Appendisitis
Appendisitis
Pola makan yg berubah dgn diet rendah serat : menyebabkan peningkatan insidensi di indo
Konplikasi : perforasi
Anatomi
- appendiks vermivormis : organ tubuler buntuk berbentuk spt cacing, banyak mengandung jaringan
limfoid
- pada anak relatif lbh panjang dan diameter kecil (bentuknya spt corong - kerucut) di ujung
appendiksnya mengerucut. Jika dewasa bagian puntum dekat sekumnya menyempit dibagian
distal /ujungnya melebar
Jarang pd bayi app, seringnya usia dewasa.
Pd anak jika app berarti sumbatannya besar
- komponen gut associated lymphoid tissue, fungsi tdk essensial sehingga dpt dilakukan
appendiktomi (organ limfoid di daerah iliosekal)
->60 appendik jd atropi
-diameter 2-6mm dgn panjang 2-22cm (rata2 6-9cm)
- terletak di ileocaecum, pertemuan di 3 tinea. Jika operasi apendiknya ga ketemu letaknya di
retrosekal. Kita cari sekum dulu, urutin tinea sampai pangkal.
Jika terjadi infeksi biasanya menempel pada dinding abdomen bagian posterior = retrosekal
Appendiks berada pd ileosekal region, berada di spinter iliosekal. Atasnya ada ileocecal valve.
Sekum : bagian kolon yg besar, dan punya tekanan yg besar. Jika ada infeksi pd appendiks yg sdh
nempel ke sekum, resiko kebocorannya tinggi.
Jika delay >48 jam, resiko perforasi, abses, perlengketan, gangren sering terjadi
Komplikasi : sekum bisa bocor, harusnya angkat appendiksnya aja tp kita harus reseksi iliosekal.
Etiologi
Penyebab utama fecalith karna pola diet serat yg kurang, feses akan keras > membentuk fekalith2
kecil > masuk ke appendiks >terjadi obstruksi
Appendiks tdk memiliki peristaltik, jd kalo ada benda yg masuk ke dlm appendiks tdk akan bisa
didorong keluar.
Kenapa appendiks jarang non operatif : karna fecalithnya masih ada disitu, jika sudah dikasi AB dan
msh ada fecalith maka akan terjadi infeksi berulang.
Patofisiologi
1. Fase pertama : yg menyebabkan epigastrium
Terjadinya obstruksi di lumen appendiks > appendiks selalu ngeluarin mukus, harusnya dia keluar ke
sekum tp ga keluar karna ada fekalit (tersumbat)> produksi mukus terus, maka peningkatan tekanan
intra lumen /dinding apendiks > aliran darah berkurang> edema dan ulserasi pd mukosa > apendisitis
akut fokal > nyeri epigastrium > nyeri viseral afferen
2. Setelah terjadinya peradangan pd dinding appendiks>terputusnya aliran darah > aliran darah yg
terganggu pertama kali : aliran darah vena > terjadi obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri
menembus dinding > mengalami gangguan peristaltik usus (pasien app awal2 gabisa bab, karna
sudah terjadi paralitik usus akibat infeksi tadi)> obstruksi vena> peradangan peritoneum >
appendisitis supuratif >peradangan peritoneum terjadi gangguan pd arteri
Manifestasi klinis
-Klasik : nyeri dimulai dari epigastrium/umbilicus, kadang disertai kram yg intermitten
(Hilang timbul)
- setelah 7-12 jam terlokalisir kanan bawah
- nyeri tergantung letak app :
Retrosekal : nyeri dipinggang atau punggung (infeksinya meradang dibagian peritoneum belakang)
bersifat ke parietal
Pelvic : nyeri pd pelvis
Retroileal : nyeri pd testis, kadang diduga iritasi dari a. Spermatikus dan ureter
Anoreksia dan vomitus
Obstipasi atau diare
Vital sign normal kadang, ga demam kadang
P.pen
- lab : leukositosis, diff count shift to the left
(Netrofil yg diliat)
App : neutrofil segmen >70% curiga app akut
Radiologi :
- foto polos abdomen, dilatasi caecum
- barium enema, untuk anak
- Usg : non invasif, sederhana, didapatkan gambaran target sign, sausage sign
- ct- scan : gold standar *jrg dipake karna mahal
Yg biru : app yg sdh edema
Skoring
- pediatric app score pd anak, nilainya 12. Pd anak tdk ada rebound pain. Anak disuru batuk dan
mengejan, jika pegang perutnya maka nyeri kanan bawah
- alvarado : total 10 score
Cek lab untuk tegakin alvarado score.
1-4 : bkn app
5-6 : kemungkinan app
7-8 : bisa jd app
>9 : kemungkinan besar app ga perlu p.pen
- app inflamatory respons score : sensitivitas lbh bagus drpada alvarado score, jika sdh diatas 8
kemungkinan besar app. (Airs bagus di amerika eropa)
- ripasa score dari brunei.
Lbh sensitif dari alvarado untuk asia.
Dd
Batu ureter kanan
Isk
PID
KET : blm nikah jg ket, pergaulan bebas : cek ppt test
Limfadenitis mesenterium
Kista ovarium rupture : 20tahun
Merkel divertikulitis
Klasifikasi app
1. Akut
2. Perforasi
3. Infiltrat
4. Abses
5. Kronis
App jika tdk ditatalaksana dgn baik dlm 48 jam bisa pecah > perforasi /jd infiltrat : app yg mau
perforasi tp terwalling off oleh adanya omentum usus dan dinding abdomen. Jika ada infeksi
omentum datang, dia tutup sehingga gajadi pecah tujuannya cegah kontaminasi intraabdomen yg
luas
Tatalaksana
- paling tepat app akut : apendektomi
Kalo app jgn kasi analgetik nanti jd bias, kalo sudah jelas gapapa dikasi.
- AB juka diagnosis sudah jelas, nyeri akan berkurang dgn berkurangnya reaksi inflamasi
Operatif :
- simple apendektomi : insisi open appendektomi di garis mc burney
- laparotomi jika sdh perforasi
- laparoskopi : ideal, nyeri pasca op minimal, tdk perlu lama di rawat, dpt melakukan aktivitas cepat
karna nyeri minimal, pengerjaan op kalo lengket lama. Kalo ga lengket cepat. Harganya mahal
Komplikasi
- datang sdh 3 hari, sdh sepsis, sdh perforasi jd gangren : resiko banyak
Komplikasi dini
- abses subcutis
- wound dehiscence : luka bekas op terbuka kembali karna infeksi yg luas
- leakage : app yg sdh jd gangren dan sdh rupture di ujung sekum, sekum bisa leakage bisa bocor
- fistel enterocutaneus : hub 2 organ atau 2 tempat
Komplikasi lanjut
- adhesive small bowel obstruksi : karna lengket yg hebat
-residual abses : abses yg kambuh
Menggunakan skoring dgn resiko intermediet ex nyeri perut tp gajelas / teraba massa dikanan
bawah yg kemungkinan sdh terjadi infiltrate nah pake immaging.
Merekomendasikan airs
Tatalaksana : apendektomi
Lebih baik Laparoskopi apendiktomi dan open apendiktomi ?
Lebih baik laparoskopi apendiktomi.