Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SIMDIG TENTANG TOLERANSI

ANTAR AGAMA
Memahami agama dengan seutuhnya akan
menciptakan rasa toleransi sebesar-besarnya

Nama kelompok KERAGI(KELOMPOK RATU GIBAH)

● I Dewa Ayu Ditha Saraswaty ( 03 )


● Ni Kadek Mila. ( 12 )
● Ni Komang Titania Sintiadewi. ( 23 )

SMK NEGERI 1 KLUNGKUNG


TAHUN AJARAN 2020/2021
TOLERANSI
TOLERANSI adalah suatu sikap yang saling
menghargai kelompok – kelompok atau antar
individu dalam masyarakat atau dalam lingkup
lainnya. Toleransi adalah suatu perbuatan yang
melarang terjadinya diskriminasi sekalipun
banyak terdapat kelompok atau golongan yang
berbeda dalam masyarakat. Toleransi ini bisa
terlihat jelas pada agama, toleransi agama sering
kita jumpai di masyarakat. Adanya toleransi
agama menimbulkan sikap saling menghormati
masing – masing pemeluk agama. Dan dalam
Gambar 1.1 : rakyatrukun.com
kata lain bahwa sikap toleransi sangat penting
karena dengan toleransi kita dapat menciptakan sikap saling menghargai antar satu dengan yang
lain. Apalagi sebagai seorang mahasiswa kita harus menanamkan sikap saling toleransi dari
sekarang demi terciptanya saling menghargai antar umat beragama dalam lingkup
kemahasiswaan. Manusia merupakan makhluk yang berbeda dengan makhluk hidup lain,
mempunyai pikiran, akal, dan perasaan Namun, dengan segala pikiran, akal dan perasaannya
manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan orang lain atau manusia lain dalam
hidupnya. Oleh karena itu manusia disebut makhluk sosial. Dan akibat dari pergaulannya dengan
manusia lain, maka kehidupannya tidak selalu berjalan mulus. Beberapa diantaranya akan timbul
persinggungan dan gesekan dengan manusia lain. Karena setiap manusia pada sarnya unik, dan
tidak bisa disamakan. Untuk menghindari persinggungan atau gesekan dengan orang lain atau
kelompok masyrakat lain atau dalam kalangan mahasiswa , maka dikembangkan sikap hiodup
toleransi. Sikap yang harus dimiliki setiap manusia bila ingin hidupnya berhasil di tengah –
tengah masyarakat. Sikap toleransi ini juga hadir karena keanekaragaman manusia, baik secara
fisik,akal perasaan,pendapat,hingga perbedaan suku,warna kulit,ras dan agama.
Di era globalisasi sekarang ini sikap saling menghargai dengan cara bertoleransi antar sesame
sudah semakin sulit untuk ditemukan apalagi bagi kalangan anak muda sekarang ini. Bisa sering
kita temukan, kita lihat, dan kita dengar di berbagai pemberitaan – pemberitaan bahwa banyak
sekali kasus tidak adanya toleransi dan saling menghargai antar umat agama seperti dikalangan
masyarakat yaitu masyarakat Indonesia membiarkan komunis dan ajarannya di zaman baru
merdeka, karena dianggap pada saat itu, komunis menguntungkan posisi Indonesia yang saat itu
berseberangan dengan Barat atau anti Amerika, dengan berdirinya poros Indonesia – Peking.
Sikap Toleransi dikalangan mahasiswa saat ini menurut saya masih sangat jauh dari kata
sempurna apalagi banyak sekali keberagaman yang ada di Indonesia mulai dari agama, ras, suku
dan masih banyak lagi. Tapi disini yang akan saya bahas secara rinci adalah Toleransi antar umat
beragama di kalangan mahasiswa seperti yang kita tahu bahwa agama di Indonesia sendiri terdiri
atas agama islam, agama Kristen, agama Katholik, agama budha,agama hindu, agama konghucu,
yang masing- masing dari agama tersebut memiliki cara tersendiri untuk menyembah Tuhan
Yang Maha Esa.
Contoh dari toleransi antar umat beragama ialah sikap diri kita sebagai mahasiswa atau pun
sebagai masyarakat yang dengan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda

1
antar satu dengan yang lainnya. Toleransi tersebut dikembangkan dalam bentuk saling
menghormati dan saling menghargai antar sesama umat beragama. Toleransi juga tidak
mengijinkannya perbuatan diskriminatif terhadap pemeluk agama lain.
Ada tiga toleransi beragama antar mahasiswa maupun masyarakat (Yosef Lalu,2010). Toleransi
negatif adalah toleransi individu atau kelompok lain yang berbeda, dimana isi atau ajaran serta
penganutnya tidak dihargai namun dibiarkan saja. Toleransi Positif adalah sikap toleransi yang
tidak menghargai isi atau ajaran agama lain yang berbeda, namun menghargai pemeluk atau
penganutnya.Toleransi Ekumenis adalah toleransi yang menghargai semua bentuk pembedaan,
baik toleransi maupun isi, ajaran keyakinan indivisu lain dan toleransi pada setiap umat yang
memeluknya

Toleransi sendiri terbagi atas tiga yaitu :


Negatif
Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai.Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja karena
menguntungkan dalam keadaan terpaksa.Contoh PKI atau orang-orang yang beraliran komunis
di Indonesia pada zaman Indonesia baru merdeka.
Positif
Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.Contoh Anda beragama Islam wajib
hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi
penganutnya atau manusianya Anda dihargai.
Ekumenis
Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur
kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh Anda
dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau
paham.Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan sikap
toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling
menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.
Mengingat pentingnya toleransi, maka ia harus diajarkan kepada anak-anak baik dilingkungan
formal maupun lingkungan informal. Di lingkungan formal contohnya siswa dapat dibekali
tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama melalui bidang studi
Agama, Kewarganegaraan, ataupun melalui aspek pengembangan diri seperti Pramuka, PMR,
OSIS, dll. Hal yang sama dapat juga dilakukan di lingkungan informal oleh orang tua kepada
anak-anaknya melalui pengajaran nilai-nilai yang diajarkan sedini mungkin di rumah.

Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi, manfaat
tersebut adalah:
1. Hidup bermasyarakat akan lebih tentram

2
2. Persatuan, bangsa Indonesia, akan terwujud
3. Pembangunan Negara akan lebih mudah

Trilogi Kerukunan umat Beragama


Hidup di era sekarang ini masyarakat
dihadapkan pada kondisi kehidupan yang
serba majemuk dalam segala bidang
kehidupan.Semua keberanekaragaman ada
dalam bidang politik, sosial, dan budaya.
Dalam berpolitik misalnya adanya perbedaan
partai, perbedaan sudut pandang dalam isu-
isu nasional, maupun perbedaan falsafah dan
ideologi yang dianut oleh masing-masing
Gambar 1.2 : GuruPendidikan.com
orang meskipun, di Indonesia sendiri sudah
ada ideologi pemersatu yakni pancasila.
Sedangkan dalam bidang sosial dan budaya adalah adanya perbedaan suku, etnik, adat-istiadat,
norma, termasuk agama yang masing-masing dianut oleh warga negara Indonesia. Kemajuan
teknologi transportasi dan komunikasi dewasa ini semakin mempercepat arus interaksi antara
satu dengan yang lainnya sehingga keberagaman pun tidak hanya dalam lingkup terbatas
disekitar tempat tinggal akan tetapi juga dalam interaksi dengan orang lain pada media cetak
maupun elektronik yang sekarang ini maju seperti jejaring sosial misal facebook dan Twitter
juga email account. Meskipun hanya melalui jejaring sosial, terkadang bisa timbul kekisruhan,
percecokan dan saling lempar hujatan menjadi hal yang biasa.Seolah-olah di dalam dunia maya
etika, toleransi dan prinsip hidup toleransi menjadi hal yang asing dan tidak berlaku.Hal-hal
tersebut diatas diperparah dengan adanya isu SARA yang dimanfaatkan oleh segelintir orang
untuk men-teror dan mengambil keuntungan dalam kekisruhan yang terjadi di masyarakat.Hal ini
sangat berbahaya dan mengancam terbentuknya kebhinekaan yang telah terjalin bertahun-tahun
lamanya bersemayam di tanah air kita tercinta Indonesia.Maka, hendaknyalah masyarakat mau
kembali kepada ideologi pancasila dan kembali mengenal trilogi kerukunan antar umat
beragama.Inilah yang mampu menjadi solusi untuk meredam konflik yang tengah terjadi dalam
kehidupan berbangsa sekarang ini. Jadi, kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan
adalah kerukunan antar para pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara
satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu
tentang sesuatu hal, dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai
masalah-masalah sosial kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang lain rasakan.
Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka akan menumbuhkan
sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang mengalami kesulitan dan dapat
memahami bila berada di posisi orang lain. Sehingga akan terwujud dan terpelihara kerukunan
antar umat beragama.

3
Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
Kerukunan umat beragama adalah program pemerintah meliputi semua agama, semua warga
negara RI.Pada tahun 1967 diadakan musyawarah antar umat beragama, Presiden Soeharto
dalam musyawarah tersebut menyatakan antara lain: “Pemerintah tidak akan menghalangi
penyebaran suatu agama, dengan syarat penyebaran tersebut ditujukan bagi mereka yang belum
beragama di Indonesia. Kepada semua pemuka agama dan masyarakat agar melakukan jiwa
toleransi terhadap sesama umat beragama”.Pada tahun 1972 dilaksanakan dialog antar umat
beragama. Dialog tersebut adalah suatu forum percakapan antar tokoh-tokoh agama, pemuka
masyarakat dan pemerintah. Tujuannya adalah untuk mewujudkan kesadaran bersama dan
menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam menghadapi masalah masyarakat.Kerukunan umat
beragama bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat
ikut serta dalam pembangunan bangsa.

Landasan Hukum

Gambar 1.3 : Markijar.com


Landasan Idiil, yaitu Pancasila (sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa).
Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29 ayat 1: “Negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan Pasal 29 ayat 2: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”.Landasan Strategis, yaitu Ketatapan MPR No.IV tahun 1999 tentang Garis-Garis
Besar Haluan Negara. Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000,
dinyatakan bahwa sasaran pembangunan bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan, penuh
kerukunan yang dinamis antar umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, secara
bersama-sama makin memperkuat landasan spiritual., moral dan etika bagi pembangunan nasional, yang
tercermin dalam suasana kehidupan yang harmonis, serta dalam kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa
selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila.

Landasan Operasional

4
UU No. 1/PNPS/l 965 tentang larangan dan pencegahan penodaan dan penghinaan agama Keputusan
bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI.No.01/Ber/Mdn/1969 tentang pelaksanaan aparat
pemerintah yang menjamin ketertiban dan kelancaran pelaksanaan dan pengembangan ibadah pemeluk
agama oleh pemeluknya. SK. Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No.01/1979 tentang tata
cara pelaksanaan pensyiaran agama dan bantuan luar negeri kepada lembaga-lembaga keagamaan swasta
di Indonesia. Surat edaran Menteri Agama RI. No.MA/432.1981 tentang penyelenggaraan peringatan hari
besar keagamaan .

Upaya Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama


Menciptakan kerukunan umat beragama baik di tingkat
daerah, provinsi, maupun pemerintah merupakan kewajiban
seluruh warga negara beserta instansi pemerintah lainnya.
Mulai dari tanggung jawab mengenai ketentraman,
keamanan, dan ketertiban termasuk memfasilitasi
terwujudnya kerukunan umat beragama, menumbuh
kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling
menghormati, dan saling percaya di antara umat beragama
bahkan menertibkan rumah ibadah. Gambar 2.1 : mmc.kalteng.co.id

Dalam hal ini untuk menciptakan kerukunan umat beragama dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
1. Saling tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama
2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.
3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya
4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan Negara.
Sikap tenggang rasa, menghargai, dan toleransi antar umat beragama merupakan indikasi dari
konsep trilogi kerukunan.Seperti dalam pembahasan sebelumnya upaya mewujudkan dan
memelihara kerukunan hidup umat beragama, tidak boleh memaksakan seseorang untuk
memeluk agama tertentu.Karena hal ini menyangkut hak asasi manusia (HAM) yang telah
diberikan kebebasan untuk memilih baik yang berkaitan dengan kepercayaan, maupun diluar
konteks yang berkaitan dengan hal itu. Kerukunan antar umat beragama dapat terwujud dan
senantiasa terpelihara, apabila masing-masing umat beragama dapat mematuhi aturan-aturan
yang diajarkan oleh agamanya masing-masing serta mematuhi peraturan yang telah disahkan
Negara atau sebuah instansi pemerintahan.Umat beragama tidak diperkenankan untuk membuat
aturan-aturan pribadi atau kelompok, yang berakibat pada timbulnya konflik atau perpecahan
diantara umat beragama yang diakibatkan karena adanya kepentingan ataupun misi secara
pribadi dan golongan.

5
Menghormati Dan Memelihara Hak Dan Kewajiban Antar Umat
Beragamara
Pengertian Hak
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita
sendiri.Contoh dari hak adalah:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum;
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran;
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri
dari serangan musuh;dan
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.Contoh dari kewajiban adalah:
1. warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh;
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda);
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya;
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara Indonesia;dan
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksananan.Jika tidak dilaksanakan dapat
mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya.Sedangkan hak adalah kekuasaan untuk
melakukan sesuatu.Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh undang-undang. Pembatasan ini
harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak sampai melanggar hak orang lain. Jadi
pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang, artinya, kita tidak boleh terus menuntut hak

6
tanpa memenuhi kewajiban.Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama,
dengan adanya sikap toleransi dan sikap menjaga
hak dan kewajiban antar umat beragama,
diharapkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan sara tidak muncul kepermukaan. Dalam
kehidupan masyarakat sikap toleransi ini harus
tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia
terpecah antara satu sama lain.Toleransi Hak dan
kewajiban dalam umat beragama telah tertanam
dalam nilai-nilai yang ada pada pancasila.
Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari
berbagai macam etnis dan agama, tanpa adanya
sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban
maka akan dapat muncul berbagai macam gesekan-
gesekan antar umat beragama. Pemeluk agama
mayoritas wajib menghargai ajaran dan keyakinan
pemeluk agama lain, karena dalam UUD 1945
Pasal 29 ayat 2 dikatakan bahwa “setiap warga Gambar 2.2 : id.pinterest.com

diberi kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat
menurut agama dan kepercayaannya.” Hal ini berarti kita tidak boleh memaksakan kehendak,
terutama dalam hal kepercayaan, kepada penganut agama lain, termasuk mengejek ajaran dan
cara peribadatan mereka

Penutup
Kerukunan hidup umat beragama yang diharapkan adalah
kerukunan antar para pemeluk agama dalam semangat saling
mengerti, memahami antara satu dengan yang lainnya.Dengan
kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang
sesuatu hal, dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu
serta paham mengenai masalah-masalah sosial kemasyarakatan,
sehingga dapat merasakan apa yang orang lain rasakan. Dengan
semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa- maka
akan menumbuhkan sikap dan rasa berempati kepada siapa pun Gambar 2.3 : Ahmadgaus.com

yang sedang mengalami kesulitan dan dapat memahami bila berada di posisi orang lain.
Sehingga akan terwujud dan terpelihara kerukunan antar umat beragama. Agar kerukunan hidup
umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara, perlu memperhatikan upaya-upaya
yang mendorong terjadinya kerukunan secara mantap dalam bentuk memperkuat dasar-dasar kerukunan
internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.

7
Daftar pustaka
Mhiqbah, 2015 Pancasila dalam kerukunan beragama,
http://mhiqbah.blogspot.co.id/2015/04/pengalaman-nilai-nilai-pancasila-dalam.html. Diakses pada
tanggal 21/11/2015 jam 19.22 WIB

Dety Nurbaity, 2015 Contoh makalah toleransi, http://dhepurplelove.blogspot.co.id/2015/07/contoh-


makalah-toleransi.html. Diakses pada tanggal 22/11/2015 jam 21.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai