang resmi
untuk dapat berhubungan dengan masyarakat luas serta menunjukkan kepada masyarakat
tersebut mengenai kegiatan yang sudah, sedang, dan apa yang akan dikerjakan.
2. Dengan humas adalah sebuah organisasi mempunyai berbagai alat untuk menyebarkan idea
tau gagasan kepada organisasi atau badan lain.
3. Dengan kegiatan humas sebuah organisasi dapat minta bantuan yang diperlukan dari
organisasi atau badan lain.
4. Humas mendorong usaha seseorang atau suatu organisasi pendidikan untuk memperkenalkan
dan membiarkan diri berhubungan dengan orang atau organisasi lain.
5. Humas memberi kemungkinan bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan di dalam
mengembangkan diri.

B. Di dalam buku yang berjudul “Strategi Komunikasi Lembaga Pendidikan Dengan


Masyarakat” karya Chusnul Chatimah, M. Ag. Di jelaskan bahwa, Ada banyak teknik yang
dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Penerapan teknik yang berhasil harus memerhatikan komitmen
masyarakat terhadap pendidikan. Hymes menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan
antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu:
1. Teknik Pertemuan Kelompok (Group Meeting)
Teknik pertemuan kelompok dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat dan
sebagainya. Orang yang dilibatkan dalam pertemuan kelompok adalah guru, staf tata usaha,
tokoh masyarakat, staf dari instansi yang terkait dengan penyelenggaraan program
pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan lain, dan sebagainya.

2. Teknik Tatap Muka (Face to Face)


Teknik tatap muka dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dan masyarakat secara
individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang menghadapi
masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua atau wali siswa yang
bermasalah atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan bersama agar
kemampuannya dapat berkembang secara maksimal.

3. Observasi dan Partisipasi (Observation and Partisipation)


Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam metode ini adalah:

a) Orang Tua sebagai Pengamat (Parents as Observer), Orang tua dalam teknik ini,
mengamati perkembangan anak-anaknya dan membandingkannya dengan
perkembangan anak-anak lainnya. Orang tua dengan begitu akan mengetahui kelebihan
dan kekurangan anaknya.

b) Orang Tua sebagai Peserta (Parent as Participant), Orang tua dalam teknik ini,
diikutsertakan dalam proses pendidikan, misalnya menjadi narasumber matapelajaran
atau keterampilan tertentu, baik di dalam maupun di luar kelas.

c) Ibu Pembantu Kelas (Room Mother, adalah perwakilan salah seorang orang tua peserta
didik untuk ikut bertugas membantu guru dalam kelas selama guru itu mengajar peserta
didiknya, misalnya mempersiapkan kapur tulis, absensi, dan sebagainya. Tujuannya
ialah sebagai penghubung antara sekolah dan kelompok orang tua peserta didik tersebut.

4. Surat Menyurat dengan Berbagai Pihak yang Terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan.
Layanan Riset Pendidikan dan Asosiasi Nasional Kepala Pendidikan Dasar Alexandria
merumuskan berbagai teknik untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam
menyelenggarakan pendidikan. Teknik yang dimaksud adalah:

 Layanan Masyarakat

 Program Pemanfaatan Alumni Sekolah

 Masyarakat sebagai Model

 Open House

 Pemberian Kesempatan kepada Masyarakat

 Pengiriman Pembicara
 Masyarakat sebagai Sumber Informasi

 Diskusi Panel

C. Dalam jurnal yang berjudul “Manajemen Konflik Dalam Lembaga Pendidikan” karya
Adri Efferi di jelaskan bahwa, Winardi (1994: 1) memandang konflik sebagai suatu oposisi atau
pertentangan-pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, atau organisasi-
organisasi.

Hubungan Humas lembaga pendidikan dengan konsensus dan resolusi konflik yaitu konflik
terjadi karena adanya pertentangan pendapat baik perorangan, kelompok maupun lembaga.
Gibson dkk (2004: 252-253) menjelaskan adanya tiga hal yang merangsang konflik dalam
hubungan antar anggota dalam suatu kelompok, yakni perkara tugas, hubungan, dan proses.
Tugas seringkali mengundang konflik karena masing-masing anggota memiliki perbedaan sudut
pandang tentang tugas kelompok yang harus diselesaikan. Adapun konflik menyangkut
hubungan merupakan pengembangan atas konflik tugas, karena pertentangan sudah masuk ke
ranah pribadi suatu pihak atau lebih. Untuk konflik yang disebabkan oleh proses merupakan
masalah yang paling sering dihadapi para anggota dalam suatu kelompok. Konflik ini berpangkal
dari perbedaan sudut pandang bagaimana menyelesaikan tugas yang diamanatkan lembaga pada
sebuah kelompok. Nah, di saat konflik terjadi di perlukan konsensus (kesepakatan) untuk
mengambil sebuah resolusi (solusi) dalam persoalan yang terjadi yang melibatkan anggota
humas.

3.A. Dalam jurnal yang berjudul “Pentingnya Sistem Informasi Manajemen Dalam Mendorong
Keunggulan Persaingan Di Lembaga Pendidikan” karya Shanhia Mareta, di jelaskan bahwa
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi menurut Gardon B.Davis (Rochaety, 2009:12)
Sistem informasi manajemen berfungsi dapat memberikan berbagai solusi
bagi lembaga pendidikan dalam mengelola segala hal yang berkaitan dengan pendidikan. Berikut
beberapa fungsi sistem informasi manajemen di antaranya:
1. Membantu lembaga pendidikan dalam mengambil tindakan baik itu, kebutuhan tenaga
kependidikan, informasi jumlah lembaga pendidikan dari mulai tingkat dasar, menengah, dan
juga perguruan tinggi.

2. Membantu masyarakat dalam mengontrol atau mengawasi semua proses operasional lembaga
pendidikan

3. Dapat menyajikan kualitas jasa pendidikan dan dapat dipertanggungjawabkan

4. Membantu lembaga pendidikan dalam mengatur jadwal pembelajaran (bagi dosen/guru),


mengatur jadwal pembelajaran (bagi mahasiswa dan peserta didik), dan juga memudahkan
dalam mengentri data dan nilai peserta didik

5. Mempermudah dan menyederhanakan proses administrasi sekolah

6. Mempermudah kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas

Contoh fungsi sistem informasi manajemen seperti perguruan tinggi yang bekerja sama dengan
pihak bank untuk menggunakan kartu ATM. Pada umumnya ATM ini digunakan untuk menarik
uang oleh pengguna, tapi bagi mahasiswa ATM bisa berfungsi sebagai akses yang berkaitan
dengan kepentingan perkuliahan seperti mengakses nilai mahasiswa, jadi mahasiswa tidak perlu
proses yang panjang seperti datang ke bagian akademik. Mereka bisa langsung mengecek secara
online.
B. Dalam buku yang berjudul “Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum” karya Zainal
Arifin, M. Pd. Di jelaskan bahwa, Centre for Educational Research and Innovation (1969)
menjelaskan bahwa inovasi adalah kegiatan melakukan perubahan dalam satu atau keseluruhan
sistem pendidikan yang di lakukan untuk memperbaiki sistem yang ada agar lebih baik.
Jika saya menjadi pimpinan pada suatu lembaga pendidikan sekolah, inovasi-inovasi yang saya
lakukan adalah Di bidang pembelajaran, saya akan menghimbau kepada para guru agar
menciptakan inovasi strategi pembelajaran yang di laksanakannya. Adapun model yang bisa di
lakukan dengan membentuk tim mengajar, guru bidang studi, grup kelas, rotasi kelas, bimbingan
ujian Nasional, dan lainnya. Hal ini di lakukan agar model pembelajaran berjalan sesuai dengan
perkembangan zaman yang ada sehingga di harapkan peserta didik dapat lebih berpikir maju. Di
bidang kurikulum, saya akan memodifikasi kurikulum yang ada, sehingga antara ilmu
keagamaan dan umum menjadi terintegrasikan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami
ilmu umum dan ilmu agama secara seimbang. Di bidang sarana dan prasarana, saya akan bekerja
sama dengan pihak sekolah maupun dengan orang tua peserta didik untuk berupaya membangun
fasilitas-fasilitas yang sangat di butuhkan seperti gedung, laboratorium, komputer dan lain
sebagainya sehingga para peserta didik bisa menggunakan fasilitas yang di perlukan dalam
pembelajaran.

4. A. Dalam jurnal ISEMA yang berjudul “Manajemen Peserta Didik” karya Jaja Jahari dkk di
jelaskan bahwa, Menurut Suwandi dan Daryanto (2017: 110-113) tahapan- tahapan peserta didik
meliputi:

 Perencanaan merupakan langkah awal yang harus di lakukan sebelum di selenggarakannya


proses rekruitmen siswa baru. Perencanaan terhadap peserta didik menyangkut perencanaan
penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah dan kepindahan.

 Rekruitmen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian, menentukan peserta didik yang
nantinya akan menjadi peserta didik di lembaga sekolah yang bersangkutan.

 Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan
diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

 Orientasi peserta didik baru merupakan kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga
pendidikan tempat peserta didik menempuh pendidikan.

 Pengelompokan peserta didik adalah penempatan peseta didik yang dilakukan dengan sistem
kelas. pengelompokan peserta didik bisa dilakukan berdasarkan kesamaan yang ada pada
peserta didik yaitu jenis kelamin dan umur. Selain itu juga pengelompokan berdasar
perbedaan yang ada pada individu peserta didik seperti minat, bakat dan kemampuan.

 Pembinaan dan pengembangan peserta didik bertujuan meningkatkan peran serta dan
inisiatif peserta didik untuk menjaga dan membina sekolah. Pembinaan peserta didik
meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-
layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi Layanan bimbingan dan
konseling, Layanan perpustakaan, Layanan kantin, layanan Kesehatan , layanan Transportasi
, dan layanan Asrama.

 Pencatatan dan pelaporan peserta didik dimulai sejak peserta didik diterima di sekolah
sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah. Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta
didik dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang optimal pada peserta
didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam
perkembangan peserta didik di sebuah lembaga.
B. Dalam buku yang berjudul “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah” karya Prof. Dr.
Ali Imron di jelaskan bahwa, Knezevich(1961) mengartikan manajemen peserta didik sebagai
suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di
kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat serta kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Menurut pandangan saya, dampak positif dari penerapan manajemen peserta didik yang tepat
yaitu meningkatnya prestasi peserta didik baik dalam bidang minat, bakat, serta kemampuan
setelah melalui berbagai tahapan-tahapan dalam manajemen peserta didik. Sedangkan dampak
negatif dari penerapan manajemen peserta didik yang kurang optimal adalah kurangnya motivasi
peserta didik untuk meningkatkan kemampuannya karena pembinaan yang di lakukan tidak tepat,
minat serta bakat peserta didik tidak terlatih secara baik sehingga bakat para peserta didik tidak
tampak.

C. Dalam jurnal yang berjudul “Pendekatan Manajemen Peserta Didik” karya Taqwa di
katakan bahwa, Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager,
1994).

 Pendekatan kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan ini lebih menitik beratkan
pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan
demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-
harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi pendekatan ini
adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai keinginannya, manakala dapat
memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan- harapan yang diminta oleh lembaga
pendidikannya. Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara operasional
adalah: mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat
presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik
menjadi mampu.

 Pendekatan kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini lebih memberikan perhatian
kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta
didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang.
Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka
dapat belajar dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri mereka sendiri di
lembaga pendidikan seperti sekolah. Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan
iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.

Menurut saya, pendekatan yang tepat di gunakan adalah pendekatan kualitatif (the qualitative
approach). Karena, Seperti yang telah di katakan di atas jika peserta didik senang dan sejahtera
maka bereka dapat belajar dengan baik dan senang tanpa adanya tekanan atau paksaan.

D. Menurut saya, hubungan data peserta didik dengan IT adalah pada masa sekarang ini data para
peserta didik di data dengan sistem pendataan skala nasional yang mana ketika kita ingin melihat
data tersebut kita harus mengakses menggunakan teknologi informasi terlebih dahulu.
Dalam jurnal yang berjudul “Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah di
Daerah Istimewa Yogyakarta” karya Muhyadi di jelaskan bahwa, Menurut Baso Intang
Sappaile (2007: 9) terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi
sekolah. Kompetensi tenaga administrasi sekolah terdiri atas kompetensi generik dan kompetensi
spesifik. Kompetensi generik adalah kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang di
peruntukkan kepada semua tenaga administrasi sekolah. Kompetensi spesifik adalah kompetensi
kepala tata usaha dan kompetensi staf tata usaha.
Kompetensi yang perlu di miliki oleh tenaga administrasi sekolah di era industri 4.0 di antaranya
kompetensi manajerial, kepribadian, sosial, teknis serta menguasai IT.
5. A. Dalam buku yang berjudul “Manajemen Pendidikan Islam” karya Sulistiyorini di jelaskan
bahwa Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan

1. Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam menentukan kegiatan


yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. Hal ini mengindikasikan bahwa
perencanaan dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana merupakan rangkaian dari
berbagai keputusan yang diambil dengan isi mengenai kegiatan atau prosedur yang akan
dilakukan dalam manajemen sarana dan prasarana. Berkaitan dengan perencanaan ini, Jones
dalam Sulistyorini menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di
sekolah harus diawali dengan analisis jenis pengalaman pendidikan yang diprogramkan
sekolah.
2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam
pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan disekolah dengan
mengacu pada apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh
untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah. Menurtut Bafadal sistem
pengadaan sarana dan prasarana disekolah, dapat dilakukan berbagai cara antara lain:

 Dropping dari pemerintah hal ini meruoakan bantuan yang diberikan permerintah kepada
sekolah. Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan disekolah tetapharus mengusahakan dengan cara lain.

 Mengadakan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara langsung
maupun melalui pemesanan terlebih dahulu.

 Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan
sarana dan prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial yang tidak mengikat.

 Mengadakan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ketempat lain.

 Mengadakan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiiki
denga barang lainnya yang dibuuhkan sekolah.

3. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan


Inventarisasi merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan.
Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik negara
secara sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman
yang berlaku.

4. Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah


Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan aktivitas yang harus
dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah
demi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan
oleh personel sekolah dalam kondisi siap pakai.

5. Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana
dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris,
kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

B. Dalam buku yang berjudul “Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah” karya M. Arifin
dan Barnawi di jelaskan bahwa, Menurut Bafadal, sarana adalah semua perangkat peralatan,
bahan dan perabot secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Sarana pendidikan dapat
diklasifikasikan berdasarkan tigal hal, yaitu:
1. Habis tidaknya di pakai
2. bergerak tidaknya pada saat di gunakan
3. hubungan dengan proses belajar mengajar.
Sarana pendidikan habis tidaknya di pakai merupakan bahan atau alat yang jika digunakan dapat
habis dalam waktu relatif singkat. Contohnya, kapur tulis, tinta printer, kertas tulis dan bahan
kimia untuk praktik. Kemudian, ada pula sarana pendidikan yang berubah bentuk misalnya,
kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan guru dalam mengajar. Selain itu, sarana
pendidikan tahan lama adalah bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus atau
berkali-kali dalam waktu yang relatif lama. Contohnya, meja dan kursi, komputer, atlas, globe
dan alat-alat olahraga.
Sarana pendidikan bergerak tidaknya saat di gunakan merupakan sarana pendidikan yang dapat
digerakkan atau dipindah-tempatkan sesuai dengan kebutuhan para pemakainya. Contohnya,
meja dan kuris, almari arsip dan alat-alat praktik. Kemudian, untuk sarana pendidika yang tidak
bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak dapat dipindahkan atau sangat sulit jika
dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), saluran kabel listrik
dan LCD yang dipasang permanen.
Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga dan media pengajaran. Alat pelajaran adalah alat yang dapat
digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran, misalnya buku, alat peraga, alat tulis dan
alat praktik. Alat peraga merupakan alat bantu pendidikan yang dapat berupa perbuatan-
perbuatan atau benda-benda yang dapat mengkonkretkan meteri pembelajaran. Materi pelajaran
yang tadinya abstrak dapat dikonkretkan melalui alat peraga sehingga siswa lebih mudah dalam
menerima pelajaran. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang berfungsi sebagai
perantara (medium) dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan efektivitas dan efesiensi
dalam mencapai tujuan pendidikan. Media pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual, audio dan
audiovisual.

C. Dalam buku yang berjudul “Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah” karya M. Arifin
dan Barnawi di jelaskan bahwa, prasarana adalah alat yang secara tidak langsung di pakai untuk
mencapai tujuan. (Daryanto: 2005). Prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung;
 prasarana pendidikan secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang
kelas, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, ruang komputer dan ruang
laboratorium.

 prasarana tidak langsung, yaitu prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk
menunjang belajar mengajar, tetapi secara tidak langsung sangat menunjang proses belajar
mengajar, seperi ruang kantor, kantin sekolah, tanah, jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang
UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, taman dan tempat parkir kendaraan.

D. Dalam jurnal yang berjudul “Strategi Kepala sekolah dalam Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan” karya Wahidin di jelaskan bahwa menurut Bracker secara etimologis,
pengertian strategi bersumber dari kata yunani klasis, yakni “strategos” (jenderal) yang pada
dasarnya di ambil dari pilihan kata-kata yunani untuk “pasukan” atau “memimpin”. Penggunaan
kata kerja yunani yang berhubungan dengan “strategos” ini dapat di artikan sebagai “perencanaan
dan pemusnahan musuh-musuh dengan menggunakan cara yang efektif berlandaskan sarana-
sarana yang di milki”.

Jika saya menjadi kepala sekolah strategi yang akan saya lakukan terkait manajemen sarana dan
prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah
yaitu dengan melakukan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan, melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, serta
melakukan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.
6. A. Dalam buku yang berjudul “Dasar-Dasar Supervisi” karya Suharsimi Arikunto, di
jelaskan:
Prinsip Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan mempunyai prinsip-prinsip sebagai aktivitas pembinaan guru, antara lain
hendaknya supervisi dilaksanakan secara:

 Ilmiah (scientific) yang berarti harus sistematis yaitu dilaksanakan secara teratur, berprogram
dan kontinu, obyektif yaitu berdasar pada data dan informasi, menggunakan instrumen yang
dapat memberi data atau informasi sebagai bahan untuk mengadakan penilaian terhadap
proses pembelajaran.

 Demokratis, yaitu menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat
serta sanggup menerima pendapat orang lain.

 Kooperatif, yaitu mengembangkan usaha bersama untuk menciptakan situasi pembelajaran


yang lebih baik.

 Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk akif dalam
menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik.

Menurut Suharsimi Arikunto, prinsip-prinsip supervisi pendidikan ialah:

 Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf
sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari
kesalahan.

 Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.

 Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanaan akan memberikan saran atau umpan
balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa.

 Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.

 Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya


hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi.

 Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan,
sebaiknya supervisor membuat catatan singkat berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk
membuat laporan.

Fungsi Supervisi Pendidikan

 Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan

 Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yan terkait dengan
pendidikan

 Sebagai kegiatan dalam hal memimpin dan membimbing

Menurut Nadhirin, fungsi supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh supervisor dalam
rangka membina para guru agar kualitas proses pembelajaran dan hasilnya meningkat, serta
mengupayakan agar guru lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat menyesuaikan dengan
tuntutan profesi yang ada.

Tujuan Supervisi Pendidikan


Supervisi pendidikan mempunyai tujuan yang penting. Di antaranya adalah sebagai berikut:
 Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah lainnya
untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

 Agar guru dan pegawai administrasi lainnya berusaha melengkapi kekurangan-kekurangan


mereka dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk bermacam-macam media instruksional
yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar dan mengajar yang baik.

 Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode baru


demi kemajuan proses belajar dan mengajar yang baik.

 Membina kerja sama yang harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah. Misalnya,
dengan mengadakan seminar, workshop, in-service, maupun training.

Tujuan supervisi secara umum adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik
melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Adapun tujuan supervisi dibagi menjadi
dua, yaitu:

 Tujuan Umum

Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan
staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya,
terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.

 Tujuan Khusus

Tujuan khusus supervisi meliputi:

- Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar
dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar secara optimal.

- Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan membimbing siswa
mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

- Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung dimilikinya kemampuan pada
diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga.

- Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola
dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan belajar
siswa.

- Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung terciptanya


suasana kinerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar
sebagaimana yang diharapkan.

- Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga tercipta situasi
yang tenang dan tentram serta kondusif bagi kehidupan sekolah pada umumnya,
khususnya pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

B. Dalam jurnal yang berjudul “Model, pendekatan, dan teknik supervisi pendidikan di
perguruan tinggi” karya Retni Djohar Juliana di jelaskan bahwa, Sahertian (2000) membagi
model supervisi menjadi empat bentuk , yakni : a) model konvensional (tradisional), b) model
ilmiah, (c)model klinis, dan d) model artistik.
a) Model konvensional (tradisional)
Model ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat.Pada saat
kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan
korektif. Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supervisi ialah
mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang
bersifat memata-matai. Perilaku seperti ini disebut snooper vision(memata-matai). Sering
disebut supervisi yang korektif.
b) Model Supervisi Ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(1) Dilaksanakan secara berencana dan kontinu,

(2) Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu,


(3) Menggunakan instrumen pengumpulan data,
(4) Ada data yang objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.
c) Model Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajardengan
melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif
dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan
dengan cara yang rasional.Supervisi klinis adalah proses membantu dosen memperkecil
kesenjangan antara tingkah laku rnengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang
ideal.

d) Model Supervisi Artistik


Mengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu keterampilan (skill), tapi
mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar , supervisi juga merupakan
kegiatan mendidik sehingga dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu pengetahuan, suatu
keterampilan dan juga suatu kiat.Supervisi itu menyangkut bekerja untuk orang lain (working
for the others), bekerja dengan orang lain (working with the others), bekerja melalui orang
lain (working through the others). Dalam hubungan bekerja dengan orang lain maka suatu
rantai hubungan kemanusiaan adalah unsur utama. Hubungan antar manusia dapat tercipta bila
ada kerelaan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya. Hubungan itu dapat tercipta
bila ada unsur kepercayaan. Saling percaya, saling mengerti,saling menghormati, saling
mengakui, saling menerima seseorang sebagaimana adanya.

C. Dalam jurnal yang berjudul “Model, pendekatan, dan teknik supervisi pendidikan di
perguruan tinggi” karya Retni Djohar Juliana di jelaskan bahwa, Sahertian(2000)
mengemukakan beberapa pendekatan supervisi pendidikan sebagai berikut :

a). Pendekatan langsung (direktif)


Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung.
Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih
dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologis
behaviouristis. Prinsip behaviourisme ialah bahwa segala perbuatan yang berasal dari refleks,
yaitu respons terhadap rangsangan/ stimulus. Oleh karena dosen memiliki kekurangan, maka
perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi lebih baik. Supervisor dapat menggunakan
penguatan (reinforcement)atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan
dengan perilaku supervisor seperti berikut ini : 1) Menjelaskan,2) Menyajikan,3)
Mengarahkan,4) Memberi contoh,5) Menerapkan tolok ukur, dan 6) Menguatkan.

b). Pendekatan tidak langsung (Non-Direktif)


Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan
terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.Perilaku supervisor tidak secara langsung
menunjukkan permasalahan,tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang
dikemukakan oleh dosen. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada yang disupervisi
untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini
berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik.Psikologi humanistik sangat menghargai
orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi dosen yang dibina begitu dihormati, maka ia
lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh dosen. Yang disupervisi
mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami apa yang
dialami. Perilaku Ketiga supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah sebagai
berikut :Mendengarkan, Memberi penguatan, Menjelaskan, Menyajikan, dan Memecahkan
masalah.

c). Pendekatan kolaboratif


Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan
non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, baik supervisor
maupun yang disupervisi bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur proses dan
kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi. Pendekatan
ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah
perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan
berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalam
supervisi berhubungan pada dua arah yakni dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut , yakni :1) Menyajikan, 2)
Menjelaskan, 3) Mendengarkan, 4) Memecahkan masalah, 5) Negosiasi. Pendekatan itu
dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian supervisi sebagai berikut , yakni :
1) Percakapan awal (pre-conference), 2) Observasi, 3) Analisis/interpretasi, 4) Percakapan
akhir (past - conference), 5) Analisis akhir, 6) Diskusi.

D. Dalam jurnal yang berjudul “Permasalahan Dalam Pelaksanaan Supervisi Pendidikan


Terkait Sumber Daya Guru di Sekolah” karya Yani Maisul Fitria di jelaskan bahwa,
Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai supervisor, pengawas dan kepala sekolah mengalami
beberapa kendala. pandangan guru terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan
bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru
untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti sikap
otoriter, hanya mencari kesalahan guru dan menganggap lebih dari guru karena jabatannya. Dan
juga guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena
menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih.(Gunawan Imam,
n.d.)
Tanggapan saya terhadap permasalahan tersebut yaitu Seharusnya guru sangat antusias untuk di
supervisi agar guru dapat meningkatkan keprofesionalannya dan juga dapat meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih baik lagi sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara
maksimal.
Jadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut agar pelaksanaan supervisi pendidikan
dapat berjalan dengan baik maka kepala sekolah dan juga supervisor harus melibatkan guru
dalam perencanaan pelaksanaan supervisi agar guru dapat mengetahui manfaat supervisi
baginya, dan juga gaya supervisor yang tidak otoriter sehingga dengan begitu guru tidak
memandang negatif supervisi dan semakin termotivasi dalam meningkatkan
keprofesionalannya, dengan begitu dapat berkembangnya pembelajaran dan tercapainya tujuan
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai