Anda di halaman 1dari 163

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret
dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan
perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi di Indonesia.
Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya
Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Berdasarkan pengambilan data pada 22 responden (pasien yang akan
KRS, dan telah 3 hari MRS) tanggal 05 oktober 2009 yang dilakukan oleh
mahasiswa profesi S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI tentang kepuasa
customer terhadap pelayanan rawat inap RSU Daerah Sidoarjo ruang observasi
mawar jingga B1 diketahui sebesar 50% (11 klien) menilai sangat puas terhadap
pelayanan rumah sakit, 32% (7 klien) menilai puas terhadap pelayanan rumah
sakit, 9% (2 klien) cukup puas terhadap pelayanan rumah sakit, 0% tidak puas
terhadap pelayanan rumah sakit. Hasil akhir desiminasi ke-2 kelompok A1 dan
A2 yang telah melakukan praktek profesi keperawatan menejemen dengan
menerapkan MAKP sesuai standart diketahui timbang terima (79% baik, 21%
cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), ronde keperawatan (71% baik, 22% cukup,
7% kurang, 0% tidak baik), sentralisasi obat (43% baik, 57% cukup, 0% kurang,
0% tidak baik), supervise (79% baik, 14% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik),
discart planning (79% baik, 21% cukup) dan dokumentasi (79% baik, 21% cukup,
0% kurang, 0% tidak baik). Sedangkan berdasarkan observasi MAKP masih

1
belum terlaksana dengan baik.
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan
ruang Mawar Jingga B1 adalah model asuhan keperawatan profesional dengan
metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan
keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta
memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan dari metode ini adalah
komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-
waktu sibuk (Nursalam,2008).
Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan
kembali MAKP sesuai standar di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo
khususnya ruang observasi. MAKP yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan
diruangan akan melaksanakan role play yang meliputi supervisi, ronde
keperawatan, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan
melibatkan perawat ruangan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen
keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan profesional yang
sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa mampu :
1. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung
kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.
2. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah ditentukan.
3. Melakukan supervise keperawatan.
4. Melakukan ronde keperawatan.
5. Melakukan timbang terima keperawatan
6. Melakukan Discharge Planning.
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model
problem, intervensi, dan evaluasi.
8. Melakukan penerapan sentralisasi obat
9. Menganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan MAKP yang
diterapkan.

2
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP
yang diaplikasikan di ruang mawar jingga B1.

3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan


penerapan model MAKP di ruang mawar jingga B1.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan profesional ruang mawar jingga B1.
1.3.2 Bagi Perawat Ruangan
1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui
masalah-masalah yang ada di ruang mawar jingga B1 yang berkaitan
dengan pelaksanaan MAKP.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri
perawat.
1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga
1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap
pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi institusi dan pendidikan
Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan
dengan pelaksanaan model MAKP:Tim.

3
BAB 2

PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan

yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah.

2.1. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RSUD Sidoarjo

2.1.1 VISI

Menjadi RS mandiri dengan pelayanan prima

2.1.2 MISI

Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mandiri melalui

pendekatan sumber daya RS

2.1.3 TUJUAN

a. Mewujudkan pelayanan yang bermutu, hemat dan manusiawi sebagai

RS rujukan.

b. Terwujudnya SDM RS yang professional, akuntabel, dan berorientasi

pelanggan.

c. Terwujudnya sarana dan prasarana RS sesuai standar.

d. Terwujudnya pelayanan kesehatan dengan memperhatikan aspek sosial

ekonomi.

2.1.4 MOTTO

Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami

2.1.5 FALSAFAH RSUD SIDOARJO

Ikhlaskan diri untuk sehat, terawat dan penuh manfaat.

4
2.2. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan tanggal 5 – 11 Oktober 2009, meliputi

ketenagaan, sarana dan prasarana, BOR (Bed Occuption Rate), MAKP, sumber

keuangan dan pemasaran (marketing). Data yang diperoleh, dianalisis dengan

analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan masalah, kemudian

dipilih satu sebagai prioritas masalah.

2.2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1/MAN)

Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawata dan non keperawatan,

latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang

diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat

ketergantungan pasien.

a. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan
Puji A.SKM. S.Kep, Ns

Katim Pagi Katim Sore Katim Malam


Sumber wati Diah Ayu Amd.Kep Eli Ari A, Amd,Kep

PA PA PA
M. Yusuf Cahyo, Amd,Kep Dina A Amd,Kep

PA PA PA
Tery Andriyani Miffatul J. amd,kep

PA
Dewi A amd,kep

PA
Latifa S,Kep,Ns

5
Tenaga perawat

Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo adalah sebagai berikut.
Jenis Status Kepegawaian Masa Pendidikan yang Pernah
No. Nama Pendidikan Jabatan
Kelamin PNS Kontrak Volunter Kerja Diikuti
1. Puji Andayani, PPGD, BLS, ACLS,
S.KM,S.Kep.Ns Manajemen Bangsal dan
P S1 Kep PNS
- KARU 24 th Mental, ECG,
Remunerasi+Accountabilit
-
y, CI, Case Mix, Ina DRG,
Rawat Luka Terkini, PBP
VIII Bullou Drainage,
SP2KP
2. Sumberwati, Amd.Kep AKREDITASI, AIDS,
Nosokomial/ DALIN, BLS,
P PNS - - CI, ECG, Manajemen
D3 Kep PERAWAT 27 th
Bangsal dan Mental,
Customer Service,
Manajemen Laktasi, IMA
3. Ely Ariastutuik, Amd.Kep P PNS - - 8 th BLS, Nasofaringeal, ECG,
D3 Kep PERAWAT
Rawat Luka ECU
4. Dyah Ayu K. Amd Kep Nosokomial/ DALIN, BLS,
P PNS - - 10 th
D3 Kep PERAWAT ECG, HIV, Customer
Service
5. Miftahul Jannah,
P PNS - V
Amd.Kep D3 Kep PERAWAT

6. Cahyo Irawan, Amd.Kep L - - V


D3 Kep PERAWAT

6
7. Andriyani, Amd.Kep P - - V PERAWAT
D3 Kep
8. Latifa Erdiana, S.Kep.Ns P - - V PERAWAT 2 th PPGD, Rawat Luka Terkini
S1 Kep
9. Rizki, Amd.Kep P - - V PERAWAT
D3 Kep
10. Dewi Astutik, Amd.Kep P - - V PERAWAT BLS, Rawat Luka Terkini,
D3 Kep 3,5 th
Nosokomial/ DALIN
11. Dina Agustina, Amd.Kep P - - V PERAWAT 3,5 th BLS, DALIN, HIV
D3 Kep
12. Terry Indra 2 th PPGD, HIV, Rawat Luka
L - - V PERAWAT
Kurniawan,Amd.Kep D3 Kep Terkini

13. Ika Kurniawati, Amd.Kep - - V PERAWAT


P D3 Kep 2 th ECU, Rawat Luka Terkini
14. Fyrda Nurul Laily - - V PERAWAT
P D3 Kep 2 th BLS

7
Tenaga non keperawatan

Tenaga non keperawatan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo

terdiri dari :

No. Kualifikasi Jumlah Jenis


1. Tata Usaha (Medical record) 1 orang

2. Ahli gizi 1 orang

3. Helper 1 orang

4. Cleaning service 2 orang SMA

. Tenaga Medis

Tenaga medis di ruang MJB1 RSUD Sidoarjo terdiri dari :

No. Kualifikasi Jumlah


1 Dokter bedah umum 4
2 Dokter bedah syaraf 1
3 Dokter urologi 1
4 Dokter IPD 1
5 Dokter Jantung 1
6 Dokter Saraf 1

. Tenaga Mahasiswa Praktek

Kualifikasi Jumlah
1. S1 Keperawatan Prog.Profesi Ners 11 orang

STIKES Bina Sehat PPNI

2. Dokter Muda Univ. Wijaya Kusuma

f. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode

Douglas ( 1984 ).

No. KLASIFIKASI DAN KRITERIA

8
1 Minimal Care (1-2 jam)

1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti

pakaian dan minum.

2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.

3. Observasi Tanda vital setiap shift.

4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.

5. Persiapan prosedur pengobatan

2 Intermediet Care (3-4 jam)

1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,

ambulasi.

2. Observasi tanda vital tiap 4 jam.

3. Pengobatan lebih dari 1 kali.

4. Pakai foley kateter.

5. Pasang infuse, intake out-put dicatat.

6. Pengobatan perlu prosedur.

3 Total Care (5-6 jam)

1. Dibantu segala sesuatunya.

2. Posisi diatur.

3. Observasi tanda vital tiap 2 jam.

4. Pakai NG tube.

5. Terapi intravena, pakai suction.

6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan

tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut

Douglas (1984) Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan derajat

ketergantungan klien dibagi 3 kategori yaitu :

a. Perawat Minimal : 1-2 jam / 24 jam

b. Perawat Intermediet / Partial : 3-4 jam / 24 jam

9
c. Perawat Total : 5-6 jam / 24 jam

Kebutuhan tenaga perawat di ruang Ruang Mawar Jingga B1 dari hasil

pengkajian adalah sebagai berikut :

1) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 5 Oktober

2009

Ruang Mawar Jingga B1

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 3 3x0,36=1,08 3x0,36=1,08 3x0,20=0,60
Partial care 6 6x0,27=1,62 6x0,15=0,90 6x0,10=0,60
Minimal care 8 8x0,17=1,36 8x0,14=1,12 8x0,07=0,56
Total 17 4,06 3,10 1,76
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 4 orang
Dinas siang : 3 orang
Dinas malam : 2 orang
Jumlah :9 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x9 =2,77 (dibulatkan menjadi 3)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober

2009 di Ruang Mawar Jingga B1 adalah 9 orang (ditambah dengan kepala

ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 13 orang.

Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.

Ruang Observasi Mawar JinggaB1

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 3 3x0,36=1,08 3x0,36=1,08 3x0,20=0,60
Partial care 4 4x0,27=1,08 4x0,15=0,60 4x0,10=0,40
Minimal care 6 6x0,17=1,02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42
Total 13 3,18 2,52 1,42
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 3 orang
Dinas siang : 3 orang
Dinas malam : 1 orang
Jumlah :7 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x7 =2,16 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober

2009 diruang observasi MJB1 adalah 7 orang (ditambah dengan kepala ruangan

1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 10 orang.

10
2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 6 Oktober

2009

Ruang Mawar Jingga B1

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 8 8x0,36=2,88 8x0,36=2,88 8x0,20=1,60
Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,10=0,30
Minimal care 6 6x0,17=1,02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42
Total 17 4,71 4,17 2,32
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 5 orang
Dinas siang : 4 orang
Dinas malam : 2 orang
Jumlah : 11 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x11 =3,39 (dibulatkan menjadi 3)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6 Oktober

2009 diRuang Mawar Jingga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala

ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 15 orang. Jadi

kebutuhan tenaga belum mencukupi.

Ruang Observasi Mawar Jingga B1

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 5 5x0,36=1,80 5x0,36=1,80 5x0,20=1,00
Partial care 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,30 2x0,10=0,20
Minimal care 4 4x0,17=0,68 4x0,14=0,56 4x0,07=0,68
Total 11 3,02 2,66 1,88
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 3 orang
Dinas siang : 3 orang
Dinas malam : 2 orang
Jumlah :8 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x8 =2,47 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6 Oktober

2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 8 orang (ditambah dengan

kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 12 orang.

3) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 7 Oktober

2009

Ruang Mawar Jingga B1

11
Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 4 4x0,36=1,44 4x0,36=1,44 4x0,20=0,80
Partial care 7 7x0,27=1,89 7x0,15=1,05 7x0,10=0,70
Minimal care 1 1x0,17=0,17 1x0,14=0,14 1x0,07=0,07
Total 12 3,50 2,63 1,57

Total tenaga perawat


Dinas pagi : 3 orang
Dinas siang : 3 orang
Dinas malam : 2 orang
Jumlah :8 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x11 =2,47 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober

2009 diruang Mawar Jngga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala

ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 14 orang. Jadi

kebutuhan tenaga belum mencukupi.

Ruang Observasi Mawar Jingga B1

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care 4 4x0,36=1,44 4x0,36=1,44 4x0,20=0,80
Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,10=0,30
Minimal care 0 0x0,17=0 0x0,14=0 0x0,07=0
Total 7 2,25 1,89 1,10
Total tenaga perawat
Dinas pagi : 2 orang
Dinas siang : 2 orang
Dinas malam : 1 orang
Jumlah :5 orang
Jumlah perawat lepas dinas per hari :
86x5 =1,54 (dibulatkan menjadi 2)
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober

2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 5 orang (ditambah dengan

kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 8 orang.

g.Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kinerja Perawat

Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang berisi


20 pertanyaan dengan pilihan jawaban ”ya” dengan skore 3, jawaban ”kadang-
kadang” dengan skore 2 dan jawaban ”tidak” dengan skore 1. Selanjutnya
tingkat kepuasan klien dikategorikan sebagai berikut :

12
Sangat Puas : 81 – 100 %
Puas :61 – 80%
Cukup Puas :41 – 60 %
Kurang Puas :21 - 40 %
Tidak Puas :0 - 20 %

Berdasarkan penyebaran angket dari 22 klien pada tanggal 5-6 Oktober


2009 didapatkan hasil bahwa, 50 % (11 klien) dikategorikan sangat puas, 32%
(7 klien) puas, 9% (2 klien) cukup puas, 9% (2 klien) kurang puas dan 0%
klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Mawar Jingga B1.
Kepuasan klien di Ruang Observasi Mawar Jingga B1 dari 13 klien
didapatkan hasil 54 % (7 klien) dikategorikan sangat puas, 31% (4 klien) puas,
15% (2 klien) cukup puas, 0% kurang puas dan 0% klien tidak puas terhadap
pelayanan di Ruang Observasi Mawar Jingga B1.
Jenis Penyakit

Jumlah 10 penyakit terbanyak di Ruang Mawar Jingga B1 selama Bulan


September 2009
No. Jenis Penyakit Jumlah Klien Presentase
1. Cidera Kepala 6 1,95%
2. NIDDM 81 26,29%
3. Vomiting 63 20,45%
4. Stroke 52 16,88%
5. HIL 14 4,55%
6. Combus 7 2,27%
7. Appendiks 16 5,19%
8. CKD 10 3,25%
9. BPH 39 12,66%
10. Ca Mammae 20 6,49%
Total 308 100%

2.2.2 SARANA PRASARANA (M2-MATERIAL)

a. Lokasi dan denah ruangan

Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa STIKES

BINA SEHAT PPNI (PRODI S1 KEPERAWATAN) MOJOKERTO diruang

Mawr Jingga B1 RSUD Sidoarjo dengan uraian sebagai berikut:

1) Timur : Mawar jingga D

2) Barat : Mawar ungu dan kuning

3) Selatan: Taman

13
4) Utara : Mawar jingga B2

Denah Ruang Mawar Jingga B

A
B1 B2

E
M

F B
K
G C

14
Keterangan :
A : Gudang F : Nure station K : Gedung baru
B : Nurse station mahasiswa G : R.Karu L : R. Mawar Kuning
C : Nurse station H : R.Observasi
D : Ruang tetanus i : R. combus
E : R Bedah Umum j : R. Mawar Hijau.

b. BOR (Bed Occuption Rate)

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 – 9 Oktober 2009 diruang

Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur

adalah 38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :

BOR keseluruhan di ruang Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo.

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 – 9 Oktober 2009 di dapatkan

gambaran kapasitas tempat tidur berdasarkan jumlah pasien ruang MJB1 adalah

38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :

Tanggal : 5 Oktober 2009

BED
JUMLAH BED
RUANG MJB1 TIDAK
TOTAL TERPAKAI
TERPAKAI
OBSERVASI 13 13 0
BEDAH UMUM 17 4 13
COMBUS 8 0 0
TOTAL 38 17 13
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar Jingga B1 tanggal 5

Oktober 2009:

Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 13 bed tidak terpakai)

Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%

BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100%

15
Tanggal : 6 Oktober 2009

JUMLAH BED BED TIDAK


RUANG MJB1
TOTAL TERPAKAI TERPAKAI
OBSERVASI 13 11 2
BEDAH UMUM 17 6 11
COMBUS 8 0 8
TOTAL 38 17 21

Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 6

Oktober 2009

Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 21 bed tidak terpakai)

Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%

BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62%

Tanggal : 7 Oktober 2009

BED
JUMLAH BED
RUANG MJB1 TIDAK
TOTAL TERPAKAI
TERPAKAI
OBSERVASI 13 7 6
BEDAH UMUM 17 5 12
COMBUS 8 0 8
TOTAL 38 12 26
Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 7

Oktober 2009

Jumlah bed : 38 Bed (12 bed ada pasien dan 26 bed kosong)

Dengan BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 %

BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 %

c. Peralatan dan fasilitas

Fasilitas untuk pasien


1) Secara keseluruhan ruang Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur terdiri
dari :
Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur dengan rincian :
- Ruang bedah umum : 17 bed
- Ruang observasi : 13 bed
- Ruang combusio : 8 bed
2) Kursi : 15 buah
3) Bantal : 38 buah

16
4) Kipas angin : 6 buah
5) Kursi roda : 1 buah
6) Kamar mandi dan wc : 2 buah
7) Sketsel stenlis : 2 buah
8) Tempat sampah medis/non : 5/5 buah
9) Tempat cucian : 3 buah
10) Lampu : 6 buah
11) Wastafel : 1 buah
12) Jam dinding besar : 2 buah
13) Lemari pasien : 38 buah
14) Lampu emergency : 2 buah
15) Mika observasi : 38 buah
16) Urinal : 3 buah

Fasilitas untuk petugas kesehatan


1) Letak ruang perawat : Ditengah ruang pasien
2) Kamar mandi dan wc : 1 kamar
3) Gudang : 1 Kamar
4) Ruang Kepala ruangan : 1 kamar
5) Ruang perawat administrasi : 1 kamar
6) Komputer : 1 buah
7) Telepon : 1 buah
8) Kipas angin : 2 buah
9) Kasur : 2 buah
Alat medik
Jumlah Yang
No Nama Barang Kondisi
Tersedia
Keperawatan Alat
Ruang Mawar Jingga B1
1. Tensimeter 2 Baik
2. Stetoskop 3 Baik
3. EKG 1 Baik
4. Temometer 2 Baik
5. Kursi Roda/ Beranggkat 2/2 Baik
6. Slym Saker 1 Baik
7. WSD 1 Baik
8. Ambubag putih 1 Baik
9. Bak instrumen besar 2 Baik

17
10. Bak instumen sedang 2 Baik
11. Gunting perban status 1 Baik
12. Tromol besar 2 Baik
13. Tromol panjang kecil 1 Baik
14. Tromol sedang 2 Baik
15. Senter 1 Baik
16. Nabulazer 1 Baik
17. Urinal/pispot 3 Baik
18. Bengkok 1 Baik
19. Baskom 3 Baik
20. Drassing care 2 Baik
21. Korentang 1 Baik
22. Bak injeksi 1 Baik
23. Kom/tutup 1 Baik
24. Tabung O2 10 Baik
25. Troli instrumen 1 Baik
26. Manometer 5 Baik
27. Gunting bulu mata 1 Baik
28. Blas spuit 1 Baik
29. Standart Infus 11 Baik
30. Alat ukur BB 1 Baik

Alat tenun
1) Selimut dari pav : 2 buah
2) Sprei : 38 buah
3) Korden : 5 buah
4) Perlak B/K :3/2 buah
5) Sarung bantal : 38 buah
6) Stik laken : 30 buah
7) Sarung O2 : 3 buah
8) Handuk : 7 buah
9) Taplak meja B/K : 39 buah
10) Skort : 5 buah

Administrasi Penunjang
1) Buku Injeksi
2) Lembar Observasi
3) Lembar Dokumentasi

18
4) Buku TTV
5) Buku Timbang Terima
6) SOP (Standart Operasional Prosedur)
7) SAK (Standart Asuhan Keperawatan)
8) SPM (Standart Pelayanan Minimal)
9) Buku Makanan
10) Buku Obat
11) Buku Inventaris
12) Buku Penerimaan Darah
13) Buku Pasien Pulang
14) Buku Registrasi
15) Buku Wajib Baca
16) Buku Rincian pasien pindah

2.2.3 METODE PEMBERIAN ASKEP (M3-METHODE)

Penerapan Model Asuhan Keperawatan

a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)


Tabel Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang
MJB1
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57
Cukup 3 21,43
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat,

yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem Model

Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Dalam aplikasinya, RSUD

19
Sidoarjo memiliki visi , misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah

ditentukan karena jika tidak , bisa terjadi ketimpangan yang justru akan

menanbah ketidakjelasan arah pemgembangan manajemen keperawatan di

masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari

pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan

bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal.

Selain itu RSUD Sidoarjo juga selalu mengadakan pelatihan untuk para

perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan tentang

manajemen keperawatan serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan

jenjang pendidikan formal melalui program khusus. Di ruang MJB1 memiliki

berbagai administrasi penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu

berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur

(SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Bedasarkan hasil observasi tanggal 5 – 7 Oktober 2009 di dapatkan

bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang MJB1

adalah model Tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas

pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan

uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya ketua tim juga melakukan

tugas sebagai perawat pelaksana dan tidak menutup kemungkinan masing-

masing perawat juga merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore

dan malam. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tenaga perawat yang belum

mencukupi dengan jumlah ketergantungan pasien yang diketahui melalui

perhitungan BOR (Bed Occuption Rate).

Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat dipengaruhi

oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang MJB1 terdapat 2

perawat lulusan S1 Keperawatan dan 12 perawat lulusan D3 keperawatan.

Berdasarkan penyebaran angket yang telah dilakukan, diketahui bahwa

penerapan MAKP diruang MJB1 termasuk kategori baik.

20
b. Dokumentasi Keperawatan
Tabel dokumentasi di Ruang Mawar Jingga B1
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57
Cukup 3 21,43
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

Pendokumentasian yang berlaku di ruang Mawar Jingga B1 adalah

system SOR (Sources Oriented Record) yaitu system pendokumentasian yang

berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter,

perawat, ahli gizi dll. Berdasarkan hasil observasi pada 17 status pasien,

didapatkan pendokumentasian pada 13 status pasien (76%) telah diisi secara

lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 4 status pasien (24%) pengisian

status kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kondisi pasien diruangan,

yang terbukti dari belum diisinya lembar akep, format pengkajian dan masalah

keperawatan yang masih kosong. Pengisian catatan perkembangan perawat

(SOAP) kurang jelas, yaitu pada poin assesment dan planning hanya ditulis “A:

masalah teratasi sebagian” dan “P: intervensi dilanjutkan”. Sedangkan

berdasarkan penyebaran angket didapatkan hasil pelaksanaan dokumentasi

ruang MJB1 termasuk kategori baik (79%)

21
c. Timbang Terima
Tabel Timbang Terima di Mawar Jingga B1
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57
Cukup 3 21,43
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi

keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting

tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan

berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan

menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan

yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin

muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu ( Nursalam, 2002;

176). Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan

proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu,

sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada

klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus akurat,

sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik.

Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua

shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk

22
vasidasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 5-7 Oktober 2009, timbang terima di

ruang MJB1 dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat

yang bertugas di masing –masing shift. Hal itu juga diperkuat dengan hasil

kuesioner yang telah disebarkan ,didapatkan hasil 79% perawat melaksanakan

timbang terima dengan kategori baik. Beberapa kelemahan pelaksanaan

timbang terima di ruang MJB1 adalah kadang-kadang timbang terima

dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang

terima meliputi nama dan ruangan pasien,diagnosis medis, kondisi pasien,

masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang

di berikan, dan semua dicatat dalam buku timbang terima, namun belum

terdapat format khusus timbang terima yang memudahkan perawat untuk

melakukan timbang terima.

Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke

pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. Kegiatan

timbang terima yang dilakukan di ruang Mawar JinggaB1 selalu dipimpin oleh

kepala ruangan terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke

siang. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan memperkuat

status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies and

Priestly, 2006).

d. Ronde Keperawatan
Tabel Ronde Keperawatan di Mawar Jingga B1
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 10 71,43
Cukup 3 21,43
Kurang 1 7,14
Tidak baik 0 0
Total 14 100

23
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas

secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan

melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan

pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Berdasarkan penyebaran

kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa ronde keperawatan

belum dilakukan di ruangan MJB1. Namun informasi dari kepala ruangan

menyatakan bahwa ronde keperawatan pernah dilakukan hanya pada saat ada

mahasiswa praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk

menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Dari data sebelumnya

diketahui bahwa 72% pelaksanaan ronde keperawatan di ruang MJB1 termasuk

kategori baik.

e. Pengelolaan Sentrilisasi Obat


Tabel Sentralisasi Obat di Mawar Jingga B1
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 6 42,86
Cukup 8 57,14
Kurang 0 0
Tidak baik 0 0
Total 14 100

Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan system menyerahkan

seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan obat

24
dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan

kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Berdasarkan hasil kuesioner

didapatkan 100% perawat menjawab bahwa di ruang MJB1 belum dilakukan

sentralisasi obat dengan alasan tidak adanya kebijakan dari RSUD Sidorjo

untuk melakukan sentralisasi obat, belum tersedianya sarana dan prasarana

yang memadai untuk sentralisasi obat, seperti tidak adanya Inform Consent

sentralisasi obat, serta tidak adanya format khusus sentralisasi obat.

Data yang kami peroleh di ruang MJB1 hanya ada buku penerimaan obat

dan lembar observasi Obat. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan

bahwa sentralisasi obat pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa yang

praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek

manajemen keperawatan. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa

pelaksanaan sentralisasi obat saat MAKP termasuk kategori baik sebanyak

43%.

f. Supervisi Keperawatan
Tabel Supervisi di Mawar Jingga B1
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 78,57
Cukup 2 14,28
Kurang 1 7,14
Tidak baik 0 0
Total 14 100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57 %).

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan

peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat

melaksanakan tugas kegiatan yang telaj ditetapkan secara efisien dan efektif

25
(Sudjana, 2004). Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat

menjawab bahwa diruang MJ B1 belum dilakukan supevisi keperawatan yang

sesuai dengan standart keperawatan. Namun supervisi yang dilakukan di

Ruang MJB 1 hanya bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan

dan tidak ada penjadwalan yang rutin tentang kegiatan supervisi sehingga tidak

ada pendokumentasian kegiatan yang sudah di supervisi. Diruang MJB1 telah

memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar Operasional

Prosedur), selain itu terdapat tenaga yang berkompeten untuk menjadi

supervisor. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelaksanaan supervisi di

ruang MJB1 termasuk kategori baik 79%.

g. Discharge Planning
. Tabel Discharge Plannig di Mawar Jingga B1
Kriteria Frekuensi Prosentase
Baik 11 78,57
Cukup Baik 3 21,43
Kurang Baik 0 0
Tidak Baik 0 0
Total 14 100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57%)

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program

keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal

ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim

kesehatan, klien dan keluarga kien. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan

79% perawat termasuk kategori baik dalam pelaksanaan discharge planning.

Perawat di ruang MJB1 selalu melakukan discharge planning setiap pasien

akan pulang akan tetapi ruangan MJB1 belum memiliki format khusus tentang

discharge planning.Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan

26
secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu

kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum obat) dan tidak

tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Sehingg

nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali liflet jika pasien lupa dengan

informasi yang diberikan perawat.

2.2.4 PEMBIAYAAN (M4-MONEY)

Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang

diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien sebagian besar dari

JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan

umum (biaya sendiri).

2.2.5 PEMASARAN (M5-MARKET)

Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5-7

Oktober 2009 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang

Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo, yaitu :

a. Tanggal 5 Oktober 2009

BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%

BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100%

b. Tanggal 6 Oktober 2009

BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74%

BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62%

c. Tanggal 7 Oktober 2009

BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 %

BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 %

BOR rata-rata Ruang MJB1 adalah 40,35 %

BOR rata-rata Ruang Observasi adalah 74,36 %

27
STANDART KEPERAWATAN MINIMAL
NO JENIS INDIKATOR STANDART TARGET
PELAYANAN
1. Traksi/Reposisi Waktu tunggu operasi < 3 hari 80%
Lama perawatan 1-2 hari 80%

2. Degloving Waktu tunggu operasi <2% 90%


Lama waktu perawatan post 3-5 hari 80%
operasi

3. Open fraktur Waktu tunggu operasi <8 jam 80%


Lama perawatan post operasi 7-8 hari 85%

4. Gangren Waktu tunggu operasi < 8 jam 80%


vasikuler Lama perawatan post operasi 3-4 hari 80%

5. Abses Waktu tunggu operasi 1 hari 80%


Osteomyelitis Lama perawatan post operasi 5-7 hari 80%

6. Aff Waktu tunggu operasi <5 hari 80%


plate/Gaglion Lama perawatan post operasi 3-5 hari 80%

7. Trepanasi tumor Waktu tunggu operasi 4 hari 80%


otak superficial Lama perawatan post 10-14 hari 80%
operasi
Infeksi pasca operasi 0,5% 80%

8. Cranioplasty Waktu tunggu operasi 2 hari 80%


Lama perawatan post operasi 4 hari 90%
Infeksi pasca operasi 0,02 %

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BXR KET

28
1. M1 Dan M2 (Sarana , Prasarana
Dan Ketenagaan)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya pembagian jam 0,1 3 0,3 S-W
kerja/shift dan penanggung 3,15-
jawab shift 2,60=
2. RS memberikan kesempatan 0,1 3 0,3 0,55
kepada perawat untuk
meneruskan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi (S1
kep) yang saat ini ada 2 orang
3. Mempunyai sarana dan 0,05 3 0,15
prasarana untuk pasien dan
tenaga kesehatan
4. Mempunyai peralatan 0,05 3 0,15
oksigenasi dan semua
perawat ruangan mampu
menggunakannya.
5. RSUD Sidoarjo memberikan 0,10 3 0,30
kesempatan untuk belajar
manajemen keperawatan
secara luas.
6. RSUD Sidoarjo merupakan 0,20 4 0,80
tipe B non pendidikan.
7. RSUD Sidoarjo mendapatkan 0,05 4 0,20
16 Akriditasi
8. Terdapat administrasi 0,05 3 0,15
penunjang.
9. Terdapat Nurse station. 0,10 3 0,30
10. Adanya tugas, 0,10 2 0,20
peran, dan wewenang yang
jelas. 0,10 3 0,30
11. Jenis ketenagaan S1
Keperawatan 2 orang dan D3
keperawatan 12orang,
administrasi 1 orang,
mahasiswa: 11 orang S1
keperawatan STIKES BINA
SEHAT PPNI
mojokerto,dokter PPDS 3
orang, dokter muda 10 orang,
helper 1 orang dan cleaning
servis 1 orang
1 3,15
TOTAL

WEAKNESS 0,20 3 0,60


1. Ketidakseimbangan antara
jumlah perawat dan pasien
(minimal care, partial care
dan total care) 0,20 3 0,60
2. Belum terpakainya sarana
dan prasarana secara optimal. 0,20 3 0,60
3. Sebagian perawat belum
memahami tentang peran dan

29
fungsinya 0,20 2 0,40
4. Belum dipahaminya
tanggung jawab dan tanggung
gugat secara benar 0,20 2 0,40
5. Kurangnya disiplin pegawai
1 2,60
TOTAL

External Factor (EFAS) O-T


OPPORTUNITY 0,2 3 0,6 3,00-
1. Adanya dukungan kepala 2,35=
ruangan untuk melaksanakan 0,65
manajemen (MAKP) secara
baik dan benar sesuai dengan
model MAKP (tim) 0,20 3 0,60
2. Adanya program pelatihan
atau seminar khhusus tentang
manjemen keperawatan 0,25 3 0,75
3. Adanya mahasiswa S1
keperawatan yang sedang
praktik manajemen
keperawatan 0,15 2 0,45
4. Adanya kerjasama yang baik
antar mahasiswa dengan
perawat ruangan 0,30 2 0,6
5. adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi
perawat.
1 3,00
TOTAL

THREATENED 0,30 2 0,60


1. Adanya tuntutan tinggi dari
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional 0,20 3 0,60
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat tentang hukum 0,15 3 0,45
3. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan 0,15 2 0,30
4. Persaingan antar rumah sakit
semakin ketat 0,20 2 0,40
5. Rendahnya kesejahteraan
perawat
1 2,35
TOTAL

30
2. M3 (METHODE) MAKP
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Sidoarjo memiliki 0,20 4 0,8 S-W
visi, misi dan motto sebagai 3,35-
acuan melaksanakan kegiatan 2,30=
pelayanan 1,05
2. Ruang MJB1 menggunakan 0,20 4 0,8
MAKP dengan metode Tim
3. Berdasarkan kuesioner
kepuasan pasien yang disebar 0,10 3 0,3
pada tanggal 5-6 oktober
2009, didapatkan 50% sangat
puas, 33 %, 9% cukup puas
dan 0% tidak puas.
4. SDM sebagian besar tenaga
keperawatan ruang mawar 0,10 4 0,4
jingga B1 adalah lulusan D3
keperawatan yaitu sebesar
12,orang dan sebagian kecil
lulusan S1 keperawatan yaitu
2 orang.
5. RS mengadakan pelatihan
untuk para perawat dan 0,10 3 0,3
kesempatan untuk
meningkatkan jenjang
pendidikan formal.
6. Memiliki standart asuhan
keperawatan (SAK), standart 0,15 3 0,45
operasional prosedur(SOP),
standart pelayanan minimal
( SPM).
7. Terdapat tenaga non
keperawatan : 1 orang 0,05 2 0,10
administrasi, 1 orang ahli
gizi, 1 orang helper dan 2
cleaning service.
8. Dalam pengkajian didapatkan 0,10 2 0,20
43% penerapan MAKP dalam
kategori baik, dan 57% cukup
TOTAL 1 3,35

WEAKNESS
1. Adanya konflik peran atau 0,2 2 0,40
peran ganda pada perawat
yaitu merangkap sebagai
administrasi pada shift sore
dan malam hari.
2. Terdapat 12 orang lulusan D3 0,2 2 0,40
keperawatan sehingga belum
memahami tentang
manajemen MAKP
3. Pendokumentasian proses 0,2 2 0,40
keperawatan belum optimal.
Tindakan keperawatan yang
sudah dilakukan tidak

31
didokumentasikan, yang
paling sering
didokumentasikan adalah
tindakan kolaboratif.
4. Sentralisasi obat sudah 0,1 3 0,30
dilakukan di ruangan bila ada
mahasiswa praktik
manajemen (selebihnya tidak
dilakukan karena belum
adanya kebijakan mengenai
sentralisasi obat).
5. Ronde keperawatan sudah 0,1 2 0,20
dilakukan di ruang mawar
jingga B1 bila ada mahasiswa
praktik manajemen
(selebihnya tidak dilakukan)
6. Perbandingan jumlah perawat 0,2 3 0,60
dengan pasien tidak seimbang
TOTAL 1 2,30

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya 10 orang mahasiswa 0,25 2 0,75 O-T
S1 keperawatan STIKES 2,65-
Bina Sehat PPNI yang 2,40=
praktek profesi manajemen 0,25
keperawatan di ruang mawar
jingga B1 RSUD Sidoarjo
2. Ada Kerja sama yang baik 0,20 2 0,40
antara mahasiswa STIKES
dengan perawat yang ada
diruangan mawar jingga B1
3. Ada kerja sama antara 0,15 3 0,30
institusi STIKES PPNI
dengan RSUD Sidoarjo
4. Terbukanya kesempatan 0,40 4 1,2
melanjutkan pendidikan pada
program S1 keperawatan
kelas khusus
TOTAL 1 2,65

THREATENED
1. Pembagian tugas, peran, dan 0,30 2 0,60
wewenang sudah jelas pada
setiap anggota tim, namun
pada pelaksanaannya tidak
sesuai karena terbatasnya
tenaga perawat sehingga
mempengaruhi MAKP
2. Persaingan antar RS yang 0,15 3 0,45
semakin ketat
3. Makin tinggi kesadaran 0,15 3 0,45
masyarakat akan hukum
4. Makin tinggi kesadaran 0,10 3 0,30
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
5. Semakin tinggi pendapatan 0,20 2 0,40

32
masyarakat sehingga tuntutan
akan pelayanan RS yang
profesional meningkat
6. Persaingan yang semakin 0,10 2 0,20
ketat antar rumah sakit
TOTAL 1 2,40

3. DOKUMENTASI
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya format 0,20 4 0,80 S-W=
pendokumentasian berupa 3,00-
resume keperawatan 1,60=
2. Sudah ada sistem 0,20 3 0,60 1,40
pendokumentasian SOR
3. Dokumentasi keperawatan: 0,10 3 0,30
- Pengkajian menggunakan
persistem
- Diagnosa keperawatan s/d evaluasi
SOAP
4. Adanya kemauan perawat 0,10 3 0,30
untuk melakukan
pendokumentasian (57%)
5. 76% dokumentasi telah diisi 0,20 3 0,60
secara lengkap dan benar
berdasarkan observasi pada
status pasien
6. Adanya pengawasan terhadap 0,10 3 0,30
sistematika
pendokumentasian
7. Adanya SAK dan SOP. 0,10 1 0,10
TOTAL 1 3,00

WEAKNESS
1. Rata-rata kebutuhan perawat 0,30 1 0,30
per hari 12 orang
2. Data SOAP pada evaluasi 0,40 1 0,40
keperawatan pasien kurang
jelas selain itu SOAP tidak
dilakukan didepan pasien
3. Tindakan keperawatan yang 0,30 3 0,90
sudah dilakukan belum
didokumentasikan

TOTAL 1 1,60
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Kerjasama yang baik dalam 0,50 2 1,00 O-T=
pendokumentasian antara 2,50-
perawat, dokter, ahli gizi dan 2,40=
mahasiswa 0,10
2. Adanya mahasiswa S1 kep 0,50 3 1,50

33
praktek manajemen untuk
mengembangkan sistem
pendokumentasian

TOTAL 1 2,50

THREATENED
1. Tingkat kesadaran 0,35 4 1,40
masyarakat (pasien dan
Keluarga) akan pentingnya
kesehatan
2. Tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan asuhan 0,35 2 0,70
keperawatan profesional
semakin meningkat
3. Adanya tuntutan tanggung
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap 0,30 1 0,30
pelayanan masyarakat

TOTAL
1 2,40

4. RONDE KEPERAWATAN
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Ruang MJB1 memiliki 0,30 3 0,90 S-W=
Standart Pelayanan Minimal 2,10-
(SPM) 2,30=
2. 48,4% penyakit terbanyak di 0,10 2 0,20 -0,20
MJB1 adalah cidera kepala
yang kemungkinan besar bisa
terjadi masalah keperawatan
yang perlu diadakan ronde
keperawatan
3. Ronde keperawatan 0,10 2 0,20
dilakukan bersama-sama
dengan tim keperawatan, tim
medis dan ahli gizi
4. Tujuan dari dilakukan ronde 0,20 1 0,20
keperawatan adalah
meningkatkan kemampuan
untuk memodifikasi renpra
dan menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan
yang sesui dengan masalah
klien
5. SDM: staf tenaga perawat 0,20 3 0,60
Mawar Jingga B1 terdapat 2
orang lulusan S1
Keperawatan, 12 orang
Lulusan D3 Keperawatan

34
TOTAL 1 2,10

WEAKNESS
1. Ronde keperawatan sudah 0,30 3 0,90
dilakukan di ruang mawar
jingga B1 bila ada mahasiswa
praktik manajemen
(selebihnya tidak dilakukan)
2. Pengetahuan perawat tentang 0,40 2 0,80
ronde keperawatan kurang
optimal karena karakteristik
tenaga yang memenuhi
kualifikasi belum merata
(lebih banyak D3
keperawatan daripada S1
keperawatan)
3. Jumlah tenaga keperawatan 0,30 2 0,60
dan jumlah tingkat
ketergantungan pasien tidak
seimbang.
TOTAL 1 2,30

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan 0,30 2 0,60 O-P=
manajemen keperawatan 2,10-
untuk meningkatkan 2,00=
pengetahuan perawat 0,10
tentang manajemen
2. Tersedianya kesempatan 0,30 1 0,30
untuk melaksanakan ronde
keperawatan apabila ada
mahasiswa praktek.
3. Adanya kerjasama yang 0,40 3 1,20
baik antara perawat klinik
dengan mahasiswa S1
Keperawatan

TOTAL 1 2,10

THREATENED
1. Tuntutan 0,40 2 0,80
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
Asuhan Keperawatan
semakin tinggi. 0,60 2 1,20
2. Persaingan dalam
pemberian pelayanan
semakin kuat 1 2,00
TOTAL
5. SUPERVISI
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Kepala ruangan mendukung 0,20 4 0,80 S-W=

35
kegiatan supervisi demi 2,90-
meningkatkan mutu 2,95=
pelayanan keperawatan - 0,15
2. Memiliki SAK dan SPM 0,10 2 0,20
3. Adanya tenaga yang 0,20 2 0,40
kompeten untuk menjadi
supervisor (2 tenaga perawat
S1 keperawatan)
4. Supervisi yang dilakukan 0,20 3 0,60
diruang MJB1 bersifat tidak
langsung sesuai dengan
keadaan ruangan
5. Pelaksanaan supervisi 0,30 3 0,90
diruang MJB1 termasuk
cukup (86%)
TOTAL 1 2,90

WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas 0,20 1 0,20
tentang supervisi.
2. Belum mempunyai format 0,35 4 1,4
dalam pelaksanaan supervisi
3. Belum adanya 0,25 3 0,75
pendokumentasian kegiatan
yang disupervisi
4. pelaksanaan supervisi 0,20 3 0,6
menunjukkan 7% kurang baik
TOTAL 1 2,95

External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya 11 mahasiswa 0,45 3 1,35 O-T=
STIKES Bina Sehat PPNI 2,45-
yang praktik managemen 2,00=
keperawatan 0,45
2. Adanya kesempatan untuk 0,55 2 1,10
melanjutkan pendidikan
formal kejenjang yang lebih
tinggi
TOTAL 1 2,45

THREATENED
1. Tuntutan masyarakat 0,40 3 0,80
terhadap pelayanan Asuhan
Keperawatan profesional
semakin meningkat
2. Mahasiswa S1 kep praktek 0,60 2 1,20
manajemen untuk
mengembangkan supervisi
diruangan

TOTAL 1 2,00
6. TIMBANG TERIMA
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Timbang terima sudah 0,30 2 0,60 S-W=
menjadi agenda tetap dan 2,50-

36
terjadwal 2,20=
2. Perawat terlibat secara aktif 0,15 3 0,45 0.30
3. Dilaksanakan oleh semua 0,20 3 0,60
perawat, pelaksanaan
timbang terima di ruang
MJB1 64% kategori baik.
4. Kepala ruangan memimpin 0,20 2 0,40
kegiatan timbang terima
setiap pagi
5. Selain di lakukan di nurse 0,15 3 0,45
station juga dilakukan
kunjungan langsung ke ruang
perawatan pasien.

TOTAL 1 2,50

WEAKNESS
1. Tehnik TT masih belum 0,15 4 0,60
optimal (belum ada format
khusus timbang terima yang
memudahkan parawat dalam
melakukan timbang terima)
2. Pelaksanaan TT sore dan 0,20 2 0,40
malam hari, biasanya tidak
diikuti kunjungan langsung
ke pasien berdasarkan hasil
pengkajian terdapat 7%
pelaksanaan yang kurang
baik.
3. Data-data yang menunjang 0,25 1 0,25
timbang terima masih kurang
fokus, meskipun proses
timbang terima telah
dilakukan dengan baik
4. Masih banyak timbang terima 0,25 2 0,50
yang lebih fokus pada
masalah medis dari pada
masalah keperawatan.
5. Saat kunjungan ke pasien, 0,15 3 0,45
perawat tidak
memperkenalkan tim yang
akan bertukar dinas.

TOTAL 1 2,20

External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY O-T=
1. Adanya waktu khusus untuk 0,30 4 1,20 2,90-
timbang terima. 2,40=
2. Timbang terima yang telah 0,20 2 0,40 0,50
terstruktur akan memperkuat
status profesional perawat
dalam pelayanan kesehatan
era modern.
3. Adanya aturan yang sudah 0,20 2 0,40
baku tentang ketetapan
pelaksanaan timbang terima

37
(protap timbang terima)
4. Adanya mahasiswa STIKES 0,30 3 0,90
Bina Sehat PPNI yang
melaksanakan praktek profesi
manajemen keperawatan.
TOTAL 1 2,90

THREATENED
1. Adanya tuntutan untuk 0,30 2 0,60
mendapatkan pelayanan
keperawatan profesional.
2. Meningkatnya tuntutan 0,40 3 1,20
terhadap tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi askep.
3. Proses komunikasi saat 0,30 2 0,60
timbang terima dalam
menyampaikan informasi
tentang kondisi pasien,
sebagai wujud profesional
perawat dan bentuk tanggung
jawab perawat pada pasien.
TOTAL 1 2,40
7. SENTRALISASI OBAT
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya lembar observasi 0,30 2 0,60 S-W=
pemberian obat 2,30-
2. Adanya buku tentang Jumlah 0,20 1 0,20 2,20=
pemakaian atau sisa obat 0.10
sudah tercatat
3. Adanya buku injeksi 0,40 3 1,20
4. Kepala ruangan mendukung 0,10 3 0,30
sentralisasi obat

TOTAL 1 2,30

WEAKNESS
1. Belum adanya kebijakan dari 0,30 1 0,30
RSUD Sidoarjo dalam
sentralisasi obat untuk setiap
ruangan
2. Belum tersedianya sarana dan 0,30 2 0,60
prasarana yang memadai
untuk sentralisasi obat
3. Pasien yang mendapat terapi 0,10 2 0,20
obat oral sering tidak di
minum karena menunggu
instruksi dari perawat
4. Sentralisasi obat dilakukan 0,20 4 0,80
bila ada mahasiswa praktek
manajemen selebihnya tidak
di lakukan.
5.Jumlah ketergantungan 0,10 3 0,30
pasien dengan tenaga perawat
tidak seimbang.

38
Total 1 2,20

b. Eksternal Faktor ( EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,20 2 0,40 O-T=
STIKES BINA SEHAT PPNI 2,30-
praktek managemen 1,80=
2. Pemberian obat yang tepat 0,20 2 0,40 0,50
sesuai 5 T akan mempercepat
kesembuhan
3. Adanya kerjasama yang baik 0,30 2 0,60
antara perawat dan
mahasiswa
4. Adanya rencana mahasiswa 0,30 3 0,90
praktek menejemen
mengadakan sentralisasi obat

Total 1 2,30

THREATENED
1. Dengan obat yang berada 0,60 1 0,60
ditangan pasien dapat
memungkinkan terjadinya
ketidakpatuhan minum obat
dan salah minum obat
2. Adanya tuntutan dari pasien 0,40 3 1,20
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
profesional

Total 1 1,80

8. DISCHARGE PLANNING
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Perawat memberikan 0,30 3 0,90 S-W=
pendidikan kesehatan kepada 2,50-
pasien atau keluarga dengan 2,30=
baik (71%). 0,20
2. Discharge planning sudah di 0,20 3 0,60
laksanakan
3. Adanya format discharge 0,30 2 0,60
planning
4. SDM: staf tenaga perawat 0,20 2 0,40
Mawar Jingga B1 terdapat 2
orang lulusan S1
Keperawatan, 12orang.
Lulusan D3 Keperawatan

TOTAL 1 2,30

WEAKNESS

39
1. Tidak tersedianya leaflet 0,40 2 0,80
untuk pasien saat pulang
2. Pemberian pendidikan 0,30 2 0,60
kesehatan di lakukan secara
lisan setiap pasien atau
keluarga
3. Discharge planing belum 0,30 3 0,90
dilakukan sesui dengan alur

TOTAL 1 2,30

External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan dari 0,60 3 1,80 O-T=
pihak rumah sakit untuk 2,60-
melakukan discharge 2,00=
planning 0,60
2. Adanya mahasiswa S1 0,40 2 0,80
keperawatan yang
melakukan praktek
manajemen keperawatan

TOTAL 1 2,60

THREATENED
1. Adanya tuntutan tanggung 0,45 2 0,90
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap
pelayanan keperawatan
2. Adanya tuntutan yang lebih 0,25 2 0,50
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
asuhan keperawatan yang
lebih baik
3. Masyarakat lebih kritis 0,30 2 0,60
bertanya untuk mendapatkan
informasi kesehatan tentang
sakit dan pengobatan yang
diterima.

TOTAL 1 2,00

EDITAN BARU SETELAH REVISI

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BXR KET


1. M1 Dan M2 (Sarana , Prasarana
Dan Ketenagaan)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
12. Adanya pembagian jam 0,1 3 0,3 S-W
kerja/shift dan penanggung 3,15-
jawab shift 2,60=
13. RS memberikan 0,1 3 0,3 0,55
kesempatan kepada perawat
untuk meneruskan
pendidikan ke jenjang yang

40
lebih tinggi (S1 kep) yang
saat ini ada 2 orang 0,05 3 0,15
14. Mempunyai sarana dan
prasarana untuk pasien dan
tenaga kesehatan 0,05 3 0,15
15. Mempunyai peralatan
oksigenasi dan semua
perawat ruangan mampu
menggunakannya. 0,10 3 0,30
16. RSUD Sidoarjo
memberikan kesempatan
untuk belajar manajemen
keperawatan secara luas. 0,20 4 0,80
17. RSUD Sidoarjo merupakan
tipe B non pendidikan. 0,05 4 0,20
18. RSUD Sidoarjo
mendapatkan 16 Akriditasi 0,05 3 0,15
19. Terdapat administrasi
penunjang. 0,10 3 0,30
20. Terdapat Nurse station. 0,10 2 0,20
21. Adanya tugas,
peran, dan wewenang yang 0,10 3 0,30
jelas.
22. Jenis ketenagaan S1
Keperawatan 2 orang dan D3
keperawatan 12orang,
administrasi 1 orang,
mahasiswa: 11 orang S1
keperawatan STIKES BINA
SEHAT PPNI
mojokerto,dokter PPDS 3
orang, dokter muda 10 orang,
helper 1 orang dan cleaning
servis 1 orang 1 3,15

TOTAL

0,20 3 0,60
WEAKNESS
6. Ketidakseimbangan antara
jumlah perawat dan pasien
(minimal care, partial care 0,20 3 0,60
dan total care)
7. Belum terpakainya sarana 0,20 3 0,60
dan prasarana secara optimal.
8. Sebagian perawat belum
memahami tentang peran dan 0,20 2 0,40
fungsinya
9. Belum dipahaminya
tanggung jawab dan tanggung 0,20 2 0,40
gugat secara benar
10. Kurangnya disiplin 1 2,60
pegawai

TOTAL O-T
0,2 3 0,6 3,00-
External Factor (EFAS) 2,35=

41
OPPORTUNITY 0,65
6. Adanya dukungan kepala
ruangan untuk melaksanakan
manajemen (MAKP) secara 0,20 3 0,60
baik dan benar sesuai dengan
model MAKP (tim)
7. Adanya program pelatihan 0,25 3 0,75
atau seminar khhusus tentang
manjemen keperawatan
8. Adanya mahasiswa S1
keperawatan yang sedang 0,15 2 0,45
praktik manajemen
keperawatan
9. Adanya kerjasama yang baik 0,30 2 0,6
antar mahasiswa dengan
perawat ruangan
10. adanya kebijakan
pemerintah tentang 1 3,00
profesionalisasi perawat.

TOTAL 0,30 2 0,60

THREATENED
6. Adanya tuntutan tinggi dari 0,20 3 0,60
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional 0,15 3 0,45
7. Makin tingginya kesadaran
masyarakat tentang hukum
8. Makin tingginya kesadaran 0,15 2 0,30
masyarakat akan pentingnya
kesehatan 0,20 2 0,40
9. Persaingan antar rumah sakit
semakin ketat
10. Rendahnya kesejahteraan 1 2,35
perawat

TOTAL

2. M3 (METHODE) MAKP
c. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
9. RSUD Sidoarjo memiliki 0,20 4 0,8 S-W
visi, misi dan motto sebagai 3,35-
acuan melaksanakan kegiatan 2,30=
pelayanan 1,05
10. Ruang MJB1 0,20 4 0,8
menggunakan MAKP dengan
metode Tim
11. Berdasarkan kuesioner 0,10 3 0,3
kepuasan pasien yang disebar
pada tanggal 5-6 oktober
2009, didapatkan 50% sangat
puas, 33 %, 9% cukup puas
dan 0% tidak puas.
12. SDM sebagian besar 0,10 4 0,4
tenaga keperawatan ruang
mawar jingga B1 adalah

42
lulusan D3 keperawatan yaitu
sebesar 12,orang dan
sebagian kecil lulusan S1
keperawatan yaitu 2 orang.
13. RS mengadakan pelatihan 0,10 3 0,3
untuk para perawat dan
kesempatan untuk
meningkatkan jenjang
pendidikan formal.
14. Memiliki standart asuhan 0,15 3 0,45
keperawatan (SAK), standart
operasional prosedur(SOP),
standart pelayanan minimal
( SPM).
15. Terdapat tenaga non 0,05 2 0,10
keperawatan : 1 orang
administrasi, 1 orang ahli
gizi, 1 orang helper dan 2
cleaning service. 0,10 2 0,20
16. Dalam pengkajian
didapatkan 43% penerapan
MAKP dalam kategori baik, 1 3,35
dan 57% cukup
TOTAL

0,2 2 0,40
WEAKNESS
7. Adanya konflik peran atau
peran ganda pada perawat
yaitu merangkap sebagai
administrasi pada shift sore 0,2 2 0,40
dan malam hari.
8. Terdapat 12 orang lulusan D3
keperawatan sehingga belum
memahami tentang 0,2 2 0,40
manajemen MAKP
9. Pendokumentasian proses
keperawatan belum optimal.
Tindakan keperawatan yang
sudah dilakukan tidak
didokumentasikan, yang
paling sering
didokumentasikan adalah 0,1 3 0,30
tindakan kolaboratif.
10. Sentralisasi obat sudah
dilakukan di ruangan bila ada
mahasiswa praktik
manajemen (selebihnya tidak
dilakukan karena belum
adanya kebijakan mengenai 0,1 2 0,20
sentralisasi obat).
11. Ronde keperawatan sudah
dilakukan di ruang mawar
jingga B1 bila ada mahasiswa
praktik manajemen 0,2 3 0,60
(selebihnya tidak dilakukan)
12. Perbandingan jumlah 1 2,30

43
perawat dengan pasien tidak
seimbang
TOTAL
0,25 2 0,75 O-T
d. External Factor (EFAS) 2,65-
OPPORTUNITY 2,40=
5. Adanya 10 orang mahasiswa 0,25
S1 keperawatan STIKES
Bina Sehat PPNI yang
praktek profesi manajemen 0,20 2 0,40
keperawatan di ruang mawar
jingga B1 RSUD Sidoarjo
6. Ada Kerja sama yang baik
antara mahasiswa STIKES 0,15 3 0,30
dengan perawat yang ada
diruangan mawar jingga B1
7. Ada kerja sama antara 0,40 4 1,2
institusi STIKES PPNI
dengan RSUD Sidoarjo
8. Terbukanya kesempatan
melanjutkan pendidikan pada 1 2,65
program S1 keperawatan
kelas khusus
TOTAL 0,30 2 0,60

THREATENED
7. Pembagian tugas, peran, dan
wewenang sudah jelas pada
setiap anggota tim, namun
pada pelaksanaannya tidak
sesuai karena terbatasnya 0,15 3 0,45
tenaga perawat sehingga
mempengaruhi MAKP 0,15 3 0,45
8. Persaingan antar RS yang
semakin ketat 0,10 3 0,30
9. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum
10. Makin tinggi 0,20 2 0,40
kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan
11. Semakin tinggi
pendapatan masyarakat 0,10 2 0,20
sehingga tuntutan akan
pelayanan RS yang 1 2,40
profesional meningkat
12. Persaingan yang
semakin ketat antar rumah
sakit
TOTAL
3. DOKUMENTASI
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
8. Tersedianya format 0,20 4 0,80 S-W=
pendokumentasian berupa 3,00-
resume keperawatan 1,60=
9. Sudah ada sistem 0,20 3 0,60 1,40
pendokumentasian SOR

44
10. Dokumentasi keperawatan: 0,10 3 0,30
- Pengkajian menggunakan
persistem
- Diagnosa keperawatan s/d evaluasi
SOAP
11. Adanya kemauan perawat 0,10 3 0,30
untuk melakukan
pendokumentasian (57%)
12. 76% dokumentasi telah 0,20 3 0,60
diisi secara lengkap dan benar
berdasarkan observasi pada
status pasien
13. Adanya pengawasan 0,10 3 0,30
terhadap sistematika
pendokumentasian
14. Adanya SAK dan SOP. 0,10 1 0,10
TOTAL 1 3,00

WEAKNESS
4. Rata-rata kebutuhan perawat 0,30 1 0,30
per hari 12 orang
5. Data SOAP pada evaluasi 0,40 1 0,40
keperawatan pasien kurang
jelas selain itu SOAP tidak
dilakukan didepan pasien
6. Tindakan keperawatan yang 0,30 3 0,90
sudah dilakukan belum
didokumentasikan

TOTAL 1 1,60
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
3. Kerjasama yang baik dalam 0,50 2 1,00 O-T=
pendokumentasian antara 2,50-
perawat, dokter, ahli gizi dan 2,40=
mahasiswa 0,10
4. Adanya mahasiswa S1 kep 0,50 3 1,50
praktek manajemen untuk
mengembangkan sistem
pendokumentasian

TOTAL 1 2,50

THREATENED
4. Tingkat kesadaran 0,35 4 1,40
masyarakat (pasien dan
Keluarga) akan pentingnya
kesehatan
5. Tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan asuhan 0,35 2 0,70
keperawatan profesional
semakin meningkat
6. Adanya tuntutan tanggung
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap 0,30 1 0,30
pelayanan masyarakat

45
TOTAL
1 2,40

4. RONDE KEPERAWATAN
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
6. Ruang MJB1 memiliki 0,30 3 0,90 S-W=
Standart Pelayanan Minimal 2,10-
(SPM) 2,30=
7. 48,4% penyakit terbanyak di 0,10 2 0,20 -0,20
MJB1 adalah cidera kepala
yang kemungkinan besar bisa
terjadi masalah keperawatan
yang perlu diadakan ronde
keperawatan
8. Ronde keperawatan 0,10 2 0,20
dilakukan bersama-sama
dengan tim keperawatan, tim
medis dan ahli gizi
9. Tujuan dari dilakukan ronde 0,20 1 0,20
keperawatan adalah
meningkatkan kemampuan
untuk memodifikasi renpra
dan menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan
yang sesui dengan masalah
klien
10. SDM: staf tenaga perawat 0,20 3 0,60
Mawar Jingga B1 terdapat 2
orang lulusan S1
Keperawatan, 12 orang
Lulusan D3 Keperawatan

TOTAL 1 2,10

WEAKNESS
4. Ronde keperawatan sudah 0,30 3 0,90
dilakukan di ruang mawar
jingga B1 bila ada mahasiswa
praktik manajemen
(selebihnya tidak dilakukan)
5. Pengetahuan perawat tentang 0,40 2 0,80
ronde keperawatan kurang
optimal karena karakteristik
tenaga yang memenuhi
kualifikasi belum merata
(lebih banyak D3
keperawatan daripada S1
keperawatan)
6. Jumlah tenaga keperawatan 0,30 2 0,60
dan jumlah tingkat
ketergantungan pasien tidak

46
seimbang.
TOTAL 1 2,30

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
4. Adanya pelatihan 0,30 2 0,60 O-P=
manajemen keperawatan 2,10-
untuk meningkatkan 2,00=
pengetahuan perawat 0,10
tentang manajemen
5. Tersedianya kesempatan 0,30 1 0,30
untuk melaksanakan ronde
keperawatan apabila ada
mahasiswa praktek.
6. Adanya kerjasama yang 0,40 3 1,20
baik antara perawat klinik
dengan mahasiswa S1
Keperawatan

TOTAL 1 2,10

THREATENED
3. Tuntutan 0,40 2 0,80
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
Asuhan Keperawatan
semakin tinggi. 0,60 2 1,20
4. Persaingan dalam
pemberian pelayanan
semakin kuat 1 2,00
TOTAL
5. SUPERVISI
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
6. Kepala ruangan mendukung 0,20 4 0,80 S-W=
kegiatan supervisi demi 2,90-
meningkatkan mutu 2,95=
pelayanan keperawatan - 0,15
7. Memiliki SAK dan SPM 0,10 2 0,20
8. Adanya tenaga yang 0,20 2 0,40
kompeten untuk menjadi
supervisor (2 tenaga perawat
S1 keperawatan)
9. Supervisi yang dilakukan 0,20 3 0,60
diruang MJB1 bersifat tidak
langsung sesuai dengan
keadaan ruangan
10. Pelaksanaan supervisi 0,30 3 0,90
diruang MJB1 termasuk
cukup (86%)
TOTAL 1 2,90

WEAKNESS
5. Belum ada uraian yang jelas 0,20 1 0,20
tentang supervisi.

47
6. Belum mempunyai format 0,35 4 1,4
dalam pelaksanaan supervisi
7. Belum adanya 0,25 3 0,75
pendokumentasian kegiatan
yang disupervisi
8. pelaksanaan supervisi 0,20 3 0,6
menunjukkan 7% kurang baik
TOTAL 1 2,95

External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
3. Adanya 11 mahasiswa 0,45 3 1,35 O-T=
STIKES Bina Sehat PPNI 2,45-
yang praktik managemen 2,00=
keperawatan 0,45
4. Adanya kesempatan untuk 0,55 2 1,10
melanjutkan pendidikan
formal kejenjang yang lebih
tinggi
TOTAL 1 2,45

THREATENED
3. Tuntutan masyarakat 0,40 3 0,80
terhadap pelayanan Asuhan
Keperawatan profesional
semakin meningkat
4. Mahasiswa S1 kep praktek 0,60 2 1,20
manajemen untuk
mengembangkan supervisi
diruangan

TOTAL 1 2,00
6. TIMBANG TERIMA
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
6. Timbang terima sudah 0,30 2 0,60 S-W=
menjadi agenda tetap dan 2,50-
terjadwal 2,20=
7. Perawat terlibat secara aktif 0,15 3 0,45 0.30
8. Dilaksanakan oleh semua 0,20 3 0,60
perawat, pelaksanaan
timbang terima di ruang
MJB1 64% kategori baik.
9. Kepala ruangan memimpin 0,20 2 0,40
kegiatan timbang terima
setiap pagi
10. Selain di lakukan 0,15 3 0,45
di nurse station juga
dilakukan kunjungan
langsung ke ruang perawatan
pasien.
1 2,50
TOTAL

WEAKNESS 0,15 4 0,60


6. Tehnik TT masih belum
optimal (belum ada format

48
khusus timbang terima yang
memudahkan parawat dalam
melakukan timbang terima) 0,20 2 0,40
7. Pelaksanaan TT sore dan
malam hari, biasanya tidak
diikuti kunjungan langsung
ke pasien berdasarkan hasil
pengkajian terdapat 7%
pelaksanaan yang kurang
baik. 0,25 1 0,25
8. Data-data yang menunjang
timbang terima masih kurang
fokus, meskipun proses
timbang terima telah
dilakukan dengan baik 0,25 2 0,50
9. Masih banyak timbang terima
yang lebih fokus pada
masalah medis dari pada
masalah keperawatan. 0,15 3 0,45
10. Saat kunjungan ke
pasien, perawat tidak
memperkenalkan tim yang
akan bertukar dinas.
1 2,20
TOTAL

External Factor (EFAS) O-T=


OPPORTUNITY 0,30 4 1,20 2,90-
5. Adanya waktu khusus untuk 2,40=
timbang terima. 0,20 2 0,40 0,50
6. Timbang terima yang telah
terstruktur akan memperkuat
status profesional perawat
dalam pelayanan kesehatan
era modern. 0,20 2 0,40
7. Adanya aturan yang sudah
baku tentang ketetapan
pelaksanaan timbang terima
(protap timbang terima) 0,30 3 0,90
8. Adanya mahasiswa STIKES
Bina Sehat PPNI yang
melaksanakan praktek profesi
manajemen keperawatan. 1 2,90
TOTAL

THREATENED 0,30 2 0,60


4. Adanya tuntutan untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan profesional. 0,40 3 1,20
5. Meningkatnya tuntutan
terhadap tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi askep. 0,30 2 0,60
6. Proses komunikasi saat
timbang terima dalam
menyampaikan informasi

49
tentang kondisi pasien,
sebagai wujud profesional
perawat dan bentuk tanggung
jawab perawat pada pasien. 1 2,40
TOTAL
7. SENTRALISASI OBAT
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
5. Adanya lembar observasi 0,30 2 0,60 S-W=
pemberian obat 2,30-
6. Adanya buku tentang Jumlah 0,20 1 0,20 2,20=
pemakaian atau sisa obat 0.10
sudah tercatat
7. Adanya buku injeksi 0,40 3 1,20
8. Kepala ruangan mendukung 0,10 3 0,30
sentralisasi obat

TOTAL 1 2,30

WEAKNESS
6. Belum adanya kebijakan dari 0,30 1 0,30
RSUD Sidoarjo dalam
sentralisasi obat untuk setiap
ruangan
7. Belum tersedianya sarana dan 0,30 2 0,60
prasarana yang memadai
untuk sentralisasi obat
8. Pasien yang mendapat terapi 0,10 2 0,20
obat oral sering tidak di
minum karena menunggu
instruksi dari perawat
9. Sentralisasi obat dilakukan 0,20 4 0,80
bila ada mahasiswa praktek
manajemen selebihnya tidak
di lakukan.
10. Jumlah ketergantungan 0,10 3 0,30
pasien dengan tenaga perawat
tidak seimbang.

Total 1 2,20

b. Eksternal Faktor ( EFAS)


OPPORTUNITY
5. Adanya mahasiswa S1 0,20 2 0,40 O-T=
STIKES BINA SEHAT PPNI 2,30-
praktek managemen 1,80=
6. Pemberian obat yang tepat 0,20 2 0,40 0,50
sesuai 5 T akan mempercepat
kesembuhan
7. Adanya kerjasama yang baik 0,30 2 0,60
antara perawat dan
mahasiswa
8. Adanya rencana mahasiswa 0,30 3 0,90
praktek menejemen
mengadakan sentralisasi obat

Total 1 2,30

50
THREATENED
3. Dengan obat yang berada 0,60 1 0,60
ditangan pasien dapat
memungkinkan terjadinya
ketidakpatuhan minum obat
dan salah minum obat
4. Adanya tuntutan dari pasien 0,40 3 1,20
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
profesional

Total 1 1,80

8. DISCHARGE PLANNING
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
5. Perawat memberikan 0,30 3 0,90 S-W=
pendidikan kesehatan kepada 2,50-
pasien atau keluarga dengan 2,30=
baik (71%). 0,20
6. Discharge planning sudah di 0,20 3 0,60
laksanakan
7. Adanya format discharge 0,30 2 0,60
planning
8. SDM: staf tenaga perawat 0,20 2 0,40
Mawar Jingga B1 terdapat 2
orang lulusan S1
Keperawatan, 12orang.
Lulusan D3 Keperawatan

TOTAL 1 2,30

WEAKNESS
4. Tidak tersedianya leaflet 0,40 2 0,80
untuk pasien saat pulang
5. Pemberian pendidikan 0,30 2 0,60
kesehatan di lakukan secara
lisan setiap pasien atau
keluarga
6. Discharge planing belum 0,30 3 0,90
dilakukan sesui dengan alur

TOTAL 1 2,30

External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan dari 0,60 3 1,80 O-T=
pihak rumah sakit untuk 2,60-
melakukan discharge 2,00=
planning 0,60
2. Adanya mahasiswa S1 0,40 2 0,80
keperawatan yang

51
melakukan praktek
manajemen keperawatan

TOTAL 1 2,60

THREATENED
4. Adanya tuntutan tanggung 0,45 2 0,90
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap
pelayanan keperawatan
5. Adanya tuntutan yang lebih 0,25 2 0,50
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
asuhan keperawatan yang
lebih baik
6. Masyarakat lebih kritis 0,30 2 0,60
bertanya untuk mendapatkan
informasi kesehatan tentang
sakit dan pengobatan yang
diterima.

TOTAL 1 2,00

PRIORITAS MASALAH
SCORING

SKOR ANALISIS
MASALAH SWOT JUMLAH
IFAS EFAS
DP 0,20 0,60 0,80
MAKP 1,05 0,25 1,30
Dokumentasi 1,40 0,10 1,50
Ronde Keperawatan -0,20 0,10 0,1
Supervisi -0,15 0,45 0,3
Timbang Terima 0,30 0,50 0,8
Sentralisasi obat 0,10 0,50 0,6

PROBLEM PRIORITY
SKOR ANALISIS
NO MASALAH SWOT JUMLAH KONDISI
IFAS EFAS
1 Ronde Keperawatan -0,20 0,10 0,1
2 Supervisi -0,15 0,45 0,3
3 Sentralisasi obat 0,10 0,50 0,6
4 DP 0,20 0,60 0,80
5 Timbang Terima 0,30 0,50 0,8
6 MAKP 1,05 0,25 1,30
7 Dokumentasi 1,40 0,10 1,50

PRIORITAS MASALAH

52
SKOR ANALISIS SWOT
MASALAH JUMLAH KONDISI
IFAS EFAS
Sentralisasi obat 0,10 0,50 Pertama
Timbang Terima 0,30 0,50 Kedua
Ronde Keperawatan -0,20 0,10 Pertama
Supervisi -0,15 0,45 Kedua
MAKP 1,05 0,25 Kelima
DP 0,20 0,60 Keenam
Dokumentasi 1,40 0,10

Diagram Analisis SWOT M1-M2


O

1,0

M1-M2 (0,55-0,65)

W S

53
Diagram analisis SWOT MAKP
O

MAKP (1,05-0,25)

0,25
w S

1,05

Diagram analisis SWOT Dokumentasi

DK (1,40-0,1)
RK (-0,2-,45)

0,1
W S
1,40

54
Diagram analisis SWOT Ronde
O

RK (0,1--0,2)
RK (-0,2-,45)
0,1
W - 0,2 S
1,0

Diagram analisis SWOT Supervisi


O

SV (-0,15-0,45)

0,45

W S
-0,15

Diagram analisis SWOT Timbang Terima


O

55
TT (0,30 - 0,50)

0,5

W S
0,3

Diagram analisis SWOT Sentralisasi Obat


O

SO(0,1-0,5)

0,5

W S
0,1

56
Diagram analisis SWOT Discharge Planing
O

DP(0,2-0,6)

0,6

W S
0,2

0,8

DIAGRAM LAYANG ANALISA SWOT 0,6


RUANG MAWAR JINGGA B1

0,4

DK
0,2
M1M2
SV
DP

RK
-1 - 0,8 - 0,6 - 0,4 - 0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1

TT - 0,2
MAKP

- 0,4

- 0,6

- 0,8

57
-1
O

0,8 M1M2

DP

0,6
TT
SV
SO

0,4

MAKP

0,2
RK DK
58

-1 - 0,8 - 0,6 - 0,4 1 T


- 0,2- -0,8
0,2
0,4
0,6 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
W S

ANGKET TIMBANG TERIMA

NO PERNYATAAN DILAKUKAN TIDAK DI


LAKUKAN
1. PERSIAPAN
a. Sarana Prasarana
1. Saat timbang terima
perawat menyiapkan status
pasien
2. Perawat telah menyiapkan
buku catatan dan peralatan
tulis
b. Perawat
1. Kedua kelompok dalam
keadaan siap
2. Timbang terima di pimpin
oleh kepala ruangan pada
pergantian shift dan malam
ke pagi dari pagi ke sore.
Sedangkan pergantian shift
dari sore ke malam
dipimpin oleh ketua tim
atau perawat primer

59
2. PELAKSANAAN
a. Urutan pelaksanaan
1. Dilaksanakan setiap
pergantian shift
2. Pelaksanaan dimulai dari
nurse station
3. Timbang terima di
lanjutkan melihat
langhsung kondisi pasien
4. Hal-hal yang sifatnya
khusus dicatat dan di serah
terimakan pada perawat
shift berikutnya
5. Perawat shift berikutnya
validasi data kepasien
6. Perawat menyapa pasien
dan menanyakan kondisi/
keluhan yang dirasa saat
ini
7. Waktu untuk timbang
terima tidak lebih dari 5
menit kecuali pasien
kondisi khusus
8. Penyampaian dilakukan
singkat dan jelas
b. Isi timbang terima
1. Perawat menyebutkan
identitas pasien
2. Perawat menyebutkan
diagniosa medis
3. Perawat menyebutkan data
obyektif
4. Perawat menyebutkan data
penunjang lain
5. Perawat menyebutkan
masalah keperawatan yang
belum dilaksanakan
6. Perawat menyebutkan
intervensi kolaboratif
7. Perawat menyebutkan
persiapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya
3. Post timbang terima
1. Perawat kembali ke nurse
station untuk
mendiskusikan hasil
validasi data langsung
2. Perawat yang memimpin
timbang terima
menyebutkan rencana kerja
bagi shift berikutnya
3. Mendokumentasikan
pelaksanaan timbang
terima di buku laporan oleh
perawat primer atau ketua
tim.

60
ANGKET TIMBANG TERIMA

1. Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Kedua tim dalam keadaan siap
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam ke
pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh
ketua tim atau perawat primer
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Dilaksanakan setiap pergantian shift
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Pelaksanaan dimulai dari nurse station
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Timbang terima di lanjutkan melihat langsung kondisi pasien
Selalu kadang-kadang

61
Dilakukan tidak pernah
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift
berikutnya
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Perawat shift berikutnya validasi data kepasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

11. Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


12. Penyampaian dilakukan singkat dan jelas
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


13. Perawat menyebutkan identitas pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


14. Perawat menyebutkan diagniosa medis
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


15. Perawat menyebutkan data obyektif
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


16. Perawat menyebutkan data penunjang lain
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


17. Perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


18. Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapan yang
perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

19. Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

62
20. Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift
berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh
ketua tim
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

ANGKET SUPERVISI

NO PERNYATAAN Dilakukan TIDAK


DILAKUKAN
1. Pra supervisi
1. Supervisor menetapkan
kagiatann yang akan di
supervisi
2. Supervisor menetapkan
tujuan supervisi
2. Pelaksanaan
1. Superviser ikut dalam
pendekomentasian kegiatan
pelayanan bersama-sama
ketua tim dan perawat
pelaksana
2. Supervisor meneliti
dokumentasi status pasien
3. Supervisor mendapatkan
hal-hal yang perlu di
lakukan pembinaan
4. Supervisor memenggil
ketua tim dan perawat
pelaksana yang perlu
dilakukan pembinaan
5. Supervisor mengklasifikasi
permasalahan yang ada
6. Supervisor memberikan
masukan pada ketua tim

63
dan perawat pelaksana
3. Evaluasi
1. Supervisor mengevaluasi
hasil bimbingan
2. Supervisor memberikan
reward atau umpan balik
kepada ketua tim dan
perawat pelaksana

ANGKET SPUPERVISI

1. Supervisor menetapkan kagiatann yang akan di supervisi


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. isor menetapkan tujuan supervisi
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Superviser ikut dalam pendekomentasian kegiatan pelayanan bersama-sama ketua tim
dan perawat pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Supervisor meneliti dokumentasi status pasien
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu di lakukan pembinaan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Supervisor memenggil ketua tim dan perawat pelaksana yang perlu dilakukan
pembinaan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


10. Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada ketua tim dan perawat
pelaksana
Selalu kadang-kadang

64
Dilakukan tidak pernah

ANGKET SENTRALISASI OBAT

1. Apakah obat yang telah di resepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Apakah perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan
( bila perlu) dalam kartu control; dan diketahui ( ditanda tangani) oleh keluarga /
klien dalam buku masuk obat.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Apakah keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan / bila


mana obat tersebut akan habis.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Apakah obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat dan obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar penerimaan obat.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Apakah obat –obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan olrh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat
dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan
kartu obat yang ada pada klien

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Apakah pada saat pemberian obat , perawat menjelaskan macam obat, kegunaan,
jumlah obat, dan efek samping.

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

65
7. Apakah sediaan obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi oleh ketua ruangan/
petugasyang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di
mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Apakah penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan route pemberian
obat akan di masukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus di lakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan
selanjutnya di informasikan pada keluarga dengan kartu kusus obat

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

ANGKET TINGKAT KEPUASAN PASIEN

1. Perawat disini memperkenalkaan diri kepada anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Perawat disini bersikap sopan dan ramah dalam melayani anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Saat pertama kali anda masuk rumah sakit perawat menjelaskan tata tertip rumah
sakit
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Parawat menjelaskan tentang fasilitas yang tersedia di rumah sakit


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang pentiang untuk melancarkan

66
perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha dll)
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Perawat disini menjelaskan tujuan perawatan pada anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Perawat atau kepala ruangan menunjukkan kepada anda tentang perawat yang
bertanggung jawab atas diri anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Perawat disini memperhatikan keluhan anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Perawat disini menanggapi keluhan anda


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang anda hadapi


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

11. Pertawat disini memberikan penjelasan sebelum melakukan tidakan keperawatan


kepeda anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

12. Perawat meminta persetujuan kepada anda atau keluarga sebelum melakukan
tindakan keperawatan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

13. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan
tinndakan keperawatan kepada anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

14. Perawat menjelaskan bahaya suatu tindakan pada anda atau keluarga sebelum
dilakukan tindakan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

67
15. Perawat memberikan penjelasan dengan lengkap dan jelas kepada anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

16. Perawat disini selalu memantau keadaan anda dan pasien lain secara rutin
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

17. Perawat ikut menjaga kebersihan ruangan


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

18. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

19. Selam melakukan tindakan keperawatan perawat selalu berhati-hati


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

20. Setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali kondisi
anda
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

ANGKET MAKP TIM

1. Ketua tim sebagai perawat profesional mampu menggunakan berbagai teknik


kepemimpinan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Penting komunikasi yang efektif, agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim?

Selalu kadang-kadang

68
Dilakukan tidak pernah

5. Anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada


pasien?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Anggota tim bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Anggota tim memberikan laporan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Ketua tim membuat perencanaan?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Ketua tim membuat penugasan, supervisi dan evaluasi?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien?

Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

ANGKET DOKUMENTASI
Berikan tanda cek list ( √ )pada pernyataan dibawah ini.
1. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian head to toe.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
2. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
3. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan berisi : Nama, Umur, Jenis kelamin,
Tanggal dan Nomer Register klien

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

69
4. Pada kolom problem ditambahkan data subyektif dan obyektif.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah
5. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

6. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi, jam
dan paraf perawat

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

7. Setiap masalah yang di identifikasi di evaluasi minimal tiap 8 jam ( setiap


pergantian jaga).

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

8. Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien


sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

9. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat
dengan lengkap.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

10. Format catatan perawatan yang mencakup problem, intervensi dan evaluasi yang
telah disusun berdasarkan SAK.

Selalu kadang-kadang
Dilakukan tidak pernah

ANGKET RONDE KEPERAWATAN

1. Apakah di ruanagan ini dilakukan ronde keperawtan?


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

2. Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

3. Pemberian informe concent kepada klien atau keluarga


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

4. Perawt primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi klie

70
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

5. Perawat primer dan asosiasi menjelaskan masalah keperawatn utama


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

6. Perawat primer menjelaskan intervensi yang akan dilakukan


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

7. Perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang
akan diambil
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

8. Ronde keperawan dilakukan sesuai dengan langakah-langkah ronde keperawatan


(langkah-langkah ronde keperawatan terlampir)
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

9. Dalam pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas


yang telah ditetapkan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

10. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


ANGKET DISCHARGE PLANNING

1. Setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge planning


Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


2. Setiap pasien yang pulang d berikan healt educatoan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


3. Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di rumah
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


4. Setiap pasien pulang paksa dilakukan discharge planinning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


5. Dorongan untuk melakukan discharge planning timbul dari diri anda sendiri

71
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


6. Kepala ruangan memimpin discherge planning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


7. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


8. Discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


9. Discharge planning yang anda lakukan sesuai dengan prosedur, kerana berpengaruh
pada asuhan keperawatan
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah


10. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan discharge
planning
Selalu kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah

72
FORMAT SERAH TERIMA OBAT
Nama pasien : Ruangan :
Umur : No. Reg :
Keterangan Tanda Tangan/nama terang
Tgl No Nama Obat Dosis Keterangan
(Diterima/Diserahkan) yang diserahkan

73
KARTU OBAT PASIEN
(UNTUK PASIEN)

Nama : Ruang : No. Reg :


Nama obat
No. Tgl Jam pemberian TT Keluarga TT Perawat Ket
Minum Suntik

74
FORMAT KEPALA RUANGAN
MAWAR JINGGA B1

Klasifikasi Jumlah
Pagi Sore Malam
pasien pasien
Total care …… x 0,36=…… …… x 0,36=…… …… x 0,20=……
Partial care …… x 0,27=…… …… x 0,15=…… …… x 0,10=……
Minimal care …… x 0,17=…… …… x 0,14=…… ....... x 0,07=.........
Total ..... ...... ......

Total tenaga perawat


Dinas pagi : orang
Dinas siang : orang
Dinas malam : orang
Jumlah : orang

Jumlah perawat lepas dinas per hari :

FORMAT KEPALA TIM


RUANG MAWAR JINGGA B1

75
No Nama Pasien Diagnosa Medis Kondisi Pasien Perawat Pelaksana (PP) Perawat pelaksana (PP)

76
77
PENGELOAAN OBAT
(SENTRALISASI OBAT)

I. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2002).
II. Tujuan pengolaan obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat
secara bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hal – hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling
sering mengapa obat perlu disentralisasi:
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat
standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin
memiliki efektivitas dan keamanan yang sama.
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya
untuk mencoba”.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang
diperlukan.
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak
mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa
untuk minum.
6. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga
banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa.
7. Tidak menyediakan lamari es, sehingga vaksin dan obat
menjadi tidak efektif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya
atau panas.
9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu
banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atua
dicuri (Mc Mahon, 1999).
III. Teknik pengelolaan obat (sentralisasi)
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan
yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staaf
yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol

78
penggunaan obat.
3. Penerimaan obat.
1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat
dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menerima terima obat.
2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat,
jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan
diketahui (ditandatangani) oleh karana keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat, keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau
bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan
tentang 5 T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara
pemberian).
3. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan
obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh
perawat dalam kotak obat (Nursalam, 2002).
4. Pembagian
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam
buku daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan
oleh perawat dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat; dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang
diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada
pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam
obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping.
Usahakan tempat obat, kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi
oleh kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat.
Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan
kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika
masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung
jawab pasien (Nursalam, 2002).
5. Penambahan obat baru

79
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis
dosis atau perubahan alur pemberian obat, maka
informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat
dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan
obat,
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu
saja), maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku
masuk obat dan selanjutnya informasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2002).
6. Obat khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki
harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian
yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu /
sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu
khusus obat, dilaksanakan oleh perawt primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga;
nama obat; kegunaan obat, waktu pemberian, efek
samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga
setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2002).
Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai
obat dengan cara-cara berikut ini:
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering
dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian
berikan salinan kepada semua staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering
digunakan dan gantungkan di dinding.
3. Adakan pertemuan staaf untuk membahas penyebab
pemborosan obat,
4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga
bermacam-macam obat,
5. Aturlah kulliah atau program diskusi dan bahaslah
mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu
pertemuan staf.

80
6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku famakologi
sederhana di perpustakaan (Mc Mahonm 1999).

81
Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)

DOKTER

Pendekatan Perawat

PASIEN /
KELUARGA

Surat persetujuan
PASIEN /
sentralisasi obat dari
KELUARGA
perawat
Lembar serah terima
obat
FARMASI /
APOTIK Buku serah terima /
masuk obat

PP / PERAWAT
YANG MENERIMA

PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA

IV. Menyiapkan Persediaan Obat


1. Memeriksa Ulang atas kebernaran obat dan jenis obat,
jumlah obat dan menulis etiket dan alamat pasien
(Pedoman, 1997). Penyimpanan stok (persediaan) yang
teratur dengan baik merupakan bagian penting dari
manajemen obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan
atau dalam kartu persediaan (Mc Mahon, 1999).
2. Sistem kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang
digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan.
Kartu ini berfungsi seperti besar persediaan, yakni neraca
diseimbangkan dengan menambahkan barang yang
diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing
barang ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi

82
dalam sistem kartu persediaan, masing-masing barang
dituliskan dalam kartu yang terpisah.
3. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan
lemari obat serta lemari pendingin, periksa persediaan obat,
pemisahan antara obat untuuk penggunaan oral (untuk
diminum) dan obat luar (Pedoman, 1990).
Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen farmasi
yang sistematis karena obat sebagai bahan uatama dalam rangka mencapai misi
utamanya sebagai Health Provider. Manajemen farmasi rumah sakit adalah
seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang farmasi sebagai salah
satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya suatu rumah
sakit.. upaya dan kegiatan ini meliputi : penetapan standar obat, perencanaan
pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian / saran / informasi tentang obat.
Monitoring efek samping obat.
Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien
meliputi : pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat
dengan kualitas yang baik (Yogya, 2003). Obat yang baik akan memberi
manfaat kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian biaya
rumah sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume, harus selalu
mencukupi kebutuhan tanda ada efek samping seperti kadaluarsa dan rusak.
Tujuan sistem manajemen obat dalah penggunaan obat yang tepat untuk pasien
yang memerlukan pengobatan (Jurnal, 2004). Obat – obatan dikeluarkan dari
tempat penyimpanan yang terkunci atau dari lemari penyimpanan, oleh orang
yang bertugas menangani persediaan obat kepada bagian yang menggunakan
obat-obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah yang diketahui: hal ini
memungkinkan pemantauan (observasi) dan pengawasan penggunaan obat.
Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi pengeluaran obat akan
memungkinkan perawat mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang,
mencocokkan pemakaian obat dengan pengobatan pasien, segera sadar akan
ketidakcocokan dalam pemberian obat, memeriksa perubahan pemakaian obat
(Mc Mahon, 1999).

83
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
RUANG MAWAR MERAH RSUD SIDOARJO

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) Diri sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( ) Orang tua ( ) Lainnya
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Ruang :
No. Reg :

Menyatakan (setuju / tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah


mendapatkan penjelasan tentnag sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang
diatur / dikoordinasi oleh perawat seseuai ketentuan dosisi yang diberikan dokter.
Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:
- Pasien / keluarga mengisi surat persertujuan untuk kerja sama dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
- Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat
yang bertugas saat itu.
- Obat dari apotek diserahkan kepada perawt.
- Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku
serah terima dan ditandatangani oleh keluarga / pasien dan perat yang
menerima.
- Obat akan disimpan di kantor perawatan.
- Setiap hari perawt membagi obat sesuai dosis.
- Bila pasien pulang dan obat masih ada atau habis sisa obat akan
diberikan pada pasien / keluarga.
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas penyataan yang dibuat dan
tidak akan melakukan tuntukan / gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Sidoarjo, 2009
Perawat Yang Menerangkan, Yang Menyetujui,

(........................................) (........................................)
Saksi 1 : ................................ (.............................................)
Saksi 2 : ................................ (.............................................)
NB : Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan
*) Coret yang tidak perlu

84
LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama Pasien : Ruangan :


Umur : No. Reg :

Keterangan Tanda tangan / Nama Terang


Tgl No Nama obat Dosis Keterangan
(diterima / diserahkan) yang Diserahkan

85
PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

No. Reg :
Nama / umur :
DISCHARGE PLANING Kamar :
Diagnosa Medik :
Tgl MRS :
Diagnosa MRS : Diagnosa KRS :

Aturan – aturan diet :

Obat – obatan yang masih diminum dan jumlahnya :

Aktivitas dan istirahat :

Cara perawatan luka dirumah :

Tanggal / tempat kontrol :

Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, ECG)

Dipulangkan dari RSUD Sidoarjo dengan keadaan :


Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan
Lain – lain :

Sidoarjo, 2009
Pasien / keluarga Perawat,

( ) ( )

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

86
RESUME KEPERAWATAN : No. Reg :
Nama / umur :
Kamar :
Diagnosa Medik :
Tgl MRS :

1. Keadaan penderita ketika pulan atau pindah :


Keadaan umum :
Suhu : 0
C, Nadi: x/menit, RR: x/menit, TD:
/ mmHg

2. Masalah selama dirawat


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Perubahan
perfusi jaringan
Anietas Intoleransi
aktifitas
Nyeri Gangguan
pola tidur
Gangguan keseimbangan cairan Resiko
infeksi
Dan elektrolit Resiko
cedera
Perubahan persepsi sensori Lain –
lain .....
Kerusakan komunikasi verbal
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

3. Pengobatan
Meneruskan obat : ya tidak

4. Nama obat & dosis :

5. Perawata luka : ya tidak

6. Pendidikan kesehatan
Nutrisi : Makanan cair, sedikit tapi sering
Aktivitas dan istirahat : Bebas sesuai kemampuan
Cara perawatan luka :
Lain-lain ...

7. Kontrol ulang (tanggal / tempat) :

87
8. Lain – lain .........

88
JADWAL PESAN KHUSUS

Hari / Tanggal / Jam Pesan Khusus

Discharge Planing
(Perencanaan Pasien Pulang)

Nama Pasien :
No. Register :
Umur :
Alamat :
Saya selaku keluarga pasien menyatakan telah mendapat
penyuluhan hal-hal tersebut diatas oleh petugas RSUD Ruangan :
SIDOARJO dan Telah mengerti. Dokter :
Tanggal MRS :
Pasien Diagnosa MRS :
Tanggal Kelur :
Diagnosa KRS :

( )Perawat KERJASAMA STIKES-BINA SEHAT PPNI DAN


MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

( )

89
Keluar dari RSUD Sidoarjo
Sembuh
Diteruskan dengan obat jalan
Pindah ke RS lain
v Pulang paksa
Perawatan dirumah
Diet :
Jumlah :
Frekueksi :
Kontrol ulang : Aktivitas :
Tempat kontrol : Obat-obatan yang masih dipakai
Nama Obat Dosis Cara
Perlu dibawa saat kontrol : Pemberian
Foto Hasil Laborat
Hasil pemeriksaan Kartu control

Jika anda pasien ASKES :


Surat rujukan puskesmas
Kartu ASKES asli (fototkopy)

Jika anda Pasien Maskin (JPS) :


Surat Rujukan Puskesmas
Kartu ASKES MASKIN asli (fotokopy)
KSK (fotokopy)

Alur kontrol:
Datang ke Ruang

Catatan khusus:

Pemeriksaan yang dibawa pulang


Foto ECG Hasil Laborat 90
Kartu kontrol lain-lain
91
92
ALUR DISCHARGE PLANNING

 Menyambut kedatangan pasien


 Orientasi ruangan , jenis pasien,peraturan dan dena
ruangan
Pasien MRS  Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat,
dokter dan tenaga kesehatan yang lain
 Melakukan pengkajian keperawatan

 Perawat
Pasien selama  Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain
 Docter
dirawat  Melakukan asuhan keperawatan
 Tim kesehatan
 Penyuluhan kesehatan: penyakit, perawatan, pengobatan,
lain
diet, aktivitas, control

Pasien KRS Perencanaan pulang

Penteyelesaian Program HE:


administrasi  Pengobatan/ control Lain-lain
 Kebutuhan nutrisi
 Aktivitasdan istirahat
 Perawatan di rumah

Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga

93
ALUR SUPERVISI

Kepala Bidang Perawatan

Kepala Seksi Perawatan

Kepala Perawat IRNA

Supervisi

Kepala Ruangan

Menetapkan Kegiatan dan Tujuan


serta instrumen/ alat ukur Supervisi

PP 1 PP 2

PA PA
Menilai Kinerja Perawat

Kinerja Perawat dan Kualitas


Pelayanan Mningkat

PEMBINAAN (3f)
Penyampaian penilaian (fair).
Deef Back.
Follow up, Pemecahan masalah
dan reward

94
ALUR TIMBANG TERIMA

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KOLABORATIF KEPERAWATAN
(didukung data)

RENCANA

TELAH BELUM
DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /
KEADAAN PASIEN

MASALAH :

1. TERATASI.
2. BELUM TERATASI.
3. TERATASI SEBAGIAN.
4. MUNCUL MASALAH BARU

95
DIAGRAM RUTE/ALUR
PELAKSANAAN
SENTRALISASI OBAT
DOCTER
Pendekatan perawat

Surat Persetujuan
Sentralisasi Obat KLIEN/KELUARGA
dari perawat

FARMASI/APOTEK

KLIEN/KELUARGA
-Lembar serah terima
obat
-Buku Serah Terima/
PP/PERAWAT Masuk Obat
YANG MENERIMA

PENGATURAN
&PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT

KLIEN/KELUARGA

96
JADWAL DINAS MAHASISWA
PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN Perawat Primer
STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. MOJOKERTO
2009 Perawat Asosiet
N Oktober November
Nama
o 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Amar
1 P P P P P P P P P M M L S P P S S M M L S P S P P M M L P P S S P P L P P P P P P L
Akbar
Arum Tri
2 P P P P P P P S P P M M L S S P P P M L S S P P M M L P P S S P M M L P P P P P P L
Kusuma
Chaterina
3 P P P P P P P L S P P M M L S P P P P M M L S S P P M M L S S P P S P P P P P P P L
Janes
Deddy
4 Kurniawa P P P P P P P L P S P P M M L S S P P P M M L S S P P M M L P P S S P P P P P P P L
n
Dia
5 P P P P P P P M L P P P P M M L S S S P P M M L S S P P S M M L P P S P P P P P P L
Metasari
Didik
6 Mardiant P P P P P P P P M L P S P P M M L S S P P P M M L S S P P P M M L P S P P P P P P L
o
Dwi Muji
7 P P P P P P P S S M L P S P P M M L S S P P M M L P P S S P P M M L S P P P P P P L
Sayogo
Eka Dian
8 P P P P P P P P S P M L S S P P M M L S S P P M M L P P S S P M M L P P P P P P P L
Safitri
Eka Nur
9 P P P P P P P P P S S M M L S P P M M L P S P P P M M L P P S S L P S P P P P P P L
So’emah
Hernowo
10 P P P P P P P S M M L S P P P L P P M M L S S P P S P M M L P P S S P P P P P P P L
Budi S
Nur
11 P P P P P P P M M L S P P S P M L P P M M L P S P P S S M M L P P S S P P P P P P L
Ittikafiah

KETERANGAN:

Kepala Ruangan

Ketua Tim

97
JOB DESCRIPTION

KEPALA RUANGAN
a. Perencanaan.
1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masing-masing.
2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan
persiapan pulang, bersama ketua TIM.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas
dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui kondisi,patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
 Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
 Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah Sakit.

b. Pengorganisasian.
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan .
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara jelas.

98
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 ketua TIM, dan
ketua TIM membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuatproses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll.
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek.
8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di tempat kepada
ketua TIM.
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien.
10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya.
11. Identifikasi masalah dan penanganannya.

c. Pengarahan.
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM.
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik.
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan ASKEP pasien.
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.

d. Pengawasan.
1. Melalui komunikasi.
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan

99
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2. Melalui Supervisi.
 Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
 Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM,
membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas.
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM.
 Audit keperawatan.

KETUA TIM
1. Membuat perencanaan.
2. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi.
3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
4. Mengembangkan kemampuan anggota.
5. Menyelenggarakan konfrensi.

ANGGOTA TIM
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.
2. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM.
3. Memberikan laporan.

100
LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN DALAM RONDE
KEPERAWATAN

PP Tahap Praronde

Penetapan Proposal
pasien

Persiapan pasien :
-Inform consent
-Hasil
Pengkajian/intervensi data

Apa yang menjadi masalah


Penyajian Cross cek data yang ada
masalah • Apa yang menyebabkan
masalah tersebut
• Bagaimana pendekatan(proses,
SAK, SOP)

Tahap ronde Validasi data


pada bed pasien

Tahap ronde
pada bed pasien Diskusi karu, pp,
perawat conselor

Analisa data

MASALAH Aplikasi analisa


TERATASI dan hasil diskusi
101
PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

URAIAN TUGAS POKOK TIAP SEKSI


KELOMPOK PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

KETUA
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan praktek klinik
manajemen keperawatan.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan program dalam manajemen keperawatan.
3. Mengembangkan hubungan antara organisasi ruangan dan pendidikan.
4. Menentukan berbagai kebijakan strategis dalam organisasi.
5. Memutuskan masalah yang berkaitan dengan organisasi.
6. Memimpin rapat organisasi.
7. Menandatangani surat keluar.
8. Mengupayakan penggembalian dana.
9. Memeriksa dan menandatangani buku kas umum.
10. Menyetujui pengeluaran kaaas organisasi.
11. Bertanggung jawab penuh terhadap laporan pelaksanaan kegiatan.

SEKRETARIS
1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi organisasi ( surat
menyurat, dokumentasi kegiatan organisasi, lain-lain).
2. Merencanakan dan menyiapkan acara rapat pengurus.
3. Bertanggung jawab pada semua bentuk pelaporan.
4. Membuat surat untuk kepentingan keluar.
5. Membuka rapat, mendokumentasikan hasil rapat, dan menutup rapat.

102
6. Membuat laporan kegiatan organisasi.
7. Memantau keadaan ruangan dan memeriksa buku bantu keuangan.
BENDAHARA
1. Membukukan dan menyiapkan uang organisasi secara keseluruhan.
2. Bertanggungjawab terhadap pembukuan anggaran belanja organisasi dan
mempertanggungjawabkannya kepada ketua.
3. Melaporkan keadaan keuangan organisasi secara berkala.
4. Mengeluarkan keuangan yang telah mendapat persetujuan dari ketua.
5. Membuat laporan keuangan.
SIE INVENTARIS
1. Bertanggungjawab terhadap pengadaan kelengkapan berkas-berkas kegiatan.
2. Membantu kelancaran kegiatan.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

SIE DOKUMENTASI
1. Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pengumpulan data yang ada.
2. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang di lakukan.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

SIE HUMAS
1. Bertanggungjawab terhadap kelancaran surat menyurat.
2. Bertanggungjawab terhadap kelancaran diskusi, seminar, maupun diseminasi.
3. Melaporkan sosialisasi seluruh program yang telah ditetapkan kepada anggota.
4. Menyebarluaskan seluruh informasi yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
keperawatan.
5. Membantu semua kegiatan yang berhubungan dengan orang lain.

SIE PKMRS
1. Membuat SAP sebelum penyuluhan.
2. Memberikan leaflat dan penyuluhan pada pasien yang KRS.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

103
SIE ASKEP
1. Bertanggungjawab terhadap Asuhan Keperawatan yang di rencanakan.
2. Mengimplementasikan Asuhan Keperawatan yang telah di buat.
3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

VISI dan MISI

104
Visi : Menjadikan mahasiswa STIKES BINA SEHAT PPNI mampu dalam
melaksanakan praktek manageman keperawatan sesuai dengan Model Asuhan
Keperawatan Profesional.

Misi : Mahasiswa Mampu:


1. Melakukan timbang terima.
2. Melaksanakan ronde keperawatan.
3. Melaksanakan sentralisasi obat
4. Melaksanakan Discharge Planning.
5. Melaksanakan dokumentasi.

MOTTO STIKES
Pelan tapi pasti, semangat, berjuang demi keberhasilan..

105
PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

JOB DESCRIPTION
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
MAKP TIM
RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

KEPALA RUANGAN
e. Perencanaan.
1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masing-masing.
2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan
persiapan pulang, bersama ketua TIM.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas
dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui kondisi,patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter
tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
 Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
 Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah Sakit.

f. Pengorganisasian.
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan .
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara jelas.
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 ketua TIM, dan
ketua TIM membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuatproses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll.
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

106
7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek.
8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di tempat kepada
ketua TIM.
9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien.
10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya.
11. Identifikasi masalah dan penanganannya.
g. Pengarahan.
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM.
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik.
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan ASKEP pasien.
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
7. Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.

h. Pengawasan.
1. Melalui komunikasi.
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2. Melalui Supervisi.
 Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
 Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM,
membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas.
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM.
 Audit keperawatan.

KETUA TIM
6. Membuat perencanaan.
7. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi.
8. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
9. Mengembangkan kemampuan anggota.
10. Menyelenggarakan konfrensi.

ANGGOTA TIM
4. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.
5. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM.
6. Memberikan laporan.

107
108
GANCHART/POA PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS S-1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2009
No Kegiatan OKTOBER
Minngu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 1 2 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5
8 9 0
1 Orientasi
2 Pembuatan jadwal klompok
3 Pembuatan organisasi klompok
4 Analisis situasi ruangan
5 Role play desiminasi awal
6 Desiminasi awal MAKP
7 Revisi
8 Uji coba MAKP
9 Pembuatan rencana sistem dok.
10 Aplikasi MPKP 1
11 Aplikasi MPKP 2
12 Pelaksanaan timbang terima
13 Pelaksanaan supervisi
14 Pelaksanaan discharge planing
15 Pelaksanaan dokumentsi
16 Pelaksaanaan pengelolaan obat
17 Pelaksanaan ronde kep.
18 Evaluasi
19 Penyusunan laporan untuk desiminasi akhir
20 Desiminasi akhir
21 Revisi
22 Seminar

KETERANGAN :

Tidak dihadiri pembimbing akademik


Pelaksanaan MAKP
Dihadiri pembimbing klinik,pembimbing akademik dan medik
Dihadiri pembimbing akademik
Uji coba MAKP
109
110
KETUA

AMAR AKBAR

SEKRETARIS
BENDAHARA
EKA DIAN SAFITRI
DIA METASARI

SIE LOGISTIK
SIE ASKEP
SIE PKMRS
NUR ITTIKAFIAH
CHATERINA J
EKA NUR S
DIDIK MARDIANTO
DEDY K
HERNOWO BUDI S
DWI MUJI S
ARUM TRI K

Susunan panitia

111
112
JADWAL DINAS MAHASISWA
PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN
STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. MOJOKERTO
2009
N Oktober November
Nama
o 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Amar
1 P P P P P P P P P P M L S P P S S M M L S P S P P M M L P P S S P M L P P P P P P L
Akbar
Arum Tri
2 P P P P P P P P P P M M L S S P P P M L S S P P M M L P P S S P M M L P P P P P P L
Kusuma
Chaterina
3 P P P P P P P P P P P M M L S P P P P M M L S S P P M M L S S P P S L P P P P P P L
Janes
Deddy
4 Kurniawa P P P P P P P P P P P P L M L S S P P P M M L S S P P M M L P P S S P P P P P P P L
n
Dia
5 P P P P P P P P P P P P P M M L S S S L P M M L S S P P S M M L P P S P P P P P P L
Metasari
Didik
6 P P P P P P P P P P P S P P M M L S S P P P M M L S S P P P M M L P L P P P P P P L
Mardianto
Dwi Muji
7 P P P P P P P P P P L P S P P M M L S S P P M M L P P S S P P M M L S P P P P P P L
Sayogo
Eka Dian
8 P P P P P P P P P P M L S S P P M M L S S P P M M L P P S S P M M L P P P P P P P L
Safitri
Eka Nur
9 P P P P P P P P P P S M M L S P P M M L P S P P P M M L P P S S L P S P P P P P P L
So’emah
Hernowo
10 P P P P P P P P P P L S P P M L P P P M L S S P P S P M M L P P S P P P P P P P P L
Budi S
Nur
11 P P P P P P P P P P S P P S P M L P P P M L P S P P S S M M L P P S L P P P P P P L
Ittikafiah

KETERANGAN:

Kepala Ruangan

Ketua Tim

Perawat Primer

Perawat Pelaksana

113
1.TABULASI DOKUMENTASI
No Pernyataan
Responde 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Kriteria
n
1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 18 B
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
3 2 1 2 2 1 2 2 0 2 2 16 B
4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 18 B
5 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 18 B
6 2 1 1 2 1 2 1 0 1 0 11 C
7 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 B
8 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 17 B
9 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 19 B
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 18 B
11 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 17 B
12 2 0 2 2 2 2 0 2 2 0 14 B
13 2 1 2 0 1 2 2 1 1 0 12 C

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (2 Orang). Kadang-kadang :1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah :0 Kurang :K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 11/13 x 100% = 84,6%
Cukup : 2/13 x 100% = 15,4%
Kurang : 0/13 x 100% =
2. DISCARD PLANNIG
No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 0 12 C
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 B
3 2 1 2 2 0 1 0 1 2 1 12 C
4 1 0 1 2 2 0 1 1 2 1 11 C
5 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 14 B
114
6 2 1 1 2 0 2 1 1 1 2 13 B
7 1 0 2 2 2 0 2 1 2 1 13 B
8 2 2 1 2 1 1 1 2 1 0 13 B
9 2 1 2 1 0 1 1 2 2 2 14 B
10 1 2 2 0 1 2 1 1 1 1 14 B
11 2 1 2 1 1 1 2 0 2 2 13 B
12 0 2 2 1 0 1 1 1 1 2 12 C
13 2 2 2 0 1 1 2 2 2 2 18 B

Kategori penilaian discharge plainning : Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (9 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (4 Orang). Kadang-kadang :1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah :0 Kurang :K
Prosentase discharge plainning:
Baik : 9/13 x 100% = 69,23%
Cukup : 4/13 x 100% = 30,77%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%
3. TABULASI RONDE KEPERAWATAN
No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 18 B
3 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 16 B
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
5 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 14 B
6 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 15 B
7 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 14 B
8 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 15 B
9 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 14 B
10 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 12 C
11 1 2 1 2 1 0 0 1 1 0 9 C
12 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 15 B
13 1 1 2 1 2 1 1 2 0 0 11 C

115
Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :
Baik : 13 -20 (10 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (3 Orang). Kadang-kadang :1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah :0 Kurang :K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 10/13 x 100% = 76,92%
Cukup : 3/13 x 100% = 23,07%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

4. TABULASI SUPERVISI
No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 C
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 B
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C
4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 C
5 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 17 B
6 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 15 B
7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 C
8 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 18 B
9 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 16 B
10 1 1 2 1 1 1 2 1 2 0 12 C
11 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 17 B
12 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 18 B
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (5 Orang). Kadang-kadang :1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah :0 Kurang :K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 8/13 x 100% = 61,53%
Cukup : 5/13 x 100% = 38,47%

116
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

5. TABULASI SENTRALISASI OBAT


No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 14 B
2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 10 C
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
4 0 0 0 2 0 2 2 2 2 2 12 C
5 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 10 C
6 0 0 2 0 0 2 2 2 0 2 10 C
7 0 0 1 0 0 1 2 1 2 1 8 C
8 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 17 B
9 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 18 B
10 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 18 B
11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
12 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 17 B
13 1 2 2 2 2 2 2 0 2 1 16 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (5 Orang). Kadang-kadang :1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah :0 Kurang :K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 8/13 x 100% = 61,53%
Cukup : 5/13 x 100% = 38,47%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

6. TABULASI TIMBANG TERIMA


No PERNYATAAN SKORE KRITERIA
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
117
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 B
5 O 1 1 1 O O 1 1 O O O 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 C
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 18 B
7 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 B
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B
9 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 10 C
10 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 B
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 B
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 B
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (11 Orang). Dilakukan :1 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (2 Orang). Tidak dilakukan :0 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Kurang : K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 11/13 x 100% = 84,62%
Cukup : 2/13 x 100% = 15,38%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

7. TABULASI MAKP TIM


No Pernyataan
Skor Kriteria
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C
2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 18 B
3 2 2 0 2 1 1 1 1 2 1 13 B
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 C
5 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 B
6 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 16 B
7 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 13 B
8 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 B
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 B
10 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 15 B

118
11 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 18 B
12 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 18 B
13 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 15 B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Keterangan :


Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu :2 Baik :B
Cukup : 6 – 12 (2 Orang). Kadang-kadang :1 Cukup :C
Kurang : ≤ 5 (0 Orang). Tidak pernah :0 Kurang :K
Prosentase Dokumentasi:
Baik : 11/13 x 100% = 84,62%
Cukup : 2/13 x 100% = 15,38%
Kurang : 0/13 x 100% = 0%

1.DOKUMENTASI
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 84,6
Cukup 2 15,4
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 11 responden (84,6%).

119
2.DISCARD PLANNIG
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 9 69,23
Cukup 4 30,77
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 9 responden (69,23%).

3. RONDE KEPERAWATAN

Kriteria Frekuensi prosentase


Baik 10 76,92
Cukup 3 23,07
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 10 responden
(76,92%).

120
4.SUPERVISI
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 8 61,53
Cukup 5 38,47
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 8 responden (61,53%).

5. SENTRALISASI OBAT
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 8 61,53
Cukup 5 38,47
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu 8 responden
(61,53%).

6. TIMBANG TERIMA
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 84,62
Cukup 2 15,38
121
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu11responden 84,62%).

7. MAKP
Kriteria Frekuensi prosentase
Baik 11 84,62
Cukup 2 15,38
Kurang 0 0
Total 13 100
Sebagian besar responden yaitu11responden
84,62%).

122
123
Jumlah Kebutuhan Jml.
Klasifikaisi Jml. BOR
tanggal Perawat Perawa
Min Part Total Klien Pagi Sore Malam t %
22/7 7 5 6 18 5 4 2 11 46,15
23/7 7 5 7 19 5 4 2 11 48,72
24/7 5 9 4 18 5 3 2 10 46,15
25/7 4 9 5 18 5 4 2 11 48,72
26/7 6 12 2 20 5 3 2 10 51,28
27/7 6 7 7 20 7 5 3 15 64,10
28/7 6 7 7 20 5 5 2 12 51,28
29/7 9 11 5 25 6 5 3 14 64,10
30/7 10 14 3 27 7 5 3 15 69,23
31/7 8 10 4 22 5 4 2 11 56,41
Tahap Pra 1/7 7 12 4 Katim
23 6 4 2 12 58,97
2/8 5 16 4 31 7 5 3 15 66,67
3/8 10 7 5 22 5 4 2 11 56,41
4/8 10 8 5 23 6 4 2 12 58,97
Penetapan Pasien
5/8 4 12 5 21 6 4 2 12 53,85
6/8 6 5 8 19 5 4 2 11 48,72
7/8 7 9 5 21 5 4 2 11 53,85
8/8 7 8 5 20 5 5 2 12 51,28
Persiapan Pasien:
9/8 7 8 3 consent
Informed 18 2 3 2 7 46,15
10/8 10 11 Hasil5pengkajian
26 / validasi
7 data6 3 16 66,67
11/8 6 8 3 17 4 3 2 9 43,59
12/8 11 10 1 22 5 7 2 14 56,41
13/8 6 12 3 21 5 4 2 11 51,28
14/8 7 9 3 18 5 3 2 Apa diagnosa
10 keperawatan
48,72 ?
Apa data yang mendukung ?
15/8 5 7 2 14 3 2 1 Bagaimana
6 35,90 yang
intervensi
Tahap Pelaksanaan Penyajian Masalah4
16/8
di Nurse Station 7 7 2 16 3 2 sudah dilakukan?
9 41,03
Apa hambatan yang
17/8 8 10 2 20 5 3 2 10 51,28
ditemukan?
18/8 12 6 4 22 5 4 2 11 57,89
19/8 10 8 6 24 6 5 3 14 63,15
20/8 10 8 6 24 6 5 3 14 57,89
Rata rata BOR dalam 30 hari Validasi 53,86
Data

Tahap Pelaksanaan di Diskusi KATIM – KATIM,


Kamar Pasien Konselor, KARU
ALUR RONDE KEPERAWATAN

Lanjutan – Diskusi di Nurse


Station

124
Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi
Solusi Masalah
z

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA SDR. “R” DENGAN PO RE OPEN
(EXPLORASI LAPARATOMY POST ILEUM PERFORASI +
COLOSTOMY )

I. Pengkajian

A. Identitas

125
Nama : Sdr. “R”
Umur : 15 Tahun
No. RM : 1263047
Alamat : Taman, Sidoarjo
Tgl MRS : 07 Oktober 2009 Pukul : 11.45
WIB
Tgl Pengkajian : 15 Oktober 2009 Pukul : 12.00
WIB
Diagnosa Medis : PO Re Open (Explorasi Laparatomy Post Ileum
Perforasi
+ Colostomy hari ke 3)
B. Riwayat Keperawatan

1) Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi


2) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan pada bulan Agustus 2009 kemarin rawat inap


selama 1 minggu di Puskesmas Taman Sepanjang Sidoarjo karena
iritasi lambung. 2 minggu setelah hari raya, tepatnya tanggal 06
Oktober 2009, pasien mengeluh perutnya nyeri hebat pada malam
hari, sesak nafas, keringat dingin dan muntah jika makan dan minum.
Keesokharinya, oleh keluarganya pasien dibawa kembali ke
Puskesmas Taman dan oleh Puskesmas dirujuk ke RSUD Sidoarjo.
Setelah diperiksa di UGD RSUD Sidoarjo, pasien di diagnosa
Peritonitis. Dengan persetujuan keluarga, pasien langsung di operasi
di ruang Operasi ROI. Pada tanggal 12 oktober 2009, pasien menjalani
operasi kedua. Saat ini pasien mengeluh nyeri seperti ditusuk-tusuk
pada luka bekas operasi di perut. Pada saat ditanya skala nyeri dengan
menggunakan kategori 0-10 (ringan, sedang, berat, dan berat sekali),
pasien menjawab skala 5 (kategori sedang). Nyeri semakin bertambah
jika dibuat bergerak. Pasien juga mengeluh ada darah yang keluar dari
selang yang ada di perut sebelah kanan. Selain itu, pasien mengatakan
takut untuk minum susu sesuai dengan intruksi dokter karena risih jika
fesesnya keluar terus dari ususnya yang kelihatan diperutnya.
Sehingga ibu pasien mengatakan berat badan anaknya turun sejak
berada di rumah sakit.

126
3) Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan menderita penyakit maag sejak 2 bulan yang lalu


4) Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah


menderita penyakit yang sama seperti pasien dan juga didalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kencing manis,
tekanan darah tinggi, yang mungkin dapat memperparah penyakit
anaknya.
C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum
• Kesadaran : Composmentis, GCS: 4-5-6

• TTV (Tanda-Tanda Vital)

TD : 110/80 mmHg
Nadi : 96 X/menit, reguler
Suhu : 36,8° C
RR : 24 X/menit
• Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan : 37 kg
LILA :

• Pemeriksaan B1 – B6

1) B1 (Breathing)

Inspeksi : Bentuk hidung simetris kanan-kiri, terpasang NGT,


bentuk dada simetris kanan-kiri, RR 24X/menit, hidung
bersih tidak terdapat sekret, pergerakan dinding dada
kanan- kiri simetris, tidak terdapat penggunaan alat
bantu nafas (cuping hidung, tarikan intercostae).
Palpasi : Pengembangan dada kanan kiri simetris, vocal
fremitus teraba sama kuat kanan-kiri
Perkusi :
Auskultasi: Suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas
tambahan seperti ronkhi dan whezing
2) B2 (Blood)

127
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di IC 5 midclavicula, Klien
terpasang drain post operasi laparotomy + 100cc warna
merah segar.
Palpasi : Akral lembab dan pucat, frekuensi nadi 96x/menit
teratur kuat, CRT >3 detik, ictus cordis teraba
Perkusi : pekak........
Auskultasi: suara jantung normal S1-S2 bunyi tunggal, tidak
terdengar murmur
3) B3 (Brain)

Kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, pupil mata isokor, wajah


klien terlihat menyeringai kesakitan bila bergerak.
4) B4 (Bladder)

Inspeksi : Terpasang dower cateter, UP sisa dari OK ± 200cc,


warna kuning jernih, tidak terdapat endapan dan bau
khas amoniak.
Palpasi : Tidak ada distensi bladder, tidak terdapat nyeri
bladder,
5) B5 (Bowell)

Inspeksi : Mukosa bibir kering, tidak ada distensi abdomen, luka


jahitan laparatomy di perut ± 20 cm, terdapat
colostomy, terdapat drain laparatomy, klien hanya
makan 2-3 sendok pada tiap porsi makan yang
diberikan dengan jenis diit LPP
Palpasi : Tidak ada massa abdomen,
Auskultasi: Bising Usus (+)
6) B6 (Bone)

D. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

1) Tanggal 09-10-2009

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


GDA 96 < 140mg/dl

128
2) Tanggal 10-10-2009

Pemeriksaan hasil Nilai normal


LYM 0,5 0,6-4,1 10-58,5%L
RBC 2,53 4,20-6,30M/uL
HGB 7,8 12-18g/dL
HCT 21,6 37-51%
MCHC 36,1 31-36g/dL
RDW 15,7 11,5-14,5%
LED 110-130 0-20mm/jam
GDA 107 < 140 mg/dl
Albumin 2,2 3,6-5,2 gr/dl
Natrium 137 135-143 Meq/1
Kalium 3,0 3,5-5,5 Meq/1
Khlorida 101 93-100 Meq/1

3) Tanggal 13-10-2009

Pemeriksaan hasil Nilai normal


GDA 108 < 140 mg/dl
Albumin 1,9 3,6-5,2 gr/dl
BUN 30,6 10-25 mg/dl
Kreatinin 0,9 0,8-1,5 mg/dl
Bilirubin Direc 0,40 0,21-0,52 mgr/dl
Bilirubin total 0,98 0,36-0,96 mgr/dl
SGOT 15 L: ,37 u/1 P: ,31 u/1
SGPT 21 L: ,40 u/1 P: ,31 u/1
Natrium 144 135-143 Meq/1
Kalium 4,2 3,5-5,5 Meq/1
Khlorida 118 93-100 Meq/1
WBC 11,1 4,1-10,9 K/uL
SRAN 9,3 2,0-7,8 37-92 %G
RBC 3,92 4,20-6,30 M/uL
MGB 11,9 12-18 g/dL
HCT 33,9 37-51 %
RDW 17 11,5-14,5 %

4) Tanggal 15-10-2009

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Albumin 2,2 3,6-5,2 gr/dl

Terapi medikamentosa

1) Merotum 2x1 gr (IV)

2) Cefotaxime 3x1 gr (IV)

3) Alinamin F 3x1 ampul (drip)

4) Vitamin C 3x1 ampul (IV)

129
5) Antrain 3x1 ampul (IV)

6) Cernavit 1x1 (drip)

7) Infus

• Triofusin 500 1000 cc

• Aminol 500 cc

• RD5 500 cc

8) Diit LPP

E. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Pasien mengatakan

II. Diagnosa Keperawatan

III. Intervensi Keperawatan

PROPOSAL KEGIATAN
PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG MAWAR JINGGA B1 RSUD SIDOARJO

1.1. Pendahuluan.
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat
membantu klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien.
Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan
memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian
mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan
masalahnya. Selain itu, dalam pemberian asuhan keperawatan profesional
sebagai perawat kita harus memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif. Meskipun sudah diberikan asuhan keperawatan secara baik dan
benar terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang perlu
penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan banyak pihak.
Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian asuhan
keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen MAKP
yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde

130
keperawatan
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai
hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate
untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu
tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.

1.2. Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan
dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan
dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara
langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid
keperawatan dengan melibatkan seluruh tim keperawatan.

Karakteristik :
- Pasien dilibatkan secara langsung
- Pasien merupakan fokus kegiatan.
- PA, PP dan konselor melakukan diskusi
- Konselor memfasilitasi kreatifitas
- Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami
klien dapat diatasi.
1.3.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam
pemecahan masalah keperawatan klien
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah
keperawatan klien
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan.
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

131
1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien :
1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga
mempercepat masa penyembuhan.
2) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien
3) Memenuhi kebutuhan pasien
1.4.2 Bagi Perawat :
1) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor perawat.
2) Menjalin kerjasama tim
3) Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.4.3 Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

1.5. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Hernowo Budi Setiawan, S.Kep
Kepala Tim Pagi: Dia Metasari, S.Kep
Kepala Tim Siang :Eka Dian Safitri, S.Kep
Kepala Tim Malam : Didik Mardianto, S.Kep
Tim Gizi : Nur Ittikafiah, S.Kep
PA Pagi : Amar Akbar, S.Kep
Eka Nur, S.Kep

132
ALUR RONDE KEPERAWATAN

Tahap Pra Katim

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien:
Informed consent
Hasil pengkajian / validasi data

Apa diagnosa keperawatan ?


Apa data yang mendukung ?
Bagaimana intervensi yang
Tahap Pelaksanaan Penyajian Masalah sudah dilakukan?
di Nurse Station
Apa hambatan yang
ditemukan?

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Diskusi KATIM – KATIM,


Kamar Pasien Konselor, KARU
1.6. Pelaksanaan :
Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009
Tempat : Ruang Observasi Mawar Jingga B1

1.7. Metode : Lanjutan – Diskusi di Nurse


Station
 Diskusi
 Demonstrasi

Pasca Ronde II. Materi : Kesimpulan dan Rekomendasi


Solusi Masalah
 Pengertian ronde keperawatan
 Karakteristik
 Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

133
 Peran masing-masing perawat (terlampir)

III. Peserta :
Peserta ronde keperawatan meliputi :
 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang ditunjuk
sebagai kepala ruangan.
 Perawat primer
 Perawat assosiate
 Pembimbing pendidikan
 Pembimbing lapangan
 Kepala ruangan
 Wakil kepala ruangan
 Perawat pelaksana
 Mahasiswa praktik lainnya (D 3 dan D. IV)

IV. Alat Bantu :


 Ruang perawatan sebagai sarana diskusi
 Status klien
 Alat bantu demonstrasi

V. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan :


1. Pra ronde
- Menentukan kasus dan topik
- Menetukan tim ronde
- Membuat imformed konsent
- Membuat pre planing
- Diskusi
- Mencari sumber atau literatur
2. Ronde
- Diskusi
- Demonstrasi
3. Pasca ronde
- Evaluasi pelaksanaan ronde
- Revisi dan perbaikan

VI. Evaluasi :
 Persiapan ronde keperawatan

134
 Pelaksanaan ronde keperawatan
 Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
 tingkat kepuasan klien.
VII. Peran masing-masing tim :
1. Peran PA dan PP
- Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
- Menjelaskan masalah keperawatan utama
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
- Menjelasakan hasil yang didapat
- Menentukan tindakan selanjutnya
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

2. Peran Perawat konselor :


- Memberikan justifikasi
- Memberikan reinforcement
- Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
- Mengarahkan dan koreksi
- Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Surabaya, 4 November 2002


Kepala Ruangan Perawat primer

Ridawati Sulaeman Siswanto

135
RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN CARDIOMYOPATI
DI RUANG KARDIOLOGI KELAS II WANITA
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Topik : Askpe klien dengan Cardiomyopati.


Sasaran : Ny. S / tahun
Peserta : PP, PA, PP lain, Mahasiswa D 3 Keperawatan dan Ners, Perawat ruangan
Waktu : 60 menit

I. Tujuan
 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.

 Tujuan Khusus
1. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien
yang belum teratasi
2. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah
keperawatan klien
3. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat
mengenai masalah klien
4. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan
masalah klien
5. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan
keperawatan yang dilakukan.

II. Sasaran
Ny. “S” umur tahun, pendidikan , pekerjaan : Ibu rumah tangga

III. Materi
 Konsep dasar Cardiomyopati.
 Askep klien dengan Cardiomyopati. (terlampir).

IV. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Selasa, 5 November 2002
Tempat : Ruang Kardiologi kelas II Wanita RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
V. Metode : Diskusi

136
VI. Media
 Makalah
 Sarana diskusi
 Materi yang disampaikan secara lisan

VII. Tim Ronde


 Kepala Ruangan : Ridawati Sulaeman
 PP : Siswanto, David A Mandala
 PA : Rahayu Budi Utami, Subhan
 Notulen : R. Khoiriyatul

VIII. Proses Ronde Keperawatan


a. Pra ronde
1. Menentukan kasus dan topik
2. Menentukan tim ronde
3. Membuat inform consent
4. Mencari literatur
5. Diskusi

b. Ronde
1. Diskusi
2. Pemberian pendidikan kesehatan.

c. Pasca Ronde
1. Evaluasi pelaksanaan ronde
2. Revisi dan perbaikan

137
IX. Mekanisme Kegiatan

No Waktu Kagiatan Pemeran Pasien

1 5 menit Pembukaan : Ka. Ruangan Mendengarkan


 Memberi salam
 Menyampaikan tujuan
ronde keperawatan
2 10 Perawat Primer Pasien &
menit keluarga
Penyajian masalah : memperhatikan
 Menyampaikan masalah
yang sudah
terselesaikan
 Menentukan masalah
3 Perawat Keluarga
10 yang belum Assosiate mencoba apa
menit terselesaikan yang sudah
diajarkan
 Implimentasi yang
sudah dilaksanakan.

Mengajarkan kepada
4 keluarga pasien tentang Perawat Bertanya
penghitungan in take dan konsuler
5 20 out put cairan Mendengarkan
menit Ka. Ruangan dan menjawab
Memberitahu pasien dan salam
5 menit keluarga untuk membatasi
makanan yang
mengandung natrium

Diskusi dan tanya jawab

Penutup
 Ucapan terima kasih
 Memberi salam

X. Evaluasi
 Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan
 Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan
 Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

138
PROPOSAL KEGIATAN
PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG MAWAR JINGGA B1 RSUD SIDOARJO

1.8. Pendahuluan.
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat
membantu klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien.
Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan
memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian
mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan
masalahnya. Selain itu, dalam pemberian asuhan keperawatan profesional
sebagai perawat kita harus memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif. Meskipun sudah diberikan asuhan keperawatan secara baik dan
benar terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang perlu
penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan banyak pihak.
Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian asuhan
keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen MAKP
yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde
keperawatan
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai
hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate
untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu
tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.

1.9. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami
klien dapat diatasi.

1.3.2 Tujuan Khusus :


Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam
pemecahan masalah keperawatan klien
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah
keperawatan klien
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

139
7. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

1.10. Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien :
4) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga
mempercepat masa penyembuhan.
5) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien
6) Memenuhi kebutuhan pasien
1.4.2 Bagi Perawat :
4) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor perawat.
5) Menjalin kerjasama tim
6) Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.4.3 Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

1.11. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009
Tempat : Ruang Observasi Mawar Jingga B1

1.12. Metode
 Diskusi
 Demonstrasi

1.13. Materi
 Pengertian ronde keperawatan
 Karakteristik
 Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
 Peran masing-masing perawat (terlampir)

1.14. Peserta
1. Peserta ronde keperawatan meliputi Mahasiswa Program Studi S1
Ilmu Keperawatan yang ditunjuk sebagai :
 Kepala ruangan
 Kepala Tim pagi

140
 Kepala Tim siang
 Kepala Tim malal
 Tim Gizi (Role Play)
 Perawat Pelaksana
2. Pembimbing pendidikan
3. Pembimbing lapangan

1.15. Alat Bantu


 Ruang perawatan sebagai sarana diskusi
 Status klien
 Alat bantu demonstrasi
1.16. Evaluasi :
 Persiapan ronde keperawatan
 Pelaksanaan ronde keperawatan
 Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
1.17. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Hernowo Budi Setiawan, S.Kep
Kepala Tim Pagi: Dia Metasari, S.Kep
Kepala Tim Siang :Eka Dian Safitri, S.Kep
Kepala Tim Malam : Amar Akbar, S.Kep
Tim Gizi : Nur Ittikafiah, S.Kep
PA Pagi : Didik Mardianto, S.Kep
Deddy K, S.Kep

141
KONSEP DASAR
RONDE KEPERAWATAN

VIII. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan :


4. Pra ronde
- Menentukan kasus dan topik
- Menetukan tim ronde
- Membuat imformed konsent
- Membuat pre planing
- Diskusi
- Mencari sumber atau literatur
5. Ronde
- Diskusi
- Demonstrasi
6. Pasca ronde
- Evaluasi pelaksanaan ronde
- Revisi dan perbaikan

IX. Evaluasi :
 Persiapan ronde keperawatan
 Pelaksanaan ronde keperawatan
 Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
 tingkat kepuasan klien.
X. Peran masing-masing tim :
3. Peran PA dan PP
- Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
- Menjelaskan masalah keperawatan utama
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
- Menjelasakan hasil yang didapat
- Menentukan tindakan selanjutnya
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

4. Peran Perawat konselor :


- Memberikan justifikasi

142
- Memberikan reinforcement
- Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
- Mengarahkan dan koreksi
- Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Surabaya, 4 November 2002


Kepala Ruangan Perawat primer

Ridawati Sulaeman Siswanto

143
RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN CARDIOMYOPATI
DI RUANG KARDIOLOGI KELAS II WANITA
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Topik : Askpe klien dengan Cardiomyopati.


Sasaran : Ny. S / tahun
Peserta : PP, PA, PP lain, Mahasiswa D 3 Keperawatan dan Ners, Perawat ruangan
Waktu : 60 menit

XI. Tujuan
 Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.

 Tujuan Khusus
1. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien
yang belum teratasi
2. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah
keperawatan klien
3. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat
mengenai masalah klien
4. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan
masalah klien
5. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan
keperawatan yang dilakukan.

XII. Sasaran
Ny. “S” umur tahun, pendidikan , pekerjaan : Ibu rumah tangga

XIII. Materi
 Konsep dasar Cardiomyopati.
 Askep klien dengan Cardiomyopati. (terlampir).

XIV. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Selasa, 5 November 2002
Tempat : Ruang Kardiologi kelas II Wanita RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
XV. Metode : Diskusi

144
XVI. Media
 Makalah
 Sarana diskusi
 Materi yang disampaikan secara lisan

XVII. Tim Ronde


 Kepala Ruangan : Ridawati Sulaeman
 PP : Siswanto, David A Mandala
 PA : Rahayu Budi Utami, Subhan
 Notulen : R. Khoiriyatul

XVIII. Proses Ronde Keperawatan


a. Pra ronde
1. Menentukan kasus dan topik
2. Menentukan tim ronde
3. Membuat inform consent
4. Mencari literatur
5. Diskusi

b. Ronde
1. Diskusi
2. Pemberian pendidikan kesehatan.

c. Pasca Ronde
1. Evaluasi pelaksanaan ronde
2. Revisi dan perbaikan

145
XIX. Mekanisme Kegiatan

No Waktu Kagiatan Pemeran Pasien

1 5 menit Pembukaan : Ka. Ruangan Mendengarkan


 Memberi salam
 Menyampaikan tujuan
ronde keperawatan
2 10 Perawat Primer Pasien &
menit keluarga
Penyajian masalah : memperhatikan
 Menyampaikan masalah
yang sudah
terselesaikan
 Menentukan masalah
3 Perawat Keluarga
10 yang belum Assosiate mencoba apa
menit terselesaikan yang sudah
diajarkan
 Implimentasi yang
sudah dilaksanakan.

Mengajarkan kepada
4 keluarga pasien tentang Perawat Bertanya
penghitungan in take dan konsuler
5 20 out put cairan Mendengarkan
menit Ka. Ruangan dan menjawab
Memberitahu pasien dan salam
5 menit keluarga untuk membatasi
makanan yang
mengandung natrium

Diskusi dan tanya jawab

Penutup
 Ucapan terima kasih
 Memberi salam

XX. Evaluasi
 Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan
 Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan
 Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

146
PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG OBSERVASI MAWAR JINGGA B1
RSUD SIDOARJO

Disusun oleh :
1. AMAR AKBAR, S.Kep
(200511003)
2. ARUM TRI KUSUMA, S.Kep
(200511007)
3. CHATERINA JANES, S.Kep
(2005110011)
4. DEDDI KURNIAWAN, S.Kep
(200511012)
5. DIA METASARI, S.Kep
(2005110)
6. DIDIK MARDIYANTO, S,Kep
(2005110)
7. DWI MUJI SAYOGO
(2005110)
8. EKA DIAN SAFITRI, S.Kep.
(200511021)

147
9. EKA NUR SOEMAH, S.Kep
(200511022)
10. HERNOWO BUDI, S.Kep
(2005110)
11. NUR ITTIKAFIAH, S.Kep
(2005110)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


BINA SEHAT PPNI KAB MOJOKERTO
2009

Konsep Dasar Ronde Keperawatan

A. Definisi
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu yang harus
dilakukan oleh ketua tim dan atau konselor, kepala ruangan, perawat Asocciate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,2002).
B. Karakteritis
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan Fokus kegiatan
3. PA,KATIM, KARU dan seluruh anggota tim kesehatan lain melakukan diskusi
bersama
4. Konselor mempasilitasi kreativitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, dan KATIM dalam
meningkatkan kemampuan dalam melakukan kemampuan mengatasi masalah.
C. Kriteria klien

148
1. Penyakit kronis
2. Penyakit dengan komplikasi
3. Penyakit akut
4. Masalah keperawatan belum teratasi
D. Tujuan
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2. Meningkatkan validitas data klien.
3. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
Tahap Pra Katim
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah
klien.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
Penetapan Pasien
E. Peran
1. Katim dan perawat associate menjelaskan keadaan diagnosis medis dan data umum
penderita, menjelaskan masalah keperawatan penderita, menjelaskan intervensi yang
Persiapan Pasien:
belum dan akan dilaksanakan, menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
Informed consent
2. Katim dan konselor memberikan justifikasi dan
Hasil pengkajian reinforcement,
/ validasi data menilai kebenaran dari
suatu masalah intervensi keperwatan serta tindakan yang rasional, mengarahkan dan
koreksi, mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
Apa diagnosa keperawatan ?
Tahap Pelaksanaan Penyajian Apa data yang mendukung ?
di Nurse Station Masalah Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
Apa hambatan yang
ditemukan?

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Diskusi KATIM – KATIM,


Kamar Pasien Konselor, KARU

Lanjutan – Diskusi di Nurse


Station

149
Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi
Solusi Masalah
Gambar 3.3 : Alur ronde keperawatam

F. Langkah-Langkah Ronde Keperawatan


a. Persiapaan ronde keperawatan
1. Penetapan kasus, minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Pemberian informed concent pada penderita / keluarga.
b. Pelaksanaan
1. Penjelasan tentang penderita oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana kegiatan yang akan dan atau telah dilaksankaan
dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2. Diskusi antar anggota tim kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh katim atau kepala ruangan tentang masalah
penderita serta rencana kegiatan yang akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan.
c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan pada penderita tersebut serta menetapkan tindakan yang
perlu dilakukan

150
Persiapan Pelaksanaan Ronde Keperawatan

Penanggung jawab : Dia Metasari, S.Kep.


Didik Mardiyanto, S.Kep.
Pembimbing klinik : Puji Andayani, SKM. S.Kep,Ns.
Pembimbing akademik : Dwi Basuki, S.Kep,Ns.
Ifa Roifah, S.Kep,Ns.
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktek manajemen
keperawatan oleh mahasiswa STIKES Bina Seat PPNI
Mojokerto, ruang observasi mawar jingga B1 mampu
menerapkan prosedur ronde keperawatan secara optimal.
Waktu pelaksanaan : Kamus, 29 Okteber 2009
Pengorganisasian Peran
Kepala ruangan : Chaterina Janes, S.Kep.
Katim Pagi : Dia Metasari, S.Kep.

151
Perawat pelaksana : Didik Mardiyanto, S.Kep.
Deddy Kurniawan, S. Kep.
Katim Siang : Eka Dian Safitri, S. Kep.
Katim Malam : Nur Ittikafiah, S. Kep.

Rencana strategis :
1. Menentukan penderita yang akan dijadikan subyek ronde keperawatan
2. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
3. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
4. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan, termasuk
menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
5. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
Kriteria hasil:
1. Struktur :
- Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
- Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
- Persiapan perlengkapan ronde keperawatan (klien yang akan dirondekan,
informed concent, menghubungi konsultan, dll).
- Pembagian peran : Karu, Katim, PA.
2. Proses
- Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan, ketua tim, dan
perawat pelaksana.
- Penjelasan tentang klien oleh ketua tim dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan tetapi belum
mampu mengatasi masalah pasien
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
- Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah
klien tersebut.
3. Hasil
- Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien
- Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.
Perawat dapat :

152
- Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah klien.
- Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
- Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan,
- Meningkatkan kemampuan justifikasi.
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

Kegiatan ronde keperawatan diikuti oleh pembimbing klinik dan akademik,


konselor (perawat dan ahli gizi), ketua tim dan Perawat pelaksana. Setelah
dilakukan validasi data ke pasien, pada tahap ronde dilanjutkan dengan diskusi
antara tim untuk membahas masalah yang terjadi pada pasien. Dan dapat
disimpulkan intervensi unutuk mengatasi masalah pasien adalah dengan
meningkatkan nutrisi pasien, dan peningkatan tehnik aseptik dan septik dalam
setiap tindakan.
1. Hambatan
Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya penguasaan materi tentang kasus yang akan dilakukan ronde
keperawatan.

153
2. pasien yang di lakukan ronde keperawatan telah direncanakan pulang dari
rumah sakit.
2. Dukungan
Kegiatan ronde keperawatan memperoleh dukungan dari kepala ruangan Mawar
Jingga B1 dan disambut baik oleh Tim kesehatan lain seperti ahli gizi.

praktIk PROFESI manajemen keperawaTAN

program studi S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

di ruang OBSERVASI MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

No. : 002/KEL BI-2/STIKES PPNI/2009

154
Hal : Undangan
Lampiran :-

Kepada :.
Yth. Bapak/Ibu/Saudara..........
Di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan pelaksanaan praktik profesi Manajemen Keperawatan Mahasiswa
S1 Keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. MOJOKERTO, maka dengan ini kami
mohon kehadiran Bapak/Ibu pada :
Hari/tanggal : Kamis / 29 Oktober 2009
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Observasi Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo.
Acara : Sosialisasi Ronde Keperawatan
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

Sidoarjo, 28 Oktober 2009


Ketua Sekretaris

Amar Akbar, S.Kep Eka Dian Safitri, S.Kep


NIM : 200511003 NIM : 200511021

Mengetahui,
Kepala Ruang Mawar Jingga B
RSUD Sidoarjo

Puji Andayani, S.KM,S.Kep.Ns


NIP : 19650422 198501 2 002
DAFTAR HADIR PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009

155
NO NAMA TANDA TANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

1
0.

1
1.

1
2.

1
3.

1
4.

156
1
6.

1
7.

1
8.

1
9.

2
0.

STRATEGI PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

1. PRE KONFERENS
Job Discription
Kepala ruangan : Membuka dan fasilitator
Katim : - Menjelaskan ronde keperawatan
- Menjelaskan data.
- Intervensi yang sudah dilakukan.
- Validasi data.
Pasien : An. “R”

NURSE STATION
Kepala ruangan : Assalamu’alaikum, sebelum kita melakukan ronde keperawatan marilah
kita ucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Karena dengan
karuniaNYA kita dapat berkumpul disini. Pada pagi hari ini akan
dilakukan ronde keperawatan pada pasien An. “R” dengan diagnosa

157
medis POST LAPARATOMI DAN COLOSTOMI. Kepada katim
dipersilahkan menjelaskan kondisi pasien.
Katim Pagi : Assalamu’alaikum. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada
saya untuk menjelaskan kondisi An. “R”. Kondisi An. “R” saat ini post
op laparatomi dan colostomi, pasien mengatakan masih terasa nyeri pada
luka bekas operasi. Demikian yag dapat saya sampaikan tentang kondisi
An. “R”
Kepala ruangan : Terima kasih untuk katim pagi yang telah menyampaikan kondisi dari An.
“R”, mungkin ada yang menambahkan dari tim lain untuk validasi data.
Kalau tidak ada yang menambahkan mari kita langsung saja ke pasien.
2. KONFERENS
Kepala ruangan : Assalamu’alaikum... Bagaimana keadaan Romi pagi ini? Apakah masih
terasa nyeri pada luka bekas operasi nya?.
Sesuai dengan janji yang kita sepakati kemarin, bahwa hari ini akan
dilakukan ronde keperawatan. Tujuan ronde keperawatan ini adalah
menyelesaikan masalah kesehatan Romi yang belum terselesaikan.
Perkenalkan kepada katim pagi yaitu ada perawat Meta dengan perawat
pelaksana mas Didik dan Mas Dedy, katim siang yaitu perawat Dian,
katim malam ada perawat Nur, tim gizi mbak dewi.
Katim pagi : Bapak, Ibu.. dari tim kami akan melakukan ronde keperawatan. Ronde
keperawata itu sendiri adalah menyelesaikan masalah yang dialami oleh
pasien yang belum terselesaikan saat ini. Apa yang jadi keluhan romi saat
ini?
Px danromi keluarga : Nyeri pada luka bekas operasi (wajah menyeringai kesakitan sambil
memegang luka post op). Kenapa luka bekas opersinya tidak kering-kering
ya.. mbak?.
Katim pagi : Iya Bu, masalah tersebut merupakan masalah yang muncul pada Romi.
Luaka bekas operasi pada tidak kering- kering disebabkan terjadinya
infeksi yang ditandai dengan adanya nanah (gangguan intregitas kulit)
Pasien : Ko’ bisa.. kenapa?.
Katim pagi : Kondisi ini memang mudah terjadi pada pasien-pasien yang setelah
operasi seperti Romi ini, hal ini bisa disebabkan nutrisi atau makanan yang
masuk kurang, kurang minum, kebersihan diri dan perawatan luka,
aktivitas yang kurang. Apakah Romi mengalami hal itu?

158
Keluarga pasien : Iya mbak, apakah ada makanan khusus yang harus dimakan oleh Romi?
Atau makanan pantangannya?.
Katim pagi : Pada dasarnya tidak ada makanan pantangan untuk Romi, maka dari itu
untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dari tim gizi.
Tim gizi :Romi boleh makan semua jenis makanan yang ada, misalnya putih telur,
daging, ikan kutuk boleh makan daging itu sangat baik untuk pencernaan
karena mengandung banyak protein. Romi tadi sudah makan apa belum,
apakah makanannya tadi dimakan sampai habis? Misalnya makanan yang
Romi makan dalam satu porsi tadi tidak habis jangan langsung dibuang
sisanya karena itu bisa dimakan lagi nanti. Kondisi Romi saat ini kan
masih sakit, maka dari itu secara langsung tidak bisa menghabiskan
makanan itu seperti orang yang sehat. Makanan tadi bisa dimakan dalam 3
kali. Romi boleh makan semua makanan tetapi untuk sementara ini Romi
tidak boleh makan-makanan yang keras karena dapat menyebabkan gas
lambung dan perut menjadi kembung. Misalnya makanan yang pedas dari
cabe, jahe, merica. Untuk sementara jangan dulu. Jika ibu memasak yang
bumbunya seperti yang saya katakan tadi sedikit saja. Kalau dari sayur-
sayuran itu yang tidak boleh dimakan dulu adalah dari sayur sawi, tewel,
rebung, gubis karena makanan itu bisa menyebabkan gas lambung juga
perut jadi kembung dan sulit dicerna serta termasuk makanan yang kasar.
Jika dari buah-buahan yang tidak boleh dimakan dulu seperti buah nanas
dan durian karena sangat panas dan dapat meningkatkan gas lambung
sehinga tidak bagus dalam proses penyembuhan. Akan tetapi semua
makanan boleh dimakan agar proses dari penyembuhan luka juga bisa
cepat sembuh. Romi, boleh makan buah-buahan pepaya atau pisang dan
juga susu jika karena banyak mengandung vitamin. Jika ada ikan kutuk
boleh dimasak dengan cara dikukus lalu di ambil dari sari tetesan ikan
terebut dan diberi sedikit kunyit agar tidak terasa amis saat dimakan. Ikan
kutuk tersebut kalau bisa jangan sampai digoreng ibu. Saat Romi sudah
ada dirumah nanti pak jangan lupa makan makanan apa yang boleh di
makan dan makanan apa yang harus dihindari selama masa proses
penyembuhan luka Romi.
Katim pagi : Bagaimana bapak / ibu apakah sudah jelas dengan apa yang telah
disampaikan tim gizi kami ?

159
Keluarga pasien :Iya, saya sudah jelas mbak.
Katim pagi : Mungkin ada lagi pertanyaan lain yang belum jelas karena Romi akan
pulang, selama Romi menjalani perawatan di rumah yang banyak berperan
adalah keluarga karena perawat tidak ada di rumah. Silahkan ibu, bapak
jika ada hal yang perlu didiskusikan sebelum kita mendiskusikan tentang
perawatan luka.
Keluarga pasien : Apakah Romi boleh minum banyak mbak ?
Katim psgi : Iya, boleh ibu. Tetapi minum air putih dan susu yang banyak dulu untuk
sementara ini. Bagaimana, apakah ada yang ditanyakan lagi?
Keluarga pasien : Tidak ada mbak, sudah cukup jelas.
Katim pagi : Jika tidak ada pertanyaan, apakah ibu bisa menyebutkan kembali apa
yang telah saya sampaikan tadi, bisakah ibu mengulangi makanan apa
yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan oleh Romi selama proses
penyembuhan luka.
Keluarga pasien : Semua makanan boleh dimakan dan tidak ada pantangannya kecuali
makanan yang pedas-pedas tidak boleh dulu, yang masam-masam dan
makanan yang mengandung gas yang bisa menyebabkan perut jadi
kembung misalnya sayur rebung, kubis, tewel, sawi.
Katim pagi : selain itu juga, Tadi ada beberapa makanan yang di anjurkan, apakah ibu
bisa menyebutkannya.
Keluarga pasien : Iya, mbak tadi makanan yang dianjurkan adalah putih telur, daging, juga
ikan kutuk tetapi cara memasaknya tidak boleh digoreng dan bisa di rebus
ikannya.
Katim pagi : iya Bagus ibu, berarti ibu sudah mengerti, sementara ini tolong dihindari dulu
ya makanan yang terlalu pedas, masam dan yang mengandung gas.
Baiklah Jika tidak ada pertanyaan lagi, dari tim perawat kami akan
melakukan rawat luka pada romi yang akan dilakukan oleh perawat Didik
dan perawat Dedy, Ibu tolong diperhatikan karena yang akan melakukan
rawat lukanya Romi saat sudah pulang nanti adalah ibu atau keluarga yang
lain. Rawat luka bisa dimulai, mas Didik dan mas Dedi kami persilahkan.
Perawat pelaksana : Terimakasih, Romi........permisi ya saya akan melakukan rawat luka
sekarang. Jika dalam pelaksanaan rawat luka ada pertanyaan, Romi, bapak
dan ibu boleh langsung bertanya pada kami. Tidak perlu menunggu rawat
luka sampai selesai.

160
Katim pagi : Saya akan menjelaskan secara singkat prosedur dari rawat luka, yaitu
sebelum melakukan rawat luka perwawat harus menyiapkan peralatan
untuk rawat luka , setelah itu perawat cuci tangan dulu. Kemudian
memakai sarung tangan yang steril dan bersih, baru mulai rawat luka
begtiu pula setelah rawat luka harus cuci tangan. Silahkan mas Didik
dengan mas Dedi dilanjutkan!
Perawat pelaksana : Ibu,diperhatikan ya! Setelah semua alat siap kemudian mencuci
tangan,memakai sarung tangan dan kita mulai rawat luka diawali dengan
membuka penutup luka yang lama. Bukanya seperti ini ya bu,.. sakit
sedikit Rom, tolong ditahan ya.
Pasien : Iya, karena saya ingin cepat sembuh dan cepat pulang untuk bertemu dengan teman-
teman dan kembali bersekolah.
Perawat primer : Romi sabar ya, ibu untuk mencucinya seperti ini ibu, di usapkan searah
begini caranya bu.agar nanah yang ada didalam bisa keluar kita harus
menekan-nekan luka jahitannya, menekannya seperti ini ibu, karena jika
nanahnya tidak kita keluarkan maka lukanya tidak bisa segera sembuh dan
nanahnya juga akan bertambah banyak. Mungkin dari sini ada pertanyaan,
atau ada yang belum jelas, tidak apa-apa ditanyakan saja..
Keluarga pasien : Tidak ada mas.
Perawat pelaksana : Ibu kalau sudah ditutup kasa seperti ini, langsung diplester saja.
Plesternya agak banyak, ya sekiranya tetap merekat meski dipakai aktivitas
oleh Romi.
Katim pagi : Ibu jangan lupa untuk aktifitasnya Romi, untuk latihan gerak miring kanan-
kiri dulu, setengah duduk, kalau bisa jangan takut untuk bergerak ataupun
duduk, semua bisa dilatih secara bertahap ya bu selanjutnya Romi juga
bisa berlatih berjalan nanti.
Keluarga pasien : Iya mas, mbak, saya juga ingin Romi cepat pulih seperti sedia kala dan
sekolah kembali.
Katim malam : Iya saya do’akan agar Romi bisa cepat sembuh kembali. Bagaimana apakah
ada hal yang harus didiskusikan lagi ibu ?
Mungkin ada obat atau ada hal yang belum dimengerti oleh Romi, bapak
dan ibu saat ini
Keluarga pasien : Iya mbak, bagaimana dengan lukanya Romi sekarang. Dan perkiraan
Romi bisa pulang kapan mbak?

161
Katim : Untuk lukanya saat ini sudah mulai membaik nanahnya sudah mulai berkurang
banyak, untuk kepulangan Romi, kami harus melihat kemajuan kondisi
Romi terlebih dahulu.
Keluarga pasien : Iya mbak.........
Katim : Sekarang bagaimana perasaan Romi, apakah Romi sudah mulai merasa enak lukanya
setelah dirawat tadi.
Pasien : Iya mbak saya merasa sudah agak berkurang sakitnya
Katim : Ibu, lukanya romi sekarang sudah selesai dirawat. Mungkin ada yang perlu
didiskusikan lagi? Jika tidak ada lagi, saya ucapkan terima kasih atas kerja
sama bapak dan ibu dalam menyelesaikan masalah yang dialami Romi,
semoga cepat sembuh buat Romi. Dan jangan lupa setelah tiba dirumah
nanti kontrol di rumah sakit yang terdekat dengan rumah ibu saat kontrol
jangan lupa semua foto-fotonya dibawa
Keluarga pasien : Sementara ini tidak ada mbak,saya ucapkan terima kasih juga sudah mau
membantu permasalahan kami.
Katim : Baiklah kalau begitu saya kembalikan lagi kepada kepala ruangan, untuk
memimpin jalanya ronde keperawatan.
Karu : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu
didiskusikan kembali? Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah mengikuti ronde keperawatan pada An “R” cepat sembuh
ya Romi ya! Wassalamualaikum wr. Wb. (sambil berjabat tangan dengan
semua anggota ronde keperawatan sambil meninggalkan kamar pasien dan
akan menuju ke nurse station).
.
3. POST KONFERENS
Karu : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan ronde keperawatan pada An “R”, saya
berharap dengan adanya ronde keperawatan ini masalah yang ada pada An
“R” terselesaiakan dengan baik.
Katim : Iya bu,,,,,,dari sini kita bisa tahu kondisinya An”R”.
Ahli gizi : Makanan An”R” juga harus dengan ekstra Protein agar proses
penyembuhan luka segera membaik.
Katim : Iya,,,,,
Karu : Terima kasih atas kerjasamanya dari katim, ahli gizi, dan para semua staf-staf yang
telah bekerja dengan baik. Demikian tadi ronde keperawatan dari An”R”

162
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : ……………………………………………………………………………….
semoga apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan banyak
Umur : ……………………………………………………………………………….
keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam
Alamat : ……………………………………………………………………………….
Adalah suami/istri/orang
melaksanakantua/anak
tugasdari pasien :
masing-masing. Demikian acara Ronde keperawatan
Nama : ……………………………………………………………………………….
hari ini, saya akhiri sampai disini, Wassalamu’alaikum wr,wb.............
Umur : ……………………………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………………………….

Ruang : ……………………………………………………………………………….
No. RM : ……………………………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.

Sidoarjo, …………………2009
Perawat yang menerangkan Penanggung jawab

…………………………… ………………………………….
Saksi-saksi : Tanda tangan
1. ………………………… ………………………………….
2. ………………………… ………………………….............

163

Anda mungkin juga menyukai