Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Sofyan Hadi

NIM : 18/424821/SA/19193
Review Artikel ‘Lesvos Petrified Forest Geopark, Greece: Geoconservation, Geotourism,
and Local Development’oleh Nickolas C. Zouros
Artikel ini membahas mengenai geopark tertua di Yunani, yakni Lesvos Petrified Forest
Geopark. Lesvos Petrified Forest Geopark merupakan geopark pertama di Yunani dan
merupakan anggota pendiri The European Geoparks Network (EGN). Geopark tersebut
menawarkan gejala kumpulan batang pohon yang memfosil akibat aktivitas vulkanik pada
zaman dahulu, tepatnya pada zaman Miosen. Komponen utama pengoperasian geopark
meliputi penelitian ilmiah, inventarisasi geosite, perlindungan, interpretasi, promosi geosite,
konservasi fosil, pembuatan taman untuk pengunjung, dan lain-lain. Berdasarkan evaluasi oleh
para ahli pada tahun 2007, Lesvos Petrified Forest Geopark merupakan praktik terbaik dalam
The European Geoparks Network (EGN).
Disebutkan bahwa aktivitas edukasi menjadi inti dalam pengembangan geopark ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka dibentuklah ‘Museum Sejarah Alam’ di Lesvos Petrified Forest
oleh sebuah organisasi nirlaba (non-profit organization) yang bertujuan untuk melindungi dan
mengelola situs tersebut. Museum Sejarah Alam merupakan fasilitas yang paling inti dalam
mengenalkan Lesvos Petrified Forest dan faktor kunci untuk menarik wisatawan datang.
Beragam teknik dan alat interpretasi disediakan bertujuan untuk memfamiliarisasi wisatawan
kepada fenomena alam tersebut. Selain itu, berbagai tingkatan sekolah disana banyak yang
menjadikannya sebagai tempat belajar. Disebutkan pula konferensi nasional dan internasional
dilaksanakan di pusat konferensi museum tersebut.
Dilihat dari pengembangannya, geopark tersebut sangat menekankan pada aktivitas
edukasi. Hal tersebut tampak berbeda dengan kondisi di Indonesia. Banyak pengembangan
geopark yang sebenarnya memiliki keunikan gejala alam yang langka, seperti Danau Toba dan
geopark lain masih jarang yang menekankan pada aspek edukasional dari fenomena unik yang
dimiliki. Di Indonesia, pengembangan lebih banyak pada pemanfaatan keindahan gejala alam
yang ada. Mengapa perbedaan paradigma pengembangan pada geowisata tersebut bisa
muncul?

Anda mungkin juga menyukai